Implementasi Pengumpulan dan Pengelolaan Wakaf Tunai berdasarkan Fatwa No. 2 MUI Tahun 2002 tentang Wakaf Tunai dan UU No. 41 Tahun 2004 (Studi Kasus Bank Sentral Syariah Indonesia dan Bangun Sejahtera Indonesia (BSI) Maslahat). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecukupan pelaksanaan penghimpunan dan pengelolaan wakaf uang berdasarkan Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2002 dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004. Ketiga, penerapan mekanisme penghimpunan wakaf uang di Bank Syariah Indonesia sesuai dengan ketentuan Fatwa MUI dan UU Tahun 2002. UU Nomor 41 Tahun 2004.
Latar Belakang Masalah
Sebelum UU Nomor 41 Tahun 2004, Majelis Ulama Indonesia terlebih dahulu mengeluarkan fatwa tentang wakaf uang. 8 Ahmad Furqon, “Praktik Wakaf Tunai di Bank Syariah Mandiri”, Jurnal Al-Manhaj, Volume VI No. 1 Januari 2012. Bank Syariah Indonesia merupakan salah satu lembaga perbankan syariah yang terpilih sebagai penerima wakaf tunai (LKS-PWU).
Sedangkan dalam skala nasional, nilai wakaf yang diterima lembaga keuangan syariah penerima wakaf moneter mencapai Rp. Status LKS-PWU pada Bank Syariah Indonesia menunjukkan bahwa Bank Syariah Indonesia hanya sebagai lembaga penerima wakaf tunai dan bukan sebagai lembaga pengelola. Oleh karena itu, Bank Syariah Indonesia bekerjasama dengan lembaga administrasi dalam pengelolaan wakaf uang.
Saat ini 90 persen wakaf tunai yang dikelola BSI Maslahat berasal dari nasabah Bank Syariah Indonesia. Keberadaan lembaga LKS-PWU dan Nazir menjadi alternatif pengelolaan dana wakaf moneter yang cukup representatif.
Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan “Penerapan Penghimpunan dan Pengelolaan Wakaf Tunai Berdasarkan Fatwa MUI No. 2 Tahun 2002 tentang Wakaf Tunai dan Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 (Studi Kasus Bank Sentral Syariah Indonesia dan Manfaat Bangun Sejahter Indonesia (BSI) Penerapan Wakaf Tunai di BSI Maslahat Kepatuhan Terhadap Fatwa MUI No. 2 Tahun 2002 tentang Wakaf Tunai dan Undang-undang No. Fatwa Nomor 2 Tahun 2002 tentang Wakaf Uang dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
Kesesuaian pelaksanaan pengelolaan wakaf tunai di Bangun Sejahtera Indonesia (BSI) Maslahat dengan Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2002 tentang wakaf tunai dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Apakah pelaksanaan penghimpunan wakaf tunai di Bank Syariah Indonesia sudah sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2002 tentang wakaf tunai dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf? Apakah pelaksanaan pengelolaan wakaf tunai di Bangun Sejahtera Indonesia (BSI) Maslahat telah sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2002 tentang wakaf tunai dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian ilmiah lanjutan. Mengenai kelayakan pemungutan dan pengelolaannya berdasarkan Fatwa MUI nomor 2 tahun 2002 tentang wakaf uang dan Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf, serta mengetahui beberapa hal mengenai tata cara pelaksanaan wakaf uang. Menambah pengetahuan Fatwa MUI No 2 Tahun 2002 tentang wakaf uang dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004 tentang wakaf.
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai keahlian para LKS-PWU dan klien Nazir yang diberi amanah untuk menghimpun, mengelola dan mengembangkan wakaf moneter. Kami berharap survei ini dapat memudahkan masyarakat dalam mencari informasi mengenai wakaf tunai, meningkatkan pemahaman dan rasa keinginan masyarakat untuk berdonasi tunai.
Kajian Pustaka
Sedangkan penulis akan mengkaji tentang pelaksanaan wakaf uang berdasarkan Fatwa MUI No. 2 Tahun 2002 dan Undang-undang No. 41 Tahun 2004. Sementara itu, penulis akan mengkaji tentang pelaksanaan wakaf uang berdasarkan Fatwa MUI No. No.41 Tahun 2004 3 Nama peneliti Aulya Murfi'atul Khoiriyah. Judul Analisis Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Tentang Penyelenggaraan Wakaf Tunai Pada Bank Muamalat Ponorogo.34.
Penulis mengkaji pelaksanaan wakaf uang berdasarkan Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2002 dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004. Perbedaan antara peneliti dan penulis adalah peneliti mengkaji Penerapan Interpretive Structural Modeling untuk Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia. sedangkan penulis membahas tentang Penerapan Wakaf Tunai berdasarkan Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2002 dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Bank Syariah Indonesia. 42Ammar Zaki Siregar, “Penerapan Pengelolaan Wakaf Tunai Dalam Perspektif Hukum Islam dan Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf (Studi Kasus Halalmart MUI SUMUT).
Peneliti hanya membahas wakaf uang saja sedangkan penulis membahas wakaf uang kaitannya dengan pelaksanaan wakaf uang. Peneliti membahas tentang wakaf uang berdasarkan perspektif hukum Islam, sedangkan penulis membahas tentang pelaksanaan wakaf uang berdasarkan Fatwana MUI Tahun 2002 dan Undang-undang nomor 41 tahun 2004.
Metode Penelitian
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden dan sumber dari Bank Syariah Indonesia, BSI Maslahat dan Komisi Fatwa MUI pusat. Responden dan narasumber dalam penelitian ini adalah Staf Maslahat BSI, Manajer Pengelolaan Wakaf Tunai, Trainer Bank BSI, Dept Head dan tim ISE Bank Umum Syariah Indonesia serta Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Penulis mengamati langsung operasional Bank Syariah Indonesia yang lembaganya ditetapkan sebagai LKS-PWU dan lembaga Maslahat Bangun Sejahtera Indonesia (BSI).
Wawancara merupakan salah satu alat pengumpulan data yang menggali pertanyaan dengan menggunakan pedoman wawancara, maka dalam hal ini penulis mewawancarai responden seperti staf BSI Maslahat di bagian pengelolaan wakaf uang, Trainer Bank BSI, Staf Bank Sentral Syariah Indonesia di bagian pengelola wakaf tunai, Pelatih Bank BSI, Staf Bank Sentral Syariah Indonesia di bagian pengelola. Departemen ISE dan Tim Dana Wakaf serta Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Penulis mengumpulkan data melalui dokumen, antara lain dokumen data tertulis atau wawancara mengenai pengelolaan wakaf tunai di Bangun Sejahtera Indonesia (BSI) Maslahat, dan Bank Syariah Indonesia terkait penghimpunan dana wakaf tunai di Bank Sentral Syariah Indonesia. Maksud dari penyuntingan adalah penulis memeriksa kembali data dari segi kelengkapan data, kejelasan makna data, relevansi data, antara data yang ada dengan relevansi penelitian 50 Kemudian penulis mengambil data umum mengenai profil dan produk wakaf pada Bank Sentral Syariah Indonesia selaku LKS -PWU, dan BSI Maslahat sebagai salah satu pimpinan Bank Sentral Syariah Indonesia, mengenai mekanisme penanganan wakaf uang yang telah dikumpulkan dan diterima .
Yang dimaksud dengan pengorganisasian adalah penulis menata kembali data-data yang dikumpulkan untuk penelitian, dalam bentuk kerangka penyajian yang direncanakan dengan rumusan masalah yang sistematis.51 Dalam hal ini, penulis mengorganisasikan data-data yang berkaitan dengan analisis pelaksanaan pengumpulan dan pengelolaan wakaf uang berdasarkan tentang Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2002 dan Peraturan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 pada Bank Sentral Syariah Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data terkait pelaksanaan penghimpunan wakaf tunai di Bank Sentral Syariah Indonesia dan pengelolaan wakaf tunai di Bangun Sejahtera Indonesia (BSI) Maslahat.
Sistematika Penulisan
Arti dari reduksi data adalah merangkum, menyeleksi permasalahan pokok dan memprioritaskan atau memusatkan perhatian pada permasalahan yang penting, mencari tema dan polanya. Bab ini berisi berbagai pembahasan mengenai pengertian wakaf uang, landasan hukum wakaf uang, rukun dan syarat-syarat wakaf uang, prinsip-prinsip wakaf uang, tujuan wakaf uang, hikmah wakaf uang, pengelolaan wakaf uang. sistem, konsep pengembangan wakaf uang, hal-hal yang dilarang dalam wakaf uang, sejarah MUI, Komisi Fatwa MUI dan tugasnya, latar belakang fatwa, ketentuan terkait wakaf uang, pengertian hukum, sejarah hukum, latar belakang mengenai undang-undang dan ketentuan hukum tentang pengelolaan wakaf uang. Bab ini terdiri dari beberapa pembahasan mengenai gambaran umum profil dan sejarah bank syariah Indonesia, profil dan sejarah BSI Maslahat, produk wakaf uang di BSI Maslahat dan mekanisme pengelolaan wakaf uang di BSI Maslahat.
Kesimpulan
Dari seluruh penjelasan yang telah penulis sampaikan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan mengenai pelaksanaan penghimpunan wakaf tunai di Bank Sentral Syariah Indonesia dan pengelolaan wakaf tunai di Bangun Sejahtera Indonesia (BSI) Maslahat. Mekanisme pengumpulan wakaf tunai dari Bank Sentral Syaraiah Indonesia dilakukan dengan dua cara: pertama, wakaf dilakukan secara langsung yaitu nasabah yang menyetor wakaf tunai dengan mendatangi kantor cabang Bank Syariah Indonesia. Dipersiapkan bagi nasabah yang ingin melakukan wakaf tunai tanpa harus mengunjungi kantor cabang Bank Syariah Indonesia.
Mekanisme pengelolaan wakaf tunai BSI Maslahat dilakukan dengan dua cara: Pertama, BSI Maslahat melalui instrumen keuangan syariah melakukan investasi aset wakaf melalui produk di lembaga keuangan syariah seperti deposito, sukuk. Penerapan mekanisme pengumpulan wakaf tunai di Bank Syariah Indonesia telah sesuai dengan ketentuan Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2002 dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004. Bank Syariah Indonesia memiliki unit khusus untuk melayani nasabah yang ingin melakukan wakaf tunai, mempersiapkan obligasi hipotek wakaf tunai dan menerbitkan sertifikat memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004.
Penerapan mekanisme pengelolaan wakaf moneter di BSI Maslahat telah sesuai dengan ketentuan Fatwa MUI No.2 Tahun 2002 dan UU No. 41 Tahun 2004. BSI Maslahat sebenarnya dapat mengelola wakaf moneter secara produktif dan tetap memperhatikan nilai inti wakaf moneter dan prinsip syariah.
Saran
Fanani, Muhyar, Wakaf tidak perlu kaya. Dinamika Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia, Semarang: Walisongo Press, 2010. Murfi'atul, Khoiriyah Aulya, Analisis UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf Tunai tentang Penyelenggaraan Wakaf Tunai. Retno Sari, Dwi, Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Pengelolaan Wakaf Tunai (Studi pada Dompet Dhuafa), http://repository.radenintan.ac.id/20968/, Diakses pada Kamis 15 Desember 2022 pukul 13.00 WIB.
Zaki Siregar Ammar, Penerapan Pengelolaan Wakaf Tunai Perspektif Hukum Islam dan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf (Studi Kasus Halalmart MUI SUMUT), http://repository.uinsu.ac.id/13197/, diakses Jumat, 16 Desember 2022 pukul 19.30 WIB. Ahyani, Hisyam dan Munir, “Perspektif Hukum Ekonomi Syariah pada Wakaf Uang di Era Revolusi Industri 4.0”, Jurnal Lan. Muhammad, “Peran Badan Wakaf Indonesia (BWI) Dalam Mengembangkan Pilihan Wakaf Tunai di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Syariah, Vol 2 2017.
Furqan, Ahmad, “Praktik Wakaf Tunai di Bank Syariah Mandiri”, Al-Manahij: Jurnal Vol 6.No 1 IAIN Purwokerto. Huda, Nurul, “Sistem Pengelolaan dan Wakaf Gotik, (Rapat Koordinasi Nasional BWI Indonesia, 2021),” https://www.badanwakafindonesia.com/, diakses Selasa, 02 Mei 2023 pukul 10:39 WIB. Samsuduha, St dan Nawir, Yush, “Konsep Penerapan Wakaf Tunai di Indonesia”, Jurnal Al-Tafaqquh: Jurnal Hukum Islam Vol 3.
File Pengelolaan Wakaf Uang disediakan oleh BSI Maslahat pada hari Rabu 07 Juni 2023 pukul 16:30 WIB.