• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM ECO-PESANTREN DI PONDOK PESANTREN BAITUL HIKMAH TEMPUREJO JEMBER TAHUN 2022 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM ECO-PESANTREN DI PONDOK PESANTREN BAITUL HIKMAH TEMPUREJO JEMBER TAHUN 2022 SKRIPSI"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM ECO-PESANTREN DI PONDOK PESANTREN

BAITUL HIKMAH TEMPUREJO JEMBER TAHUN 2022

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Sains Program Studi Tadris Biologi

Oleh : Ach. Faizin NIM. T20188089

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI DESEMBER 2022

(2)

ii

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM ECO-PESANTREN DI PONDOK PESANTREN

BAITUL HIKMAH TEMPUREJO JEMBER TAHUN 2022

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Sains Program Studi Tadris Biologi

Oleh:

Ach. Faizin NIM. T20188089

Disetujui Pembimbing

Ira Nurmawati, M.Pd.

NUP. 20160370

(3)

iii

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM ECO-PESANTREN DI PONDOK PESANTREN

BAITUL HIKMAH TEMPUREJO JEMBER TAHUN 2022 SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Sains Program Studi Tadris Biologi

Pada

Hari : Kamis

Tanggal : 22 Desember 2022

Tim Penguji :

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M. Pd.I.

NIP. 19640511 199903 2 001

(4)

iv MOTTO

َر َّنِا ۗاًعَمَطَّو اًفْوَخ ُهْوُعْداَو اَهِح َلَْصِا َدْعَ ب ِضْرَْلَا ىِف اْوُدِسْفُ ت َلََو ََ هِِّ ٌََِِْْ ِِ هّٰلا َََمْح

ََ ْيِنِسْحُمْلا : فاِعلأا(

65 )

Artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.

Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al-A’rof: 56) (AL-JUMANATUL ‘ALI, 2017: 157).

(5)

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah Robbil ‘Alamin dengan penuh syukur yang sangat mendalam dan bersamaan dengan ridho Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat, rizki, ilmu, hidayah dan karunia kepada saya. Terimakasih saya ucapkan pada-Mu, engkau menyimpan sejuta makna dalam do’a dan usaha saya ini. Atas kebesaran dan kekuasaan-Mu, kini penulis bisa menjadi pribadi yang berilmu, berpengetahuan dan bertaqwa kepada-Mu. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Ayah dan Ibu saya, Bapak Marsahwi dan Ibu Fatmawati yang telah membesarkan, mendidik dan merawat saya dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang, yang selalu mendoakan tanpa henti dan yang selalu memberikan dukungan penuh kepada saya selama ini.

2. Segenap keluarga besar saya, Kakek, Nenek, dan Kakak saya yang selalu mendukungan dan menyemangati dalam menyelesaikan proses pendidikan, mulai dari pendidikan sekolah dasar hingga kini memperoleh gelar sarjana.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

ِمْيِحَّرلا ِنَمْحَّرلا ِهللا ِمــــــــــــــــــْسِب

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini yang berjudul

“Implementasi Pendidikan Karakter Peduli lingkungan Melalui Program Eco- Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember Tahun 2022)”.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang mana kita mengharapkan syafaatnya di akhirat kelak.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar program pendidikan sarjana (S.Pd), program studi Tadris Biologi di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Penulis menyadari skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima yang sedalam-dalamnya kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah menerima penulis sebagai mahasiswa UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mu’niah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian ini.

3. Ibu Dr. Indah Wahyuni, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sains yang telah memberikan segala nasihat dan bimbingan.

4. Ibu Dr. H. Umi Farihah, MM, M.Pd selaku Koordinator Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember yang selalu memberikan arahannya dalam program perkuliahan yang saya tempuh.

(7)

vii

5. Bapak Dr. Zainal Abidin, S.Pd.I., M.SI. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu mengarahkan dan membimbing dalam program yang penulis tempuh.

6. Ibu Ira Nurmawati S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing saya yang selalu memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

7. KH. Baihaqi Busri selaku Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian ini.

8. Ustadz H. Muhammad Yusfihadi S.Pd., M.Pd.I selaku Ketua Yayasan dan direktur KMI Baitul Hikmah yang telah memberikan izin dan dukungan kepada peneliti dalam melakukan penelitian.

9. Dewi Irawati, Ahmad Wildan, Moch. Sofyan, Ahmad Shodiqin, dan Diana Safitri yang sudah turut membantu saya dalm menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian skripsi ini, untuk kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aaaniin Yaa Robbal ‘Aalamiin..

Akhir kata penulis mohon maaf bila ada kesalahan.

Jember, 15 Desember 2022

Penulis

(8)

viii ABSTRAK

Ach. Faizin, 2022. Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Program Eco-Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember.

Kata Kunci: Karakter, Penidikan Karakter Peduli Lingkungan, Eco-Pesantren.

Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia.

Transfer ilmu atau wawasan pengetahuan (transfer knowledge) juga transfer secara moral (transfer moral value). Pendidikan di Indonesia telah diatur oleh UU No. 20 pada Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. UU tersebut mendiskripsikan bahwa pendidikan merupakan usaha yang sadar serta terencana guna mengembangkan potensi diri sendiri untuk menjadikan pribadi yang cerdas dan memiliki etika terpuji.

Fokus penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1)bagaimana implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan melalui program eco- pesantren di pondok pesantren Baitul Hikmah? 2)apa saja kendala yang dihadapi dalam menjalankan program eco-pesantren di pondok pesantren Baitul Hikmah Tempurejo? dan 3)apa saja faktor yang mendukung terlaksananya program Eco- Pesantren dalam membina karakter peduli lingkungan di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek pada penelitian ini yaitu Ketua Yayasan, ustadz dan santri.

Teknik penentuan subjek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis model Miles dan Huberman. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah; 1)Implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan melalui program eco-pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah diwujudkan melalui kegiatan perawatan tanaman, piket harian santri, Jum’at Bersih/bersih pekanan, kegiatan pemanfaatan air bersih dan hemat energi. 2)Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui program eco-pesantren diantaranya ialah kurangnya kesadaran warga pondok khususnya santri dalam menjaga kebersihan, masih ada beberapa santri yang membuang sampah sembarangan, dan kurangnya rasa kepedulian terhadap lingkungan pondok khususnya yang berhubungan dengan kebersihan. 3)Factor yang mendukung terlaksananya program eco-pesantren ini dapat terjadi karena adanya contoh atau teladan yang diberikan oleh ustadz dan juga pengaruh yang diberikan oleh teman atau sesama santri. Dari semua pelaksanaan kegiatan kepedulian terhadap lingkungan yang sudah dilakukan, harapannya dapat menghasilkan output yang memiliki karakter peduli lingkungan.

(9)

ix DAFTAR ISI

Uraian Hal

HALAMAN SAMPUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 13

1. Manfaat Teoritis ... 13

2. Manfaat Praktis ... 13

E. Definisi Istilah ... 14

F. Sistematika Pembahasan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 18

A. Penelitian Terdahulu ... 18

B. Kajian Teori ... 25

BAB III METODEPENELITIAN ... 35

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 35

B. Lokasi Penelitian ... 35

C. Subyek Penelitian ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Analisis Data ... 40

F. Keabsahan Data ... 43

G. Tahap-tahap Penelitian ... 45

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 49

A. Gambaran Objek Penelitian ... 49

1. Profil Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 49

2. Status Wakaf ... 50

3. Letak Geografis Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 50

4. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 51

5. Kurikulum KMI Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 53

6. Profil Guru Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 54

(10)

x

7. Visi dan Misi, Panca Jangka, Panca Jiwa dan Motto ... 55

8. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 57

9. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 58

10. Kegiatan Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 59

B. Penyajian Data dan Analisis ... 60

1. Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan... 60

2. Kendala Yang Dihadapi Dalam Menjalankan Program Eco- Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 72

3. Faktor Pendukung Terlaksananya Program Eco-Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 78

C. Pembahasan Temuan ... 81

1. Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan di Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 82

2. Kendala Yang Dihadapi Dalam Menjalankan Program Eco- Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 88

3. Factor Pendukung Terlaksananya Program Eco-Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 94

BAB V PENUTUP ... 97

A. Kesimpulan ... 97

1. Implementasi Karakter Peduli Lingkungan ... 97

2. Kendala Yang Dihadapi Dalam Menjalankan Program Eco- Pesantren ... 98

3. Faktor Pendukung Terlaksananya Progran Eco-Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah ... 99

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN ... 105

(11)

xi

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

a. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 23

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1.1. Perawatan Bunga dan Tanaman... 8

1.2. Bunga dan Tanaman Toga ... 8

2.1. Bunga di Dalam Polybag ... 34

2.2. Tanaman Dalam Polybag ... 34

3.1. Model Miles dan Huberman ... 41

3.2. Diagram Alur Penelitian ... 48

4.1. Struktur Organisasi ... 57

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pernyataan Keaslian Tulisan ... 105

Lampiran 2 : Matrik Penelitian ... 106

Lampiran 3 : Pedoman Penelitian ... 108

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian ... 112

Lampiran 5 : Jurnal Kegiatan Penelitian ... 113

Lampiran 6 : Surat Selesai Penelitian ... 116

Lampiran 7: Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 117

Lampiran 8: Biodata Peneliti ... 121

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Transfer ilmu atau wawasan pengetahuan (transfer knowledge) juga transfer secara moral (transfer moral value). (Solekha, 2019: 1).

Pendidikan di Indonesia telah diatur oleh UU No. 20 pada Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. UU tersebut mendiskripsikan bahwa pendidikan merupakan usaha yang sadar serta terencana guna mengembangkan potensi diri sendiri untuk menjadikan pribadi yang cerdas dan memiliki etika terpuji. Sekolah sebagai wadah untuk menempuh pendidikan dalam pelaksanaannya tidak hanya berfokus pada pengembangan kecerdaan peserta didik, namun juga pembentukan karakter peserta didik. Unsur utama keberhasilan dalam sebuah pendidikan yaitu terbentuknya karakter peserta didik yang terpuji. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachman (2015) yang menyebutkan bahwa karakter adalah unsur utama pencapaian di sebuah pendidikan. Publikasi Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun 2011 telah menandai nilai-nilai pembentukan pada karakter yang bersumber dari agama, pancasila, budaya juga tujuan terhadap pendidikan nasional. Nilai tersebut adalah karakter bangsa yang jumlahnya ada delapan belas yakni (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif,

(15)

(7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli terhadap lingkungan, (17) peduli sosial yang tinggi, (18) bertanggung jawab. Kedelapan belas nilai ini diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah. (Solekha, 2019: 1)

Implementasi nilai karakter bangsa terhadap sekolah pada saat ini didukung oleh pemerintah melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter. Landasan hukum gerakan Penguatan Pendidikan Karakter merupakan Peraturan Menteri Pendidikan serta Kebudayaan No. 20 pada Tahun 2018 mengenai Penguatan Pendidikan Karakter terhadap Satuan Pendidikan Formal. Pendidikan karakter melalui pelaksanaannya telah dilaksanakan dengan beberapa pendekatan yakni, berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, serta berbasis kemasyarakatan (Solekha, 2019 : 2).

Pendekatan berbasis kelas dilaksanakan melalui cara yaitu dengan mengintegrasikan nilai karakter dalam proses belajar mengajar secara tematik. Pendekatan berbasis budaya sekolah menekan pada pembiasaan nilai utama yaitu kesehariannya di sekolah. Pendekatan berbasis kemasyarakatan ini dilaksanakan dengan memperkuat peranan wali murid dan komite sekolah (Solekha, 2019 : 2). Sekolah merupakan lembaga formal menerapkan pelaksanaan pendidikan karakter dengan konsistensi supaya peserta didik mempunyai karakter yang baik dan unggul (Solekha, 2019: 2).

(16)

Pesantren adalah gambaran rill kekuatan umat Islam Indonesia, ia merupakan lembaga pendidikan keagamaan tertua di Indonesia dan merupakan potensi yang sangat besar dalam upaya pelesatarian dan pengelolaan lingkungan hidup. Konsep pelestarian lingkungan yang berbasiskan ajaran Islam jika dapat dikembangan melalui Pondok Pesantren, maka kesadaran untuk menjaga lingkungan dan memperbaiki kerusakan lingkungan akan dapat terlaksana dengan baik dan Pondok Pesantren dapat dijadikan sebagai Pusat Pembelajaran Lingkungan bagi komunitas pondok dan masyarakat sekitarnya (La Fua, 2013: 120).

Dalam konsep ajaran Islam tentang perintah untuk senantiasa memelihara lingkungan sudah jelas, demikian juga informasi tentang berbagai akibat bila kita melalaikan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup juga sangat jelas, sebagaimana Firman Allah dalam surah Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi :

اْوُِّٰمَع ِْْذَِّلا ََْعَ ب ُْْهََْ ِْذِ ُيِل ِساَّنلا ىِدَْْا ََْبَسَك اَمِب ِِْحَبْلاَو ِهَِ بْلا ىِف ُداَسَفْلا ََِهَظ )14:03/موهِلا ( َنْوُعِجَِْ ْ ُْْهََّّٰعَل

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Rum/30:41) (AL- JUMANATUL ‘ALI, 2017: 408).

(17)

Berdasarkan ayat di atas, maka peran aktif umat Islam untuk peduli terhadap lingkungan hidup dalam menghadapi aktivitas perusakan lingkungan dapat diwujudkan dalam lembaga pendidikan berbasis Islam seperti pondok pesantren (ponpes) melalui konsep eco-pesantren sebagai model pendidikan yang ramah lingkungan. Konsep ini pesantren sebagai representasi lembaga intelektual muslim bertanggung jawab dalam mewujudkan kehidupan yang ramah lingkungan di segala aspek. (La Fua, 2013: 121).

Program eco-pesantren untuk pelestarian lingkungan diharapkan dapat menggugah kesadaran umat Islam untuk lebih memahami dan peduli terhadap kondisi lingkungan serta dapat melakukan penggalian dan pengkajian secara komprehensif tentang konsep Islam yang berkaitan tentang lingkungan hidup serta implemantasi dan revitalisasinya.

Eco-Pesantren merupakan bentuk pendidikan lingkungan hidup berbasis pondok pesantren yang memfokuskan pada penguatan moral generasi bangsa dalam upaya meningkatkan kesadaran lingkungan yang ditopang oleh tata nilai dan kehidupan spiritual Islam dengan meneruskan risalah Nabi Muhammad SAW yang mengedepankan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk kemaslahatan umat. Nilai-nilai edukasi yang dikembangkan dalam konsep pendidikan berbasis eco- pesantren merupakan suatu nilai pendidikan untuk mempersiapkan kader- kader ulama dan intelektual muslim yang memiliki peran penting dan strategis dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,

(18)

dengan nilai edukasi seperti ini diharapkan generasi muda memiliki etika, moral dan agama, sehingga dapat menghasilkan generasi muda yang berakhlak mulia dan memiliki nuansa-nuansa lingkungan yang membawa ketentraman dan kesejahteraan secara berkelanjutan tanpa mengurangi hak generasi yang akan datang. (La Fua, 2013: 122).

Program pendidikan berbasis eco-pesanten merupakan kegiatan untuk menjadikan pondok pesantren berbasis ramah lingkungan. Program ini sebagai representasi intelektual muslim untuk ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan kehidupan yang ramah lingkungan melalui bentuk- bentuk kegiatan seperti peningkatan pola hidup yang ramah lingkungan, pengembangan unit kesehatan dan lingkungan dalam pesantren, memasukkan kurikulum lingkungan dalam pesantren serta melakukan aksi nyata dalam pengelolaan sampah, air bersih, sanitasi dan MCK, yang dapat dijadikan percontohan dan pembelajaran bagi masyarakat sekitarnya.

Melalui model pendidikan eco-pesantren ini diharapkan akan melahirkan intelektual Islami yang berorientasi pada mutu, berdaya saing tinggi, dan berbasis pada sikap spiritual tetapi juga ikut andil dalam pembangunan bangsa yang memiliki pola pikir berwawasan lingkungan. (La Fua, 2013:

123)

Pelaksanaan program ini berlandaskan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.5 pada Tahun 2013 mengenai Pedoman Pelaksaan Program Eco-Pesantren serta kesepakatan bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan

(19)

Nasional No.03/MENLH/02/2010 dan No. 01/11/KB/2010 mengenai Program Pesantren Berbudaya Lingkungan. Pada pelaksanaan program eco-pesantren, pemerintah memberikan penghargaan berjenjang dari eco- pesantren tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional, serta eco-pesantren mandiri. Tujuan program eco-pesantren menciptakan pesantren yang peduli dan berbudaya terhadap lingkungan (Hidayati, dkk 2014: 4). Lebih lanjut, tujuan program eco-pesantren di pesantren guna menciptakan kondisi yang baik sebagai tempat dalam menjalankan pendidikan dan proses pembelajaran agar dapat memotivasi pesantren untuk selalu giat dalam memberikan pendidikan karakter peduli lingkungan.

Pesantren adalah lembaga pendidikan mandiri yang dirintis, dikelola, dan dikembangkan oleh Kyai. Jika ditelusuri, pesantren lahir dari sesuatu yang sangat sederhana. Seseorang yang dikenal memiliki pengetahuan agama, yang kemudian dianggap sebagai ustadz, menyediakan diri untuk mengajar agama Islam (Ferdinan, 2016 : 13).

Pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional tempat para santrinya tinggal bersama dan belajar ihnu-ilmu keagamaan di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai atau Ustadz. Asrama untuk para santri tersebut berada dalam kompleks pesantren yang disitu juga Kiai bertempat tinggal. Pada pesantren, juga ada fasilitas ibadah sehingga dalam aspek kepemimpinan pesantren, Kiai memegang kekuasaan tertinggi dan yang memberikan keputusan mutlak.

(20)

Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di pesantren didasarkan atas ajaran Islam dengan tujuan ibadah untuk mendapatkan ridho Allah SWT, waktu belajarnya juga tidak dibatasi, dan santri di didik untuk menjadi mukmin sejati, mempunyai integritas pribadi yang kukuh, mandiri, dan mempunyai kualitas intelektual. Sehingga, seorang santri diharapkan dapat menjadi panutan dalam masyarakat, menyebarluaskan citra nilai budaya pesantrennya dengan penuh keikhlasan, dan menyiarkan dakwah Islam (Ferdinan, 2016 : 4).

Pondok Pesantren Baitul Hikmah adalah salah satu pondok pesantren yang ada di Kabupaten Jember, yang terpilih menjadi pondok pesantren dengan Program Eco-Pesantren mandiri sejak tahun 2020 dan memperoleh penghargaan Eco-Pesantren Tingkat Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021 (dikutip dari berita PPID Jember, 2021). Kaitannya dengan karakter atau sikap disini, yaitu untuk membentuk dan menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan sekitar, khususnya lingkungan yang ada di Pondok Pesantren Baitul Hikmah. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. (Agustina, 2015: 101)

Tata kelola dari peraturan di pesantren ini berbasis lingkungan seperti Go Green.

(21)

Indikator penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan di pesantren ini antara lain (1) membiasakan santri maupun warga pondok yang lain untuk menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan, (2) tersedianya pembuangan sampah juga tempat untuk cuci tangan, tersedianya kamar mandi dengan air yang bersih, (3) membiasakan untuk hemat energi, (4) membuat biopori di area pesantren, (5) melestarikan pembiasaan dalam pembuangan sampah jenis organik juga anorganik, dan

Gambar 1.1. Perawatan Bunga dan Tanaman

Gambar 1.2. Bunga dan Tanaman Toga

(22)

(6) menanam bunga serta tanaman-tanaman toga yang indah di area kosong juga tersedianya peralatan-peralatan untuk kebersihan lingkungan di pesantren. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo karena lokasi ini adalah salah satu pondok pesantren yang memperoleh penghargaan Eco- Pesantren sebagai pondok pesantren yang ramah lingkungan di Jember.

Aktivitas kepedulian terhadap lingkungan disini dilakukan melalui dua kegiatan rutin yang dilaksanakan, yaitu kegiatan harian berupa piket harian santri dan kegiatan mingguan berupa bersih pekanan atau yang disebut dengan Jum’at Bersih yang dilaksanakan satu minggu satu kali yaitu pada haru jum’at setiap minggunya di Pondok Pesantren Baitul Hikmah.

Adapun hubungannya antara karakter yang dibentuk dengan sikap peduli lingkungan yaitu untuk menumbuhkan dan menanamkan kesadaran rasa pedulinya terhadap lingkungan, terlebih disini untuk menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan khususnya yang berhubungan dengan kebersihan. Ada beberapa karakter yang ditanamkan kepada warga pondok khususnya para santri di Pondok Pesantren Baitul Hikmah, di antaranya yaitu sikap peduli lingkungan, pola hidup sehat, hemat listrik/energi, penggunaan air secukupnya, rasa kepemilikan dan bertanggung jawab terhadap hak milik pribadi.

Menurut Prof. Suyanto, Ph.D. dalam tulisannya yang bertajuk Urgensi Pendidikan Karakter menjelaskan bahwa karakter adalah cara

(23)

berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara (Siti, 2017: 19). Keterkaitan dengan penelitian yang peneliti amati yaitu untuk mengetahui sejauh mana dan sebesar apa tingkat keberhasilan implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan melalui program eco- pesantren di pondok pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember.

Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan atau lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah-perbuatanya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan memengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahtraaan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya.

Sementara itu, menurut Otto Soemarwoto lingkungan hidup diartikan sebagai ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup didalamnya. (Bayuroh, 2018:

38)

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yafie (2020) dengan tujuan determinan yang menjadikan Pondok Pesantren Modern Ibnu Ash- Sholah Kabupaten Bogor berhasil meraih penghargaan eco-pesantren juga pelaksanaan pendidikan karakter peduli lingkungan pada santri dengan program eco-pesantren mandiri, menunjukkan hasil bahwa pelaksanaan pendidikan karakter peduli lingkungan di Pondok Pesantren Modern Ibnu Ash-Sholah Kabupaten Bogor berhasil diterapkan di pesntren tersebut.

Adapun data-data yang dikumpulkan melalui wawancara, studi dokumen,

(24)

dan observasi. Melalui empat aspek yang diteliti, hasil kesimpulan penelitian mengenai bentuk impelementasi sebagai berikut: 1) Kebijakan Pondok Pesantren berwawasan lingkungan meliputi tergambar dalam visi dan misi pondok pesantren. 2) Kebijakan Pondok Pesantren dalam Mengembangkan Pembelajaran Lingkungan Hidup yang integrasikan lewat kurikulum kepesantrenan dan budaya 5R. 3) Kebijakan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia santri melalui kegiatan ekstrakulikuler berupa entrepreneur dan worskop mengenai pelestarian lingkungan. 4) Kebijakan Pondok Pesantren yang Mendukung Terwujudnya Pondok Pesantren yang Bersih dan Sehat.

Aspek kedua mengenai respon santri terhadap implementasi Pendidikan lingkungan menunjukan bahwa santri memiliki karakter peduli lingkungan, berupa kesadaran dan praktek yang meliputi: 1) Kesadaran Beragama Akan Pentingnya Menjaga Kebersihan terimplementasikan dalam kehidupan santri sehari-hari, 2) Kesadaran Sosial Untuk Sama-sama Menjaga Lingkungan, 3) Kesadaran akan menjaga dan memelihara lingkungan melalui piket harian, budaya 5R dan pembiasaan hidup bersih serta pengawasan dari pihak pondok pesantren. Adapun manfaat dari pendidikan lingkungan hidup di pondok pesantren Modern Ibnu Ash- Sholah sebagai berikut, keseluruhan bermanfaat dalam pembentukan karakter peduli lingkungan serta membudayakan lingkungan pondok pesantren yang bersih, nyaman, sehat dan asri.

(25)

Perbandingannya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pendidikan karakter peduli lingkungan melalui program eco- pesantren serta mendiskripsikan faktor pendukung dan kendala dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui program eco-pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik meneliti tentang “Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Program Eco-Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember Tahun Ajaran 2022-2023”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan melalui program Eco-Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember ?

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menjalankan program Eco- Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember ? 3. Apa saja faktor yang mendukung terlaksananya program Eco-

Pesantren dalam membina karakter peduli lingkungan di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan implementasi pedidikan karakter peduli lingkungan melalui program Eco-Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember.

(26)

2. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam menjalankan program Eco-Pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember.

3. Mendeskripsikan faktor pendukung dalam terlaksananya program ecopesantren untuk membina karakter peduli lingkungan di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terdiri dari dua hal yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teroretis berarti memberikan manfaat dan sumbangsih terhadap pengembangan keilmuan sedangkan manfaat praktis bermanfaat untuk kepentingan masyarakat penggunanya. Manfaat penelitian sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan kesadaran terhadap warga pondok tentang pentingnya karakter peduli lingkungan dalam upaya pelestarian lingkungan untuk hidup yang berkualitas.

b. Sebagai literasi dan rujukan penelitian dengan tema yang sama.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Memperluas pengetahuan penulis tentang kepedulian terhadap lingkungan sehingga dapat melaksanakan dan mempraktikkan hal tersebut di kehidupan sehari-hari.

(27)

b. Bagi Pendidik

Menjadikan contoh atau gambaran bagi pendidik untuk sadar melaksanakan kegiatan peduli lingkungan dan membentuk kepribadian santri untuk melestarikan lingkungannya.

c. Bagi Santri

Memberikan acuan serta wawasan terhadap santri akan pentingnya menjaga lingkungan dan menumbuhkan karakter peduli lingkungan.

d. Bagi Peneliti Lain

Menjadikan sumber informasi atau referensi dalam mengembangkan penelitian mengenai pendidikan karakter peduli lingkungan di pesantren.

E. Definisi Istilah

1. Implentasi Karakter Peduli Lingkungan

Implementasi merupakan pengaplikasian suatu sikap atau perbuatan yang menunjukkan suatu tindakan tertentu. Implementasi karakter peduli lingkungan adalah perwujudan dari sikap atau perbuatan seseorang yang menunjukkan karakter atau sikap peduli lingkungan, yang diaplikasikan oleh para santri dan juga asatidz di Pondok Pesantren Baitul Hikmah.

2. Karakter Peduli Lingkungan

Karakter peduli lingkungan adalah perwujudan dari sikap manusia yang memusatkan perhatiannya terhadap lingkungan berupa

(28)

perbuatan atau tindakan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan upaya untuk mencegah rusaknya lingkungan alam sekitarnya.

3. Eco-Pesantren

Eco-Pesantren ialah suatu program yang ditetapkan oleh pondok pesantren supaya menciptakan suasana lingkungan yang sehat di pesantren. Eco-pesanten merupakan kegiatan untuk menjadikan pondok pesantren berbasis ramah lingkungan melalui bentuk-bentuk kegiatan seperti peningkatan pola hidup yang ramah lingkungan, pengembangan unit kesehatan dan lingkungan dalam pesantren, memasukkan kurikulum lingkungan dalam pesantren serta melakukan aksi nyata dalam pengelolaan sampah, air bersih, sanitasi dan MCK, yang dapat dijadikan percontohan dan pembelajaran bagi masyarakat sekitarnya.

Program eco-pesantren ini memiliki keterkaitan dengan pendidikan karakter peduli lingkungan di Pondok Pesantren Baitul Hikmah khusunya bagi santri, yaitu untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan sekitar Pondok Pesantren Baitul Hikmah.

Kegiatan dan pelaksanaan eco-pesantren ini adalah kegiatan yang ada dan dilaksanakan di pondok-pondok pesantren, dan juga lembaga yang ada di bawah naungan yayasan podok pesantren.

(29)

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan penelitian yang dimulai dari bab pendahuluan hingga penutup. Berikut sistematika atau alur pembahasan dalam penelitian ini antara lain:

Bab I membahas tentang pendahuluan. Pada bagian ini merupakan dasar dalam penelitian yang berisi keresahan, kepenasaran, dan hal-hal yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian, yang terdiri dari latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, serta sistematika pembahasan.

Bab II membahas tentang penelitian terdahulu dan kajian teori.

Pada bagian ini peneliti akan memunculkan hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan dan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, kemudian membuat ringkasannya. Sedangkan pada bagian kajian teori peneliti akan memunculkan pembahasan terkait teori sebagai perspektif dalam melakukan penelitian.

Bab III membahas tentang metode penelitian. Pada bagian akan dimuat hal-hal yang berkaitan dengan anggapan-anggapan dasar atau fenomena yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek-aspek atau kerangka tertentu yang dijadikan kerangka berfikir.

Bab IV membahas tentang penyajian data dan analisis yang didalamnya meliputi penyajian data, analisis data, dan pembahasan dalam penelitian.

(30)

Bab V membahas tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan ditarik dari keseluruhan pembahasan untuk menjawab penelitian.

Sedangkan saran bersumber pada simpulan di akhir hasil penelitian.

(31)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian yang terkait dengan penelitian mengenai Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan di Pondok Pesantren adalah sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yafie Nugraha (2020) yang berjudul “Implementasi Pendidikan Lingkungan berbasis ecopesantren di Pondok Pesantren Modern Ibnu Ash-Sholah Kabupaten Bogor.” Adapun data-data yang dikumpulkan melalui wawancara, studi dokumen serta observasi. Melalui tiga aspek yang diteliti, hasil kesimpulan penelitian mengenai bentuk impelementasi sebagai berikut: 1) Kebijakan Pondok Pesantren berwawasan lingkungan meliputi tergambar dalam visi dan misi pondok pesantren. 2) Kebijakan Pondok Pesantren dalam Mengembangkan Pembelajaran Lingkungan Hidup yang integrasikan lewat kurikulum KEPESANTRENAN dan budaya 5R.

3) Kebijakan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia santri melalui kegiatan ekstrakulikuler berupa entrepreneur dan worskop mengenai pelestarian lingkungan. 4) Kebijakan Pondok Pesantren yang Mendukung Terwujudnya Pondok Pesantren yang Bersih dan Sehat. Aspek kedua mengenai respon santri terhadap implementasi Pendidikan lingkungan menunjukan bahwa santri memilki karakter

(32)

peduli lingkungan, berupa kesadaran dan praktek yang meliputi: 1) Kesadaran Beragama Akan Pentingnya Menjaga Kebersihan terimplementasikan dalam kehidupan santri sehari-hari, 2) Kesadaran Sosial Untuk Sama-sama Menjaga Lingkungan, 3) Kesadaran akan menjaga dan memelihara lingkungan melalui piket harian, budaya 5R dan pembiasaan hidup bersih serta pengawasan dari pihak pondok pesantren. Adapun manfaat dari pendidikan lingkungan hidup di pondok pesantren Modern Ibnu Ash-Sholah sebagai berikut keseluruhan bermanfaat dalam pembentukan karakter peduli lingkungan serta membudayakan lingkungan pondok pesantren yang bersih, nyaman, sehat dan asri.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Adam Diavano (2022) yang berjudul “Program Eco-Pesantren Berbasis Kemitraan Sebagai Upaya Memasyarakatkan Isu-Isu Lingkungan Melalui Pendidikan”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan program eco-pesantren berbasis kemitraan. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan indikator keberhasilan eco-pesantren dari Mangunjaya, sedangkan untuk metode penelitian menggunakan studi pustaka. Pola kemitraan yang seharusnya diterapkan untuk mendukung program eco- pesantren adalah kemitraan meliputi kemitraan di kebijakan pesantren peduli dan berbudaya lingkungan, kemitraan pada pengembangan kurikulum berbasis lingkungan, kemitraan di

(33)

pengembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan kemitraan di pengelolaan sarana pendukung pesantren ramah lingkungan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sunarto (2017) yang berjudul

“Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan Melalui Program Eco- Pesantren Di Pondok Pesantren Nurul Haramain Nw Narmada Kabupaten Lombok Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Eco-pesantren di pondok pesantren Nurul Haramain NW Narmada terhadap sikap peduli lingkungan dan memberi solusi kebijakan terhadap peningkatan sikap peduli lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data dilakukan dengan teknik triangulasi data (observasi, wawancara dan kuesioner). Hasil observasi dan wawancara dianalisis secara deskriptif, sedangkan angket kuesioner dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan kriteria pengukuran sikap diperoleh nilai >60%-96,2% dan solusi kebijakan untuk membangun sikap peduli lingkungan dengan penerapan model constructing of environmental care attitude with eco-pesantren. Program Eco- pesantren berpotensi dalam upaya membangun sikap peduli terhadap lingkungan sehingga kelestarian lingkungan hidup dapat terjaga secara terus menerus.

(34)

4. Penelitian yang dilakukan oleh Irna Chafidhotul Ulya (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Upaya Eco Pesantren Pada Pondok Pesantren Pabelan Magelang Tahun 2018”. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui upaya pondok pesantren Pabelan Magelang pada program eco pesantren, (2) Mengetahui faktor pendukung program eco pesantren, (3) Mengetahui faktor penghambat program eco pesantren, (4) Implikasi program eco pesantren pada perilaku santri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang membahas tentang pesantren yang berbasis lingkungan yang disebut dengan eco pesantren. Penelitian dilakukan di pondok pesantren pabelan magelang, yang sebagaimana pondok pesantren tersebut mendapat gelar eco pesantren oleh kementrian lingkungan hidup (KLH). Eco pesantren membahas tentang penyelamatan dan penghijauan lingkungan sekitar pesantren yang dimana para santri dihimbau untuk selalu bertanggung jawab menjaga lingkungan pesantren, agar selalu terjaga kebersihan dan kesehatan. Penelitian ini telah mendapatkan beberapa informasi tentang eco pesantren diantaranya adalah upaya program eco pesantren, faktor pendukung program eco pesantren, faktor penghambat program eco pesantren, dan implikasi program eco pesantren.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Indana Zulfa (2022) dalam jurnalnya yang berjudul “Implementasi Lingkungan Pesantren Dalam Mengembangkan Karakter Peduli Sosial Peserta Didik

(35)

SDTQ-T An-Najah (Studi Kasus SDTQ-T An-Najah Cindai Alus Martapura).” Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Implementasi, bentuk-bentuk dan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Lingkungan Pesantren dalam Mengembangkan Karakter Peduli Sosial Peserta Didik di SDTQ-T An-Najah Cindai Alus Martapura. Penelitian ini meggunakan pendekatan kualitatif jenis Studi Kasus dengan subyek Guru, Peserta Didik, dan kepala Sekolah. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Display Data, dan penarikan kesimpulan. Peneliti menggunakan Trianggulasi Teknik untuk medapatkan keabsahan data. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Implementasi Lingkungan Pesantren dalam Mengembangkan Karakter Peduli Sosial Peserta Didik di SDTQ-T An-Najah Cindai Alus Martapura menerapkan dua sistem yaitu Full day School dan Boarding School, yang disana peserta didik tidak hanya dibekali ilmu umum saja, namun juga ilmu agama dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem full day school dan boarding school yang digunakan, menyediakan fasilitas Asrama dan di utamakan untuk yang domisili jauh dari rumah yang mana di lingkungan Pesantren itu mereka juga di tanamkan pendidikan karakter yang mana bekal untuk mereka di masa depan dan di harapkan karakter-karakter positif ini dapat

(36)

membudaya kelak sampai dewasa dan penerapan ini dilakukan secara berulang dan terus-menerus. Berdasarkan hasil temuan di atas, sesuai dengan teori yang digunakan oleh peneliti bahwa lingkungan pondok pesantren adalah lingkungan yang itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun social-kultural. Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh dan kesehatan jasmani.

Tabel persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

Tabel 1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu No. Penulis/ Tahun/ Judul

Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yafie Nugraha (2020) yang berjudul “Implementasi Pendidikan Lingkungan berbasis ecopesantren di Pondok Pesantren Modern Ibnu Ash-Sholah Kabupaten Bogor.”

Fokus peneltian, jenis penelitian dan metode penelitian.

Konsep penelitian mengarah hanya pada kurikulum dan sarana

prasarana, tidak

keseluruhan.

(37)

No. Penulis/ Tahun/ Judul

Penelitian Persamaan Perbedaan

2 Adam Diavano/ 2022/

Program Eco-Pesantren Berbasis Kemitraan Sebagai Upaya Memasyarakatkan Isu-Isu Lingkungan Melalui Pendidikan.

Metode, jenis penelitian sama dan fokus penelitian sama yakni

mendiskripsikan dan

mengidentifikasi karakter peduli lingkungan melalui program eco-pesantren.

Lokasi penelitian serta konsep penelitian program eco- pesantren berbeda.

3 Sunarto/ 2017/ Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan Melalui Program Eco- Pesantren Di Pondok Pesantren Nurul Haramain Nw Narmada Kabupaten Lombok Barat

Metode dan jenis juga fokus penelitian sama.

Pendekatan penelitian berbeda.

4 Irna Chafidhotul Ulya/

2018/ Upaya Eco Pesantren Pada Pondok Pesantren

Fokus penelitian sama.

Metode, konsep penerapan

(38)

No. Penulis/ Tahun/ Judul

Penelitian Persamaan Perbedaan

Pabelan Magelang Tahun 2018

serta lokasi berbeda.

5 Indana Zulfa/ 2022/

Implementasi Lingkungan Pesantren Dalam

Mengembangkan Karakter Peduli Sosial Peserta Didik Sd TQ-T An-Najah (Studi Kasus Sd Tq-T An Najah Cindai Alus Martapura)

Fokus penelitian sama.

Metode dan konsep penerapan

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini, yaitu untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar tingkat keberhasilan yang di capai oleh Pondok Pesantren Baitul Hikmah dalam mengimplementasikan kepedulian para santri terhadap lingkungan pondok pesantren melalui program eco-pesantren yang dilaksanakan tersebut.

B. Kajian Teori

1. Pendidikan Karakter a. Pendidikan

Definisi pendidikan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar serta terencana guna

(39)

terciptanya suasana dan proses pembelajaran untuk peserta didik lebih aktif dalam pengembangan potensinya guna memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian terhadap dirinya, kecerdasan, akhlak yang terpuji, dan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa serta negara. (Oktarosada, 2017: 20)

b. Karakter

Secara etimologis, karakter (character) menurut Ryan and Bohlin yang berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu charassein yang berarti “to engrave”. Menurut Echols dan Shadily kata “to engrave” itu dapat diterjemahkan dengan mengukir, melukis, memahatkan serta menggoreskan. Kata

“karakter” dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan tabiat, sifat kejiwaan seseorang, akhlaq atau budi pkerti, watak dan perlakuan yang mengacu pada perbedaan seseorang dengan yang lainnya. Arti dari karakter dalam bahasa yakni huruf, angka, ruang serta simbol yang khusus kemudian dapat muncul pada layar dengan papan ketik. Seseorang yang memiliki karakter merupakan seseorang yang mempunyai kepribadian, perilaku, sikap, tabiat dan perwatakan yang tertentu, dan watak itulah yang membedakan dirinya dengan seseorang yang lain (Sajadi, 2010: 1).

(40)

Berdasarkan pengertian yang disebutkan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwasanya karakter adalah nilai-nilai yang menyeluruh perilaku seseorang yang mencakup seluruh aktivitas di dalam hidupnya, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan yang telah terwujud dalam fikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasar atas norma-norma dalam agama, hukum, tata krama, kebudayaan, serta adat istiadat (Oktaviana, 2020: 25).

c. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah istilah yang semakin mendapat pengakuan dari banyak masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih hal ini dirasakan oleh berbagai ketimpangan menurut hasil pendidikan yang dilihat dari lulusan pendidikan formal pada saat ini, semisal pada kasus korupsi, perkembangan seksual yang bebas pada kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan yang dilakukan oleh kaum pelajar, dan pengangguran sekolah menengah atas (Hasyim, 2015: 152).

Pendidikan Karakter menurut Thomas Lickona (1991) merupakan pendidikan guna terbentuknya kepribadian seseorang melalui pendidikan seperti budi pekerti, yang mana hasilnya dapat terlihat pada tindakan nyata seseorang, yakni

(41)

tingkah laku yang mulia, jujur dan bertanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, serta kerja keras. Dengan demikian, proses pendidikan karakter, ataupun pendidikan akhlak dan karakter bangsa sudah tentu harus dipandang sebagai usaha sadar dan terencana, bukan usaha yang sifatnya terjadi secara kebetulan. Bahkan kata lain, pendidikan karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk memahami, membentuk, memupuk nilai-nilai etika, baik untuk diri sendiri maupun untuk semua warga masyarakat atau warga negara secara keseluruhan. (Dalmeri, 2014: 272)

2. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

Lingkungan bagi seseorang adalah salah satu unsur penting dalam proses hidupnya, karena lingkungan tidak hanya untuk tempat melakukan aktivitas, namun lingkungan juga berperan sekali untuk mendukung aktivitas-aktvitas seseorang. Semua kebutuhan yang diperlukan oleh seseorang telah tercakup semua dalam lingkungan sehingga adanya upaya yang dilakukan seseorang dalam mengeksploitasi lingkungannya demi kebutuhan hidupnya. Jadi, merupakan hal yang sangat di maklumi apabila interaksi seseorang dengan lingkungannya akan berlangsung secara terus menerus. Adanya interaksi maka dipastikan kondisi pada lingkungan akan dipengaruhi oleh perilaku seseorang. Sikap dan perilaku seseorang inilah yang dapat menentukan baik maupun

(42)

tidaknya suatu lingkungan. Sebagaimana seseorang itu dapat memperlakukan lingkungan maka dampaknya kepada kualitas kehidupan seseorang itu sendiri (Hamzah, 2013).

Memahami pendidikan karakter peduli lingkungan, kata

“peduli” yang di kutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan. Draf Grand Design pendidikan karakter, karakter peduli lingkungan di lukiskan bahwa peduli merupakan perlakuan seseorang dengan sopan, bertindak santun, bersikap toleransi terhadap banyaknya perbedaan, tidak menyukai perbuatan yang dapat menyakiti orang lain, mendengarkan orang yang lainnya, ingin berbagi, tidak merendahkan yang lainnya, tidak mengambil keuntungan yang diperoleh dari orang lain, mampu dalam bekerja sama, terlibat dalam kegiatan mayarakat, menyayangi sesama manusia dan makhluk yang lainnya, setia, cinta akan kedamaian ketika menghadapi persoalan (Samani, 2012).

Membangun karakter peduli lingkungan terhadap peserta didik pada dasarnya merupakan bagian atas pendidikan sebuah lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup diberikan melalui pendidikan bersifat formal pada tingkat sekolah dasar maupun sampai pada tingkat sekolah menengah atas berdasarkan tujuan yakni meningkatkan wawasan, keterampilan, serta kesadaran peserta didik mengenai nilai-nilai lingkungan, hingga pada

(43)

akhirnya akan mengarahkan dan menggerakkan siswa guna berperan aktif untuk upaya pelestarian dan keselamatan terhadap lingkungan.

Indikator peduli lingkungan antara lain sebagai berikut : (Fitri, 2015)

(1) Menjaga lingkungan kamar santri, asrama, serta area pondok pada umumnya.

(2) Merawat tanaman serta tumbuhan dengan perlakuan yang baik tanpa berniat merusak dan menginjaknya.

(3) Mendukung adanya program go green (penghijauan) di lingkungan pesantren.

(4) Tersedianya lokasi pembuangan sampah organik maupun anorganik.

(5) Menyediakan kamar mandi, air yang bersih, dan tempat untuk pencucian tangan.

Berdasarkan paparan yang telah disebutkan, sikap maupun karakter peduli lingkungan merupakan sebuah sikap yang perlu dikembangkan di pesantren. Pengembangan karakter terhadap kepedulian lingkungan, diharapkan dapat menyadarkan semangat santri maupun warga pondok lainnya dalam kepeduliannya terhadap alam maupun lingkungan sekitar.

(44)

3. Eco-Pesantren

Eco-pesantren, dari susunan katanya terdiri dari dua kata yang masin-masing mempunyai definisi berbeda. Eco diambil dari kata ecologi atau ekosistem yang merupakan terminologi yang erat kaitannya dengan lingkungan hidup. Sebagaimana definisi yang sudah umum dipahami adalah institusi pendidikan khas di Indonesia yang mengajarkan ilmu-ilmu keislaman. Masing-masing kata yang membentuknya, bisa dikatakan eco-pesantren berarti sebuah institusi pendidikan islam yang mempunyai penekanan pada aktivitas yang tanggap terhadap lingkungan hidup. (La Fua, 2013:

118)

Eco-Pesantren muncul pertama kali kurang lebih pada tahun 2005, yaitu ketika mulai digagas dan didirikannya Eco Pesantren Daarut Tauhiid oleh KH Abdullah Gymnastiar bersama timnya di kota Bandung Jawa Barat. Eco-Pesantren Daarut Tauhiid merupakan sebuah model pesantren desa (rural pesantren) yang desain fisik dan rencana aktivitasnya sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Program Eco-pesantren sebagai model pendidikan lingkungan hidup di lingkungan pondok pesantren ternyata manarik perhatian ulama dan ilmuan, serta secara nasional program ini diluncurkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup yang bekerjasama dengan Kementerian Agama pada tanggal 5-6 Maret

(45)

2008 di Asrama Haji Pondok Gede. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Eco-pesantren memiliki beberapa tujuan di antaranya :

1. Meningkatkan kesadaran bahwa ajaran Islam menjadi pedoman yang sangat penting dalam berperilaku yang ramah lingkungan.

2. Penerapan ajaran Islam dalam kegiatan sehari-hari.

3. Sosialisasi materi lingkungan hidup dalam aktivitas pondok pesantren (Pengajian, Majelis Ta’lim, dan lain-lain).

4. Mewujudkan kawasan pondok pesantren yang baik, bersih, dan sehat.

5. Memberdayakan komunitas pondok pesantren untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang Islami, berdasarkan Al-Qur’an dan al-Sunnah.

6. Meningkatkan aktivitas yang mempunyai nilai tambah, baik nilai ekonomi, sosial, dan ekologi.

7. Menjadikan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran (central of excellence) yang berwawasan lingkungan bagi komunitas pesantren dan masyarakat sekitar. (La Fua, 2013:

119)

Program dan kegiatan yang dikembangkan dalam eco- pesantren berdasarkan Al-Qur’an, al-Sunnah, dan kitab-kitab salaf antara lain berupa: kemaslahatan, kebersamaan, keterbukaan,

(46)

kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian lingkungan hidup.

Keuntungan pondok pesantren dalam mengikuti program eco- pesantren menurut Kementerian Lingkungan Hidup RI 10 meliputi:

1. Meningkatkan efisiensi pelaksanaan kegiatan operasional pondok pesantren dan penggunaan berbagai sumberdaya.

2. Penghematan sumber dana melalui pengurangan konsumsi berbagai sumberdaya.

3. Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi warga pondok pesantren.

4. Menciptakan kondisi kebersamaan bagi warga pondok pesantren, sekaligus meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

5. Menghindari berbagai resiko dampak lingkungan dengan meningkatkan aktivitas yang mempunyai nilai tambah bagi pondok pesantren.

6. Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar.

Indikator program eco-pesantren menurut Kementerian Lingkungan Hidup RI 11 meliputi :

1. Pengembangan kebijakan pondok pesantren ramah lingkungan.

2. Pengembangan kurikulum lingkungan berbasis alam.

(47)

3. Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler berbasis tadabbur alam.

4. Pengembangan dan atau pengelolaan sarana dan prasarana pendukung pondok pesantren.

Gambar 2.1. Bunga di Dalam Polybag

Gambar 2.2. Tanaman Dalam Polybag

(48)

35 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu, peneliti terjun langsung sebagai instrument penelitian. Peneliti hadir di Pondok Pesantren Baitul Hikmah tempurejo Jember.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian. Misalnya tingkah laku, persepsi, motivasi aksi dan lain sebagainya dengan cara deskripsi dan cara holistik dalam bentuk bahasa dan kata-kata, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan menggunakan berbagai metode ilmiah (Ningrum, 2015).

Jenis penelitian yang dilakukan kualitatif deskriptif yakni suatu metode pada sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi dan suatu pemikiran. Tujuan dari jenis penelitian yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat dan faktual serta hubungan antar fenomena yang diteliti (Ningrum, 2015).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur.

Lokasi ini adalah salah satu pondok yang memperoleh penghargaan

(49)

Eco-Pesantren dan meraih prestasi sebagai pondok pesantren yang ramah lingkungan di Jember.

C. Subyek Penelitian

Adapun pengumpulan data, peneliti perlu menguraikan sumber data yang meliputi apa dan dari siapa data akan didapatkan. Memilih apa dan siapa sebagai informan untuk mendapatkan data yang diinginkan. Hal ini bertujuan untuk menentukan beberapa informan yang dianggap dapat memberikan informasi tentang permasalahan yang diangkat peneliti.

Penelitian ini menggunakan subyek penelitian yang dipilih secara acak memakai teknik purposive. Cara pengambilan sampel sebagai sumber data dilaksanakan dengan pertimbangan tertentu.

Subyek pada penelitian yakni ketua yayasan, ustadz dan santri serta beberapa karyawan pondok pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember. Dalam hal ini subjek penelitian atau informan yang dipilih adalah sebagai berikut:

1. KH Baihaqi Busri, pengasuh Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember

2. H. Muhammad Yusfihadi, S.Pd. M.Pd.I. ketua yayasan dan direktur KMI Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember

3. Ustadz Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember a. Ustadz Nawawi Efendi

b. Ustadz Dito Saiful H

(50)

c. Ustadz Irwan Junaidi d. Ustadz Akmal Fauzi e. Ustadz Rizki Habibullah f. Ustadz Tegar Solehuddin g. Ustadz Romadhon Azzaidani

4. Santri Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember a. Haris Prasetio

b. Dimas Hamzah c. Akmal Hakim Fuqoha d. Muhammad Firman e. Muhammad Haris D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan membantu peneliti dalam mendapatkan data yang satandar dan mengacu pada tujuan penelitian.

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan atau pengindraan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, perilaku dan proses.

Observasi adalah peneliti melakukan pengamatan secara langsung, berada langsung di lapangan dan mengamati fenomena

(51)

yang terjadi untuk mendapatkan data dari kegiatan yang berlangsung. (Sugiyono, 2017: 108)

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara pasif, dimana peneliti berada di lapangan bersama objek yang diamati dan tidak terlibat langsung dalam kegiatan.

Observasi yang telah dilakukan peneliti di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember yakni dengan mewawancarai ketua yayasan, sebagian guru, santri dan warga pondok lainnya yang mana bertujuan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Peneliti juga akan melakukan observasi di beberapa asrama dan sekitar area pondok guna melihat kepedulian santri terhadap kebersihan dan kerapian kamarnya sendiri di masing-masing asrama. Kemudian peneliti juga ingin melakukan observasi dengan melihat kepedulian warga pondok terhadap lingkungan di pesantren dengan sudah tersedianya program eco-pesantren yang bahkan di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember telah memperoleh penghargaan Program Eco-Pesantren Mandiri sejak tahun 2021.

2. Wawancara

Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data untuk memperoleh informasi secara mendalam terkait sebuah tema yang diangkat dalam penelitian (Sujarweni, 2014).

(52)

Pada penelitian ini, menggunakan wawancara semi terstruktur dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas jika dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam penelitian ini, peneliti telah mewawancarai beberapa informan, antara lain :

a. Mewawancarai ketua yayasan Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember.

b. Mewawancarai ketua dan pengurus bagian sie. Satgas Lingkungan program eco-pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember.

c. Mewawancarai guru/ustadz untuk mendapatkan berbagai informasi tentang program eco-pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember.

d. Serta 5 orang santri yang ikut andil dalam pelaksanaan dan proses program eco-pesantren di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data pelengkap dan pendukung dari data-data lain yang telah terkumpul baik berupa gambar, lampiran-lampiran, dan data lain yang dapat melengkapi data yang sudah ada (Sukmadinata, Nana Syaodih

(53)

2007). Data di dokumentasi dalam penelitian ini berupa kebijakan dari ketua yayasan, guru, santri dan beberapa karyawan pondok yang menjadi subyek penelitian serta data lain yang dibutuhkan dalam pengumpulan data seperti saat melakukan wawancara, data kerapihan serta kebersihan kamar santri, asrama dan juga lingkungan pesantren, data kegiatan peduli lingkungan program eco-pesantren, struktur kepengurusan program eco-pesantren, dan sarana prasarana yang mendukung program eco-pesantren.

E. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti ialah teknik analisis model Miles dan Huberman (1992). Menurut Miles dan Huberman analisis data adalah suatu kegiatan yang dikerjakan secara interaktif dan berjalan dengan terus menerus sampai selesai, hingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menganalisis data diataranya: kondensasi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Kondensasi adalah membuat analisis terhadap data, menggolongkan data yang sesuai dengan fokus masalah dan membuang data yang tidak perlu (Saebani, 2018: 65).

Dalam hal ini, peneliti lebih fokus untuk mereduksi data hasil interview yang dikumpukan melalui informan yang berkaitan dengan pembentukan karakter peduli lingkungan.

(54)

Proses analisis data yang dilakukan peneliti adalah melalui tahap-tahap sebagai berikut :

Gambar 3.1. Model Miles dan Huberman Sumber : Miles dan Huberman (Rijali 2018) 1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pada tekhnik analisis data pertama yang dilakukan oleh peneliti sejak sebelum masuk lapangan adalah mengumpulkan data penelitian terdahulu lalu menganalisanya, selain itu peneliti juga mencari data-data sekunder dan mengumpulkan data-data hasil observasi di lapangan yang terkait tentang kondisi, program, dan kegiatan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Baitul Hikmah, khususnya terkait karakter pedulian lingkungan dan bentuk implementasianya supaya bisa mengarahkan pada fokus penelitian.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah proses memusatkan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data mentah yang dihasilkan dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Proses ini berlanjut selama penelitian, bahkan sebelum data benar-benar

Reduksi Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan Pengumpulan

Data

(55)

dikumpulkan, yang dibuktikan dengan proses desain penelitian, masalah penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih oleh peneliti.

Reduksi data mencakup peringkasan data, berupa data hasil observasi, data hasil wawancara, data hasil dokumentasi, pelacakan subyek, dan pengelompokan. Pilihan data, ringkasan, atau deskripsi singkat yang jelas dan diklasifikasikan dalam pola yang lebih luas.

3. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah menyusun informasi yang sudah didapat sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Format penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif, matriks, grafik ataupun bagan, diagram, dan bisa berupa catatan lapangan. Dalam kegiatan ini, peneliti menyusun dan menyajikan data secara narasi dan dalam bentuk atau pola tertentu agar memudahkan peneliti dalam memahami kembali apa yang terjadi dan memudahkan dalam menyusun kesimpulan, apakah perlu melakukan analisis ulang atau tidak. Adapun penyajian data, data akan ditampilkan dari hasil wawancara, interview maupun dokumentasi yang terkait tentang implementasi karakter peduli lingkungan melalui program eco- pesantren.

(56)

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan langkah penting, dimana peneliti membuat suatu rangkaian dari data yang dikumpulkan dengan hasil temuan yang nantinya diuji keabsahannya. Dalam penarikan kesimpulan disini peneliti menyimpulkan tentang bagaimana penerapan dan pengimplementasian karakter atau sikap kepedulian terhadap lingkungan. Upaya penarikan kesimpulan disini bersifat terbuka, yang artinya atau dapat berubah, namun kesimpulannya akan penulis sediakan. Dilakukan pengujian agar kesimpulan yang awalnya lemah dapat dipertanggungjawabkan dan menjadi kesimpulan yang kuat.

F. Keabsahan Data

Data yang sudah didapat yakni data yang terkait dengan pendidikan karakter peduli lingkungan melalui program eco- pesantren, mulai dari proses pembentukan dan penerapan hingga masalah yang menjadi kendala akan dikumpulkan dan diamati kembali yang kemudian diusahakan kevalidannya.

Keabsahan data dalam penelitian ditentukan melalui triangulasi data. Selain menganalisis data, peneliti juga harus meneliti keabsahan data agar memperoleh data yang valid. Adapun teknik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan data adalah sebagai berikut:

(57)

1. Triangulasi

William Wiersma (1986) berkata bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas yakni sebagai pengecekan data dari beberapa sumber, berbagai cara juga dengan berbagai waktu.

a) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber, yaitu untuk menguji kredibilitas data yang telah dilakukan dengan cara mengecek data yang sama namun dengan sumber yang berbeda. Kemudian data yang diperoleh akan dianalisis oleh peneliti sehingga akan menghasilkan suatu penarikan kesimpulan selanjutnya yang dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber karena data observasi yang terkumpul kemudian digabungkan dengan data wawancara, serta dikuatkan dengan data dokumentasi lapangan untuk data pengembangan dalam melestarikan serta menjaga lingkungan di area pesantren.

b) Triangulasi teknik

Triangulasi tekhnik, menguji kredibilitas data yang telah dilakukan dengan cara pengecekan data kepada sumber yang sama namun dengan tekhnik yang berbeda (Sugiyono, 2007).

Referensi

Dokumen terkait

Lingkungan pondok pesantren menjadi lingkungan yang sangat mendukung dalam keberhasilan penerapan pendidikan karakter, disamping memiliki sistem asrama, siswa mendapatkan

Implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan merupakan gambaran proses pelaksanaan berbagai upaya sekolah yang bekerjasama dengan pihak lain yang terkait

Skripsi yang berjudul : Implementasi Metode Menghafal Alquran Di Asrama Raudhah Tahfizh Alquran “Baitul Azhar” Putera Pondok Pesantren Rakha Amuntai, ditulis oleh

Adapun implementasi kurikulum madrasah diniyah berbasis pendidikan karakter di pondok pesantren Al-Khoirot Pagelaran Malang meliputi: a Proses pembelajaran dengan menggunakan

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Ekonomi Terhadap Nilai Karakter Tanggung Jawab Siswa di Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Darel Hikmah Pekanbaru” merupakan

Hasil penelitian menunjukan bahwa proses implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan pembiasaan di Pesantren Tradisional Pondok Pesantren Cintawana didukung oleh beberapa

Solusi implementasi karakter peduli lingkungan di sekolah Adiwiyatam yakni a Menciptakan lingkungan yang kondusif dalam mendukung program Adiwiyata melalui kegiatan-kegiatan yang sudah

Implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan melalui pembelajaran akidah akhlak di MTsN 2 Kediri melalui pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran,