Amin et al. (2013), menyatakan bahwa fokus utama dari aplikasi ICT (Information and Communication Technologies) di bidang pertanian adalah memenuhi kebutuhan petani untuk informasi. Beberapa informasi penting yang dibutuhkan oleh petani yang tampaknya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pertanian, antara lain informasi pasar, teknik terbaru dan teknologi, program pembangunan pedesaan dan subsidi, peramalan cuaca, teknologi pasca panen, berita pertanian umum, informasi tentang asuransi/klaim pengolahan, harga input dan ketersediaan, peringatan dini dan manajemen penyakit dan hama, uji tanah dan informasi pengambilan contoh tanah.
Komponen ICT yang lazimnya dapat disatukan menjadi empat, yaitu:
– Technoware (fasilitas fisik, misalnya mesin)
– Humanware(kemampuan/ketrampilan tenaga kerja), – Infoware (informasi/data)
– Organisasi (organisasi)
Pengertian e-Agriculture atau e-Agribusiness sendiri diambil dari definisi e (electronic) dalam konsep Information and Communication Technology (ICT), yaitu kegiatan pertanian dan agribisnis yang memanfaatkan keunggulan ICT seperti komputer, internet, piranti lunak (softwares) dan piranti keras (hardwares). ), radio, televisi dan perangkat IT lainnya, serta orang yang mengoperasikan ICT tersebut. Aplikasi e-Agriculture atau e-Agribusiness dapat dilakukan di semua aktivitas pertanian mulai dari kegiatan di hulu (proses produksi) sampai di hilir (pemasaran hasil). FAO telah memanfaatkan ICT dalam kegiatan jaringan, publikasi, database dan pembuatan Web. Atau dengan kata lain E-Aggriculture merupakan bidang yang fokus pada peningkatan pembangunan pertanian dan pedesaan melalui peningkatan proses komunikasi dan informasi.
Platform Digital
Aplikasi Penyuluhan Pertanian: Penyuluhan online melalui aplikasi seperti "SiPetani" dan "e- Agriculture" menyediakan informasi dan edukasi tentang budidaya, hama penyakit, dan pasar hasil panen. Petani dapat berinteraksi dengan penyuluh dan pakar pertanian melalui forum tanya jawab, konsultasi online, dan webinar.
Media Sosial: Penyuluhan melalui platform seperti Facebook, Instagram, dan YouTube menjangkau khalayak luas dengan konten edukatif seperti video tutorial, infografis, dan artikel.
Petani dapat mengikuti akun resmi dinas pertanian, kelompok tani, dan pakar untuk mendapatkan informasi terbaru.
Marketplace Online: Petani dapat memasarkan hasil panen secara langsung kepada konsumen melalui platform seperti TaniHub, Sayurbox, dan Tokopedia. Platform ini juga menyediakan informasi harga pasar dan membantu petani dalam proses logistik.