i
IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN KECAMATAN BANGGAI UTARA KABUPATEN BANGGAI LAUT
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian Dalam Penyusunan Skripsi Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh :
MUSKIRA SU’UDIN 45 18 021 004
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2023
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah atas segala nikmat yang melimpah dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan tepat waktu skripsi yang berjudul: “Implementasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Banggai Utara Kebupaten Banggai Laut”.
Penulis menyadari bahwasanya tulisan ini masih jauh dari kata sempurna.
Selama penyusunan skripsi ini segala keterbatasan yang ada dimana dalam penyusunan skripsi ini begitu banyak rintangan dan hambatan, namun berkat banyaknya bimbingan dan sumbangsi pikiran, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan tepat waktu.
Kritik dan saran tentunya yang bersifat membangun juga atas dukungan dari berbagai pihak baik secara moral, spiritual dan materil. Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua, (Ahmadi Sulaeman dan Radia Kalani) dan keluarga tercinta dan sangat luar biasa dengan tulus iklas memberikandoa, cinta dan kasih sayang yang tulus, support baik berupa support moral maupun materil demi keberhasilan anaknya. Penulis begitu menyadari betapa berharganya dukungan, baik berupa moral maupun materil, karena tanpa keduanya akan sangat sulit menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, melalui tulisan ini, penulis mengukapkan banyak sekali terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan mendukung penulisan antara lain, kepada:
1. Prof.Dr.Ir. Batara Surya, S.T.,M.Si selaku rektor Universitas Bosowa Makassar.
vi
2. Dr.Andi Burcahanuddin,S.Sos.,M.Si selaku dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bosowa.
3. Drs. Natsir Tompo, M.Si selaku ketua prodi Ilmu Administrasi Negara fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bosowa.
4. Dr. Dra, Juharni M.Si, selaku pembimbing 1 dan Drs. Natsir Tompo, M.Si selaku pembimbing 2 yang selalu bijaksana memberikan bimbingan, nasehat, serta waktunya selama proses pembimbingan skripsi.
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah membantu penulisan selama penyusunan skripsi ini.
6. Teman-teman angkatan 18 ADM yang kece selaku keluarga kecilku yang selalu bersedia membantu dalam segara hambatan selama proses perkulihan.
7. Untuk sahabatku tersayang Meilinda, A. Laode dan Vebrianti A Tobuali terimaksii banyak karan sudah membantu dan menemani saya melakukan penelitian hasil skipsi ini
8. Untuk teman-teman tersayangku yang baik hati selalu membantu, menjawab setiap pertayaanku, dan pastinya selalu mendukung dan menyemangati ku selama masa perkulihan dan skripsi ini Dina Hanifa, Ummu Hani Rusmin, Adinda Dwi Febrianty, Tantry Muhammad, Celin Vidianica Manting Vinky Livari Paputungan, Ananda Bella Dwiningsih, dan Tiara Aprely.
9. Rumah sekaligus tempat belajarku berbagai hal, BEM Fisip Universitas Bosowa Makassar dan HIMAN (Himpunan Mahasiswa Administrasi
vii
Negara) banyak pengalaman yang saya dapatkan saat berada didalam organisasi, dari kakak senior, teman-teman sefakultas serta adik-adik junior.
10. Saudara-saudari ku ARASH18 yang menemani masa perkulihan dan skripsi ini.
11. Untuk suamiku kim taehyung, yang selalu menjani penghibur dikala sters mengerjakan skipsi terimakasi banyak sudah jadi penyemangat.
12. Untuk BTS, NCT, RED VELVET yang selalu menjadi penghibur dan penyemangat dalam mengerjakan skripsi ini.
Serta kepada berbagai pihak yang tak dapat disebutkan namanya satupersatu, penulis mengucapkan banyak terimakasih atas doa, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauhdari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktir dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya, sekian dan terimakasih
Makassar 02 maret 2023
Muskira su’udin
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PENERIMAAN ... iii
SURAT PLAGIAT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batas Dan Rumusan Masalah... 6
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAWAN PUSTAKA ... 8
A. Pengertian Kebijakan ... 8
B. Pendekatan Imlementasi Kebijakan ... 9
C. Pengertian Implementasi Kebijakan ... 10
D. Unsue-Unsur Imlementasi ... 11
E. Model-Model Imlementasi ... 13
F. Pengertian Miskin Dan Kemiskinan ... 17
G. Pengertian Mekanisme Secara Umum ... 21
H. Mekanisme Dan Prosedur Program Keluarga Harapan ... 22
I. Pengertian Program Keluarga Harapan ... 30
J. Program Keluarga Harapan Di Dasari Dengan Dasar Hukum ... 33
K. Tujuan Program Keluarga Harapan ... 34
L. Hak Dan Kewajiban Peserta Program Keluarga Harapan ... 34
M. Penelitian Terdahulu ... 37
ix
N. Kerangak Konsep ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
A. Deskripsi Fokus Penelitian ... 39
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 42
C. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ... 42
D. Teknik Pengumpulan Data ... 43
E. Jenis Data Dan Sumber Data... 44
F. Informan Penelitian ... 46
G. Teknik Analisis Data ... 46
H. Tekni Validasi Data ... 48
I. Jadwal Penelitian ... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 50
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 50
B. Hasil Pengamatan ... 53
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82
A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA... 88
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategori penerima PKH ... 36
Tabel 2 Penelitian terdahulu... 37
Tabel 3 Nama-nama informan ... 46
Tabel 4 Jumlah penduduk ... 52
Tabel 5 Jumlah persebaran penduduk ... 52
Tabel 6 Instansi ... 52
Tabel 7 Data profil jumlah KPM ... 54
Tabel 8 Kategori penerima bantuan sosial PKH ... 55
Tabel 9 Skenario bantuan program keluarga harapan (PKH) ... 71
Tabel 10 Kelompok penerima ... 72
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangaka Konsep ... 38 Gambar 2 Peta wilaya kecamtan banggai utara ... 50 Gambar 3 Proses mekanisme PKH ... 57
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Matriks pengembangan instrument ... 91
Lampiran 2 Pedoman Wawancara ... 93
Lampiran 3 Pedoman observasi ... 94
Lampiran 4 Informan penelitian ... 95
Lampiran 5 Foto Lokasi Penelitian ... 96
Lampiran 6 Dokumentasi Bersama informan ... 97
Lampiran 7 Surat izin penelitian dari universitas Bosowa ... 103
Lampiran 8 Surat izun penelitian di wilaya kecamatan banggai utara ... 104
Lampiran 9 Surat keterangan selesai penelitian ... 105
xiii ABSTRAK
Muskira su’udin. 4518021004: “Implementasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut”. Di bawah bimbinga|n (Dr.Dra Juharni, M.Si. selaku Pembimbing 1 da|n Dr. Natsir Tompo, M.Si., S.Psi.
selaku pembimbing 2).
Penelitia|n ini bertujua|n untuk mengetahui bagaimana pelaksan dan juga proses mekanisme dari Program Keluarga Harapan yang ada di Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut. Penelitia|n ini menggunaka|n metode penelitia|n kualitatif denga|n pendekata|n deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksana program keluarga harapan di kecamatan banggai utara kabupaten banggai laut belum berhasil secara umum dari empat (4) indicator hanya komunikasi, disposis , stuktur birokrasi yang berjalan dengan efektif dan efesien sedangakan SDM belum sepenuhnya terpenuhi. Dan untuk proses mekanisme yang masih memakai beberapa aturan- aturan yang belum dirubah masih berpatoakn di peraturan PKH yang dulu. saran proses pemutakhiran data harus di tingkatkan lagi. Program kelurga harapan pada RTSM/KSM agar tidak ada lagi ketergantunagn terhadapa bantuan-bantuan lainnyadan dapat mengunakan bantuan dengan semestinya dan mampu memanfaatkan bantuan yang diberiakan pemerinta dalam jangaka panjang.
kata kunci : Implementasi Program Keluarga Harapan Kecamatan Banggai Utara.
xiv ABSTRACT
Muskira su'udin. 4518021004: "Implementation of the Family Hope Program in North Banggai District, Banggai Laut Regency". Under the guidance of Dr. Dra Juharni, M.Sc. as Advisor 1 and Dr. Natsir Tompo, M.Sc., S.Psi. as Supervisor 2).
This research aims to find out how the implementation and also the mechanism process of the Family Hope Program in North Banggai District, Banggai Laut Regency.
This research uses qualitative research methods with a descriptive approach. The results of this study indicate that the implementation of the Family Hope program in North Banggai Subdistrict, Banggai Laut Regency has not been successful in general from the four (4) indicators only communication, disposition, bureaucratic structure that run effectively and efficiently while human resources have not been fully fulfilled. And for the mechanism process that still uses several rules that have not been changed, they are still based on the previous PKH regulations. suggestions for updating the data process should be improved again. The family program hopes that RTSM/KSM will no longer be dependent on other assistance and can use assistance properly and be able to take advantage of the assistance provided by the government in the long term.
Keywords: Implementation of the Family Hope Program in North Banggai District.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang di sebagian banyak negara berkembang lainya salah satu permasalahan yang terdapat pada setiap negara berkembangan itu adalah di bidang sosial ekonomi khususnya masalah kemiskinan. Kemiskinan telah menjadi masalah global sejak zaman kemerdekaan bangsa Indonesia dan masalah ini masih tetap menjadi masalah utama bagi bangsa Indonesia saat ini.
Hal ini ditandai dengan adanya berbagai kekurangan dan ketidakmampuan masyarakat miskin dalam menghadapi perkembangan zaman diera globalisasi ini. Dengan adanya kemiskinan dapat mempengaruhi banyak hal dari tujuan dan cita-cita nasional maupun internasional yaitu terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Kemiskinan adalah keadaan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kurangnya alat untuk memenuhi kebutuhan dasar, atau kesulitan dalam mendapatkan pendidikan dan pekerjaan, kemiskinan juga masalah global.
Beberapa memahami istilah ini secara subjektif dan komparatif, yang lain melihatnya dari sudut pandang etis dan evaluatif, yang lain memahaminya dari sudut pandang ilmiah yang mapan, dan seterusnya.
Kemiskinan juga dapat menghambat perkembangan suatu Negara sehingga kemiskinan merupakan masalah penting yang perlu diperhitungkan oleh
2
pemerintah. Hal ini ditandai dengan banyaknya program bantuan untuk masyarakat yang menangani masalah kemiskinan di negara ini yang pada akhirnya diarahkan pada bentuk peningkatan kesejahteraan dan pengurangan penduduk miskin.
Salah satu perlindungan sosial terhadap masyarakat miskin itu (PKH).
PKH atau Program keluarga harapan adalah program bantuan sosial untuk keluarga miskin, program ini dilaksanakan oleh kementerian sosial untuk membantu mengatasi kemiskinan, tujuan utama program keluarga harapan (PKH) untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama di bidang pendidikan dan kesehatan pada kelompok keluarga miskin.
Pemerintah telah meluncurkan program pengentasan kemiskinan Salah satu program yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia yaitu Program Keluarga Harapan (PKH), keluarga harapan adalah program Kementerian Sosial dengan cakupan nasional sebagai upaya menangani kemiskinan di Indonesia program ini sudah berjalan sejak tahun 2007.
Pemerintah Indonesia ingin mengatasi kemiskinan secepat mungkin dengan program PKH, bantuan tunai bersyarat untuk keluarga miskin.
(Kementerian Sosial, PKH) komponen PKH terdiri dari pendidikan dan kesehatan bagi keluarga.
Program Keluarga Harapan (PKH) ini adalah program bantuan tunai untuk keluarga yang sangat miskin (RTSM) dan persyaratan Kondisi yang telah pemerintah tetapkan, dengan program uang tunai bersyarat Konversi (CCT) atau perangkat lunak aplikasi Kritik bersyarat.
3
Program Keluarga Harapan merupakan program yang dibuat oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia yang berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan, Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Undang-Undang nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.Dengan adanya program keluarga harapan (PKH) keluarga miskin dengan kriteria yang telah ditentukan akan mendapatkan bantuan dana di periode tertentu. PKH adalah bantuan yang membantu keluarga miskin memiliki akses dana memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan, dan pendamping.
PKH adalah langkah yang diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan untuk menurunkan jumlah penduduk miskin. Menurut data yang dilakukan badan pusat statistik (BPS) bulan September 2021 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 26,50 juta orang namun di tahun ini tingkat kemiskinan diprediksikan oleh lembaga riset Institute For Demographic And Poverty Studies (IDEAS) telah memproyeksikan tingkat kemiskinan di Indonesia.
Pada 2022 berpotensi melonjak menjadi 10,81% dengan kata lain, diperkirakan pada 2022 mendatang jumlah penduduk miskin di Indonesia dapat mencapai 29,3 juta jiwa.
Tujuan program keluarga harapan adalah untuk mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta
4
mengubah perilaku yang kurang mendukung peningkatan kesejahteraan dari kelompok paling miskin Sasaran program keluarga harapan merupakan keluarga miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir miskin yang memiliki komponen kesehatan dengan kriteria ibu hamil/menyusui, anak berusia nol sampai dengan enam tahun.
Komponen pendidikan dengan kriteria anak SD/MI atau sederajat, anak SMP/MTs atau sederajat, anak SMA /MA atau sederajat, dan anak usia enam sampai 21 tahun yang belum menyelesaikan wajib belajar 12 tahun. Sejak tahun 2016 terdapat penambahan komponen kesejahteraan sosial dengan kriteria lanjut usia diutamakan mulai dari 70 (tujuh puluh) tahun, dan penyandang disabilitas diutamakan penyandang disabilitas berat. (Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2017).
Program Keluarga Harapan (PKH) berfokus pada dua komponen yang terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, yaitu di bidang kesehatan dan pendidikan. Kesehatan adalah kunci untuk melakukan aktivitas dengan baik karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Jika kesehatan terjamin, pendidikan individu akan baik, dan pendidikan yang layak dan berkualitas dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
PKH Bidang Pendidikan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan. Jika kedua aspek tersebut diwujudkan, maka kualitas sumber daya manusia akan meningkat sehingga masyarakat dapat mandiri dan mampu mengangkat dirinya dari lingkaran kemiskinan.
Kabupaten Banggai Laut merupakan kabupaten yang memiliki 7 kecamatan, 3 kelurahan dengan jumlah 63.127 jiwa serta 87 jiwa/km serta
5
penduduk dengan kepadatan 97 jiwa/km, terdapat sebanyak 14,60 jiwa rumah tangga miskian (RTMS) tinggal di 7 kecamatan dan 3 kelurahan tersebut.
Khususnya di Kecamatan Banggai Utara yang memiliki 7 desa di dalamnya mempunyai RTSM yang membutuhkan bantuan program keluarga harapan.
Diindikasikan bahwa permasalahan pelaksanaan PKH di Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya sosialisasi oleh dinas pelaksana program Keluarga Harapan (PKH), lambatnya penyaluran dana PKH antar peserta, dana yang diberikan oleh penyelenggara PKH tidak mencukupi untuk biaya sekolah anak, terdapat kesalahan penggunaan RSTM untuk hal-hal yang tidak dianjurkan dalam program PKH.
Selain itu juga ada permasalahan yang sangat umum yaitu pendataan RSTM tidak tepat sasaran sebagai penerima PKH dalam akses pendidikan dan kesehatan, serta kualitas peserta PKH tidak meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil dan ibu nifas, lima tahun (balita) dan anak-anak prasekolah anggota RSTM.
Ini diakibatkan oleh Kurang adanya pengawasan langsung atau monitoring langsung terhadap peserta penerima program keluarga harapan, sehingga tidak mengetahui mengapa peserta belum memahami dengan baik apa yang menjadi fungsi dan tujuan dalam Pelaksana Keluarga Harapan.
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang bagaimana Program Keluraga Harapan Yang Ada Di Kecamatan Banggai Utara Kecamatan Banggai Laut.
6
B. Batasan Masalah Dan Rumusan Masalah
Mengingat identifikasi masalah yang diuraikan di atas, dan agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlalu luas dan tidak menimbulkan multitafsir, maka penelitian ini dibatasi
Berdasarkan uraian singkat tentang latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH) yang ada di Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut.
2. Bagaimana proses mekanisme Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut
C. Tujuan masalah
Berdasarkan uraian singkat dari rumusan masalah maka tujuan dari masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksana PKH Program Keluarga Harapan di Kecamatan Banggai Utara, Kabupaten Banggai Laut.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses mekanisme PKH Program Keluarga Harapan di Kecamatan Banggai Utara, Kabupaten Banggai laut.
D. Manfaat penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat atau Berkontribusi kepada pihak lain yang ingin melakukan penelitian ulangi dengan metode
7
penelitian dan penyedia informasi yang berbeda Pencarian lebih baik dari sebelumnya
2. Manfaat secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam praktek Masukan kepada pemangku kepentingan yang berkepentingan Mengurangi kemiskinan, terutama melalui program keluarga Harapan (PKH)
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kebijakan Publik
Kebijakan memiliki dua aspek m enurut (Thoha dalam Prisca Lucya 2020) a. Kebijakan merupakan praktika sosial, kebijakan bukan event yang tunggal atau terisolir. Dengan demikian, kebijakan merupakan sesuatu yang dihasilkan pemerintah yang dirumuskan berdasarkan dari segala kejadian yang terjadi di masyarakat. Kejadian tersebut ini tumbuh dalam praktika kehidupan kemasyarakatan, dan bukan merupakan peristiwa yang berdiri sendiri, terisolasi, dan asing bagi masyarakat.
b. Kebijakan adalah suatu respon atas peristiwa yang terjadi, baik untuk menciptakan harmoni dari pihak-pihak yang berkonflik, maupun menciptakan insentif atas tindakan bersama bagi para pihak yang mendapatkan perlakuan yang tidak rasional atas usaha bersama tersebut.
Dengan demikian, kebijakan dapat dinyatakan sebagai usaha untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, sekaligus sebagai upaya pemecahan masalah dengan menggunakan sarana-sarana tertentu, dan dalam tahapan waktu tertentu.
Kebijakan umumnya bersifat mendasar, karena kebijakan hanya menggariskan pedoman umum sebagai landasan bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. bisa berasal dari seorang pelaku atau sekelompok pelaku yang memuat serangkaian program/ aktivitas/ tindakan dengan tujuan tertentu.
Kebijakan ini diikuti dan dilaksanakan oleh para pelaku (stakeholders) dalam rangka memecahkan suatu permasalahan tertentu.
9
Heglo dalam Prisca Lucya (2020) mendefinisikan kebijakan sebagai a course of action intended to accomplish some end, atau sebagai suatu tindakan yang bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Eyestone dalam Prisca Lucya (2020) mengemukakan bahwa kebijakan adalah the relationship of government unit to its environment (hubungan pemerintah dengan unit-unit dalam lingkungan pemerintahan). Hubungan antar unit-unit dalam lembaga pemerintahan adalah sebagai bentuk dari kebijakan yang bersumber secara top-down. Setiap atasan mempunyai kebijakan yang harus dilaksanakan oleh bawahan baik secara kelembagaan maupun personal. Kebijakan itu berbentuk korelasi antar unsur dan lembaga.
B. Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik
Pendekatan implementasi kebijakan publik merupakan pendekatan ilmiah.
Oleh karena itu, dalam pendekatan implementasi kebijakan perlu memperhatikan ciri-ciri yang ditunjukkan dalam pendekatan ilmiah sebagaimana dikemukakan oleh Abidin dalam Aneta (2022), bahwa dalam pendekatan ilmiah terdapat beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Pengumpulan data dan analisis bersifat objektif atau tidak bias. Dalam pendekatan ilmiah, analisis dilakukan setelah memperoleh data secara objektif.
Dengan demikian, diharapkan dapat diperoleh informasi tentang kepastian dalam pelaksanaan suatu kebijakan yang siap diimplementasikan.
2. Pengumpulan data secara terarah. Untuk kepentingan implementasi kebijakan dibutuhkan data yang akurat dan terarah agar setiap produk kebijakan dapat diimplementasikan sesuai dengan substansi dari produk kebijakan tersebut.
10
3. Penggunaan ukuran atau kriteria yang relevan.
4. Rumusan kebijakan yang jelas.
C. Pengertian Implementasi Kebijakan
Salah satu tahap penting dalam siklus kebijakan publik adalah implementasi kebijakan, implementasi sering dianggap hanya merupakan pelaksana dari apa yang telah diputuskan oleh legislatif atau para pengambil keputusan, seolah-olah tahapan ini karena mempengaruhi akan tetapi dalam kenyataannya, tahap implementasi menjadi begitu lebih penting karena suatu kebijakan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.
Dengan kata lain implementasi dapat mencapai tujuan kebijakan itu sendiri. Pengertian implementasi menurut Van Meter dan Van Horn dalam adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.
Menurut Abdul Wahab (2021) dalam mengatakan bahwa implementasi kebijakan adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan keputusan badan peradilan lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasi masalah yang diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan/ sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstruktur/mengatur proses implementasinya.
11
Definisi lain juga diutarakan oleh Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier dalam Prisca Lucya (2020) yang menjelaskan makna implementasi dengan mengatakan bahwa hakikat implementasi kebijakan adalah memahami apa yang seharusnya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan.
Proses implementasi normalnya berjalan melalui sejumlah tahapan mulai dari pasasi peraturan perundang-undangan, diikuti dengan keputusan-keputusan tentang output-output kebijakan dari instansi pelaksana, kepatuhan kelompok sasaran terhadap keputusan-keputusan tersebut, dampak aktual yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan, dampak yang dipahami oleh instansi pelaksana, dan akhirnya revisi awal dari peraturan perundang-undangan tersebut.
Menurut Thomas R Dye dalam Prisca Lucya 2020) mendefinisikan kebijakan publik sebagai “whatever government choose to do or not to do”
(apapun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan).
Definisi ini menekankan bahwa kebijakan publik adalah mengenai perwujudan
“tindakan” dan bukan merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat publik semata. disamping itu pilihan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu juga merupakan
D. Unsur-unsur Implementasi
Unsur-unsur implementasi kebijakan publik menurut Tachjan dalam Prisca Lucya (2020) adalah :
1. Pelaksana
Unsur pelaksana adalah implementor kebijakan, yaitu pelaksana kebijakan merupakan pihak-pihak yang menjalankan kebijakan yang terdiri dari
12
penentuan tujuan dan sasaran organisasional, analisis serta perumusan kebijakan dan strategi organisasi, pengambilan keputusan, perencanaan, penyusunan program, pengorganisasian, penggerakan manusia, pelaksanaan operasional, pengawasan serta penilaian. Pihak yang terlibat penuh dalam implementasi kebijakan publik adalah birokrasi. Unit-unit birokrasi menempati posisi dominan dalam implementasi kebijakan yang berbeda dengan tahap formulasi dan penetapan kebijakan publik dimana birokrasi mempunyai peranan besar namun tidak dominan
2. Program yang dilaksanakan
Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti penting tanpa tindakan tindakan riil yang dilakukan dengan program, kegiatan atau proyek. Maksudnya, program merupakan rencana yang bersifat komprehensif yang sudah menggambarkan sumber daya yang akan digunakan dan terpadu dalam satu kesatuan. Program tersebut menggambarkan sasaran, kebijakan, prosedur, metode, standar, dan budget. Program harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sasaran yang dikehendaki,
2. Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu 3. Besarnya biaya yang diperlukan beserta sumbernya,
4. Jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan, dan Tenaga kerja yang dibutuhkan baik ditinjau dari segi jumlahnya maupun dilihat dari sudut kualifikasi serta keahlian dan keterampilan yang diperlukan. Selanjutnya ,(Prisca Lucya (2020) menjelaskan bahwa isi program harus menggambarkan;
“kepentingan yang
13
dipengaruhi (interest affected), jenis manfaat (type of benefit), derajat perubahan yang diinginkan (extent of change envisioned), status pembuat keputusan (site of decision making), pelaksana program (program implementers) serta sumber daya yang tersedia (resources committed)”.
Program dalam konteks implementasi kebijakan publik terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1. Merancang bangun (design) program beserta rincian tugas dan perumusan tujuan yang jelas, penentuan ukuran prestasi yang jelas serta biaya dan waktu.Melaksanakan (application) program dengan mendayagunakan struktur struktur dan personalia, dana serta sumber-sumber lainnya, prosedur dan metode yang tepat.
2. Membangun sistem penjadwalan, monitoring, dan sarana-sarana pengawasan yang tepat guna serta evaluasi (hasil) pelaksanaan kebijakan.
3. Target Group atau Kelompok Sasaran Target Group atau Kelompok Sasaran dapat didefinisikan yaitu sekelompok orang atau organisasi dalam masyarakat yang akan menerima barang atau jasa yang akan dipengaruhi perilakunya oleh kebijakan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan kelompok sasaran dalam konteks implementasi kebijakan bahwa karakteristik yang dimiliki oleh kelompok sasaran, seperti: besaran kelompok, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman, usia, serta kondisi sosial-ekonomi mempengaruhi terhadap efektivitas implementasi.
E. Model model implementasi
Model implementasi yang dipakai ada dalam sejarah perkembangan studi implementasi kebijakan dijelaskan tentang adanya dua pendekatan guna
14
memahami implementasi kebijakan, yaitu: Pendekatan top down dan bottom up.
Pendekatan top down misalnya dapat disebut sebagai pendekatan yang mendominasi awal perkembangan studi implementasi kebijakan, walaupun dikemudian hari terdapat perbedaan perbedaan sehingga menelurkan pendekatan bottom up, namun pada dasarnya dua pendekatan ini bertitik-tolak pada asumsi- asumsi yang sama dalam mengembangkan kerangka analisis tentang studi implementasi. Inti dari kedua pendekatan ini adalah sejauh mana tindakan para pelaksana (administrator dan birokrat) sesuai dengan prosedur serta tujuan yang telah digariskan oleh para pembuat kebijakan. Memahami lebih jauh proses implementasi kebijakan publik berarti pula mencermati model-model implementasi kebijakan publik.
Berikut beberapa model-model implementasi kebijakan dari berbagai ahli yang dikutip dalam Wahab, (1991), yakni:
a. Menurut Brian W. Hogwoodndan Gunn, (2022) Model yang dikembangkan oleh Brian W. Hogwood dan lewis A. Gunn . Model mereka ini kerapkali oleh para ahli disebut sebagai “The top down approach”. Menurut Hogwood dan Gunn, untuk dapat mengimplementasikan kebijakan secara sempurna maka diperlukan beberapa persyaratan tertentu. Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:
1. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh BadanInstansi pelaksana tidak akan menimbulkan gangguan atau kendala yang serius.
2. Untuk pelaksana program tersedia waktu dan sumber-sumber yang cukup memadai.
15
3. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar tersedia.
4. kebijakan yang akan diimplementasikan didasari oleh suatu hubungan kausalitas yang handal.
5. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai penghubungnya.
6. Hubungan saling ketergantungan harus kecil.
7. Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan.
8. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat.
9. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna.
10. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan mendapatkan kepatuhan yang sempurna.
b. Menurut Edward III Model(2022) Implementasi Edward III Di model ini terdapat 4 faktor yang berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan. Empat faktor itu adalah Communication, resources, dispositions dan beureucratic structure.
1. Faktor komunikasi (communication) Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi komunikator kepada komunikan.
Komunikasi kebijakan berarti merupakan proses penyampaian informasi kebijakan dari pembuat kebijakan (policy maker) kepada pelaksana kebijakan (policy implementers).
2. Sumber daya (Resources) Sumber daya yang disebutkan meliputi sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya peralatan (gedung, peralatan, tanah, dan suku cadang lain) yang diperlukan di dalam melaksanakan kebijakan.
16
3. Disposisi (Disposition) Disposisi merupakan kemauan, keinginan dan kecenderungan para pelaku kebijakan untuk melaksanakan kebijakan tadi secara sungguh-sungguh sehingga apa yang menjadi tujuan kebijakan dapat diwujudkan.
4. Struktur Birokrasi (bureaucratic structure) Struktur birokrasi ini mencangkup aspek-aspek seperti struktur organisasi, pembagian kewenangan, hubungan antara unit-unit organisasi yang bersangkutan dan hubungan antara organisasi dengan organisasi luar dan sebagainya.
(Joko Widodo, 2007:96) Pada dasarnya banyak para ahli mengemukakan pendapat mereka tentang model-model implementasi kebijakan. Seperti Edward III yang mengemukakan 4 faktor yaitu Komunikasi, sumberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi adalah keempat faktor yang berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan.
Dimana masing-masing faktor memiliki peranan yang sama-sama penting, sehingga keempat faktor tersebut harus terpenuhi demi keberhasilan implementasi kebijakan. Semua model yang dikemukakan oleh para ahli terdahulu memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, oleh sebab itu suatu evaluasi implementasi kebijakan juga kepatuhan terhadap aturan-aturan perlu diperhatikan demi keberhasilan implementasi kebijakan. Pada dasarnya banyak para ahli mengemukakan pendapat mereka tentang model-model implementasi kebijakan.
Seperti Edward III yang mengemukakan 4 faktor yaitu Komunikasi, sumberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi adalah keempat faktor yang
17
berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan. Dimana masing-masing faktor memiliki peranan yang sama-sama penting, sehingga keempat faktor tersebut harus terpenuhi demi keberhasilan implementasi kebijakan. Semua model yang dikemukakan oleh para ahli terdahulu memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, oleh sebab itu suatu evaluasi implementasi kebijakan juga kepatuhan terhadap aturan-aturan perlu diperhatikan demi keberhasilan implementasi kebijakan. Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2017 Tentang Program Keluarga Harapan.
F. Pengertian miskin dan kemiskinan
Menurut Soerjono Soekanto, ahli sosiologi hukum, kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Sementara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), mengartikan kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang dengan kekuatan yang dimilikinya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akibat kemampuan yang dimiliki ataupun terdesak keadaan.
Penyebab Kemiskinan Kemiskinan tidak hanya disebabkan satu hal saja.
Mengutip Edi Suharto dalam Buku Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kemiskinan bersifat multidimensional yang disebabkan oleh banyak faktor yang saling berkaitan. Faktor penyebab kemiskinan antara lain:
18 1. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia 2. Motivasi yang rendah
3. Pandangan dalam hubungan kekeluargaan
4. Terbatasnya pilihan lapangan kerja yang memadai 5. tidak kreatif
Jenis Kemiskinan Faktor penyebab yang ada mengakibatkan berbagai jenis kemiskinan. Secara umum, terdapat 6 jenis kemiskinan. Simak penjelasan berikut.
1. Kemiskinan subjektif Kemiskinan subjektif merupakan persepsi individu bahwa ia tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Individu dengan persepsi seperti ini sebenarnya berkecukupan, hanya saja ia merasa tidak puas dengan pendapatannya.
2. Kemiskinan mutlak Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan di mana pendapatan individu atau keluarga berada di bawah persyaratan kelayakan atau di bawah garis kemiskinan. Pendapatan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan.
3. Kemiskinan relatif Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan yang diakibatkan oleh dampak kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan tersebut menyebabkan ketimpangan pendapatan, misalnya banyaknya pengangguran karena kurangnya pekerjaan.
4. Kemiskinan alamiah Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kurangnya sumber daya alam. Hal ini menyebabkan turunnya produktivitas masyarakat.
19
5. Kemiskinan kultural Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang dihasilkan dari kebiasaan dan sikap orang-orang dengan budaya santai yang tidak ingin meningkatkan taraf hidup mereka seperti masyarakat modern.
6. Kemiskinan struktural Kemiskinan ini muncul karena struktur sosial tidak mampu menghubungkan masyarakat dengan sumber daya yang tersedia.
Setelah memahami pengertian, penyebab, dan jenis kemiskinan, siswa diharapkan dapat berpikir kritis terkait masalah sosial ini.
Definisi miskin di Indonesia memiliki beberapa versi, tergantung dari instansi yang menjadi rujukan. BKKBN misalnya, mendefinisikan keluarga miskin adalah kelompok Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I. BKKBN menggunakan pendekatan sosial dan ekonomi dalam mendefinisikan miskin, dengan ciri-ciri keluarga sebagai berikut:
1. Tidak dapat menjalankan ibadah menurut agamanya.
2. Seluruh anggota keluarga tidak mampu makan dua kali sehari.
3. Seluruh anggota keluarga tidak memiliki pakaian berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah, dan bepergian.
4. Bagian terluas dari rumahnya berlantai tanah.
5. Tidak mampu membawa anggota keluarga ke sarana kesehatan.
Dalam program JPSBK dinas kesehatan menggunakan kreteria BKKBN dan beberapa kriteria tambahan lain sebagai definisi miskin. Kriteria miskin yang di gunakakan dalam program JPSBK adalah tingkat akses ke pelayanan kesehatan pemerintah, ada anggota keluarga yang putus sekolah atau tidak, Frekuensi makan-makanan pokok per hari kurang dari dua kali dan kepala keluarga
20
mengalami keputusan hubungan kerja(PHK) atau tidak. Penentuan keluarga miskin ditetapkan oleh tim desa yang terdiri dari unsur kesehatan (bidan desa, TPG Puskesmas), PKK, LKMD, PLKB, tokoh agama dan pemuka masyarakat lainnya.
Perbandingan jumlah anggota tim desa antara unsur pemerintah dan masyarakat harus 1:1. Karena adanya ciri spesifik daerah, maka kreterisa miskin antardesa bisa beragam. Demikian pula antarkecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi (Litbang Depkes RI, 2000).
Pemerintahan Desa dalam menjalankan Roda Pemerintahan dalam hal ini adalah menentukan Masyarakat Miskin harus selalu berpedoman dengan 14 Kriteria Masyarakat Miskin Menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Masyarakat bisa dikatakan miskin jika dalam Rumah Tangga tersebut setidaknya memenuhi 9 kriteria dari Badan Pusat Statistik sebagai berikut :
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/
air hujan.
21
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah
8. Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam dalam satu kali seminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun 10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan 13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/
tamat SD.
14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal Rp.
500.000,- seperti sepeda motor kredit/ non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
G. Pengertian Mekanisme Secara Umum
Pengertian Mekanisme| Istilah mekanisme berasal dari bahasa Yunani
“mechane“. Arti Mechane adalah alat instrument, mesin pengangkat beban, perangkat, dan peralatan untuk membuat sesuatu. Selain Mechane, mekanisme juga dari kata “mechos” berarti sarana dan cara menjalankan sesuatu. Pengertian mekanisme diartikan banyak pengertian kedalam 4 pengertian. Pertama, mekanisme adalah pandangan interaksi bagian lainnya dalam suatu keseluruhan atau sistem secara tanpa sengaja menghasilkan kegiatan atau fungsi sesuai dengan
22
tujuan. Kedua, mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dijelaskan prinsip untuk mesin-mesin tanpa bantuan inteligensi suatu sebab atau prinsip kerja.
Ketiga, mekanisme adalah teori terhadap seluruh gejala alam bersifat fisik yang dijelaskan dengan perubahaan material atau materi bergerak. Keempat, mekanisme adalah upaya memberikan penjelasan mekanis yakni bergerak setempat dari bagian secara instrinsik yang tidak dapat berubah bagi struktur internal benda alam dan juga bagi seluruh alam. Berikut Pengertian Mekanisme Menurut Moenir (2001) Pengertian Mekanisme adalah rangkaian kerja alat yang digunakan untuk tujuan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan proses kerja, tujuannya demi hasil yang maksimal dan juga mengurangi kegagalan.
H. Mekanisme dan Prosedur Program Keluarga Harapan
Mekanisme pelaksanaan PKH berlandaskan aturan hukum pelaksanaan PKH yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Dan diatur dalam Undang-undang Dasar NO. 11 Tahun 2009 Tentang kesejahtraan sosial. Hakikat strategi dalam mekanisme PKH ini adalah proses merubah pola pikir masyarakat agar generasi penerus bangsa ini bisa sehat dan cerdas, dengan generasi yang cerdas dan sehat maka kemiskinan itu bisa teratasi dengan sendirinya. Dalam mekanisme pelaksanaan implementasi
Program Keluarga Harapan (PKH) memberikan bantuan kepada RTSM untuk mengurangi beban mereka lewat bantuan tunai langsung. yang mempunyai sasaran jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendeknya adalah membantu
23
pengeluran RTSM dengan bantuan uang tunai, dan jangka panjangnya adalah dengan mempersiapkan generasi muda yang sehat dan cerdas.
Penetapan lokasi dan pemilihan peserta Mekanisme dan prosedur program keluarga harapan
Proses pemeratan awal
Proposal
Prosese persiapan dan validiasi awal Percetakan dan pengiriman promulir
Penyusuna jadwal pertemuan awal
Pertemuan awal dan validiasi Proses persiapan dan validiasi awal
Pembentukan kelompok peserta pkh
Vrifikasi komitmen
Prosese persiapan dan validiasi awal penanguhan dan pembatalan
Komponen Pendidikan Komponen Kesehatan
24 1. Proses Penetapan Sasaran
Targeting PKH didasarkan atas basis data terpadu untuk data perlindungan sosial dari TNP2K yang bersumber dari hasil pendataan program perlind ungan sosial oleh BPS. Proses penetapan sasaran menghasilkan data calon peserta PKH sesuai dengan persyaratan PKH dan jumlah calon peserta PKH perdaerah (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kelurahan/Desa).
1) Penetapan Lokasi dan Pemilihan Calon Peserta PKH
Penetapan Kabupaten/Kota dan Kecamatan terutama didasarkanatas komitmen pemerintah daerah dalam bentuk
2) Pengajuan proposal dari Pemda Kabupaten /Kota ke UPPKH pusatdengan melampirkan surat rekomendasi Provinsi.
3) Ketersediaan fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan yang memadai untuk mendukung program PKH
4) Penyediaan fasilitas sekretariat UPPKH Kabupaten/Kota
5) Penyediaan fasilitas sekretariat untuk pendamping PKH di Kecamatan.
6) Penyediaan dana penyertaan PKH melalui APBD I dan II minimal sebesar 5%, dihitung dari total bantuan peserta PKH baik Provinsi maupun ditingkat Kabupaten/Kota
Faktor lain yang menjadi pertimbangan UPPKH pusat berdasarkan data base yangdisediakan oleh TNP2K, maka UPPKH pusat melakukan pemilihan RTSM/KSM yang bisa menjadi peserta PKH sesuai dengan kriteria. RTSM/KSM yang dipilih sebagai calon peserta PKH adalah RTSM/KSM yang mempunyai salah satu atau lebih kriteria berikut:
25 1. Ibu hamil/ibu nifas/anak balita
2. Anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan dasar (anak prasekolah)
3. Anak SD/MI/Paket A/SDLB (usia 7-12 tahun) 4. Anak SLTP/MTS/Paket B/SMLB (usia 12-15 tahun)
5. Anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar 6. Anak penyandang disabilitas berusia 0-18 tahun yang dimaksud adalah
anak yang belum mendapatkan JS Paca Hasil proses seleksi ini adalah daftar nama RTSM/KSM calon.
Peserta PKH yang dilengkapi dengan alamatnya. Daftar nama disini adalah perempuan dewasa (ibu, nenek, dan bibi) yang mengurus RTSM/KSM yang akan menerima bantuan PKH dan nama anggota RTSM/KSM yang berhak menerima bantuan PKH.
Dalam pelaksanaan PKH, kementrian sosial telah melakukan sinergitas dengan program lain seperti jamkesmas dan jampersal dari kementrian kesehatan serta beasiswa pendidikan bagi keluarga miskin dari kementrian pendidikan dan kebudayaan. Selain itu pelaksanaan PKH telah bersinergi dengan kelompok usaha bersama (KUBE), ASKESOS, usaha ekonomi produktif (UEP), BSM, beras miskin (raskin) dan program pengurangan pekerja anak yang dilaksanakan kemenakertrans.
7) Proposal
Menindaklanjuti penetapan lokasi PKH dimasing-masing daerah maka daerah perlu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
26
1) Pembentukantim kordinasi PKH di kabupaten/kota. pembentukan tim harus
berkoordinasi dengan tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah (TKPKD)
2) Penyediaan kantor sekretariat dan fasilitas pendukung (termasuk sistem komputer untuk mendukung MIS PKH) di UPPKH kabupaten/kota.
3) Penyediaan kantor sekretariat UPPKH dikecamatan.
4) Melakukan sosialisasi meliputi :
 Sosialisasi kepada tim koordinasi Kabupaten /Kota
 Sosialisasi kepada aparat pemerintah dilevel kecamatan dan kelurahan
 Sosialisasikepadamasyarakat 2. Proses Persiapan dan Validasi Awal
Setelah proses penetapan sasaran (targeting) selesai, UPPKH pusat melakukan validasi calon peserta PKH. Tahapan proses validasi meliputi
1) Pencetakan dan Pengiriman Formulir Validasi UPPKH pusat melakukan pencetakan dan pengiriman data RTSM/KSM calon peserta PKH ke UPPKH kabupaten/kota untuk keperluan validasi. Data ini mencakup seluruh anggota RTSM/KSM yang berhak menerima bantuan programPKH diKabupaten/Kota yang menjadi wilayah PKH.
2) Penyususnan Jadwal Pertemuan Awal (PA) setelah UPPKH Kabupaten/Kota penerima data RTSM/KSM calon peserta PKH dan formulis validasi serta formulir undangan PA.Operator UPPKH Kabupaten/Kota dan pendamping berkoordinasi untuk melakukan persiapan PA.
27
3) Pertemuan Awal dan Validasi Sebelum melaksanakan PA, pendamping mengisi blanko atau mengambil formulir validasi dari UPPKH jika dicetak menggunakan komputer.Untuk pelaksanaan PA, pendamping harus berkoordinasi dengan aparat kecamatan dan kelurahan/desa setempat.
4) Tujuan pertemuan awal adalah :
 Menginformasikan tujuan dan ketentuan PKH
 Melakukan validasi dan pemutakhiran data RTSM/KSM
 Menjelaskan komitmen yang harus dilakukan oleh peserta PKH untuk dapat menerima bantuan
 Menjelaskan sanksi dan implikasi apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen yang ditetapkan dalam program
 Menjelaskan mekanisme dan prosedur keluhan dan pengaduan atas pelaksanaan PKH
 Meminta RTSM/KSM untuk menandatangani surat pernyatann yang tertera didalam surat undangan pertemuan awal sebagai tanda kesediaan mengikuti komitmen yang ditetapkan dalam program
 Memfasilitasi pembentukan kelompok ibu peserta PKH, termasuk penunjukan ketua kelompok
 Menjelaskan hak dan kewajiban ibu peserta PKH
 Menerima pengaduan
 Menjelaskan tentang jadwal penyaluran bantuan PKH
 Penjelasan jadwal kunjungan ke fasilitas kesehatan (oleh petugas kesehatan)
28
 Penjelasan tentang pendaftaran sekolah Apabila terdapat RTSM/KSM terpilih yang tidak hadir, maka pendamping desa berkewajiban menemui RTSM/KSM tersebut setelah pertemuan awal dan melakukan proses sebagaimana diatas.
 Penetapan Peserta dan Pencetakan Kartu Peserta PKH
Setelah PA selesai dilakukan, pendamping melakukan entry data menggunakan aplikasi sim PKHstand alone melalui komputernya masing- masing, selanjutnya data hasil entry didownload dan diserahkan ke operator UPPKH kabupaten/kota untuk diupload ke SIM PKH nasional. Dan kemudian UPPKH pusat mengolah data hasil validasi dan menentukan daftar tetap peserta PKH.seluruh data peserta PKH yang telah ditetapkan akan menjadi data dasar utama UPPKH dan merupakan daftar resmi peserta PKH.
Master database tersebut dikirim UPPKHpusat ke mitra kerja /vendor untuk selanjutnya dicetak kartu peserta PKH. Kartu ini sebagai bukti kepesertaan dalam PKH dan nama-nama yang tercantum dalam kartu tersebut adalah nama ibu/wanita yang mengurus anak. Kartu peserta PKH dikrimkan ke UPPKH kabupaten/kota untuk selanjutnya didistribusikan oleh pendamping desa kepada peserta PKH.
3. Pembentukan Kelompok Peserta PKH
Setelah penyaluran bantuan pertama dilakukan, UPPKH kecamatan memfasilitasi pertemuan kelompok peserta PKH. Setiap 15-25 RTSM/KSM disarankan memiliki ketua kelompok yang berfungsi sebagai contact person bagi
29
UPPKH kabupaten/kota dan kecamatan untuk setiap kegiatan, seperti kegiatan sosialisasi, pelatihan, penyuluhan, penyelesaian masalah, sesi pemberdayaan keluarga (P2K2-FDS), dan sebagainya. Ketua kelompok terpilih tidak diperkenankan memungut bayaran apapun dari peserta PKH, karena ditunjuk secara sukarela. Tetapi dapat mengikuti kegiatan seperti mengikuti sosialisasi , pelatihan, penyuluhan, dan sebagainya yang dilaksanakan oleh program.
4. Verifikasi Komitmen
Verifikasi komitmen peserta PKH pada prinsipnya dilakukan terhadap pendaftaran dan kehadiran anak baik di sekolah untuk komponen pendidikan maupun puskesmas dan jaringannya untuk komponen kesehatan. kesehatan pada awal program dan jadwal kunjungan pemeriksaan berikutnya dengan membawa kartu peserta PKH.Verifikasi dilakukan oleh petugas kesehatan kepada semua peserta PKH untuk memantau kehadiran/pemeriksaan pada layanan kesehatan.
5. Penangguhan dan Pembatalan
Dalam pemberian dana bantuan Program Keluarga Harapan dapat dilakukan penangguhan dan pembatalan yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Bantuan tidak dibayarkan bila peserta PKH tidak memenuhi komitmen yang telah ditentukan untuk 1 kali siklus penyaluran bantuan (3 bulan berturut- turut), namun masih tercatat sebagai peserta PKH.
b. Kepesertaan PKH akan dikeluarkan bila peserta PKH tidak memenuhi komitmen verifikasi yang telah ditentukan untuk 2 kali siklus penyaluran bantuan (6 bulan berturut-turut).
30
c. Dalam 3 kali siklus penyaluran bantuan berturut-turut (9 bulan) peserta PKH tidak mengambil bantuan, maka dikeluarkan dari kepesertaan PKH.
d. RTSM/KSM terbukti tidak memenuhi kriteria sebagai peserta PKH, maka dikeluarkan dari kepesertaan PKH.
e. Peserta PKH yang telah dikeluarkan kepesertaannya, tidak dapat diajukan kembali sebagai peserta PKH.
f. Penangguhan program bagi pemerintah kabupaten/kota dapat terjadi apabila pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan tidak melaksanakan komitmennya yaitu :
1) Terdapat pengaduan terkait pelayanan kesehatan dan pendidikan, seperti ketidak tersediaan guru, tenaga kesehatan, dan vaksin, hingga melebihi 20% dari total jumlah peserta PKH di kabupaten/kota tersebut dalam waktu 4 bulan berturut-turut.
2) Dalam 3 bulan, belum ada penyelesaiaan terhadap indikasi permasalahan penyediaan pelayanan kesehatan dan pendidikan.
3) Kabupaten/kota menyatakan keluar dari program.
I. Pengertian Program Keluarga Harapan
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah melaksanakan PKH.
Program Perlindungan Sosial yang juga dikenal di dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfer (CCT) ini terbukti cukup berhasil dalam
31
menanggulangi kemiskinan yang dihadapi di negara-negara tersebut, terutama masalah kemiskinan kronis. Sebagai sebuah program bantuan sosial bersyarat, PKH membuka akses keluarga miskin terutama ibu hamil dan anak untuk memanfaatkan berbagai fasilitas layanan kesehatan (faskes) dan fasilitas layanan pendidikan (fasdik) yang tersedia di sekitar mereka.
Manfaat PKH juga mulai didorong untuk mencakup penyandang disabilitas dan lanjut usia dengan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya sesuai dengan amanat konstitusi dan Nawacita Presiden RI. Melalui PKH, KM didorong untuk memiliki akses dan memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan, dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai program perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementer secara berkelanjutan. PKH diarahkan untuk menjadi centre of excellence penanggulangan kemiskinan yang mensinergikan berbagai program perlindungan dan pemberdayaan sosial nasional.
Lima komponen tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang akan terbantu oleh PKH yaitu:
1) Pengurangan penduduk miskin dan kelaparan, pendidikan dasar, 2) kesetaraan gender,
3) pengurangan angka kematian bayi dan balita, 4) serta pengurangan angka kematian ibu melahirkan.
Sasaran PKH merupakan keluarga miskin dan rentan yang terdaftar dalam Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin yang memiliki komponen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial. KPM PKH harus terdaftar dan hadir pada
32
fasilitas kesehatan dan pendidikan terdekat. Kewajiban KPM PKH pada bidang kesehatan meliputi pemeriksaan kandungan bagi ibu hamil, pemberian asupan gizi dan imunisasi serta timbang badan anak balita dan anak prasekolah. Sedangkan kewajiban pada bidang pendidikan adalah mendaftarkan dan memastikan kehadiran anggota keluarga PKH ke satuan pendidikan sesuai jenjang sekolah dasar dan menengah. Sejak tahun 2016 terdapat penambahan komponen kesejahteraan sosial yaitu penyandang disabilitas dan lanjut usia. Pengertian kesejahteraan pada dasarnya relatif berbeda menurut pendapat masing-masing orang. Seseorang mengatakan orang lain hidupnya sejahtera, namun orang lain bisa mengatakan sebaliknya, yaitu hidup orang tersebut tidak sejahtera. Oleh karena itu, sulit sekali untuk menentukan kesejahteraan tiap orang karena adanya ukuran yang berbeda. Kata “kesejahteraan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus, 1991) berasal dari kata “sejahtera” yang berarti aman, sentosa, dan makmur, sedangkan pengertian dari “kesejahteraan” itu sendiri adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup, dan kemakmuran. Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial Pasal 2 ayat 1 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1974, menyatakan bahwa:
“Kesejahteraan Sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila”.
33
J. Program keluarga harapan didasarkan dengan hukum pelaksanaan PKH diantaranya yaitu:
1. Undang-undang dasar republik Indonesia 1945.
2. Undang-undang nomor 140 tahun 2014 tentang jaminan sosial.
3. Undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial
4. Undang-undang nomor 03. Tahun 2010 tentang program pembangunan yang adil.
5. Undang-undang nomor 15. Tahun menyatakan tentang percepatan pengentasan kemiskinan.
6. Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2017 Tentang Program Keluarga Harapan.
7. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Program Keluarga Harapan
8. Pasal 17 yang menjelaskan tentang supervisor pekerjaan sosial sebagaimana dimaksud dalam bertugas melakukan pemantauan, supervisi, evaluasi, pembuatan laporan, penyediaan informasi, dan penanganan Pengaduan terkait pelaksanaan pertemuan
9. peningkatan kemampuan keluarga dan manajemen kasus.
10. Pasal 31 ayat (2) menjelaskan tentang bertanggung jawab dalam penyediaan informasi dan sosialisasi PKH di kelurahan/desa.
11. Pasal 10 ayat (1) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada direkrut, diseleksi, dan ditetapkan oleh direktur yang menangani pelaksanaan PKH.
34
K. Tujuan Program Keluarga Harapan (PKH)
Menurut dari peraturan mentri sosial Republic Indonesia nomor 1 tahun 2018, pasal 2 Program Keluarga Harapan (PKH) bertujuan:
1. Untuk meningkatkan taraf hidup keluarga penerima manfaat melalui akses layanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
2. Mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan rentan.
3. Menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian keluarga penerima manfaat dalam mengakses layanan kesehatan dan pendidikan serta kesejahteraan sosial. Dan
4. Mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antar kelompok pendapatan.
5. Mengenalkan manfaat produk dan jasa keuangan formal kepada Keluarga Penerima Manfaat.
L. Hak dan Kewajiban peserta/KPM Program Keluarga Harapan (PKH) 1. Hak Peserta PKH Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2018 tentang Program Keluarga Harapan pasal 6, KPM PKH berhak mendapatkan :
a. Menerima bantuan sosial.
b. Pendampingan sosial.
c. Pelayanan di fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial.
Dan Program bantuan komplementer di bidang pangan, kesehatan, pendidikan, subsidi energi, ekonomi, perumahan, aset kepemilikan tanah dan bangunan, dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.
35
2. Kewajiban Peserta PKH` berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 tentang Program Keluarga Harapan pasal 7, Kewajiban peserta PKH terdiri atas empat hal sebagai berikut:
a. Anggota keluarga memeriksakan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan protokol kesehatan bagi ibu hamil/menyusui dan anak berusia 0 (nol) sampai dengan 6 (enam) tahun.
b. Anggota keluarga mengikuti kegiatan belajar dengan tingkat kehadiran paling sedikit 85% (delapan puluh lima persen) dari hari belajar efektif bagi anak usia sekolah wajib belajar 12 (dua belas) tahun. Dan
c. Anggota keluarga mengikuti kegiatan di bidang kesejahteraan sosial sesuai kebutuhan bagi keluarga yang memiliki komponen lanjut usia mulai dari 60 (enam puluh) tahun dan/atau penyandang disabilitas berat.
d. KPM hadir dalam pertemuan kelompok atau Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) setiap bulan.Apabila Keluarga Penerima Manfaat tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud Diatas akan dikenakan sanksi berupa penangguhan atau penghentian Bantuan Sosial PKH sesuai Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 tentang Program Keluarga Harapan pasal. Pada PJP Tahun 2010 - 2014 terjadi peningkatan target beneficiaries dan alokasi budget PKH, melampaui baseline target perencanaan.
 Pelaksanaan PKH tahun 2016 sebanyak 5.981.528 keluarga dengan anggaran sebesar Rp. 7,6 Triliun
 Jumlah penerima PKH tahun 2017 sebanyak 6.228.810 keluarga dengan anggaran sebesar Rp. 11,3 Triliun
36
 Jumlah penerima PKH tahun 2018 sebanyak 10.000.232 KPM dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 17,5 Triliun
 Jumlah penerima PKH tahun 2019 sebanyak 9.841.270 KPM dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 32,7 Triliun
 Jumlah penerima PKH tahun 2020 sebanyak 10.000.000 KPM dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 36,9 Triliun
KPM PKH harus terdaftar dan hadir pada fasilitas kesehatan dan pendidikan terdekat. Kewajiban KPM PKH di bidang kesehatan meliputi pemeriksaan kandungan bagi ibu hamil, pemberian asupan gizi dan imunisasi serta timbang badan anak balita dan anak prasekolah. Sedangkan kewajiban di bidang pendidikan adalah mendaftarkan dan memastikan kehadiran anggota keluarga PKH ke satuan pendidikan sesuai jenjang sekolah dasar dan menengah. Dan untuk komponen kesejahteraan sosial yaitu penyandang disabilitas dan lanjut usia mulai 70 tahun.
Indeks dan faktor penimbang Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan Tahun 2021 (Rp)/Tahun
Tabel 2.1 Kategori Penerima PKH
Kategori Penerima PKH Nominal Dana
Kategori Ibu Hamil/Nifas Rp. 3.000.000,- Kategori Anak Usia Dini 0 s.d. 6 Tahun Rp. 3.000.000,- Kategori Pendidikan Anak SD/Sederajat Rp. 900.000,- Kategori Pendidikan Anak SMP/Sederajat Rp. 1.500.000,- Kategori Pendidikan Anak SMA/Sederajat Rp. 2.000.000,- Kategori Penyandang Disabilitas berat Rp. 2.400.000,-
Kategori Lanjut Usia Rp. 2.400.000,-
(Sumber dari kemensos)
37 M. Penelitian Terdahulu
Dalam Tinjauan pusataka memuat penelitian yang di lakukan oleh peniliti sebelumnya guna mencari kesamaan atau perbedaan dalam peneliti yang di lakukan. Maka adanya penilitian tersebut dapat mendasari pemikiran penulis dalam menysusun.
Table 2.2 Penelitian Terdahulu
No Nama dan Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Penelitian Rizki Rigeras A ldzuhri
“Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga harapan (PKH) dalam Upaya pengentasan Kemiskinan di Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal”.
Metode penelitian yang di pakai dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif
Hasil dari penelitian tersebut diketahui bahwa Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya pengentasan
kemiskinan Pelaksanaan Di Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal pada kategori efektif dengan total skor 4806 yang didapatkan dari perhitungan rumus rentang skala.
2. Prisca Lucya
“Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Watunohu Kabupaten Kolaka Utara”.
Jenis metode penlitian yang di pakai itu kualitatif
Hasil dari penelitian tersebut diketahui bahwa implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Watunohu Kabup aten Kolaka Utara belum sepenuhnya efektif yang dibuktikan pada beberapa indikator.
38 N. Kerangka Konsep
Implementasi
Progran Keluarga Harpan (PKH)
Pelaksan PKH:
 Komunikasi
 Sumber daya
 Disposisi
 Stuktur birokrasi (teori dari Edwar III)
Proses Mekanisme Pkh :
 Prosese penetapan awal dan pemilihan peserta pkh
 Proses persiapan dan validiasi awal
 Vrivikasi komitmen
 Proses pemutakhiran
penanguhan dan pembatalan (pedoman pelaksanaan program keluarga harapan) tahun 2021direktorat jaminan sosial keluarga diktorat jendral perlindungan dan jaminan sosial kementrian sosial RI )
EFEKTIF DAN EFISIEN