• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLIKASI QIRÂ`AH SAB’AH TERHADAP PENAFSIRAN AYAT-AYAT THAHARAH, SUMPAH, AKHLAK DAN JIHAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLIKASI QIRÂ`AH SAB’AH TERHADAP PENAFSIRAN AYAT-AYAT THAHARAH, SUMPAH, AKHLAK DAN JIHAD"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Permasalahan

Posisi Ash-Syinqithî terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang berbeda penafsirannya disebabkan adanya perbedaan qirâ`at. Penelitian ini tidak akan mengkaji seluruh pertanyaan di atas karena mengingat ayat akhlak dalam Al-Quran cukup banyak, maka penulis hanya akan membatasi pada ayat tentang thaharah, sumpah, akhlak dan jihad. Alasan penulis memilih ayat-ayat di atas adalah karena ayat-ayat mengenai thaharah, sumpah, akhlak dan jihad sangat erat kaitannya dengan kehidupan setiap muslim.

Agar penulis merasa tertarik mengangkat ayat-ayat thaharah, sumpah, akhlak dan jihad yang harus dikaji dengan lebih mendalam. Apakah implikasi qirâ`ah sab’ah terhadap tafsir asy-Syinqithî pada ayat thaharah, sumpah, akhlak dan jihad.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Tinjauan Pustaka

Melalui karya ini, penulis dapat menemukan bahwa qirâ`at merupakan alat penting dalam menafsirkan Al-Qur'an. 12 Muhammad Alaika Nasrulloh, “Perbedaan Qirâ`at dan Pengaruhnya Terhadap Tafsir Al-Quran: Kajian Qirâ`Ah Sab'ah dalam Kitab Tafsir al-Misbah Karya Muhammad Quraish Shihab”. 15 Farida Fransiska, “Pengaruh Qirâ`at dalam Tafsir ath-Thabari (studi perbandingan Qirâ`at Sejarah Hafsh dan as-Sûsî dalam Surah al-Baqarah)”, Skripsi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Al-Qur'an, Jakarta .

16Sofian Effendi, "Qirâ`at dalam al-Jâmi' Lî Ahkâm Al-Qur`an (tafsir al-Qurthubî dalam Surat al-Baqarah)", disertasi, Institut ilmu Al-Qur`an Jakarta, 2014. Kedua, Abu Hayyan menjadikan qirâ`at syadzdzah sebagai dalil dalam pentafsiran ayat-ayat al-Quran. Tesis ini membincangkan kedua-dua pengaruh qirâ`at terhadap pentafsiran ayat-ayat al-Quran yang akan penulis tulis, dan juga membincangkan tentang ayat-ayat hukum.

Ibnu Khalawaih dengan kitab taujjihnya yang bertajuk al-Hujjah fi al-Kirâ`at as-Sab‟19 (Beirut: Dâr-Risalah, 2000).

Metodologi Penulisan

Metode pengumpulan data yang dimaksud adalah cara atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian melalui prosedur yang sistematis dan baku. Metode dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang mengambil atau mencari sumber data dari beberapa dokumen baik berupa buku, catatan, majalah, arsip, surat kabar, transkrip dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian ini 23 4. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis isi yaitu penulis menganalisis isi dari seluruh data yang telah dikumpulkan, yang berkaitan dengan inti penelitian ini.24 Kemudian penulis akan menggabungkannya dengan metode tarjih qirâ`at, dimana penulis akan menganalisis qirâ`at yang dipilih oleh mufassir.

Sistematika Penulisan

Kajian ini membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan ilmu qirâ`at, mulai dari pengertian ilmu qirâ`at, sejarah perkembangan qirâ`at, macam-macam qirâ`at dan profil a`immah al- Qurra. Bab ketiga berisi kajian terkait latar sejarah asy-Syinqithî, kajian terhadap kitab Adhwâ` al-Bayân fî Idhâh Al-Qur`an bi Al-Qur`âan serta kredibilitas asy-Syinqithî dan kitab tafsirnya . Bab keempat membahas tentang pandangan dan penjelasan Asy-Syinqithî mengenai qirâ`at serta menguraikan implikasi pandangan tersebut dalam penafsirannya terhadap ayat-ayat ibadah, sumpah, akhlak dan jihad.

Bab kelima menjelaskan tentang kesimpulan yang menegaskan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya. Selain itu, sejumlah saran juga akan diberikan sebagai landasan sementara untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap objek permasalahan yang diteliti.

ILMU QIRÂ`AT DAN SEJARAH

Dasar-dasar Keberagaman Qirâ`at

Qirâ`at jenis ini tidak boleh dibaca saat shalat dan tidak harus diyakini sebagai Al-Qur'an. 38 Ash-Syinqithî, Adhwâ` al-Bayân fî Idhâh Al-Qur'an di Al-Qur'an, Juz. Qirâ`at merupakan salah satu bagian dari Al-Qur'an, dan aspek Qirâ`at tidak dapat dipisahkan dari Al-Qur'an.

“Qirâ`at dalam al-Jâmi‟ Ahkâm Al-Qur`an (Penafsiran al-Qurthubî dalam Surat al-Baqarah).”

PROFIL ASY-SYINQITHÎ DAN TAFSIR

Latar Belakang Kehidupan asy-Syinqithî…

Karya-karya asy-Syinqithî

Buku ini menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an yang sebenarnya mempunyai makna yang bertentangan, namun pada hakikatnya tidak bertentangan sama sekali. Profil Kitab Tafsir Adhwa` al-Bayan fî Idhâh Al-Qur'an bi Al-Qur'an. 21 Abdul Haris, “Tafsir Khas Adhwa` Al-Bayan Fi Idhah Al-Qur'an Bi Al-Qur'an", https://quranicsciences.wordpress.com/ p.

22 Abdul Haris, “Membezakan Tafsir Adhwa` Al-Bayan Fi Idhah Al-Qur’an Bi Al-Qur’an,” https://quranicsciences.wordpress.com/ h. Dan dari ayat-ayat Al-Qur'an, pendongeng tentang kebenaran Tuhan, terdapat dalam Surat al-Mâidah ayat 2. 39 Asy-Syinqithî, Adhwâ` al-Bayân fî Idhâh Al-Qur`an bi Al-Qur'an, Vol .

Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa asy-Syinqithî tidak menjelaskan seluruh ayat Al-Qur'an. Bagi mereka yang mempelajari Al-Qur'an dan para ulama tafsir, ilmu qira'at merupakan ilmu yang wajib dipelajari. Seperti disebutkan sebelumnya, perbedaan pembacaan Al-Qur'an dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang berbeda-beda.

Penulis berharap dengan dilakukannya penelitian ini, pengetahuan umat Islam terhadap Al-Quran dapat meningkat. Haris, Abdul, “Membedakan Tafsir Adhwa` Al-Bayan Fi Idhah Al-Qur'an Bi Al-Qur'an”, https://quranicsciences.wordpress.com/. Hasanuddin, Perbedaan Qira'at dan Pengaruhnya Terhadap Hukum Istinbath Dalam Al-Quran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.

Perbedaan Kirâ'at dan Pengaruhnya Terhadap Tafsir Al-Qur'an: Kajian Kirâ'ah Sab'ah dalam Kitab Tafsir al-Misbah Karya Muhammad Quraish Shihab." As-Suyuthi, Kajian Komprehensif Tentang Al-Qur'an Al-Qur'an, Penerjemah: Tim Editorial Indiva, Surakarta: Indiva Pustaka, et.

Profil Tafsir Adhwâ` al-Bayân Fî Idhâh Al-Qur`an Bî Al-

  • Teknik Penulisan
  • Sumber Penafsiran
  • Metode dan Corak Penafsiran

IMPLIKASI QIRÂ`AH SAB’AH TERHADAP

Penafsiran asy-Syinqithî Terhadap Ayat Sumpah (QS. Al-

Allah tidak menghukum kamu kerana sumpah kamu yang tidak disengajakan (kerana bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu kerana sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarah (hukuman kerana melanggar sumpah) ialah memberi makan sepuluh orang miskin iaitu dari makanan, kamu. biasa memberi kepada keluargamu, atau memberi mereka pakaian, atau memerdekakan budak. Demikianlah Allah menerangkan hukum-hukum-Nya kepadamu agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al-Mâidah [5]: 89). Sedangkan Ibnu Dzakwan membacanya berdasarkan riwayat Ibnu Amir dengan menambahkan alif setelah ain. , kemudian ia berbunyi مُّتد ا َق َع.

Manakala sebahagian yang lain membacanya dengan tasydid dan tanpa huruf alif.20 Manakala yang lain iaitu Nafi’, Ibnu Katsir, Abu Amr dan Ashim membacanya dalam riwayat Hafsha dengan menambahkan tasydid di. Bagi bentuk bacaan pertama iaitu dengan tasydid pada huruf qâf, Ibnu Jarîr mengatakan maksudnya kamu telah menguatkan dan mengulangi sumpah kamu. Dan makna takhfîf ialah mengerjakan sesuatu yang wajib atas diri dan tentukan dalam hati. 22 Dan bagi bacaan Ibnu "Âmir terhadap riwayat Ibnu Dzakwan, yang menambah alif untuk "ain, maka jika berdasarkan qirâ` at ini, al-Qurthubi mengatakan bahawa aqad berlaku antara dua orang, dan kadangkala kedudukan kedua. orang adalah orang yang dia bersumpah.

Ath-Thabari mengatakan bahwa qirâ`at yang benar adalah qirâ`at dengan membaca huruf qaf. Ia berpendapat bahwa orang Arab hampir tidak pernah menggunakan wazan "تلّعف" dalam percakapan, kecuali untuk hal-hal yang terjadi berulang kali. Jika mereka menceritakan tentang suatu perbuatan yang hanya dilakukan sekali saja, maka dikatakan “ويلع تددش” dengan takhfîf.24.

Pertama, makna yang dituturkan oleh lidah seseorang adalah secara tidak sengaja (refleks), seperti, "tidak, demi Tuhan" atau "ya, demi Tuhan". Ini adalah pendapat yang dikatakan oleh Imam Syâfi'î dan "Âisyah dalam salah satu riwayat.25 Boleh dikatakan bahawa dalam mazhab Syâfi'î, seseorang tidak dibebani dengan penebusan sumpah yang dibuat secara refleks atau tidak sengaja dilafazkan, dan kemudian dia mematahkannya.Kedua, maksud perkataan “al-laghwu” dalam ayat di atas ialah seseorang bersumpah dengan apa yang diyakini dan dikehendakinya, kemudian dia melihat sesuatu yang mengingkarinya (lalu adakah dia melanggarnya).

Jika pendapat pertama tidak dimaksudkan untuk menetapkan sumpah sejak awal dan pendapat kedua tidak dimaksudkan sebagai sumpah, kecuali sumpah yang benar.27.

Penafsiran asy-Syinqithî Terhadap Ayat Akhlak (QS. Al-

Al-Qurthubî mengatakan bahwa qirâ`at pertama mempunyai makna yang lebih besar dan sesuai dengan konteks keadaan. Asy-Syinqithî bukanlah seorang ahli tafsir yang menggunakan metode maudhû‟î, dimana ia akan mengumpulkan semua ayat yang mempunyai satu topik menjadi satu, juga tidak dapat dikatakan ia menggunakan metode tahlîlî karena ia tidak menafsirkan semua ayat tersebut. dalam Al-Qur'an pun ketika ia menafsirkan ayat tersebut, akan menjelaskan secara rinci aspek-aspek yang terkandung dalam ayat tersebut. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai implikasi qirâ`at terhadap tafsir asy-Syinqithî mengenai ayat ibadah, sumpah, akhlak dan jihad, penulis simpulkan.

Kemudian ketika menjelaskan ayat tentang sumpah, asy-Syinqithî hanya menjelaskan pendapat ahli, namun secara tersirat mengikuti qirâ`at Hijâz. Dan ketika menjelaskan ayat tentang perintah Jihad, asy-Syinqithî hanya menjelaskan perbedaan qirâ`at yang ada beserta maknanya. Dan asy-Syinqithî mengikuti qirâ`at jumhur yang menggunakan nûn sebagai dhamîr fâ‟il.

Kajian Perbandingan Sejarah Qira'at Hafs dan as-Susi dalam Surat al-Baqarah)”, Skripsi, Institut Ilmu Al-Qur'an, Jakarta. Muhammad, Kholid, al-Manhu al-Ilahiyyah fi Jam'I al-Qirâ`at as-Sab' min Thâriq asy-Syâthibiyyah, (Madinah: Maktabah Dar al-Zaman, cet. 1, 1998) hal. Nisa, Nadliva Elan, “Implikasi Perbedaan Qira’at Mutawatirah Terhadap Tafsir Ayat Thararah, Sholat, Puasa: Kajian Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Karya Al-Qurthubi.”

Mabâhits fî 'Ulum Al-Qur'ân, tt.p: Maktabah al-Ma'ârif li an-Nasri wa at-Tauzi. Pengantar Kajian Ilmu Al-Qur'an, Penerjemah: Aunur Rafiq al-Mazni, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, c. Al-Kurthubi, Muhammad bin Ahmad, al-Jâmi li Ahkâm Al-Qur'an, Penerjemah: Fathurrahman, Ahmad Hotib dan Nashirul Haq, Jakarta: Pustaka Azzam, edisi pertama, 2007.

Ath-Thabari, Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir, Jami' al-Bayan Fî Ta`wîl Al-Qur`an, Jilid 10, t.tp: Muasasah ar-Risâlah, 2000 Pasukan Tafsir Kemenag, Mukaddimah Al-Qur`an dan Penjelasan,. Pengaruh Qira'at "Asyr Terhadap Tafsir Al-Qur'an: Kajian Tafsir Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur'an oleh Al-Qurthubi dalam Tafsir Surat Al-Maidah." Tesis diploma, Universiti Islam Sunan Ampel, t.t.

Referensi

Dokumen terkait