• Tidak ada hasil yang ditemukan

Infeksi Saluran Pernapasan Akut

N/A
N/A
Muhammad Fitriyanto91

Academic year: 2024

Membagikan "Infeksi Saluran Pernapasan Akut"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

A. Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis infeksi yang mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, termasuk hidung, tenggorokan, sinus, bronkus, dan paru- paru. Infeksi saluran pernapasan akut bisa disebabkan oleh berbagai agen penyebab, seperti virus, bakteri, atau bahkan jamur (Kemenkes, 2023).

Menurut world health organization (WHO) dalam jurnal konstelasi ilmiah mahasiswa unissula (2022) kasus ISPA yang terjadi pada balita di negara berkembang cukup tinggi yaitu 151,8 juta kasus setiap tahunnya. Di Indonesia berkisar 20,56% (Badan Litbangkes, 2019). Menurut survei Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019, penyakit pernapasan masuk dalam 10 penyakit terbanyak yang terjadi di Indonesia. Bahkan, penurunan kualitas udara dinyatakan sebagai faktor risiko kematian kelima tertinggi di Indonesia, setelah hipertensi, gula darah tinggi, merokok, dan obesitas (Kemenkes, 2023). Di Pekalongan kasus ISPA juga masih cukup tinggi dengan 19,61% (BPS Kota Pekalongan, 2022).

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Khairunisa, 2022) kejadian ISPA pada balita memiliki beberapa fakto antara lain : status imunisasi, kepadatan hunian, dan ventilasi rumah. Terjadinya penyakit ISPA disebabkan beberapa hal, contohnya Pendidikan orang tua, asap rokok, kepadatan hunian,

(2)

polusi udara dan penggunaan obat nyamuk bakar. Kebiasaan merokok orang tua di dalam rumah menjadikan balita sebagai perokok pasif yang selalu terpapar asap rokok. Rumah yang orang tuanya mempunyai kebiasaan merokok berpeluang meningkatkan kejadian ISPA sebesar 7,83 kali dibandingkan dengan rumah balita yang orang tuanya tidak merokok di dalam rumah (Kurniawan et al., 2021)

Berdasarkan data diatas, salah satu factor terjadinya penyakit ISPA adalah dengan sering nya terpapar asap rokok. Dalam beberapa penelitian yang ada Tingkat kesembuhan ispa pada anak yang orang tuanya merokok lebih lambat sembuh dibandingkan yang orang tuanya tidak merokok.

B. Rumusan Masalah

Di Indonesia ispa masih menjadi penyakit dengan persentase yang cukup tinggi dan terjadi pada balita. Sehingga dapat disimpulkan penulisan makalah ini sebagai proses asuhan keperawatan agregat komunitas yang tepat diberikan kepada kelompok usia dewasa terutama pada orang tua yang merokok.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah 1. Tujuan umum

Menyusun proses asuhan keperawatan agregat komunitas pada penyakit ISPA kelompok usia dewasa

(3)

2. Tujuan khusus

a. Menyusun proses pengkajian pada penyakit ISPA kelompok usia dewasa

b. Menyusun proses Analisa data pada penyakit ISPA kelompok usia dewasa

c. Menyusun diagnose keperawatan pada penyakit ISPA kelompok usia dewasa

d. Menyusun rencana intervensi pada penyakit ISPA kelompok usia dewasa

e. Menyusun hasil evaluasi pada penyakit ISPA kelompok usia dewasa

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah 1. Mahasiswa Keperawatan

Bagi mahasiswa sebagai gambaran ketika praktik dilapangan sudah memahami apa yang akan dilakukan ketika pemberian asuhan keperawatan komunitas pada kelompok usia dewasa ISPA

2. Pelayanan Keperawatan Komunitas

Dalam penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelayanan keperawatan komunitas untuk gambaran proses pemberian asuhan keperawatan, menambah pengetahuan dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan komunitas pada kelompok usia dewasa penderita ISPA 3. Pendidikan Keperawatan

Menjadi pedoman mata kuliah keperawatan agregat komunitas dalam proses pemberian asuhan keperawatan pada kelompok usia dewasa penderita ISPA.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Kasus

Kelurahan Boyonghai merupakan Kelurahan yang berada di Kecamatan blado Kabupaten batang, Jawa Tengah, dimana terdapat 130 KK dengan jumlah penduduk 525 jiwa pada kelurahan ini. Hasil dari pengkajian di Kelurahan boyonghai berdasarkan tipe rumah yang dihuni penduduk terdapat 120 KK yang memiliki rumah yang sudah berdinding tembok dan 35 KK yang rumahnya sebagian tembok dan sebagian tidak. Untuk lantai atau alas rumah semuanya sudah berkeramik, namun sebanyak 47 KK belum memiliki ventilasi. Berdasarkan status kepemilikan Sejumlah 118 KK rumah berstatus milik sendiri dan 2 KK mengontrak. Untuk kepemilikan jamban, sebanyak 130 KK (100%) memiliki jamban dan sebanyak 130 KK memiliki jamban dengan kategori bersih. Tidak terdapat masalah kepadatan penduduk yang menggaggu kehidupan warga sehari-hari. Hasil wawancara menunjukan bahwa sebanyak 60% dari warga yang memiliki ventilasi, tidak pernah membuka jendelanya. Sebagian warga membersihkan jambannya tiap dua kali dalam seminggu.

Setelah dilakukan pengkajian tentang penerangan oleh cahaya matahari pada rumah penduduk dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu, sebanyak 70 KK (Baik), 20 KK (Cukup) dan 40 KK (Kurang).

Hasil survey menunjukan bahwa sekitar 32% rumah warga kurang pencahayaan sehingga ruangan di dalam rumah tampak gelap. Untuk melanjutkan sekolah ke jenjang menengah atas, sebagian besar tamatan pelajar smp melanjutkan pendidikannya di SMA/Sederajat yang berada di luar kelurahan, yaitu di sekolah negeri di kota kecamatan. Saat ini instansi pendidikan sudah maju dari generasi ke generasi dan mampu berperan sebagaai wadah peningkatan pengetahuan bagi penduduk. Kelurahan boyonghai memiliki 1 poskamling dan warga rutin melakukan

(5)

keamanan keliling dan poskamling tersebut berfungsi sebagai pos bagi warga melakukan keamanan keliling. Namun, di kelurahan Boyonghai tidak terdapat pemadam kebakaran atau kantor polisi, untuk menjangkaunya warga harus menuju ke kota kecamatan dan terdapat fasilitas transportasi berupa jalan raya sepanjang 600m dan jalan setapak 300m. Mengenai alat transportasi dan jumlah serta presentase yang dimiliki warga sebanyak 31 Jiwa memiliki sepeda pancal , 10 Jiwa memiliki mobil, 85 Jiwa memiliki sepeda motor, 4 Jiwa memiliki becak. Mengenai penggunaan sarana angkutan umum, sebanyak 43 jiwa menggunakan jasa angkutan umum dan 124 jiwa menggunakan kendaraan pribadi.

Kelurahan boyonghai memiliki stuktur organisasi pemerintahan, kelompok pelayanan kepada masyarakat (PKK, karang taruna, panti, LKMD, posyandu) dan Kebijakan Pemerintah dalam pelayanan dan kebijakan ini mampu menunjang kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan. Kelurahan boyonghai memiliki 1 puskesmas yang berjarak 2,5 km dan 2 praktik bidan. Puskesmas berperan sebagai fasilitas kesehatan yang selalu memberikan pelayanan untuk warga untuk meningkatkan status kesehatan warga. Selain sebagai pelayanan kesehatan, puskesmas juga memberikan sosialisasi kepada warga mengenai gejala, gangguan maupun penanganan suatu penyakit atau masalah kesehatan lainnya. Tentang fasilitas komunikasi yang digunakan ada 6 KK memiliki radio, 128 KK memiliki tv, 56 KK memiliki telefon dan 8 KK mendapatkan informasi dari Koran atau majalah. Terdapat 1 buah papan informasi yang digunakan sebagai wadah penyebaran informasi kepada seluruh warga Kelurahan Boyonghai. Penghasilan rata – rata perbulan penduduk warga Keluruhan Boyonghai yaitu, < dari 4.000.000/bulan sebanyak 210 jiwa, Rp3.000.000-Rp2.500.000 sebanyak 94 jiwa, Rp2.500.000-Rp2.000.000 sebanyak 106 < Rp2.000.000. Terdapat 1 pasar dan 1 industri yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi dengan status pekerjaan penduduk > 18 tahun < 65 tahun, Penduduk bekerja sebanyak 410 jiwa, Penduduk tidak bekerja sebanyak 119 jiwa.

Dari data tersebut menunjukkan masih adanya orang yang tidak bekerja sehingga mempengaruhi pendapatan penduduk di kelurahan Jeruk 1 Sehingga hal tersebut juga

(6)

berpengaruh terhadap aspek pemenuhan kebutuhan salah satunya kebutuhan makan.

Bahan makanan yang kurang baik juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan komunitas. Pada Kelurahan Boyonghai tidak terdapat objek atau sarana rekreasi, bagi pemerintah atau swadaya desa perlu mengembangkan potensi adanya wisata alam, atau pembangunan tempat rekreasi seperti taman hiburan dan lainnya. Karena rekreasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh bagi kesehatan komunitas dan juga warga tidak perlu mengeluarkan biaya atau usaha besar untuk keluar kota untuk rekreasi

Hasil wawancara dengan warga bahwa mayoritas masyarakat tidak tahu tentang perawatan ISPA. Tidak ada pembatasan antara penderita dengan orang yang sehat.

Warga yang memiliki pengetahuan tentang ISPA sebanyak 23% dan warga yang tidak memiliki cukup pengetahuan ISPA sebanyak 57%. Warga yang menderita ISPA tidak memeriksakan atau mengontrol kesehatannya ke puskesmas dengan warga bahwa mayoritas masyarakat tidak berobat ke Puskesmas. Pada kenyataannya warga Kelurahan Boyonghai belum pernah mendapatkan informasi tentang penyakit ISPA baik dari tenaga kesehatan maupun melalui leaflet dan belum pernah diadakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit ISPA. fasilitas pelayanan kesehatan di tersebut hanya terdapat 1 buah puskesmas pembantu. Warga kelurahan Boyonghai ada yang berkeyakinan untuk berobat ke dukun sebanyak 19 orang. Selain itu tidak terdapat keyakinan terutama yang menentang agama

(7)

B. Penngkajian dan Analisa data 1. Community As Partner

Data inti core community As Partner Usia yang beresiko

No Umur/ tahun Boyonghai Persen (%)

1 Bayi / balita (0-5) 19 4

2 Anak –

anak 60 11

3 Remaja 65 13

4 Dewasa 343 65

5 Lansia 38 7

Total 525 100

Berdasarkan tabel distribusi umur, menunjukkan bahwa kelompok umur tertinggi yaitu dewasa berjumlah 343 orang (65%) , sedangkan kelompok umur yang terendah adalah kelompok umur 0-5 tahun berjumlah 19 orang (4%).

Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persen (%)

1 Tidak tamat SD 76 15

2 SD 180 34

3 SMP 100 19

4 SMA 115 22

5 Tidak tamat D1,D2,D3 10 1,8

6 Tamat S1 24 4,5

7 >S1 1 0,1

8 Belum sekolah 19 3,5

Total 525 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir tertinggi yaitu SD sebanyak 180 orang (32%), sedangkan yang terendah yaitu >S1 sebanyak 1 orang (0,1%). DS= dari hasil wawancara ternyata warga masyarakat belum pernah mendapatkan informasi tentang ISPA baik dari

(8)

tenaga kesehatan maupun melalui leaflet. Pada daerah tersebut belum pernah diadakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit ISPA.

Jenis Kelamin N

o

Jenis Kelamin Jeruk 1 Persen (%)

1 Laki-laki 254 49

2 Perempuan 271 51

Total 525 100

Berdasarkan tabel diatas jenis kelamin, menunjukan bahwa sebagian besar penduduk berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 271 orang (51%), dan laki-laki 254 0rang ( 49%).

Pekerjaan N o

Pekerjaan Jeruk 1 Persen (%)

1. PNS 210 40

2. Karyawan 90 18

3. Buruh 106 20

4. Tidak bekerja 119 22

Total 525 100

Berdasarkan tabel diatas hasil wawancara penduduk berdasarkan Pekerjaan, menunjukkan bahwa yang bekerja sebagai PNS yaitu 210 orang (40%), bekrja sebagai Karyawan yaitu 90 orang (18%) sedangkan yang bekerja sebagai Buruh yaitu 106 orang (20% ) dan yang tidak bekerja yaitu 119 (22%).

Agama N o

Agama Jeruk 1 Persen (%)

1. Islam 461 88

2. Kristen 35 7

3. Katolik 29 5

4. Hindu 0 0

(9)

5. Budha 0 0

Total 525 100

Berdasarkan hasil wawancara penduduk berdasarkan agama, menunjukkan bahwa yang beragama islam yaitu 461 orang (88%) sedangkan yang beragama katolik 29 orang (5%), Kristen 35 0rang (7%) , hindu, budha tidak ada.

Keyakinan N

o Keyakinan Frekuensi Presentase (%) 1. Tidak berobat di

Rumah Sakit, tetapi pergi ke Dukun

15 0,6

Berdasarkan hasil wawancara penduduk berdasarkan keyakinan, menunjukkan bahwa yang memiliki keyakinan berobat ke Dukun hanya 15 orang (0,6%).

Selain itu tidak terdapat keyakinan terutama yang menentang agama.

Pengkajian 8 Subsistem Community As Partner

Subsistem Temuan

Lingkungan :

Perumahan yang dihuni penduduk

Berdasarkan tipe rumah yang dihuni penduduk ,terdapat 120 KK yang memiliki rumah yang sudah berdinding tembok dan 35KK yang rumahnya sebagian tembok dan sebagian tidak.

Untuk lantai / alas rumah semuanya sudah berkeramik, namun sebanyak 47 KK belum memiliki ventilasi.

Berdasarkan status kepemilikan Sejumlah 118 KK rumah berstatus milik sendiri dan 2 KK mengontrak Rumah. Untuk kepemilikan jamban , sebanyak 130 KK (100%) Memiliki jamban dan sebanyak 130 KK memiliki jamban dengan kategori bersih. Tidak terdapat masalah kepadatan penduduk

(10)

yang menggaggu kehidupan warga sehai-hari. Hasil wawancara menunjukan bahwa sebanyak 60 % dari warga yang memiliki ventilasi, tidak pernah membuka jendela nya. Sebagian warga membersihkan jambannya tiap dua kali dalam seminggu

Pencahayaan Setelah dilakukan pengkajian tentang penerangan oleh cahaya matahari pada rumah penduduk dan dibagi menjadi 3 kategori didapatkan hasil : sebanyak 70 KK (Baik), 20 KK (Cukup) dan 40 KK (Kurang). Hasil survey menunjukan bahwa sekitar 32% rumah warga kurang pencahayaan sehingga tampak gelap dan ruangan di dalam rumah tampak gelap

Pendidikan : Terdapat tempat pendidikan formal sebagai berikut : terdapat 1 taman kanak-kanan, 2 Sekolah Dasar dan 1 Sekolah Menengah Pertama.

Untuk melanjutkan sekolah ke jenjang menengah atas, sebagian besar tamatan pelajar smp melanjutkan pendidikannya di SMA/Sederajat yang berada di luar kelurahan, yaitu di sekolah negeri di kota kecamatan. Saat ini instansi pendidikan sudah maju dari generasi ke generasi dan mampu berperan sebagaai wadah peningkatan pengetahuan bagi penduduk.

Keamanan dan

Transportasi : Keamanan

terdapat 1 buah poskamling, dan warga rutin melakukan keamanan keliling dan poskamling tersebut berfungsi sebagai pos bagi warga melakukan keamanan keliling. Di dalam kelurahan tidak terdapat pemadam kebakaran atau kantor polisi , untuk menjangkaunya warga harus menuju ke kota kecamatan.

Transportion terdapat fasilitas transportasi berupa jalan raya sepanjang 500 m dan jalan

(11)

setapak 300m, tidak terdapat jalan tol.

Dan berdasarkan pengkajian tentang alat transportasi, berikut ini adalah alat transportasi dan jumlah serta presentase yang dimiliki warga : sebanyak 31 Jiwa memiliki sepeda pancal , 10

Jiwa memiliki mobil, 85

Jiwa memiliki sepeda motor, 4 Jiwa memiliki becak. Berdasarkan pengkajian tentang penggunaan sarana angkutan umum, mendapatkan sebanyak 43 jiwa menggunakan jasa angkutan umum dan 124 jiwa menggunakan kendaraan pribadi

Politik dan

Pemerintahan :

memiliki Stuktur organisasi pemerintahan, Kelompok pelayanan kepada masyarakat ( PKK, karang taruna, panti, LKMD, posyandu) dan Kebijakan pemerintah dalam pelayanan dan kebijakan ini mampu menunjang kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan.

Pelayanan Sosial dan

Pelayanan Kesehatan : Terdapat 1 puskesmas yang berjarak 2 km dan 2 praktek bidan. Puskesmas berperan sebagai fasilitas kesehatan yang selalu memberikan pelayanan untuk warga untuk meningkatkan status kesehatan warga. Selain sebagai pelayanan kesehatan, puskesmas juga memberikan sosialisasi kepada warga mengenai gejala,gangguan maupun penanganan suatu penyakit/masalah kesehatan lainnya.

Komunikasi : Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan kepada warga kelurahan Jeruk I tentang fasilitas komunikasi yang digunakan ,didapatkan hasil : 6 KK memiliki radio , 128 KK memiliki tv, 8 KK memiliki telefon dan 8 KK mendapatkan informasi dari Koran/majalah. Di keluarahan Jeruk I terdapat 1 buah papan informasi yang

(12)

digunakan sebagai wadah penyebaran informasi kepada seluruh warga.

Ekonomi :

Penghasilan Penghasilan rata – rata perbulan penduduk warga Kelurahan Jeruk 1 yaitu, < dari 4.000.000/bulan sebanyak 210 orang, Rp 3.000.000-Rp2.500.000 sebanyak 94 orang , Rp2.500.000- Rp2.000.000 sebanyak 106 orang, <

Rp2.000.000/bulan dan terdapat 1 pasar dan 1 industri yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi.

Pekerjaaan Status pekerjaan penduduk > 18 tahun

< 65 tahun dengan Penduduk bekerja sebanyak 410 jiwa dan Penduduk tidak bekerja sebanyak 119 jiwa. Dari data tersebut menunjukkan masih adanya orang yang tidak bekerja sehingga mempengaruhi pendapatan penduduk di kelurahan Jeruk I. Sehingga hal tersebut juga berpengaruh terhadap aspek pemenuhan kebutuhan salah satunya kebutuhan makan. Bahan makanan yang kurang baik juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan komunitas.

Rekreasi : tidak terdapat objek/sarana rekreasi, bagi pemerintah atau swadaya desa perlu mengembangkan potensi adanya wisata alam, atau pembangunan tempat rekreasi seperti taman hiburan dan lainnya. Karena rekreasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh bagi kesehatan komunitas dan juga warga tidak perlu mengeluarkan biaya atau usaha besar untuk keluar kota untuk rekreasi

C. Pengkajian Khusus Usia Dewasa

Kuesioner I

(13)

Pengetahuan pasien tentang ISPA 1. Menurut Anda, apakah pengertian dari penyakit ispa?

a. Ispa adalah penyakit menular yang disebabkan keturunan b. Ispa adalah penyakit yang disebabkan karena guna-guna.

c. Ispa adalah penyakit yang disebabkan karena asap rokok.

2. Menurut Anda, pada bagian apa penyakit ispa itu dapat menyerang ? a. Saluran pernafasan atas

b. Ginjal c. Hati

3. Apa penyebab penyakit ispa ? a. Keturunan

b. Polusi udara c. Nyamuk

4. Dari gejala dibawah ini, apa yang bukan termasuk gejala penyakit ispa ? a. Batuk lebih dari 3 minggu

b. Batuk, sakit ditenggorokan c. Sering kencing pada malam hari

5. Apa gejala dari penyakit ispa yang anda ketahui ? a. Nafsu makan bertambah

b. Kejang otot

(14)

c. Batuk pilek dan sakit tenggorokan

6. Batuk seperti apakah yang Anda ketahui pada penderita ispa ? a. Batuk-batuk biasa

b. Batuk berdarah dan nyeri dada c. Batuk dan pilek

7. Batuk, tenggorokan sakit, pilek Menurut Anda, gejala dari penyakit apakah gejala-gejala tersebut ?

a. Penyakit ispa b. Penyakit TB Paru c. Penyakit Epilepsi

8. Menurut anda, melalui apa penyakit ispa dapat menular ? a. Keringat

b. Air kencing c. Percikan dahak

9. Bagaimana pencegahan dari penyakit ispa ? a. Minum obat dengan teratur dan memakai masker b. Merokok

c. Begadang

10. Apa yang Anda lakukan ketika batuk dan bersin ? a. Membuang dahaknya disembarang tempat

(15)

b. Menutup mulut c. Batuk dan bersin saja

KUESIONER II

PERILAKU MEROKOK PETUNJUK PENGISIAN

Mohon diisi dengan memberikan tanda checklist (√) pada pertanyaan yang sesuai dengan persepsi yang anda miliki. Dengan pilihan Ya dan Tidak

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya seorang perokok

2 Saya merokok didalam rumah

3 Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus berbentuk silinder

4 Merokok dapat menyebabkan kanker, tekanan darah tinggi, impotensi dll

5 Merokok dapat menyebabkan penuaan dini 6 Saya mempunyai anak balita dirumah

(16)

7 Ventilasi rumah kurang

8 Merokok menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan atas

9 Anak sering batuk pilek dan sakit tenggorokan

ANALISA DATA No

. Analisa data Etiologi Problem

1. Ds :

- Dari hasil wawancara ternyata warga belum pernah mendapatkan informasi tentang penyakit ISPA baik dari tenaga kesehatan maupun melalui leaflet.

- Pada daerah tersebut belum

pernah diadakan

penyuluhan kesehatan tentang penyakit ISPA.

- Ada yang berkeyakinan untuk berobat ke dukun sebanyak 15 orang.

Do :

- Warga yang memiliki pengetahuan tentang ispa sebanyak 23%

- Warga yang tidak memiliki cukup pengetahuan ispa sebanyak 57%

- Kurang terpapar informasi

mengenai TB Paru

- Ketidaktahuan menemukan sumber informasi

Defisit pengetahuan tentang perilaku sehat

(D.0111)

2. Ds:

- sebanyak 60 % dari warga

- Kurang terpapar informasi

Perilaku Kesehatan

(17)

yang memiliki ventilasi, tidak pernah membuka jendela nya. Sebagian warga membersihkan jambannya tiap dua kali dalam seminggu

Do:

- Masih adanya orang yang tidak bekerja sehingga mempengaruhi pendapatan penduduk di kelurahan boyonghai Sehingga hal tersebut juga berpengaruh terhadap aspek pemenuhan kebutuhan salah satunya kebutuhan makan. Bahan makanan yang kurang baik juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan komunitas

Penerangan rumah oleh matahari yang kurang sebanyak 44 KK

- Ketidakadekuata

n dukungan

social

- Status sosio ekonomi rendah -

Cenderung Berisiko (D.0099)

D. Diagnosa Keperawatan Komunitas

1. Defisit pengetahuan tentang perilaku sehat b.d Kurang terpapar informasi mengenai ispa dan Ketidaktahuan menemukan sumber informasi d.d warga belum pernah mendapatkan informasi tentang penyakit ispa baik dari tenaga kesehatan maupun melalui leaflet.

2. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko b.d Kurang terpapar informasi, Ketidakadekuatan dukungan social dan Status sosio ekonomi rendah d.d sebanyak 60 % dari warga yang memiliki ventilasi, tidak pernah membuka jendela nya dan Penerangan rumah oleh matahari yang kurang sebanyak 44 KK

(18)

E. Rencana intervensi

No Tujuan Intervensi Sasaran Metode Tempat Waktu

1 -Pengetahuan warga

tentang ISPA

meningkat.

-Motivasi perilaku hidup bersih dan sehat meningkat.

-Tingkat partisipasi

warga dalam

informasi program kesehatan mengenai ISPA meningkat.

Program kelompok : -Penyuluhan mengenai ISPA (pengertian, dampak, akibat)

-Meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang

ISPA melalui

penyuluhan -Meningkatkan

kesadaran warga agar terhindar dari penyakit menular lainnya.

Pemberdayaan :

-menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi

Kesehatan

-menganjurkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

Kelompok usia dewasa warga Kelurahan Boyonghai.

-Komunikasi -Ceramah -Diskusi -Informasi

Kelurahan boyonghai .

2 x pertem uan dalam seming gu

*mingg u ke 1

& 2

2. - Penerimaan

terhadap perubahan status Kesehatan meningkat - Kemampuan

melakukan Tindakan pencegahan masalah Kesehatan meningkat - Kemampuan

Program kelompok : - Berjemur bersama

dipagi hari - Memberikan

lingkungan yang mendukung

Kesehatan - Menyediakan

pelayanan

Kesehatan yang dapat dimanfaatkan Pemberdayaan :

Kelompok usia dewasa warga Kelurahan Boyonghai.

-Komunikasi -Ceramah -Diskusi -Informasi

Kelurahan boyonghai .

2 x pertem uan dalam seming gu

*mingg u ke 3

& 4

(19)

peningkatan Kesehatan meningkat

- Menganjurkan membuka ventilasi rumah setiap hari - Menganjurkan

penggunaan masker - Menganjurkan

makan sayur dan buah setiap hari

- Menganjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari - Menganjurkan

untuk tidak merokok

F. Evaluasi

No. DX Evaluasi

1

Tingkat pengetahuan (L.12111)

Setelah dilakukan Penyuluhan mengenai ISPA selama 2 x pertemuan dalam seminggu diharapkan status tingkat pengetahuan meningkat dengan kriteria hasil :

- Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu ISPA meningkat

- Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat - Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi

menurun

- Persepsi yang keliru terhadap ISPA menurun 2 Perilaku Kesehatan (L.12107)

Setelah dilakukan Penerapan PHBS selama 2 x pertemuan dalam seminggu diharapkan perilaku

(20)

Kesehatan meningkat, dengan kriteria hasil:

- Penerimaan terhadap perubahan status Kesehatan meningkat

- Kemampuan melakukan Tindakan pencegahan masalah Kesehatan meningkat

- Berkurangnya Masyarakat yang merokok

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan fenomena dan kasus yang terjadi pada pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Semakin baik tingkat pengetahuan masyarakat mengenai ISPA maka semakin baik juga pengobatan yang akan dilakukan masyarakat tersebut 2. Adanya pengaruh perilaku kesehatan dengan kasus penyakit ISPA,

semakin baik perilaku masyarakat yang terpapar ISPA maka semakin berkurang penularannya.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui hubungan kadar bakteri gram negatif di daerah udara pasar hewan terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak usia 0-12 tahun di

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) ANTARA ANAK YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI PENGGANTI ASI (PASI) PADA USIA

KEPALA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS.. BANYUDONO I

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu aplikasi diagnosa awal penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang diharapkan mampu menjadi alternatif

Pada beberapa penelitian sebelumnya terkait hubungan status gizi dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) didapatkan hasil yang kontroversi, dimana

ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari, dimana secara klinis suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di

HASIL DAN PEMBAHASAN Rasionalisasi Pemberian Obat Pemberian obat yang rasional penyakit infeksi saluran pernapasan akut ISPA Pada Balita, penelitian ini didasarkan pada 5 kategori

STUDI LITERATUR HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT ISPA PADA BALITA SKIRPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana