• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM IAI BUNGA BANGSA CIREBON

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "INSTITUT AGAMA ISLAM IAI BUNGA BANGSA CIREBON "

Copied!
142
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dengan berbagai keberhasilan yang telah dicapai sekolah tersebut, peneliti berharap penelitian yang dilakukan dapat menularkan keberhasilan sekolah tersebut ke sekolah lain dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 di sekolahnya. Dalam penelitian ini, peneliti berencana mengangkat judul penelitian Analisis Implementasi Kurikulum 2013 di MI Assalafiyah Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.

Fokus Masalah

Selain itu, sekolah ini dapat menjadi salah satu yang diminati masyarakat sebagai tujuan pendidikan putra-putrinya. Peneliti berharap penelitian yang dilakukan dapat memberikan gambaran tentang keberhasilan MI Assalafiyah dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan benar dan faktor apa saja yang mendasari keberhasilan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di MI Assalafiyah.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Sistematika Penulisan

Selain itu, pimpinan MI selalu memastikan pemahaman implementasi kurikulum 2013 dalam setiap rapat kerja yang diadakan di MI Assalafiyyah. Para guru di MI Assalafiyah terbiasa menggunakan metode pengajaran dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

LANDASAN TEORI

Deskripsi Teoritik

Ulangan adalah proses yang dilaksanakan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa selama proses pembelajaran untuk memantau kemajuan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Kompetensi dasar adalah keterampilan dan materi pelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada setiap komponen pendidikan yang mengacu pada Kompetensi Inti.

Tabel 2.1   Pemetaan SKL SD/MI
Tabel 2.1 Pemetaan SKL SD/MI

Penelitian yang Relevan

Namun demikian, implementasi Kurikulum 2013 di MI Assalafiyah tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi implementasi Kurikulum 2013 Kecamatan Kabupaten Cirebon. Rencana ini akan membahas pengembangan Kurikulum 2013 dan rapat kerja di MI Assalafiyah.

Dari hasil penyusunan data diatas dapat diketahui bahwa implementasi Kurikulum 2013 di MI Assalafiyah sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat. Pengenalan TI di MI Assalafiyah merupakan salah satu syarat kemudahan dalam implementasi Kurikulum 2013 terkait penyediaan berbagai media pembelajaran. Dengan adanya segala fasilitas yang dimiliki maka implementasi Kurikulum 2013 di MI Assalafiyah dapat berjalan dengan baik dan optimal.

Selain itu pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di MI Assalafiyyah juga telah memenuhi Ketentuan Pelaksanaan Kurikulum 2013 yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

Gambar 1.1  Kerangka Berpikir
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Dengan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Ada beberapa metode dalam penelitian kualitatif, antara lain: metode fenomenologis, etnografis, studi kasus, sejarah, dan grounded theory. Dalam penelitiannya sendiri, penulis lebih cenderung menggunakan metode studi kasus karena sangat cocok dengan penelitian yang dilakukannya.

Studi kasus adalah suatu metode dalam penelitian kualitatif yang mengkaji suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada di masyarakat secara mendalam. Studi kasus dilakukan terhadap suatu sistem secara keseluruhan berupa program, kegiatan, peristiwa atau kelompok individu yang ada dalam keadaan atau kondisi tertentu. Dalam prosesnya, metode studi kasus mengkaji tidak hanya satu orang atau individu saja, tetapi bisa dengan beberapa orang atau objek yang memiliki satu kesatuan.

Metode studi kasus menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk mendapatkan data yang mendalam, yang selanjutnya akan dianalisis menjadi teori.

Tempat dan Waktu Penelitian

Data dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Tanpa pengetahuan tentang teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan memperoleh data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan. Sementara itu, Marshall menyatakan bahwa “melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku itu. Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial saat ini, seperti kegiatan belajar mengajar.

Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah apapun, peneliti melakukan eksplorasi secara umum dan menyeluruh, mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan, kemudian direkam dan ditutup dalam keadaan tidak teratur. Peneliti melakukan analisis komponen fokus sehingga dapat ditemukan ciri-ciri, perbedaan, dan persamaan, serta hubungan antar kategori yang diteliti. Menurut Esterberg, “Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan gagasan melalui tanya jawab sehingga makna dapat dikonstruksi dalam suatu topik tertentu”. Sedangkan Susan Stainback menyatakan bahwa “melalui wawancara, peneliti akan menemukan hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan ketika menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak dapat ditemukan melalui observasi”.

Terdapat pelbagai jenis soalan dalam menjalankan temu bual, termasuk: soalan berkaitan pengalaman, berkaitan pendapat, berkaitan perasaan, berkaitan pengetahuan, berkaitan deria dan soalan berkaitan latar belakang (demografi).

Instrumen Penelitian

Dokumen melengkapi metode observasi dan wawancara karena hasil penelitian akan lebih dipercaya (reliable/valid) jika didukung oleh riwayat pribadi dari masa kecil, sekolah, pekerjaan, masyarakat, dan otobiografi. Dengan mengetahui dokumen-dokumen yang ada, seorang peneliti juga akan lebih mengenal sumber-sumber informan yang dijadikan sebagai orang pembantu. Validasi yang dilakukan berkaitan dengan pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan pemahaman terhadap bidang studi yang diteliti, kesediaan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistik, dan validasi dilakukan oleh peneliti sendiri.

Fungsi peneliti adalah menentukan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, mengumpulkan data, menilai kualitas data, menganalisis data, menginterpretasikan data, dan menarik kesimpulan berdasarkan temuan mereka. Tidak semua yang dicari dari objek penyelidikan jelas dan masalah yang tepat, sumber data, hasil yang diharapkan semuanya tidak jelas. Selain itu, setelah fokus penelitian jelas, dimungkinkan untuk mengembangkan perangkat penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi dan membandingkan data yang ditemukan melalui observasi dan wawancara.

Teknik Pengolahan Data

Langkah selanjutnya setelah perencanaan adalah implementasi, implementasi kurikulum 2013 di MI Assalafiyah akan membahas peran sekolah, penyampaian pembelajaran, sistem pendukung dan kelebihan MI Assalafiyah. Pak STN berharap dapat memberikan pengalaman tambahan kepada para siswa di MI Assalafiyah melalui media ini. Selain itu, pimpinan MI selalu memberikan penjelasan tentang konsep-konsep inti Kurikulum 2013 di setiap rapat kerja untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengembangan para guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di MI Assalafiyyah.

Selain itu, untuk menunjang proses pembelajaran di kelas MI Assalafiyah, disediakan berbagai media pembelajaran yang dijelaskan pada bagian fasilitas. Metode pembelajaran yang biasa digunakan guru di MI Assalafiyah antara lain metode ceramah, cerita, kelompok, eksperimen, demonstrasi, dan penugasan. Dengan selesainya perizinan tersebut, MI Assalafiyah berharap dapat menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara optimal.

Pelaksanaan kurikulum 2013 di MI Assalafiyah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari perencanaan kurikulum yang dilakukan mulai dari pembinaan kurikulum 2013 dan rapat kerja rutin.

Pemeriksaan Keabsahan Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penetapan Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri Agama ini. Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Madrasah sebagaimana dimaksud pada Diktum pertama merupakan pedoman penyelenggaraan pendidikan di Madrasah pada Kementerian Agama. MI Assalafiyah merupakan salah satu sekolah di bawah bendera Kementerian Agama, sehingga MI Assalafiyah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya pada tahun pelajaran 2014-2015.

1 Menteri Agama RI, Peraturan Menteri Agama No. 117 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Madrasah, (Jakarta: Kementerian Agama RI), hal. Sarana yang harus dipenuhi dalam implementasi kurikulum 2013 meliputi sarana, prasarana, sumber belajar dan media pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, terdapat beberapa hal yang menonjol dalam implementasi Kurikulum 2013 di MI Assalafiyah antara lain program sekolah gratis, pengenalan IT dan optimalisasi program ekstrakurikuler.

Konsekuensi dari implementasi kurikulum 2013 terkait dengan fasilitas sekolah, disebutkan bahwa sekolah harus dapat menawarkan berbagai alat bantu pengajaran.

Pembahasan

Dalam pagelaran pembinaan kesenian, MI Assalafiyah membuat program ekskursi yang dilakukan dua kali dalam setahun. Selain itu, para guru di MI Assalafiyah selalu memberikan les privat untuk mengatasi siswa yang mengalami keterlambatan belajar. MI Assalafiyah juga telah dilengkapi dengan sarana ibadah yang berperan dalam menunjang penilaian aspek spiritual dalam implementasi pembelajaran berbasis Kurikulum 2013.

Dalam pelaksanaan pengajaran yang dilaksanakan, MI Assalafiyah telah menyediakan media pengajaran yang cukup lengkap, seperti yang telah dijelaskan pada bagian fasilitas sekolah. Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman siswa tentang mata pelajaran yang dipelajari, MI Assalafiyah telah menyediakan ruang perpustakaan yang diisi dengan buku-buku pendamping yang bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Surveilans di MI Assalafiyah dilakukan setahun sekali dan disesuaikan dengan jadwal surveilans yang telah disusun sebelumnya.

Pemerintah juga tidak segan-segan memberikan bantuan dana dalam proses pembangunan yang dilakukan MI Assalafiyah.

Keterbatasan Penelitian

Peneliti : “Program apa yang dijalankan sekolah untuk persiapan tahun ajaran baru pak?” Peneliti : “Apakah ada program field trip yang dijadwalkan oleh pihak sekolah dan apa nama kegiatannya?” Peneliti : “Ketika ada proses evaluasi belajar siswa, apakah ada pemberitahuan dari pihak sekolah kepada orang tua siswa?”.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dalam implementasi kurikulum, MI Assalafiyah telah memenuhi peran sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 yang meliputi peran kepala sekolah, guru, siswa, fasilitas, penataan ruangan dan pemilihan metode. Pelaksanaan kurikulum 2013 di MI Assalafiyah juga didukung dengan sistem pendukung yang lengkap antara lain tersedianya kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang kegiatan kurikuler dan promosi sekolah, pemilihan buku ajar yang dilengkapi dengan izin dari instansi terkait dan pengelolaan media serta sumber pengajaran yang baik. MI Assalafiyah juga bermanfaat dalam program sekolah gratis, pengenalan IT dan optimalisasi kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi perkembangan sekolah dan siswanya.

Kurikulum 2013, MI Assalafiyah selalu melakukan supervisi dan PKG kepada seluruh gurunya yang rutin dilakukan setiap tahun. Keberhasilan implementasi kurikulum 2013 di MI Assalafiyah didukung oleh inovasi dari kepala MI untuk terus mengembangkan pendidikan di MI Assalafiyah, kreativitas guru dalam mengajar, kelengkapan fasilitas yang dimiliki serta dukungan orang tua dan pemerintah dalam pengembangan yang dilakukan. . oleh MI Assalafiyah serta tersedianya tenaga pendidik diklat yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dalam implementasi kurikulum 2013 di MI Assalafiyah masih terdapat kelemahan dan kendala yang dihadapi antara lain belum tersedianya pengembangan kreativitas guru secara mandiri, pemerataan pemahaman guru tentang metode pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 yang masih terbatas dan kondisi negara. kelas gemuk berdampak pada proses pembelajaran yang kurang optimal.

Saran

Peneliti : “Apakah ada dukungan dari orang tua kepada sekolah, misalnya ada pembangunan dan sebagainya?”.

Gambar

Tabel 2.1   Pemetaan SKL SD/MI
Tabel 2.2   Pemetaan KI SD/MI
Tabel 2.4   Bentuk Penilaian
Gambar 1.1  Kerangka Berpikir
+2

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti mengikuti program S-1 pada jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES), Fakultas Syariah (FS) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon,