BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian Data dan Analisis
1. Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 16 Oktober 2022 jam 08.30 WIB yang dilakukan dengan ketua yayasan pondok pesantren Baitul Hikmah yaitu Ustadz Yusfi ditemukan bahwa
“implementasi karakter peduli lingkungan yang kami terapkan kepada para santri disini diwujudkan melalui beberapa kegiatan, diantaranya bersih lingkungan, piket harian santri, dan bersih-bersih pekanan yaitu dilaksanakan satu minggu satu sekali yang dilaksanakan setiap hari jum’at oleh para santri dan juga pengurus organisasi yang diawasi dan didampingi langsung oleh asatidz”
Kegiatan bersih-bersih hari jum’at ini merupakan bentuk implementasi dari pendidikan karakter peduli lingkungan, karena dengan begitu semua warga pondok bisa menjaga kebersihan lingkungan.
“pendidikan karakter peduli lingkungan yang kami lakukan disini salah satunya yaitu melalui kegiatan jum’at bersih atau bersih pekanan, dimana semua warga pondok melakukan bersih-bersih tersebut yang dilaksanakan setiap hari jum’at satu kali setiap minggunya..” (H. Muhammad Yusfihadi, diwawancarai oleh Penulis, 16 Oktober 2022)
Implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan disini tidak dilakukan ketika pembelajaran di dalam kelas atau pada saat jam-jam formal masuk kelas, akan tetapi lebih kepada penerapannya yang dilakukan dalam bentuk aksi atau tindakan langsung.
“kami membiasakan para santri untuk bersikap atau melakukan perbuatan sesuai dengan program eco-pesantren yang sudah kami laksanakan, seperti halnya santri dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan/area pondok setiap waktu dan juga santri dilarang untuk membuang sampah tidak pada tempatnya, dan lain sebagainya..” (H. Muhammad Yusfihadi, diwawancarai oleh Penulis, 17 Oktober 2022)
Adanya program eco-pesantren ini santri menjadi lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan pondok, khususnya yang berhubungan dengan kebersihan, baik kebersihan lingkungan pondok secara umum, asrama, ataupun kamar masing-masing santri yang mereka tempati.
“santri-santri kami lebih banyak meniru dan mencontoh langsung tindakan yang dilakukan baik oleh temannya sendri ataupun ustadsz-ustadznya, para santri di pondok ini dalam bersikap ataupun berperilaku ada sosok Kiai yang mereka teladani yaitu pengasuh, pengasuh disini dalam memberikan contoh atau teladan kepada para santri biasanya beliau lebih sering mencontohkan berupa tindakan langsung dan jarang menegur secara langsung baik ustadz ataupun santri..” (H. Muhammad Yusfihadi, diwawancarai oleh Penulis, 17 Oktober 2022)
Keteladanan seorang pemimpin khususnya pengasuh pondok pesantren sangatlah berpengaruh dan diperlukan adanya dalam membentuk karakter para santri, yang dimaksudkan disini yaitu karakter peduli lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 Oktober 2022 jam 09.00 WIB yang dilakukan dengan salah satu ustadz pondok pesantren Baitul Hikmah yaitu Ustadz Tegar ditemukan bahwa
“pengasuh/Pak Kiai disini bisanya beliau suka mebersihkan atau menyapu halaman dan menyirami bunga dan juga tanaman yang lainnya sendiri, biasanya beliau melakukan hal itu ketika sepi dan ketika para santri sekolah atau masuk kelas..”
Kami disini mendapat kepercayaan dari pemkab Jember untuk mewakili pondok pesantren yang ada di Kabupaten Jember seajak 2020 dua tahun yang lalu, Ustadz Yusfi mengatakan
“kami di utus oleh pemerintah kabupatn Jember untuk mengikuti program eco-pesantren tingkat Provinsi, kemudian sebagai delegasi dari kabupaten tentunya kami sangat senang karena sudah dipilih
dalam program ini walaupun masih banyak yang perlu dipersiapkan dan harus disiapkan semaksimal mungkin..” (H. Muhammad Yusfihadi, diwawancarai oleh Penulis, 19 Oktober 2022)
Program eco-pesantren yang ada di pondok kami Alhamdulillah berjalan lancar dan sesuai dengan harapan bersama, walaupun ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dan juga kendala yang terjadi di lapangan dalam pelaksanaannya. Ustadz Yusfi mengatakan
“…eco-pesantren yang diprogramkan di pondok kami tidak lepas dari nilai-nilai kepesantrenan, yang mana tujuan dari adanya program eco-pesantren ini yaitu untuk membentuk karakter dan sikap peduli lingkungan santri melalui salah satu kegiatan dari program eco-pesantren ini yakni aksi Bersih Lingkungan atau yang biasa santri sebut dengan istilah BERLIN..”
Menurut sumber data yang lain, yakni ustadz Dito Saiful mengemukakan terkait eco-pesantren yang ada di pondok pesantren Baitul Hikmah yakni:
“program eco-pesantren yang ada di pondok ini sama halnya dengan penghijauan di lingkungan pondok dan semacam program Adiwiyata, karena pelaksanaannya juga tidak jauh berbeda dengan adiwiyata yang ada di sekolah luar” (Ustadz Dito Saiful H, diwawancarai oleh Penulis, 21 Oktober 2022)
Tujuan dari program eco-pesantren itu sendiri, ustadz Dito mengatakan
“tujuannya dari pada program eco-pesantren disini yaitu untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan yang ada di pondok khususnya santri dan juga warga pondok pada umumnya, dengan adanya eco-pesantren ini santri jadi lebih peduli dan sadar akan pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan pondok”
Membentuk karakter sesuai dengan lingkungan. Hal ini juga disampaikan oleh ustadz Dito
“selain agar perilaku santri itu sesuai dengan program ini, kami juga ingin agar santri memiliki perilaku yang sesuai dengan kehidupan masyarakat desa Tempurejo, karena santri juga berasal dari berbeda daerah yang memiliki adat sopan santun yang berbeda pula tentunya, diharapkan bagaimana santri itu berakhlak yang sesuai dengan kriteria sopan santun masyarakat desa Tempurejo”
Hal diatas senada juga disampaikan oleh Ustadz Yusfi, beliau menjawab
“santri disini selain harus berperilaku sesuai dengan program eco-pesantren agar tahu bagaimana cara merawat tanaman dan juga tumbuhan yang ada di pondok, mereka juga dituntut supaya bisa menjaga inventaris-inventaris pondok sesuai dengan tata tertib santri dan disiplin sehari-hari yang diberlakukan kepada mereka ketika berada di pondok..”
Secara umum hasil dari program eco-pesantren ini yang kami harapkan nantinya yaitu untuk mewujudkan para santri yang peka dan juga peduli terhadap lingkungannya tidak hanya ketika mereka masih berada di pondok saja, akan tetapi dimanapun nanti mereka berada.
Hal ini ditegaskan oleh ustadz Yusfi
“nilai-nilai yang ditanamkan kepada santri di pondok ini sebagian besarnya disesuaikan dan dikaitkan dengan program eco-pesantren, tujuannya untuk mempermudah kami dalam merealisasikan visi misi pondok bagi keberlangsungan proses pendidikan dan pengajaran di pondok ini”
Pondok pesantren Baitul hikmah merumuskan tujuan yang baik dan jelas. Memperhatikan berbagai hal dan dirumuskan dengan sungguh-sungguh agar tercipta, terlaksana proses pembelajaran yang baik dan memberikan kemudahan dalam mewujudkan implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan yang diharapkan bersama.
Selanjutnya pelaksanaan program eco-pesantren. Dalam hal sumber daya, yakni dalam penentuan bagi tenaga pendidik yang akan mempraktekkan dan mencontohkan langsung kepada santri dari pada program eco-pesantren itu sendiri. Sebagaimana hasil wawancara bersama ustadz Yusfi, beliau mengatakan
“eco-pesantren ini merupakan program yang diberikan dan di amanahkan kepada kami semua disini dari pihak pemerintah daerah dan DLH kabupaten Jember, maka diperlukan sosok yang harus kompeten dan memiliki teladan yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat diterima dengan baik oleh para santri. Maka dari itu saya sendiri yang mempraktekkan dan mencontohkan kepada para santri tentang bagaimana berprilaku dan hidup sesuai dengan program eco-pesantren, misalkan menggunakan air dan juga listrik seperlunya saja. Disamping itu juga diikuti dan dicontohkan langsung oleh tenaga pendidik yang lain di pondok ini”
Monitoring atau kontrol dalam keseharian santri, seperti piket harian, sebagaimana santri berperilaku sesuai dengan program eco-pesantren yang ada di pondok eco-pesantren Baitul Hikmah.
“selain adanya teladan dan percontohan, disini juga diberlakukan monitoring atau pengawasan terhadap santri agar dalam berperilaku dan bertingkah sesuai dengan apa yang telah dianjurkan dan ditetapkan”
Pengawasan seperti ini dimaksudkan agar pada proses pelaksanaan yang sudah berlangsung ini akan benar-benar dilaksanakan dan diamalkan oleh santri. Karena juga diterapkan hukuman seperti jika santri tidak mengerjkan atau melanggar aturan yang diberlakukan akan dihukum dan di sanksi. Hal ini disampaikan oleh ustadz Dito
“dalam praktek kehidupannya, santri disini diawasi dan dikontrol kesehariannya, mulai dari perilaku hingga motivasi untuk hidup bersih dan sehat agar santri tidak merasa dibiarkan begitu saja dalam bertindak, khususnya ketika santri itu sudah mulai acuh terhadap kebersihan lingkungan pondok”
Pengawasan semacam ini juga sebagai bentuk kepedulian dan perhatian serta evaluasi untuk kedepannya dari apa yang telah diberlakukan agar dalam setiap kegiatan santri dapat dimonitor dan dikendalikan, hasil wawancara bersama ustadz Nawawi, beliau mengatakan
“selain itu kami juga melakukan pengawasan agar supaya kegiatan yang diikuti oleh santri itu teratur dan disiplin, juga dapat memberikan dorongan motivasi kepada santri agar dapat bertindak dan berprilaku sesuai dengan etika dan marwah dari pada seorang santri” (Ustadz Nawawi Efendi, diwawancarai oleh Penulis, 23 Oktober 2022)
b. Pendidikan Karakter
Pengasuh/pimpinan memberikan teladan yang baik dalam perbuatan dan perkataan, hasil wawancara bersama ustadz Nawawi, beliau mengatakan
“pak Yai memberi contoh kepada ustadz-uztadz dan santri, beliau jarang memberi contoh dengan nasihat kebanyakan langsung dengan perbuatan beliau, seperti halnya menyirami bungan dan tanaman, dan terkadang beliau juga menyapu halaman sendiri ketika para santri masuk kelas atau ketika sedang sepi”
Hasil wawancara bersama ustadz Tegar, beliau mengatakan
“ustadz-ustadz meberi motivasi dan contoh kepada santri, seperti tidak membuang sampah sembarangan, berpakaian yang rapi dan bersih, dan yang lainnya” (Ustadz Tegar Solehuddin, diwawancarai oleh Penulis, 27 Oktober 2022)
Guru memberikan contoh yang baik dalam berbagai aspek di lingkungan pondok. Hasil wawancara bersama ustadz Dani, beliau mengatakan
“ustadz memberi contoh kepada santri disini dalam hal apa saja, seperti berpakaian, berinteraksi dan juga dalam hal kegiatan yang ada kaitannya dengan eco-pesantren” (Ustadz Romadhon Azzaidani, diwawancarai oleh Penulis, 29 Oktober 2022)
Teladan itu dapat dengan mudah ditiru oleh santri, sebagaimana wawancara bersama ustadz Nawawi, beliau mengatakan
“contoh yang terlihat atau kebiasaan kita sebagai ustadz itu akan mudah dicontoh oleh santri, mulai dari cara berinteraksi, berpenampilan dan pastinya santri itu meniru yang lebih tua apalagi ustadznya”
Teladan memang sebagai sarana utama dalam membentuk karakter seorang santri, hasil wawancara bersama ustadz Dito beliau mengatakan
“semua ustadz harus memberikan contoh yang baik, karena santri cenderung mudah meniru perilaku ustadznya, maka dari itu teladan atau contoh yang baik ini sangat diperlukan”
Sesuai dengan hasil observasi yang peneliti lakukan yakni, santri di pondok pesantren Baitul Hikmah Tempurejo berperilaku dan mempunyai karakter yang baik dan memiliki kedisiplinan pola hidup sehat dan bersih yang tinggi dikarenakan meniru atau mencontoh para guru atau ustadznya, ustadz juga memberikan contoh yang baik di setiap kegiatan sehari-hari di lingkungan pondok. (Observasi di Pondok Pesantren Baitul Hikmah, 16 Oktober 2022)
c. Peduli Lingkungan
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan ustadz Yusfi mengatakan bahwa kepedulian dan kepekaan terhadap lingkungan sangatlah penting, terlebih dalam menjaga kebersihan.
“rasa peduli dari masing-masing kami khususnya santri sangatlah penting dan perlu dalam merawat dan menjaga lingkungan sekitar yang ada di pondok pesantren Baitul Hikmah. Dimana kepedulian itu besar pengaruhnya dalam membiasakan santri untuk selalu berbudaya hidup sehat dan juga bersih di lingkungan pondok pesantren”
Kepedulian ini sangat diperlukan adanya dalam kehidupan dan aktivitas sehari-hari santri dalam menumbuhkan dan memunculkan antusias maupun kemauan santri untuk sama-sama berperan aktif dalam mendukung suksesnya dan terselenggaranya program eco-pesantren ini, ustadz Nawawi mengatakan
“kepedulian santri terhadap lingkungan pondok itu sangat diperlukan, agar santri dapat mengaplikasikan dan menerapkannya dalam kehidupan dan juga aktivitas mereka sehari-hari di pondok”
Dalam membiasakan santri dengan pola hidup sehat dan bersih, terdapat beberapa langkah yang diterapkan, seperti kegiatan membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan dengan sabun, dan meminum air bersih serta mengkonsumsi makanan yang higienis dan juga sehat. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 28 Oktober 2022 jam 08.30 WIB yang dilakukan dengan ketua yayasan pondok pesantren Baitul Hikmah yaitu Ustadz Yusfi ditemukan bahwa
“terdapat beberapa kegiatan yang memang dirancang untuk diamalkan dan ditujukan khususnya kepada santri dalam melaksanakan beberapa langkah/pola hidup sehat yang diterapkan
oleh pondok, bagaimana kehidupan di dalamnnya dan kegiatan seperti ini memang setiap hari dilakukan dan dilaksanakan oleh para santri di pondok”
Bentuk pola hidup sehat seperti ini memanglah diperlukan, agar supaya kesadaran para santri itu dapat meningkat dan menambah gairah dalam mengamalkannya.
“santri ini kan masih dalam umur-umur mencari ilmu, jadi mereka itu membutuhkan sosok yang dapat mengangkat moral mereka, dimana moral tersebut yang akan menumbuhkan motivasi mereka dalam menuntut ilmu”
Para ustadz dan santri juga mengadakan kegiatan aksi atau kegiatan peduli lingkungan lainnya sebagai bentuk pengamalan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Padahal setiap ustadz di tempat ini memiliki tanggung jawab untuk senantiasa membimbing, mengarahkan, dan berwenang menegur bila ada santri yang dapat merugikan baik harta benda maupun lingkungan pesantren. Para ustadz di tempat ini juga dituntut untuk memberikan contoh yang positif dan menjadi panutan bagi seluruh santri, karena para santri sering meniru ulah ustadznya dalam kehidupan sehari-hari. Keinginan santri ini tak lepas dari peran para asatidz dan juga teladan yang diberikan oleh setiap ustadznya, yang dicontoh ataupun yang ditiru oleh santri tentunya seorang ustadz yang mempunyai tatakrama, tutur kata yang sopan dan santun, dan juga budi pekerti yang baik serta karisma daripada seorang guru itu sendiri. (Observasi di Pondok Pesantren Baitul Hikmah, 25 Oktober 2022). Meneladani guru yang memang seharusnya guru itu memberikan teladan yang baik bagi muridnya. Hal
ini seperti yang disampaikan oleh salah satu santri yang bermana Akmal Hakim Fuqoha, santri kelas 5 KMI (setara dengan 2 SMK)
“awal saya mondok itu hanya ingin mondok saja karena disuruh orang tua, tapi kemudian di pondok saya melihat ustadz yang memiliki kemampuan yang hebat, seperti ngajinya enak, pintar dalam pelajaran dan memiliki kemampuan yang hebat dah kalau saya lihat, makanya saya pengen seperti ustadz itu” (Akmal Hakim F, diwawancarai oleh Penulis, 31 Oktober 2022)
Hal semacam ini juga disampaikan oleh santri baru kelas 1 KMI, yakni Dimas Hamzah
“ustadz yang mengajar sangat pintar, seperti ustadz Nawawi dan ustadz Barata, apalagi ustadz Nawawi hafal Al-Qur’an jadi saya juga pengen seperti ustadz Nawawi” (Dimas Hamzah, diwawancarai oleh Penulis, 28 Oktober 2022)
Monitoring santri bisa dilakukan kapan saja, baik ketika kegiatan belajar mengajar maupun diwaktu yang memang sudah dijadwalkan untuk melakukan monitoring, seperti yang disampaikan ustadz Dito
“saya mengawasi santri itu dimana saja dan kapan saja saya ada waktu, baik di kelas maupun di lapangan, biar santri itu selalu merasa terawasi dan diperhatikan, dengan begini banyak santri yang saat itu juga muncul kesadaran dalam dirinya”
Di kelas maupun di lapangan, guru pasti memberikan pengawasan begitu pula pendampingan. Terlebih di kelas memang dipakai sebagai sarana memberikan bimbingan secara intens dan menyalurkan ilmu pengetahuan. Akmal juga menambahkan
“kadang kalau di kelas itu sudah pelajaran, ustadz biasanya ngasih motivasi, seperti kata-kata dan contoh cerita yang disampaikan, kadang juga ada kisah belajarnya ustadz tersebut yang berprestasi ketika mondok dulu”
Monitoring tidak hanya diberlakukan kepada santri saja, kepada ustaz juga diberikan. Monitoring ustadz dilakukan oleh ustadz senior kepada ustadz juniornya. Monitoring guru juga diperlukan karena sentral dari kegiatan pondok pada umumnya melibatkan peran ustadz khususnya ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
“monitoring ini juga diberikan oleh sekretaris pimpinan kepada semua ustadz mukim, seperti dalam forum mingguan yang diadakan, forum ini juga sebagai wadah silaturahmi para dewan guru, sebagai wadah evaluasi kegiatan yang telah dikerjakan maupun yang akan dilaksanakan kedepannya” (Ustadz Dito Saiful H, diwawancarai oleh Penulis, 02 November 2022)
Dengan demikian, dalam hal monitoring atau pengawasan, para asatidz telah melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Ustadz juga mengawasi santri ketika melakukan kegiatan diluar kegiatan belajar mengajar, mengecek ke asrama-asrama dan keadaan kamar di masing-masing asrama, bersih dan rapi atau masih berantakan. Membuatkan tulisan-tulisan himbauan, kata-kata bijak dan lain-lain.
d. Lingkungan Pondok
Lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan santri, hasil wawancara bersama ustadz Nawawi beliau mengatakan
“dalam kegiatan seahri-hari, lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan santri, para ustadz menghimbau kepada seluruh santri untuk selalu menjaga kebersihan pondok”
Lingkungan yang baik memberikan pengaruh yang baik pula, hasil wawancara bersama ustadz Dani, beliau mengatakan
“ustadz-ustadz diintruksikan untuk menciptakan lingkungan yang baik, seperti lingkungan dengan suasana belajar yang baik dan
nyaman, setiap hari agar santri-santri itu bersemangat dalam belajar”
Wawancara bersama ustadz Dito, beliau mengatakan
“lingkungan pondok ini berdekatan dengan masyarakat, jadi paling tidak santri itu dapat berinteraksi secara langsung dengan masyarakat agar nanti tidak canggung kalau sudah kembali ke masyarakat”
Wawancara bersama ustadz Dani, beliau mengatakan
“biasanya juga wali santri itu menjenguk anaknya, nah saat itu santri dapat dilihat bagaimana mereka berinteraksi dan berkomunikasi yang baik dengan wali santri yang datang”
Lingkungan para ustadz juga memberikan pengaruh bagi pembentukan karakter santri di lingkungan pondok pesantren Baitul Hikmah Tempurejo.
2. Kendala Yang Dihadapi Dalam Menjalankan Program Eco-Pesantren