• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO "

Copied!
163
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Inilah tujuan utama metode sorogan di pondok pesantren Miftahul Ulum tanpa mengabaikan isi kitab. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti bermaksud mengkaji penerapan metode sorogan dalam pengajian kitab kuning yang dilakukan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum.

Pertanyaan Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian Terdahulu yang Relevan

13 Binti Fatatin Azizah, Upaya Peningkatan Kualitas Membaca Kitab Kuning Melalui Pembelajaran Bahasa Arab di Pesantren Bahrul Ulum Besuk Probolinggo, (Malang: Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Malang, 2008). Perbedaan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Syaiful Arif terbatas pada aspek metode bandongan yang digunakan untuk memahami isi kitab kuning, sedangkan penelitian ini berfokus pada metode sorogan untuk memperbaiki bacaan (tarkib/struktur dan isi) kitab suci. kitab kuning.

KAJIAN PUSTAKA

Kemampuan Membaca Kitab Kuning

  • Pengertian Kemampuan Membaca Kitab Kuning
  • Urgensi Pengkajian Kitab Kuning
  • Ciri Khas dan Sistematika Kitab Kuning
  • Jenis-jenis Kitab Kuning
  • Eksistensi Kitab Kuning
  • Posisi Kitab Kuning di Pondok Pesantren

Dalam literatur Islam, khususnya di pesantren tradisional, istilah Kitab kuning bukanlah sesuatu yang asing. Pesantren dan kitab kuning merupakan dua sisi yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan Islam di Indonesia.

Tabel 1: Pedoman Pembacaan Kitab Kuning
Tabel 1: Pedoman Pembacaan Kitab Kuning

Pondok Pesantren

  • Pengertian Pondok Pesantren
  • Ciri-ciri Pondok Pesantren
  • Jenis dan Fungsi Pondok Pesantren
  • Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren
  • Perkembangan Pendidikan Pondok Pesntren

Pertama, pernyataan yang menyatakan bahwa pesantren berakar pada tradisi Islam itu sendiri, yaitu tradisi tarekat. Kedua, pesantren yang kita kenal sekarang ini pada mulanya merupakan adaptasi dari sistem pesantren yang dijalankan oleh umat Hindu di Nusantara. Ciri paling menonjol yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah sistem pendidikan 24 jam.

Setiap lembaga pendidikan seharusnya memiliki ciri khas tersendiri, demikian pula pondok pesantren dalam mekanisme operasionalnya, sistem yang ciri-ciri tersebut di atas menggambarkan pendidikan pesantren dalam bentuknya yang murni (tradisional) dan sekaligus memperlihatkan unsur-unsur pokok yang membedakannya dengan pesantren. lembaga pendidikan lain yang menunjukkan semangat demokrasi, karena praktis bekerja sama di mana-mana. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia merupakan lembaga pendidikan yang paling tua dan eksis seiring dengan keberadaan Islam itu sendiri di Indonesia.

Ekspansi pesantren juga dapat dilihat dari tumbuhnya pesantren yang semula merupakan lembaga pedesaan menjadi juga lembaga pendidikan perkotaan.Di antara pesantren perkotaan yang muncul pada tahun 1980-an adalah pesantren Nurul Hakim, Al-Kautsar dan Darul Arafah di Medan, Darul . Yang tidak kalah pentingnya dalam pembahasan di atas adalah pengadopsian aspek-aspek tertentu dari sistem pesantren oleh lembaga pendidikan umum. Lebih jauh, beberapa pesantren tidak berhenti dengan eksperimen madrasahnya, beberapa pesantren bahkan mendirikan lembaga pendidikan umum yang berada di bawah sistem Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, bukan sistem pendidikan agama yang berada di bawah Departemen Agama.

Metode Sorogan

  • Pengertian Metode Sorogan
  • Mekanisme Metode Sorogan
  • Teknik Evaluasi Metode Sorogan
  • Kelemahan dan Kelebihan Metode Sorogan
  • Penyampaian Pengajaran Sorogan di Pondok Pesantren

Pengajian dengan sistem sorogan biasanya diadakan di ruangan tertentu, di mana seorang kiai atau ustadz duduk di sana, dan di depannya terdapat bangku pendek untuk meletakkan buku-buku untuk santri yang berhadapan. Santri rajin menyimak apa yang dibacakan kiai atau ustadz dan mengaitkannya dengan kitab yang dibawanya, baik berupa harokat (syakal), arti atau makna dan kedudukan setiap kalimat (tarkib) e. Kiai atau ustadz juga rajin mendengarkan apa yang dibacakan santrinya dan bila perlu dievaluasi.

Adapun evaluasi akhir, jika sudah selesai mempelajari kitab tertentu, kiai atau ustadz melakukannya dengan sistem acak. Kiai atau ustadz memberikan kepada santri yang akan diuji sebuah kitab yang telah berhasil diselesaikan, namun kitab tersebut adalah kitab bersih tanpa syakal atau makna apapun, kemudian santri diminta untuk membaca, menterjemahkan dan menterjemahkan isinya yang dijelaskan dalam bagian yang dianggap penting. Ada tempat duduk kiai dan ustadz, didepannya ada meja pendek untuk meletakkan kitab santri kepada satri yang lain, baik yang mengaji kitab yang sama atau berbeda duduk agak jauh sambil mendengarkan apa yang kiai atau ustadz sedang mengajar sekaligus mempersiapkan diri untuk dipanggil.

Kiai atau ustadz membacakan teks dalam kitab sambil memandanginya atau tidak jarang dari ingatan kemudian memberikan maknanya dengan menggunakan bahasa melayu atau bahasa daerah yang panjangnya sangat bervariasi tergantung kemampuan santri. Santri rajin mendengarkan apa yang dibacakan Kiai atau ustadz dan membacanya bersama kitab yang dibawanya. Kiai atau ustadz mendengarkan dengan seksama apa yang dibaca santrinya sambil melakukan koreksi seperlunya.

Penggunaan Metode Sorogan dalam Peningkatan Kemampuan

Istilah sorogan tentu sudah tidak asing lagi bagi santri karena metode sorogan ini melibatkan santri secara individu membaca kitab kuning di hadapan seorang ustadz atau kiai. Di rumah tinggal Islam, kemampuan membaca kitab kuning dengan baik dan benar merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh santri. Metode sorogan yang diterapkan dalam proses pembelajaran kitab kuning dirasa mampu mengakomodir perbedaan kemampuan santri dalam satu majlis sehingga dapat mengakomodir kebutuhan masing-masing santri.

Pembelajaran kitab kuning dengan metode sorogan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun sinergi kemampuan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Kemampuan siswa yang diperoleh dengan mempelajari kitab kuning akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain. Proses pembelajaran kitab kuning dengan metode sorogan merupakan upaya mengemas atau merancang suatu pengalaman belajar yang akan dipengaruhi oleh kebermaknaan belajar bagi siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran kitab kuning.

Selain itu, penerapan kajian kitab kuning dengan metode sorogan di pondok pesantren akan sangat membantu para santri karena sesuai dengan tahapan perkembangannya, mereka tetap memandang segala sesuatu sebagai satu hukum (holistik) dengan memperhatikan tingkat kemampuan siswa untuk menguasai pengetahuan dasar bahasa Arab saat membaca dan menafsirkan kitab kuning. Dalam pembelajaran pengalaman langsung, siswa tidak hanya mengamati, tetapi harus menginternalisasi, terlibat langsung dalam tindakan, dan mempertanggungjawabkan hasilnya. Dengan melihat penjelasan di atas, nampaknya tidak ada alasan bagi pesantren untuk tidak menggunakan metode sorogan dalam sistem pembelajaran santri.

METODELOGI PENELITIAN

  • Rancangan Penelitian
  • Sumber Data/Informan Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Teknik Penjamin Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Miftahul Ulum, 3) upaya mengatasi kendala penggunaan metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning di Sorogan dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning di pondok pesantren Miftahul Ulum. Penerapan Metode Sorogan dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Pesantren Miftahul Ulum Kitab Kuning di Pesantren Miftahul Ulum. Proses pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Miftahul Ulum berlangsung dari pagi hingga sore hari.

Metode sorogan merupakan metode yang digunakan untuk belajar membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Miftahul Ulum. Faktor Pendukung Penggunaan Metode Sorogan untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Pesantren Miftahul Ulum. Faktor penghambat penggunaan metode Sorogan untuk meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Miftahul Ulum.

Upaya Menghadapi Hambatan Penggunaan Metode Sorogan untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Pesantren Miftahul Ulum. Pelaksanaan pengajian kitab kuning dengan metode sorogan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum adalah untuk santri junior hingga sorogan untuk santri senior. Setelah memaparkan beberapa hasil penelitian di Pesantren Miftahul Ulum mengenai penggunaan metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Temuan Umum Penelitian

  • Sejarah Singkat Pondok Pesantren Miftahul Ulum
  • Profil Pondok Pesantren Miftahul Ulum
  • Letak Geografis Pondok Pesantren Miftahul Ulum
  • Keadaan Santri Pondok Pesantren Miftahul Ulum
  • Kewajiban dan Tata Tertib Pondok Pesantren Miftahul
  • Struktur Organisasi Pondok Pesantren Miftahul Ulum

Mahfud Tamami adalah orang yang pertama kali mendirikan Pesantren Miftahul Ulum, beliau lahir di Jember. Pesantren Miftahul Ulum terletak di Rukti Sediyo, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, berdiri pada tanggal 30 November 1985. Perkembangan Pesantren Miftahul Ulum selama ini di tahun 2018 sangat baik, dari segi kualitas dan kuantitas.

Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya animo masyarakat untuk memindahkan putra-putrinya ke Pondok Pesantren Miftahul Ulum. Selain keunggulan di atas, Pesantren Miftahul Ulum juga dekat dengan pesantren lainnya. Fakta ini menunjukkan bahwa Pesantren Miftahul Ulum terletak di lingkungan yang sangat religius dan lingkungan yang masyarakatnya pasti terdidik.

Visi Pesantren Miftahul Ulum : Menjadi lembaga yang mampu menciptakan generasi yang religius, berakhlak mulia dan bermasyarakat. Tujuan Pesantren Miftahul Ulum adalah menghasilkan santri yang berkualitas, islami, profesional, berkompeten dan berakhlak mulia. Kondisi sarana dan prasarana Pondok Pesantren Miftahul Ulum dapat dikatakan cukup memadai untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kurikulum.

Tabel 3 Data Pendidik Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Tabel 3 Data Pendidik Pondok Pesantren Miftahul Ulum

Temuan Khusus

  • Penggunaan Metode Sorogan dalam Peningkatan
  • Faktor Pendukung dan Penghambat Penggunaan
  • Upaya Menghadapi Hambatan Penggunaan Metode

Metode sorogan adalah metode yang digunakan untuk belajar membaca kitab kuning di pondok pesantren Miftahul Ulum, metode sorogan di pondok pesantren Miftahul Ulum dilakukan pada malam minggu, dari pukul 20:00 sampai 22:00. Kemudian pesantren Miftahul Ulum mampu menjaga tradisi para ulama salaf, mengikuti segala sesuatu yang dilakukan oleh para ulama sebelumnya dengan menggunakan kitab kuning. Program bimbingan belajar membaca dan memahami kitab kuning dengan metode sorogan menuntut dilaksanakannya program bimbingan belajar bagi santri.

Hal ini terlihat dari antusiasme para santri Pesantren Miftahul Ulum, seluruh santri yang diwajibkan mengikuti kegiatan bimbingan membaca dan memahami kitab kuning dengan metode sorogan. Penerapan metode sorogan dalam membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Miftahul Ulum dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain: waktu sholat magrib dan sholat subuh. Jadi pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren dengan metode sorogan dikategorikan berhasil karena lebih banyak siswa yang lulus daripada siswa yang tidak lulus.

Pembelajaran metode sorogan pada setiap kelas shorof nahwu di Pondok Pesantren Miftahul Ulum secara keseluruhan, santri dalam pembelajaran kitab kuning pondok pesantren dengan menggunakan metode sorogan dikategorikan berhasil karena santri mengikuti pembelajaran.

Tabel  9  Parameter  Pelaksanaan  Metode  Sorogan  di  Pondok  Pesantren Miftahul Ulum
Tabel 9 Parameter Pelaksanaan Metode Sorogan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum

Pembahassan

PENUTUP

Kesimpulan

Yang dimaksud dengan sorogan mukim hanyalah para santri (mukim/menetap) yang mengikuti dan menggunakan metode sorogan dalam materi di Asrama Miftahul Ulum yaitu Kitab Tauhid, Kitab Amtsilat Tashrifiah, Nahwu dan Kitab Fiqh. Adapun faktor-faktor yang mendukung penggunaan metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning yaitu faktor kompetensi internal seorang guru jika guru tersebut berkompeten maka pelaksanaan pembelajaran membaca kitab dengan metode sorogan dilakukan dengan efektif. faktor eksternal lainnya yaitu waktu pelaksanaan kajian kitab kuning dengan metode sorogan. Faktor penghambat penggunaan metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning yaitu faktor internal antara lain: belum belajar, saat sorogan belum lancar membaca dan saat ditanya-tanya bingung , lalu .

Sedangkan faktor eksternal antara lain: wali memberikan waktu untuk belajar, santri banyak, sedangkan sistem teman sebaya santri satu per satu menambah ustad dalam belajar.

Implikasi

Hal ini dikarenakan bentuk hubungan antara pengasuh dan ustadz serta santri berimplikasi pada tingkat hasil belajar yang dicapai santri.

Saran

  • Data Pendidik Pondok Pesantren Miftahul Ulum
  • Data Pendidikan Terakhir Pendidik
  • Data Pendidk Berdasarkan Jenis Kelamin
  • Data Pendidik berdasarkan Mata Pelajaran
  • Data Santri Pondok Pesantren Miftahul Ulum
  • Hasil Pembelajaran Sorogan disetiap Kelas Nahwu Shorof
  • Parameter Pelaksanaan Metode Sorogan

Bagi santri Pesantren Miftahul Ulum, tetaplah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, dengan keikhlasan maka kendala yang muncul dapat teratasi.

Gambar

Tabel 1: Pedoman Pembacaan Kitab Kuning
Tabel 3 Data Pendidik Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Tabel 5 Data Pendidk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4 Data Pendidikan Terakhir Pendidik
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk memperteguh iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia/berbudi pekerti luhur dan