IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK PENDETEKSIAN KERUSAKAN NOTEBOOK ASUS A43SD MENGGUNAKAN
METODE FORWARD CHAINING SOFYAN ABDULLAH FAHMY
NIM : 17130010
Program Studi Teknik Informatika Universitas BSI Bandung
Bandung 2017
ABSTRAK
Sofyan Abdullah Fahmy (17130010), Implementasi Sistem Pakar Untuk
Pendeteksian Kerusakan Notebook ASUS A43SD Menggunakan Metode Forward Chaining.
Notebook dewasa ini bukan lagi merupakan kebutuhan sekunder, dimana setiap tugas maupun pekerjaan yang ditangani hampir seluruhnya menggunakan sistem komputerisasi. Kebutuhan akan informasi dalam memecahkan masalah dan sulitnya bagi pengguna (User) bertemu langsung dengan seorang ahli atau pakar menjadi faktor utama dalam pembuatan layanan konsultasi dan perbaikan Notebook ini, serta belum optimalnya pengetahuan tentang kerusakan Notebook menjadi faktor penting dalam pembuatan layanan konsultasi dan perbaikan Notebook. Sistem informasi berupa sistem pakar yang dibangun menggunakan metode Forward Chaining ini merupakan solusi terbaik untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada, dimana kerusakan yang ditimbulkan dapat dideteksi melalui sistem pakar. Data yang digunakan berupa ilmu pengetahuan dan fakta dari gejala-gejala yang timbul pada Notebook agar dapat didiagnosa berdasarkan pengetahuan yang didapat dari seorang pakar.
Diharapkan dengan sistem ini dapat membantu para pengguna Notebook, teknisi, dan para penyedia jasa konsultasi dan perbaikan Notebook untuk dapat mendiagnosa kerusakan yang terjadi bisa dilaksanakan dengan lebih cepat, sehingga mempersingkat waktu untuk proses perbaikannya.
Kata Kunci : Sistem Pakar, Kerusakan Notebook, Forward Chaining.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Notebook dewasa ini bukan lagi merupakan kebutuhan sekunder, dimana setiap tugas maupun pekerjaan yang ditangani hampir seluruhnya menggunakan sistem komputerisasi. Mulai dari menulis artikel atau mengerjakan tugas menggunakan Software yang berkaitan dengan jurusan atau kebutuhan masing- masing. Saat ini banyak mahasiswa atau para karyawan lebih banyak mengunakan Notebook di bandingkan PC (Personal Computer), selain harga antara Notebook
dan PC yang tidak terlalu jauh harganya, Notebook lebih mudah dibawa kemana- mana apalagi dengan adanya teknologi Wireless penggunaan Notebook semakin meningkat. Hal ini dapat terlihat dari jumlah penjualan dan penggunaan Notebook di Indonesia yang merujuk data International Data Corp (IDC) dengan total penjualan Notebook di Indonesia semester I 2010 mencapai 2,18 juta unit (Wahono, 2010).
Salah satu merk Notebook yang populer saat ini adalah ASUS yang merupakan merek yang terbesar dan terbaik di dunia. Salah satu produk yang diluncurkan oleh ASUS adalah Notebook
ASUS A43SD. Di Indonesia jumlah pengguna dari model ASUS A43SSD ini berada dikisaran 100.000 unit, hal ini dikarenakan harga yang terjangkau dan memiliki spesifikasi yang cukup tinggi, sehingga Notebook ASUS A43SD banyak diminati oleh banyak konsumen.
Berdasarkan fakta tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadi banyaknya kebutuhan jasa layanan konsultasi dan perbaikan Notebook di Indonesia.
Belum optimalnya pengetahuan tentang kerusakan Notebook menjadi faktor penting dalam pembuatan layanan konsultasi dan perbaikan Notebook. Sistem informasi berupa sistem pakar yang dibangun menggunakan metode Forward Chaining ini merupakan solusi terbaik untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada, dimana kerusakan yang ditimbulkan dapat dideteksi melalui sistem pakar. Data yang digunakan berupa ilmu pengetahuan dan fakta dari gejala-gejala yang timbul pada Notebook agar dapat didiagnosa berdasarkan pengetahuan yang didapat dari seorang pakar. Metode ini dipilih berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rismayadi pada tahun 2016. Metode ini detetapkan pada objek perancangan aplikasi sistem pakar diagnosa kerusakan Hardware komputer. (Rismayadi, 2016).
Sedikitnya informasi dalam pemecahkan masalah dan sulitnya para pengguna (User) bertemu langsung dengan seorang ahli atau pakar menjadi faktor utama dalam pembuatan layanan konsultasi dan perbaikan Notebook ini, maka dibutuhkan sebuah aplikasi perangkat lunak yang mampu memecahkan masalah tersebut.
Penulis bermaksud untuk membuat sebuah aplikasi perangkat lunak sebagai jasa konsultasi dan perbaikan Notebook melalui media komputer yang berbasis web dengan judul “IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR
UNTUK PENDETEKSIAN KERUSAKAN
NOTEBOOK ASUS A43SD
MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING”. Diharapkan dengan sistem ini dapat membantu para pengguna Notebook, teknisi, dan para penyedia jasa konsultasi dan perbaikan Notebook untuk dapat mendiagnosa kerusakan yang terjadi bisa dilaksanakan dengan lebih cepat, sehingga mempersingkat waktu untuk proses perbaikannya.
2.1 Konsep Dasar Sistem
Berikut adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, diantaranya :
1. Menurut Moekijat (Prasojo,2011:152),
“Sistem adalah setiap sesuatu terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu”.
2. Menurut Mustakini (2009:34), “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”.
3. Menurut McLeod, Jr (Prasojo,2011:152),
“Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sistem adalah sekumpulan prosedur-prosedur yang saling berhubungan didalam suatu jaringan kerja, berkumpul bersama untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Terdapat dua kelompok pendekatan didalam pendefinisian sistem, yaitu :
1. Pendekatan yang menekankan pada prosedur, mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama- sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2. Pendekatan yang menekan pada elemen atau komponen, mendefisinikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
A. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik.
Karakteristik sistem menurut mustakini (2009) terbagi menjadi :
SUB SISTEM SUB SISTEM
SUB SISTEM SUB SISTEM
LINGKUNGAN LUAR
KOMPONEN SISTEM
KOMPONEN SISTEM
KOMPONEN SISTEM
KOMPONEN SISTEM BATAS SISTEM
PENGHUBUNG SISTEM
Sumber : Mustakini (2009)
Gambar II.1. Karakteristik suatu sistem 1. Suatu sistem mempunyai komponen-
komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem.
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama dalam membentuk suatu kesatuan.
Komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk sub-sistem.
2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary).
Batasan sistem membatasi antara sistem yang satu dengan yang lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.
3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment).
Lingkungan luar sistem adalah suatu bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut.
4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).
Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan sistem dengan sub-sistem yang lain, dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk suatu kesatuan.
5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal).
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goals) atau sasaran sistem (objective).
Sebuah sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya, jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
B. Klasifikasi Sistem
Dari berbagai sudut pandang, sistem dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu : (Mustakini, 2009)
1. Sistem abstrak (abstact system) dan sistem fisik (physical system)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tempak secara fisik, misalnya sistem teknologi yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sitem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.
2. Sistem Alami (natural system) dan Sistem Buatan Manusia (human made system)
Sistem alami adalah sistem yang keberadaannya terjadi secara alami/natural tanpa campuran tangan manusia. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sebagai hasil kerja manusia. Contoh sistem alamiah adalah sistem tata surya yang terdiri dari
atas sekumpulan planet, gugus bintang dan lainnya. Contoh sistem abstrak dapat berupa sistem komponen yang ada sebagai hasil karya teknologi yang dikembangkan manusia.
3. Sistem pasti (deterministic system) dan sistem tidak tentu (probobalistic system)
Sistem tertentu adalah sistem yang
tingkah lakunya dapat
ditentukan/diperkirakan sebelumnya.
Sedangkan sistem tidak tentu sistem tingkah lakunya tidak dapat ditentukan sebelumnya.
Sistem aplikasi komputer merupakan contoh sistem yang tingkah lakunya dapat ditentukan sebelumnya. Program aplikasi yang dirancangdan dikembangkan oleh manusia dengan menggunakan prosedur yang jelas, terstruktur dan baku.
4. Sistem Tertutup (closed system) dan Sistem Terbuka (open system)
Sistem tertutup merupakan sistem yang tingkah lakunya tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sebaliknya, sistem terbuka mempunyai prilaku yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Sistem aplikasi komputer merupakan sistem relative tertutup, karena tingkah laku sistem aplikasi komputer tidak dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi diluar sistem.
C. Sistem Pakar (Expert System)
Sistem pakar (Expert System) dibuat bertujuan untuk dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya bisa diselesaikan oleh para ahli.
Pembuatan sistem pakar bukan untuk menggantikan ahli itu sendiri melainkan dapat digunakan sebagai asisten yang sangat berpengalaman (Kusumadewi, 2003).
Adapun beberapa definisi sistem pakar dari beberapa ahli (Kusumadewi, 2003) antara lain:
1. Menurut Durkin: Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang pakar.
2. Menurut Ignizio: Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan seorang pakar.
3. Menurut Giarratano dan Riley: Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.
Ada empat komponen yang membentuk suatu sistem pakar sebagai berikut :
Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Jika proses akuisisi data telah selesai dilakukan, maka data-data tersebut harus direpresentasikan menjadi basis pengetahuan dan basis aturan yang selanjutnya dikumpulkan, dikodekan dan digambarkan dalam bentuk rancangan lain menjadi bentuk yang sistematis.
Basis Data (Data base)
Basis data (Data base) adalah Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
Mesin Inferensi (Inferensi Engineer) Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran atau pelacakan dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses konsultasi mekanisme inferensi menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar.
Ada dua teknik utama Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan memformulasikan kesimpulan. Mesin inferensi mengarahkan pencarian melalui basis pengetahuan, proses yang dapat
melibatkan aplikasi aturan inferensi disebut pencocokan pola. Program kontrol memutuskan aturan mana yang diinvestigasi, alternatif mana yang dieliminasi, dan atribut mana yang sesuai.
Program kontrol yang paling populer untuk sistem berbasis-aturan forward chaining.
Ada dua teknik utama dalam mekanisme inferensi, yaitu :
1. Pelacakan ke depan (forward chaining) Pelacakan ke depan (forward chaining) yaitu pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri dulu (IF dulu). Dengan kata lain penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.
Sumber : (Kusumadewi, 2003)
Gambar II.2 Pelacakan ke depan (forward chaining).
2. Pelacakan ke belakang (backward chaining)
Pelacakan ke belakang (backward chaining) yaitu Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu). Dengan kata lain penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan.
Sumber : (Kusumadewi, 2003)
Gambar II.3 Pelacakan ke belakang (backward chaining).
D. Konsep Dasar Program
Pendekatan berorientasi objek merupakan suatu teknik atau cara pendekatan dalam melihat permasalahan dan sistem (sistem perangkat lunak, sistem informasi, atau sistem lainnya). Pendekatan berorientasi objek akan memandang sistem yang akan dikembangkan sebagai suatu kumpulan objek yang berkorespondensi dengan objek – objek dunia nyata. Berikut ini adalah beberapa konsep dasar yang harus dipahami tentang metodologi berorientasi objek:
(Rosa dan Shalahuddin, 2014:103) a. Class
Class adalah kumpulan objek–objek dengan karakteristik yang sama. Class merupakan definisi statik dan himpunan objek yang sama yang mungkin lahir atau diciptakan dan class tersebut. Sebuah class akan mempunyai sifat (atribut). Kelakuan (perasi/metode), hubungan (relationship) dan arti. Suatu class dapat diturunkan dan class yang lain, dimana atribut dan class semula dapat diwariskan ke class yang baru.
b. Objek
Objek adalah abstraksi dan sesuatu yang mewakili dunia nyata seperti benda, manusia, satuan organisasi, tempat, kejadian, struktur, status, atau hal–hal lain yang bersifat abstrak. Objek merupakan suatu entitas yang mampu menyimpan informasi (status) dan mempunyai operasi (kelakuan) yang dapat diterapkan atau dapat berpengaruh pada status objeknya. Objek mempunyai siklus hidup yaitu diciptakan, dimanipulasi, dan dihancurkan.
c. Metode
Operasi atau metode atau method pada sebuah kelas hampir sama dengan fungsi atau prosedur pada metodologi struktural.
Sebuah kelas boleh memiliki lebih dari satu metode atau operasi. Metode atau operasi yang berfungsi untuk memanipulasi objek itu sendiri. Operasi atau metode merupakan fungsi atau transformasi yang dapat
dilakukan terhadap objek atau dilakukan oleh objek.
d. Atribut
Atribut dari sebuah kelas adalah variabel global yang dimiliki sebuah kelas. Atribut dapat berupa nilai atau elemen–elemen data yang dimiliki oleh objek dalam kelas objek.
Atribut dipunyai secara individual oleh sebuah objek, misalnya berat, jenis, nama, dan sebagainya. Atribut sebaiknya bersifat private untuk menjaga konsep enkapsulasi.
e. Abstraksi
Prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan aspek– aspek lain yang tidak sesuai dengan permasalahan.
f. Enkapsulasi
Pembungkusan atribut data dan layanan (operasi–operasi) yang dipunyai objek untuk menyembunyikan implementasi dan objek sehingga objek lain tidak mengetahui cara kerjanya.
g. Pewarisan (inheritance)
Mekanisme yang memungkinkan satu objek mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan dirinya.
h. Antarmuka (interface)
Antarmuka atau interface sangat mirip dengan kelas, tapi tanpa atribut kelas dan memiliki metode yang dideklarasikan tanpa isi. Deklarasi metode pada sebuah interface dapat diimplementasikan lebih dari satu antarmuka dimana kelas ini akan mendeklarasikan metode pada antarmuka yang dibutuhkan oleh kelas itu sekaligus mendefinisikan isinya pada kode program kelas itu. Metode pada antarmuka yang diimplementasikan pada suatu kelas harus sama persis dengan yang ada pada antarmuka. Antarmuka atau interface biasanya digunakan agar kelas yang lain tidak mengakses langsung ke suatu kelas,mengakses antarmukanya.
E. Kerusakan Notebook
Dalam pembuatan aplikasi konsultasi ini, data – data yang diproses berupa gejala yang muncul pada notebook yang ditemukan selama pemeriksaan. Data-data tersebut selanjutnya akan dianalisis oleh sistem pakar untuk menghasilkan output. Output yang dihasilkan berupa kesimpulan jenis kerusakan notebook, beserta informasi mengenai kerusakan tersebut yang diantaranya meliputi penyebab kerusakan, cara perusakan, gejala-gejalanya serta gambar-gambar ilustrasi kerusakan.
Sistem yang dihasilkan diharapkan dapat memperbaiki kinerja penanganan service atau perbaikan notebook secara optimal. Termasuk juga sebagai media informasi bagi perusahaan dalam melakukan jasa perbaikan sekaligus membantu technical support / IT support. Selain itu dengan sistem pakar ini dapat menjadi bahan perbandingan bagi teknisi reparasi dalam melakukan diagnosa terhadap kerusakan Notebook.
1 .Urutan Pemeriksaan
Setiap customer yang mempunyai masalah dengan Notebook, maka akan datang ketempat perbaikan notebook secara langsung. Proses pemeriksanaan awal adalah dengan melakukan pemeriksaan pendahuluan berdasarkan keluhan yang diberikan oleh user. Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan akan setiap masalah maka akan diketahui anamnese (sejarah/riwayat kerusakan), dan keadaan umum (status praesens) notebook, untuk menentukan bisa tidaknya pemeriksaan dilakukan secara inspeksi pada satu bagian part saja, guna membuat diagnosa sementara. Menurut Ang Sing Biauw (1977) urutan pemeriksaan meliputi:
1.Signalement 2.Anamnese 3.Status Praesens - sinyal listrik - indikator lamp
4 .Komponen motherboard 5.Komponen LCD
6.Komponen Processor 7 .Komponen Memori 8.Komponen Hardisk 9.Komponen Optical 10.Komponen controller
Tanda-tanda pengenal (Signalement) dari sebuah notebook penting dikenal pada permulaan pemeriksaan. Signalements meliputi Type notebook, model notebook, spesifikasi notebook dan ciri-ciri lain secara phisik misalnya casing retak/ pecah, LCD kotor/ pecah dan lain sebagainya. Selain sebagai identitas, signalements juga penting artinya dalam diagnosa. misalnya: Ada kerusakan yang hanya terjadi pada bagian komponen tertentu. Kemudian selain signalemeni. Anamnese juga diperlukan.
Anamnese yaitu berita dari pemilik notebook mengenai sejarah perbaikan atau keluhan terhadap notebook. Anamnese dibutuhkan untuk memperoleh keterangan tentang gejala kerusakan yang timbul mula-mula, sudah berapa lama terjadinya. didalam keadaan apa dilihatnya. Anamnesee ini sangat penting untuk membuat diagnosa yang tepat.
Dalam Anamnese ada beberapa pertanyaan yang biasanya selalu harus ditanyakan yaitu:
Sudah berapa lama rusaknya ?
Bagaimana gejalanya mula-mula ?
Bagaimana Tegangan Listiknya ?
Apakah ada data didalam hardisk ?
Apakah penyebab kerusakan betul- betul diketahuti ataukah baru praduga ?
Sudah pernah direparasi, oleh siapa dan penanggulangannya ?
2. Penyebab Kerusakan Notebook
Berbagai macam penyebab terjadinya kerusakan pada notebook sehingga mengakibatkan tidak bisa digunakan, seperti kerena hardware yang rusak atau karena operating system (software) yang terinfeksi virus, sehingga tidak dapat berjalan secara normal. Untuk
kerusakan hardware sebahagian besar kerena disebabkan oleh tegangan listrik yang tidak stabil atau turun naik. Selain itu kerusakan hardware juga disebabkan karena perangkat (hardware) tidak berjalan dengan normal atau baik. Untuk kerusakan–kerusakan yang timbul dapat digolongkan sebagai berikut : Software (sistem operasi, aplikasi, virus, bios dll) dan hardware (komponen/part pada notebook seperti : FDD, HDD, monitor, Modem, Ethernet dll).
3. Gejala kerusakan pada Notebook Pada perangkat Notebook terdapat beberapa gejala kerusakan yang ditimbulkan, namun semuanya dapat digolongkan menjadi 2 (dua) bagian utama Yaitu :
A. Software
Gejala kerusakan yang terlihat antara lain adalah, hang, tidak bias masuk operating sistem , jalannya system agak lambat, hilangnya beberapa perintah (command) yang ada didalam operting system sehingga ada pesan bahwa command is missing,
B. Hardware
Gejala kerusakan yang terlihat antara lain adalah, tidak ada tampilan, komponen berwarna hitam, tidak ada tegangan/arus, tidak berfungsi dengan baik perangkat / part tersebut.
ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM BERJALAN
3.1 Hasil Wawancara Pakar
Hasil dari wawancara, penulis sajikan dalam bentuk Tabel III.1 jenis kerusakan dan ciri gejala kerusakan yang diperkuat dengan referensi tentang 17 masalah laptop dan solusinya (Budianto, 2016).
No Jenis Kerusakan Gejala Kerusakan 1. (P001) Laptop (G001) AC
mati total adaptor gagal dan baterai habis sepenuhnya.
(G002) DC jack terlepas dari motherboard (atau DC jack rusak) dan laptop tidak memperoleh daya listrik dari adaptor AC.
(G003) Motherboard Laptop rusak.
2. (P002) Laptop menyala tapi layar blank.
(G004) Disebabkan karena kegagalan memori.
(G005) Mengganti modul memori tidak membantu, coba lepas hard drive, DVD drive, modem, kartu wireless, keyboard dll.
(G006) Terdapat kerusakan pada motherboard atau prosesor.
3. (P003) Laptop menyala dan lalu mati lagi.
(G007) Resetting BIOS
(G008) Error pada memory.
(G009) Error pada
processor
(G010) Terdapat banyaknya debu pada processor.
Overheat.
4. (P004) Laptop sangat bising.
(G011) kipas pendingin banyak debu atau kotor.
(G012) harddrive laptop.
5. (P005) Laptop mati atau hank ketika sedang digunakan.
(G013) modul pendingin
tersumbat dengan debu.
(G014) Error memory (G015) Error hardisk.
6. (P006) Baterai laptop tidak terisi.
(G016) baterai rusak
(G017) masalah motherboard, biasanya IC charger baterai.
(G018) kabel power adaptor charger rusak 7. (P007) Layar jadi
gelap (redup) sementara laptop berjalan.
(G019) inverter layar rusak.
(G020) lampu layar backlight (CCFL) rusak.
(G021) Tegangan ke inverter hilang.
8. (P008) Laptop memiliki gambar aneh atau kacau di layar.
(G022) Kegagalan Kartu grafis.
(G023) koneksi yang buruk antara kabel video dan motherboard.
(G024)layar LCD gagal.
9. (P009) Beberapa tombol keyboard laptop tidak bekerja
(G025) keyboard rusak.
(G026) rusak pada bagian komponen sirkuitnya.
(G027) soket keyboard bermasalah.
10. (P010)Mousepad tidak bekerja.
(G028) periksa kabel penghubung mousepad ke mainboard.
(G029) periksa kondisi mousepad (G030) periksa kondisi mousepad enable atau disable.
11. (P011) Layar LCD hanya tampak terang cahaya putih
(G031) layar LCD rusak
(G032) kabel flexy rusak atau soket
LCD bermasalah.
(G033) tegangan ke LCD hilang atau drop.
12. (P012) Proses laptop lambat meskipun memiliki
spesifikasi tinggi
(G034) prosessor cepat panas atau Overheat (G035) berilah pasta pendingin atau “Heatsink Compounds” (G036) windows mengalami Error.
(G037) Harddisk Error.
13. (P013) Perangkat Wifi tidak
mendeteksi sinyal yang ada
(G038) cek driver (G039) cek perangkat
wireless, cobalah dengan perangkat lain.
(G040)wifi rusak.
14. (P014) Pembaca CD, DVD, CD RW atau DVD RW tidak dapat membaca
(G041) lampu LED menyala manjalankan piranti optiknya (G042)piranti optik yang rusak 15 (P015)Laptop
dihidupkan terdapat bunyi
(G043)Memory RAM Laptop yang telah rusak
tuts panjang dalam keadaan Blank LCD
(G044) soket tempat memasang RAM yang kotor 16 (P016)Baterai
laptop tidak dapat lagi menyimpan power
(G045)proses charging yang berlebihan (G046)Baterai rusak atau cell-cell dari batrai mati 17 (P017) USB Port
tidak bisa mendeteksi perangkat USB
(G047)Chipset rusak.
(G048)Windows error
(G048)Port USB rusak
(G050)Instal Driver USB Tabel III.1 Jenis Kerusakan Dan Ciri Gejala Kerusakan
Keterangan :
P001-P016 = Kode Kerusakan G001-G046 = Gejala kerusakan 3.2 Algoritma Sistem Pakar
Berikut adalah agoritma yang digunakan dalam perancangan sistem pakar yang dibangun:
Gambar III.2 Rancangan Algoritma
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
A. Tahapan Analisis
Implementasi sistem pakar untuk pendeteksian kerusakan Notebook ASUS A43SD ini dapat memudahkan para pakar maupun konsumen dalam menangani kerusakan yang terjadi, atau hanya sekedar mencari informasi tanpa harus menemui seorang pakar. Berikut ini spesifikasi kebutuhan dari sistem pakar:
1. Halaman User:
A1.Pengguna dapat melihat semua jenis kerusakan yang dapat terjadi pada Notebook
A2.Pengguna dapat melihat profil singkat tentang profil perusahaan dan pakar.
A3.Pengguna dapat melakukan konsultasi mengenai kerusakan yang terjadi dan gejala-gejala yang dapat menimbulkan kerusakan dengan menjawab semua pertanyaan yang dimunculkan oleh sistem dan sistem akan memberikan solusi tentang kerusakan yang terjadi serta penanganan awal terhadap kerusakan, setelah mendapatkan hasil pengguna dapat melanjutkan konsultasi.
2. Halaman Pakar:
B1. Pakar harus melakukan login terlebih dahulu.
B2.Pakar dapat melihat melihat jenis kerusakan yang terjadi.
B3.Pakar dapat melihat gejala yang dapat merusak Notebook.
B4.Pakar dapat mengelola data konsultasi dan menambahkan jenis kerusakan baru.
B. Use Case Diagram
Terdapat dua aktor use case Implementasi sistem pakar untuk pendeteksian kerusakan Notebook ASUS A43SD yakitu pengguna dan pakar.
1. Use Case User
Desain use case user menggunakan Use Case Diagram, bentuk use case user yang digunakan dalam implementasi sistem pakar untuk pendeteksian kerusakan Notebook ASUS A43SD sebagai berikut:
Gambar IV.1 Use Case Diagram Halaman Actor User
Deskripsi Use Case Diagram Konsultsi Actor User
Use Case Name Konsultasi
Goal
User dapat melakukan
konsultasi dengan sistem tanpa bertemu langsung dengan seorang pakar.
Pre-conditions
User tidak dapat langsung
melakuakan
konsultasi secara langsung tanpa melakukan
pengisisan data
terlebih dahulu.
Post-conditions
Sistem
mengirimkan data user yang sudah diisi dan dipilih.
Failed end conditions
User gagal melakukan
konsultasi.
Primary Actors User Main Flow / Basic
Path
1. User memilih tab konsultasi.
2. User menjawab pertanyaan- pertanyaan berdasarkan gejala yang terdapat pada kerusakan
Notebook.
3. Jika user sudah menjawab semua pertanyaan yang ditampilkan sistem, maka sistem
memproses data yang sudah masuk.
4. Sistem
menampilkan hasil dari konsultasi serta menampilkan solusi dari jenis kerusakan yang terjadi.
Tabel IV.1. Use Case Diagram Halaman User
2. Use Case Pakar
Desain use case pakar menggunakan Use Case Diagram, bentuk use case pakar yang digunakan dalam Implementasi sistem pakar untuk pendeteksian kerusakan Notebook ASUS A43SD sebagai berikut:
Gambar IV.2 Use Case Diagram Dengan Actor Pakar
Deskripsi Use Case Diagram megelola data kerusakan Notebook.
Use Case Name Mengelola data kerusakan Notebook
Goal Pakar dapat
menambah,
mengedit dan menghapus data jenis kerusakan.
Pre-conditions Pakar telah melakukan login Post-conditions Data kerusaakan
sudah disimpan, diubah dan di hapus.
Failed end conditions
Gagal menyimpan, mengubah dan menghapus
Primary Actors Pakar Main Flow / Basic
Path
1. Pakar melihat jenis kerusakan dan gejala kerusakan.
2. Sistem
menampilkan gejala kerusakan dan tombol.
3. Pakar mengklik tombol tambah gejala dan tampil form untuk menambahkan gejala baru.
4. Pakar memasukan gejala baru yang
akan di
tambahkan.
5. Sistem
menampilkan gejala yang telah di tambahkan.
Invariant A A.1.Pakar melihat daftar jenis kerusakan.
A.2.Sistem
menampilkan jenis kerusakan.
A.2.Pakar mengkilk tombol “Edit” . A.3.Sistem
menampilkan dialog konfirmasi pengeditan.
A.4.Pakar memilih tombol “Ya”. A.5.Sistem
menampilkan form data berdasarkan data yang dipilih untuk diubah.
A.6.Pakar telah mengubah data jenis kerusakan.
Invariant B B.1. Pakar memilih jenis kerusakn.
B.2. Pakar memilih tombol “Hapus” B.3.Sistem
menampilkan dialog
konfirmasi penghapusan.
B.1. Pakar memilih tombol “Ya”. B.2. Sistem
menghapus jenis kerusakan.
Tabel VI.2. Use Case Diagram Halaman Actor Pakar
User Interface
Interface merupakan salah satu bagian yang terpenting dari sistem. Interface sendiri adalah sistem yang dirancang untuk mengelola input dan output dari data. User interface jika diartikan tampilan antar muka pengguna, user interface merupakan mekanisme komunikasi antar pengguna (user) dengan sistem. Antar muka pemakai (User Interface) dapat menerima informasi dari pengguna (User) dan memberikan informasi kepada pengguna (User) untuk membantu mengarahkan alur penulusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi.
Berikut adalah tampilan dari program sistem pakar yang di buat:
Gambar IV.9 Print Screen Halaman Pembuka
Gambar IV.13 Print Screen Halaman Konsultasi
Gambar IV.20 Print Screen Halaman Admin Daftar Relasi
Gambar IV.14 Print Screen Halaman Hasil Analisa
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis tentang IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK PENDETEKSIAN KERUSAKAN NOTEBOOK ASUS A43SD, penulis mencoba mengambil kesimpulan dari seluruh pokok bahasan pada bab-bab sebelumya yang ada dalam skripsi yang telah dibuat ini, kerusakan yang terjadi pada Notebook memiliki banyak varian dan dapat menimbulkan terganggunya kinerja dari Notebook maupun pengguna itu sendiri.
Kurangnya jumlah pakar atau waktu yang dimiliki pengguna Notebook agar dapat cepat mengetahui jenis kerusakan yang terjadi dan cara menanggulangi kerusakan tersebut.
Untuk itu dibutuhkannya informasi berupa sistem pakar agar gejala kerusakan dari Notebook ASUS A43SD yang dimiliki oleh pengguna dapat didiagnosa berdasarkan pengetahuan yang didapat dari pakar. Maka diharapkan aplikasi diagnosa ini dapat
membantu dan mempermudah pengguna dalam mendiagnosis dan menanggulangi kerusakan yang dialami. Sehingga dapat memberikan informasi berupa aplikasi yang dapat menghasilkan diagnosis jenis kerusakan Notebook. Sistem pakar ini dapat membantu meringankan tugas dari seorang pakar atau pengguna Notebook dalam mengetahui kerusakan yang terjadi.
Secara umum kesimpulan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi berupa aplikasi yang dapat menghasilkan diagnosis dari jenis kerusakan yang terjadi sehingga pengguna Notebook dapat lebih cepat mengetahui hasil diagnosis yang telah dilakukan dan dapat melakukan tindakan supaya kerusakan tidak semakin memburuk.
2. Untuk membantu (bukan menggantikan) tugas-tugas para pakar sehingga dapat meringankan beban pakar dalam hal intensitas pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Jamal, Sukadi (2015). Rancang Bangun Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Notebook Pada Widodo Computer Ngadirojo Kabupaten Pacitan. ISSN : 1979-9330. Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 7 No 3 – 2015.
Akbar Rismayadi, Ali (2016). Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Hardware Komputer Metode Forward Chaining. ISSN:
2355-6579. Bandung: Informatika, Vol.3 September 2016, pp. 219~233.
Ambarata, Rizky (2017). Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Mainboard Komputer. ISSN 2548-6438. Maluku
Utara. Volume 2 Nomor 1 April 2017.
Ardianto, Wahyu, Wiwik Anggraeni dan Ahmad Mukhlason (2012).
Pembuatan Sistem Pakar Untuk Pendeteksian dan Penanganan Dini Pada Penyakit Sapi Berbasis Mobile Android Dengan Kajian Kinerja Teknik Knowledge Representation.
ISSN: 2301-9271. Surabaya: Jurnal Teknik ITS Vol. 1, (Sept, 2012).
Extise Putri, Nency (2016). Sistem Pakar Kerusakan Hardwware Komputer Dengan Metode Forward Chaining.
ISSN : 1693-752X. Padang: Vol.18 No.2 Agustus 2016.
Fahrur Rohman, Feri dan Ami Fauzijah (2008). Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menentukan Jenis Gangguan Pada Anak. ISSN:
0854-4743. Yogyakarta: Media Informatika, Vol. 6, No. 1, Juni 2008, 1-23.
Handayani, Lina dan Tole Sutikno (2008).
Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit THT Berbasis Web dengan
“e2gLite Expert System Shell”. Yogyakarta: Jurnal Teknologi Industri Vol. XII No.1 Januari 2008:
19 – 26.
Rangkuti, A. Haris, Septi Andryana (2009).
Deteksi Keruskan Notebook Dengan Menggunakan Metode Sistem Pakar.
ISSN 1978-9491. Jakarta: Artificial, Vol.3 No.1 Januari 2009.
Suhartanto, Ari (2013). Rancang Bangun Aplikasi Web-Learning Berbasis Sistem Pakar Kerusakan Motor Honda Dengan Menggunakan
Bahasa Pemrograman PHP Dan SQL.
Wahono, Tri (2010). Prospek Pasar Laptop Semakin Top. Diambil dari:
http://tekno.kompas.com/read/2010/0 7/30/1338421/Prospek.Pasar.Laptop.
Semakin.Top (30 Juli 2010).