• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pare dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pare dan "

Copied!
358
0
0

Teks penuh

(1)

dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono)

Oleh:

AHMAD KHUZA’I FARUQ NIM : 204307010002

PROGRAM DOKTOR STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UIN KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

DESEMBER 2022

(2)

ii

PEMBERDAYAAN ALUMNI

DALAM PENGEMBANGAN MUTU PONDOK PESANTREN

(Studi Multikasus Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono)

DISERTASI

Diajukan Kepada Pascasarjana

Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Doktor Manajemen Pendidikan Islam

Promotor

Prof. Dr. H. Moh. Khusnuridlo, M.Pd Co Promotor

Prof. Dr. H. Suhadi Winoto, M.Pd

Oleh:

AHMAD KHUZA’I FARUQ NIM : 204307010002

PROGRAM DOKTOR STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UIN KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

DESEMBER 2022

(3)

Disertasi dengan judul ALIIMhI-I

DALAM PENGEMBANGAN MUTU PONIXIK PESAIITREN (Studi Multikasus Pondok Pesantren

Fathul 'Ulum

Kwagean

Pare dan

Pondok Pesantren Darul Mutatallimin Kertosono) yang disusun oleh Ahmad Khuza'i Faruq

NIM

:

2043070rc002. Disetujui untuk mengikuti Ujian Disertasi Terbuka (Promosi Doktor).

Jember, 11 Nopember 2A22 Promotor

j-,

(./n'

Prof Dr. H. Moh. Khusnuridlo M.Pd.

}\rIP. 19650720 199203 1 003

Mengetahui,

Kaprodi MPI Program Dokmr Pascasarjana UIN KHAS Jember

-n

tl

I II lra/

\./

Prof. I)r. H. Mgh. Khusnuridlo. M.Pd.

}\IIP. 19650720 1992A3 1 003 Co-Promotor

Prof. Dr. H. S iWinoto- M.Pd NrP. 19591 8 198302 1 007

iii

(4)
(5)

v

Program Doktor Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember. Promotor, Prof.

Dr. H. Moh. Khusnuridlo, M.Pd., Co Promotor, Prof. Dr. H. Suhadi Winoto, M.Pd.

Kata Kunci : Pemberdayaan, Alumni, Mutu Pesantren

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pondok pesantren di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono. Hal ini dilakukan karena kedua pesantren tersebut tidak mengabaikan peran alumni dengan melaksanakan pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pesantren dengan keunikan dan kekhasan masing-masing. Penelitian ini menjadi sangat penting karena alumni memainkan peranan vital sebagai role model, networking, link and match dan recources bagi pesantren. Alumni yang secara administratif telah terlepas dari pesantren namun harus tetap dirawat dan dijaga sebagai cerminan kualitas baik atau buruk bagi pesantren terkhusus implementasi layanan purna jual dalam konteks manajemen pendidikan.

Penelitian ini memfokuskan pada beberapa pertanyaan, yakni: Pertama, peran alumni dalam pengembangan mutu pesantren. Kedua, strategi pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pesantren, dan Ketiga, evaluasi pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pesantren.

Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi menggunakan rancangan multi kasus. Teknik pengumpulan data memakai wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dalam dua tahapan; analisis kasus tunggal dan analisis data lintas kasus.

Keabsahan data diuji dengan uji kredibilitas data, triangulasi, dependibilitas, dan pengukuhan data.

Hasil penelitian ini adalah: Pertama, peran yang di mainkan alumni dalam pengembangan mutu pesantren adalah sebagai mitra strategis, partner, advisory dan supporting pesantren disamping enam peran yang lazim dalam perilaku organisasi.

Kedua, strategi yang digunakan meliputi pelatihan leadership, pembekalan administratif, pelatihan srawung, penerapan al ikhtishosul asasi dan penciptaan kemanfaatan bersama berdasar nilai dan norma khas masing-masing pesantren.

Ketiga, evaluasi pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pesantren menerapkan evaluasi berkala dan berjenjang secara berkelanjutan mulai dari harian, mingguan, bulanan, tri wulan, catur wulan dan akhir masa khidmah.

(6)

vi

Program Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember.

Promotor, Prof. Dr. H. Moh. Khusnuridlo, M.Pd., Co Promotor, Prof.

Dr. H. Suhadi Winoto, M.Pd.

Keywords: Empowerment, Alumni, Quality of Islamic Boarding School

This study aims to analyze the empowerment of alumni in developing the quality of Islamic boarding schools at the Pondok Pesantren Fathul 'Ulum Kwagean Pare and Pondok Pesantren Darul Muta'allimin Kertosono. This was done because of the two pesantren did not ignore the role of alumni by implementing alumni empowerment in developing the quality of pesantren with their uniqueness and characteristics. This research is very important because alumni play a vital role as role models, networking, linking, and match and resources for pesantren. Alumni which are administratively separated from the pesantren but must still be cared for and maintained as a reflection of good or bad quality for the pesantren, especially the implementation of after-sales services in the context of education management.

This study focuses on several questions, namely: First, the role of alumni in developing the quality of pesantren. Second, the strategy of empowering alumni in developing the quality of pesantren, and Third, evaluating the empowerment of alumni in developing the quality of pesantren.

This research is qualitative research with a phenomenological approach using a multi-case design. Data collection techniques used in-depth interviews, observation, and documentation. Data analysis was carried out in two stages; single- case analysis and cross case data analysis. The validity of the data was tested by testing the credibility of the data, triangulation, dependability, and data confirmation.

The results of this study are: First, the role played by alumni in developing the quality of pesantren is as a strategic partner, advisory, and supporting pesantren in addition to the six usual roles in organizational behavior. Second, the strategies used include leadership training, administrative debriefing, srawung training, the application of al ikhtishosul asasi, and the creation of mutual benefits based on the unique values and norms of each pesantren. Third, the evaluation of alumni empowerment in developing the quality of Islamic boarding schools applies periodic and tiered evaluations sustainable from daily, weekly, monthly, quarterly, and at the end of the khidmah period.

(7)

vii

يهايك ةعمابج ةّيملاسلإا ةيبترلا ةرادإ مسق .هاروتكدلا ةحورطأ

.يرتسجالما اضّرلا نسح دّممح .د .أ لّولأا فرشلما .برجم ةّيموكلحا ةّيملاسلإا قيّدص دحمأ جالحا .د .أ نياثلا فرشلماو .يرتسجالما اطونيو يداهس

:ةّيحاتفلما تاملكلا .دهعلما ةدوج .ينيجّرلخا .ديفلما

مولعلا حتف دهعم في دهعلما ةدوج ريوطت في ينيجّرلخا ديفم ليلتح لىإ ثحبلا اذه فدهي

ينيجّرلخا رود اّمتها نيدهعلما ّنلأ ثحبلا اذه ذّفني .ونوسوترك ينمّلعتلما راد دهعمو يراف نايغاوك ّمهم ثحبلا اذهو .امهصئاصخو امتهازّيمم عم دهعلما ةدوج ريوطت في ينيجّرلخا ديفم ذيفنت للاخ نم .دهعملل ينيجّرلخا دراومو ةرابلما طبترمو رابخلأا قّلعتمو ةوسلأا جذامنك اّمهم ارود نولمعي ينيجّرلخا ّنلأ

فالمحا مهيلع بيج نكلو دهعلما نع ّيّرادإ نولصفنلما نويجّرلخا اّمأف ةئّيسلا وأ ةدّيلجا ةدوجلل هرابتعبا ةظ

.ميلعتلا ةرادإ قايس في عيبلا دعب ام تامدخ قيبطت ةصاخو دهعملل :يهو ،تلاؤاست ةّدع ىلع ثحبلا اذه زكري

.دهعلما ةدوج ريوطت في ينيجّرلخا رود ) ١ ٢

)

.دهعلما ةدوج ريوطت في ينيجّرلخا ديفم ةيجيتاترسا ت في ينيجّرلخا ديفم مييقت ) ٣

.دهعلما ةدوج ريوط

ددعتم ميمصت مادختسبا )ةّيغولونمونيف( يرهاظ جهنبم ّيفيك ثبح وه ثحبلا اذه

تناايبلا ليلتح ءارجإ ّثم .قئثاولا ةساردو ةظحلالماو ةقّمعتلما ةلباقلمبا تناايبلا عجم ةقيرطو .تلاالحا رابتخا ّتمو .ةلالحا دّدعتم ليلتحو ةدحاو ةلاح ليلتح :ينتلحرم ىلع رابتخا قيرط نع تناايبلا ةّحص

.تناايبلا ديكتأو ةيدامتعلااو تناايبلا ثيلثت ةقيرطو تناايبلا ةيقادصم :ثحبلا اذه جئاتن

كيرشك وه دهعلما ةدوج ريوطت في نويجّرلخا هلمعي يذلا رودلا ) ١

ولسلا في ةداتعلما ةّتسلا راودلأا لىإ ةفاضلإبا دهعملل معادو ّبيرمو كيرشو ّيجيتاترسا .ّيميظنتلا ك

٢ )

ىلع بيردتلاو ةّياردلإا مزاولو ةدايقلا في بيردتلا ىلع ىوتتح ةمدختسلما تايجيتاترسلاا لمشت ىلع يرياعلماو ميقلا ساسأ ىلع عفانلما دايجإو ّيساسلأا صاصتخلاا أدبم قيبطتو ّيعامتجلإا لصاوتلا .نيدهعلما صئاصخو تازّيمم ت في ينيجّرلخا ديفم يموقت قّبطي ) ٣

ةيرود تامييقت دهعلما ةدوج ريوط

ةترف ةيانه فيو رهشأ ةعبرأ ّلكلو رهشأ ةثلاث ّلكل ّيّرهش اّيعوبسأو اّيموي ّرمتسم ساسأ ىلع ةجردتمو

.ةمدلخا

(8)

viii

MOTTO

#

Rasulullah punya semangat yang tidak terukur besarnya

Himmah Rasulullah yang paling kecil melampaui masanya

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Karya Disertasi ini saya persembahkan untuk:

Pertama, kedua orang tua tercinta ayahanda H. Arief Machfudz dan ibunda Hj. Siti Mariyam Zunairiyah serta kedua mertua saya ayahanda H. Ma’shum Masbukhin dan ibunda Hj. Nur ‘Aini Hayati yang tiada henti-hentinya setiap saat mencurahkan do’a restunya kepada peneliti karena tanpa iringan do’a dan restu yang beliau panjatkan dan curahkan mustahil peneliti bisa terus berjalan sehingga sampai pada titik ini. Semoga beliau semua senantiasa diberikan kesehatan dan tetap berada dalam lindungan Allah Swt. Amin Ya Rabbal ‘Alamin

Kedua, istriku tercinta Aida Amaliah dan anak-anakku yang aku banggakan Siti Farah Roya Barira dan Ahmad Baraja Washil ‘Arufa yang selalu menjadi energi immaterial yang menyebabkan peneliti selalu semangat, selalu termotivasi mengenyampingkan lelah dan kantuk. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan keberkahan dalam keluarga kita. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Ketiga, seluruh kakak-kakak tercinta khususnya kakanda Siti Dawiyah Farichah, para Masyayikh dan Kiai dan keluarga besar peneliti yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang selalu memberi do’a restu, perlindungan, arahan dan selaksa energi dan inspirasi sehingga peneliti senantiasa mampu melewati masa- masa sulit fase kehidupan dan penyelesaian thalabul ‘ilmi ini. Semoga persatuan kita di kehidupan ini abadi sampai akhirat nanti. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang patut peneliti ucapkan kecuali puji syukur kehadirat Allah Swt. atas taufiq dan limpahan ‘inayah-Nya sehingga disertasi dengan judul

“Pemberdayaan Alumni dalam Pengembangan Mutu Pondok Pesantren” (Fathul

‘Ulum Kwagean Pare dan Darul Muta’allimin Kertosono) ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya yang telah membimbing umatnya menuju agama Allah Swt. sehingga tercerahkanlah kehidupan ini.

Sebagai sebuah usaha dzahir tentu penelitian ini tidak mencapai fase metamormofis sempurna meskipun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik, namun pasti banyak kekurangan dalam penelitian ini yang tak lain semata-mata karena keterbatasan peneliti dalam mengeksplorasi segala hal terkait masalah penelitian ini.

Dalam penyusunan disertasi ini sangat banyak pihak yang terlibat aktif dalam membantu penyelesaian dan menguji kesahihannya. Oleh karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam diucapkan terima kasih teriring doa jazakumullah ahsanal jaza’ wa jazakumullah khairan katsira kepada beliau semua yang telah banyak membantu, membimbing dan memberikan dukungan demi terselesainya disertasi ini. Untuk itu, ucapan terima kasih secara khusus ingin peneliti haturkan kepada :

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM., selaku Rektor UIN KHAS Jember, para Wakil Rektor, Seluruh Tata Usaha dan Karyawan UIN KHAS Jember yang telah memberikan pelayanan terbaik dan kemudahan-kemudahan administratif sejak peneliti kuliah sampai penyusunan disertasi ini selesai.

2. Prof. Dato’ Dr. Fariza MD Sham, selaku Direktur Institut Islam Hadhari Universiti Kebangsaan Malaysia yang telah memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk luar biasa dalam ujian terbuka promosi doktor peneliti.

(11)

xi

3. Prof. Dr. Moh. Dahlan, M.Ag. dan Dr. H. Ubaidillah, M.Ag selaku Direktur dan Wakil Direktur Pascasarjana UIN KHAS Jember yang telah memberikan motivasi, petunjuk dan arahan dalam penyelesaian studi doktoral di kampus kebanggaan ini.

4. Prof. Dr. H. Moh. Khusnuridlo, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Doktoral Manajemen Pendidikan Islam sekaligus Promotor kami dan Prof. Dr. H.

Suhadi Winoto, M.Pd. selaku Co-Promotor yang dengan sabar dan telaten memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan disertasi ini hingga layak untuk disajikan.

5. Pengasuh, seluruh jajaran pengurus dan alumni Pondok Pesantren Fathul

‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono yang telah memberikan sambutan hangat, izin, informasi dan berbagai data dalam rangka penyelesaian penelitian ini.

6. Bapak dan ibu dosen beserta segenap civitas akademika Pascasarjana UIN KHAS Jember yang telah dengan sabar dan ikhlas memberikan pendidikan dan pengajaran, semoga pengabdian dan ilmunya menjadi amal jariyah dan mendapatkan balasan luar biasa dari Allah Swt.

7. Teman-teman seperjuangan di Pascasarjana UIN KHAS Jember angkatan 2020, Riayatul Husnan, Hasanatul Chalidiyah, H. Mawardi, Abdul Rozaq dan Elis Nur Setialloh yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan hingga terselesaikannya disertasi ini.

8. Para Masyayikh, para Kiai dan orang-orang hebat yang selalu mendukung peneliti dari balik layar dan selalu memberi suntikan energi yang luar biasa yang tidak akan bisa kami balas dengan setimpal.

Semoga penyusunan disetasi ini dapat bermanfaat bagi penulis secara khusus dan kepada para pembaca secara umum.

Jember, 11 Desember 2022

Ahmad Khuza’i Faruq

(12)

xii DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR PEDOMAN TRANSLITERASI LATIN – ARAB ... xviii

BAB I ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 18

C. Tujuan Penelitian ... 19

D. Manfaat Penelitian ... 19

E. Definisi Istilah ... 21

F. Sistematika Penulisan ... 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 25

A. Penelitian Terdahulu ... 25

B. Kajian Teori ... 42

1. Konsep Pemberdayaan ... 42

a. Pengertian Pemberdayaan dan Partisipasi ... 42

b. Struktur Pemberdayaan ... 47

(13)

xiii

2. Peran ... 49

a. Pengertian Peran Alumni Pesantren ... 49

b. Jenis-jenis Peran ... 52

c. Konsep Peran Terkait Teori Sistem Sosial ... 56

d. Peran Alumni Sebagai Mitra ... 57

3. Strategi dan Perencanaan ... 60

a. Pengertian Strategi ... 60

b. Perencanaan ... 62

c. Prinsip-prinsip Perencanaan ... 67

d. Fungsi Perencanaan Pendidikan ... 68

e. Jenis Perencanaan Pendidikan ... 69

f. Proses Perencanaan Pendidikan ... 73

g. Partisipasi Alumni Pesantren dalam Perencanaan Pengembangan Mutu Pesantren ... 75

4. Evaluasi ... 77

a. Pengertian Evaluasi Program ... 77

b. Tujuan Evaluasi Program ... 79

c. Manfaat dan Pelaksana Evaluasi Program ... 79

d. Keterkaitan Tujuan dan Evaluasi Program ... 82

e. Controlling dan Pentingnya Pengawasan ... 82

f. Proses Pengawasan Evaluasi Program ... 84

5. Pengembangan Mutu SDM Pesantren ... 90

C. Kerangka Konseptual ... 94

BAB III METODE PENELITIAN ... 98

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 98

B. Lokasi Penelitian ... 104

C. Kehadiran Peneliti ... 105

D. Subyek Penelitian ... 109

E. Sumber Data ... 111

F. Teknik Pengumpulan Data ... 114

(14)

xiv

G. Analisa Data ... 120

H. Keabsahan Data ... 124

I. Tahapan-Tahapan Penelitian ... 125

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ... 127

A. Latar Penelitian ... 127

1. Kasus I (PP Fathul ‘Ulum Kwagean Pare) ... 127

2. Kasus II (PP Darul Muta’allimin Kertosono) ... 129

B. Paparan dan Analisis Data ... 132

1. Peran Alumni dalam Pengembangan Mutu di PP Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan PP Darul Muta’allimin Kertosono ... 132

a. Peran Alumni dalam Pengembangan Mutu di PP Fathul ‘Ulum Kwagean Pare ... 132

b. Peran Alumni dalam Pengembangan Mutu di PP Darul Muta’allimin Kertosono ... 142

2. Strategi Pemberdayaan Alumni di PP Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan PP Darul Muta’allimin Kertosono ... 153

a. Strategi Pemberdayaan Alumni di PP Fathul ‘Ulum Kwagean Pare ... 153

b. Strategi Pemberdayaan Alumni di PP Darul Muta’allimin Kertosono ... 187

3. Evaluasi Pemberdayaan Alumni di PP Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan PP Darul Muta’allimin Kertosono ... 216

a. Evaluasi Pemberdayaan Alumni di PP Fathul ‘Ulum Kwagean Pare ... 216

b. Evaluasi Pemberdayaan Alumni di PP Darul Muta’allimin Kertosono ... 228

C. Temuan Penelitian Kasus 1 dan Kasus 2 ... 241

1. Temuan Penelitian di PP Fathul ‘Ulum Kwagean Pare ... 242

2. Temuan Penelitian di PP Darul Muta’allimin Kertosono ... 252

D. Temuan Penelitian Lintas Kasus ... 263

(15)

xv

BAB V PEMBAHASAN ... 272

A. Peran Alumni dalam Pengembangan Mutu Pondok Pesantren ... 272

1. Peran Individu Alumni ... 272

2. Peran Organisasi Pesantren ... 277

B. Strategi Pemberdayaan Alumni dalam Pengembangan Mutu Pondok Pesantren ... 284

1. Strategi Pemberdayaan Alumni ... 286

2. Rencana Pengembangan Pemberdayaan ... 297

C. Evaluasi Pemberdayaan Alumni dalam Pengembangan Mutu Pondok Pesantren ... 300

1. Nilai Filosofis Evaluasi ... 300

2. Evaluasi Harian dan Mingguan ... 305

3. Evaluasi Bulanan, Tahunan dan Tinjauan Akhir Evaluasi ... 307

BAB VI PENUTUP ... 312

A. Kesimpulan ... 312

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 314

C. Keterbatasan Penelitian ... 318

D. Saran atau Rekomendasi ... 319

DAFTAR PUSTAKA ... 322

LAMPIRAN ... 330

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

2.1 Mapping Penelitian Terdahulu ... 34

3.1 Nama-Nama Informan PP Fathul ‘Ulum Kwagean Pare ... 109

3.2 Nama-Nama Informan PP Darul Muta’allimin Kertosono ... 110

4.1 Data statistik penduduk khodam induk ... 183

4.2 Temuan Penelitian Lintas Kasus ... 264

5.1 Peran Individu Alumni ... 276

5.2 Peran Organisasi Pesantren ... 281

5.3 Strategi Pemberdayaan Alumni ... 292

5.4 Rencana Pengembangan Pemberdayaan Alumni ... 300

5.5 Nilai Filosofis Evaluasi Pemberdayaan Alumni ... 304

5.6 Evaluasi Harian dan Mingguan Pemberdayaan Alumni ... 307

5.7 Evaluasi Bulanan dan Tahunan Pemberdayaan Alumni ... 310

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Ilustrasi set peran (Role Set) ... 55

2.2 Model organisasi sebagai sistem sosial ... 57

2.3 Basic elements of the strategic management process ... 61

2.4 Strategic management model ... 61

2.5 Proses evaluasi dan pengawasan ... 89

2.6 Kerangka konseptual ... 97

3.1 Analisis Data Model Miles dan Huberman, 2014: 9 ... 122

4.1 Struktur Organisasi PFU ... 156

4.2 Tugas nyorog alumni PFU ... 164

4.3 Jadwal Tausiah Alumni PFU ... 169

4.4 Struktur Organisasi BUMP PFU ... 171

4.5 Unit koperasi Ats Tsuroya dan percetakan ... 175

4.6 Kantor pusat BUMP dan suasana rekrutmen ... 176

4.7 Struktur Organisasi Khodam nDalem Induk ... 180

4.8 Unit Toko Grosir Al Amin dan Roba ... 181

4.9 Catchword (semboyan) PP Darul Muta’allimin ... 190

4.10 Pengasuhan kitab kuning dan Al Qur’an ... 198

4.11 Unit Lazer Komputer dan Koperasi DM ... 200

4.12 Unit pertanian dan perikanan ... 208

4.13 Suasana memasak dan renovasi Angkring ... 210

4.14 Rapat evaluasi bulanan Jum’at Pon ... 226

6.1 Model pemberdayaan alumni ... 313

(18)

xviii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA

No. Arab Indonesia Keterangan Arab Indonesia Keterangan

1. Alif Tidak

dilambangkan Ṭ Te dengan

titik dibawah

2. B Be Ẓ Zed dengan

titik dibawah

3. T Te ‘ Koma diatas

terbalik

4. Th Te Ha Gh Ge Ha

5. J Je F Ef

6. Ḥ Ha dengan

titik dibawah Q Qi

7. Kh Ka Ha K Ka

8. D De L El

9. Dh De Ha M Em

10. R Er N En

11. Z Zed W We

12. S Es

H Ha

13. Sh Es Ha ‘ Koma diatas

14. Ṣ Es dengan

titik dibawah Y Ya

15. Ḍ De dengan

titik dibawah

-

- -

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Efek bencana Covid-19 ditambah krisis ekonomi, energi maupun konflik geopolitik pada kehidupan dan mata pencaharian masyarakat dan pada upaya global untuk mencapai Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sekarang tidak dapat disangkal dan hal terpenting yang dihadapi dunia saat ini. Membangun prinsip

"tidak meninggalkan siapa pun" atau “no one leaves behind” merupakan agenda baru yang menekankan pendekatan menyeluruh untuk mencapai pembangunan berkelanjutan untuk semua. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan kelanjutan dari agenda international Envision 2030.1 Negara Indonesia dan kaum santri tercatat memiliki rekam jejak dalam menghadapi masalah kemanusiaan.2 Kaum santri memainkan peran aktif dalam mendukung, mengatasi dan menyelesaikan krisis kemanusian global3.

Sementara itu di kawasan ASEAN, menyambut baik pembentukan ASEAN 2025: Forging Ahead Together,4 terutama dalam hal Socio-Cultural Community, disebutkan bahwa komunitas berkelanjutan (A sustainable Community) yang mempromosikan pengembangan sosial (social development) dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini dan masa depan perlindungan

1 https://www.un.org/desa/development/disabilities/envision2030.html, diakses 17 Juni 2022

2 https://www.mpr.go.id/berita/peran santri di masa krisis, diakses 17 Juni 2022

3https://www.settneg.go.id/baca/indek/peran_santri_dalam_menghadapi_tantangan_global, diakses 17 Juni 2022

4 https://asean.org/asean 2025 at a glance/, dimuat 17 Juni 2022

(20)

lingkungan melalui mekanisme yang efektif sangat diperlukan. Indonesia sebagai Negara dengan penduduk muslim besar memiliki kewajiban untuk memajukan Indonesia sebagai negara perbaikan dan perubahan (jam’iyatul ishlahi). Selain untuk menjaga dan melestarikan tradisi (al-muhafadhah ‘alal qadimus shalih) dan melakukan perubahan (al-ahdu bil-jadidil ashlah) tapi perubahan dan inovasi juga tetap harus dilakukan secara berkelanjutan (al-ishlah ila ma huwal ashlah tsummal ashlah fal ashlah).

Indonesia sudah sejak dini melakukan persiapan untuk menghadapi tantangan dunia global yang salah satunya termaktub dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 7 tentang kader pemberdayaan masyarakat.5 Puncaknya terbentuknya UU nomor 18 tahun 2019 yang menjelaskan bahwa pesantren harus mengembangkan Islam rohmatan lil

‘alamin berdasar Pancasila dan UUD 1945 tanpa harus kehilangan kemurnian dan keunikan dalam bercita-cita, berkehendak dan bertindak dalam upaya penyelesaian isu kemanusian melalui pengembangan pesantren. Hal ini sesuai dengan semangat pasal 8 yang berbunyi penyelenggaraan pesantren dilaksanakan dengan tetap menjaga kekhasan atau keunikan tertentu yang mencerminkan tradisi, kehendak dan cita-cita, serta ragam dan karakter pesantren.6

Dampak positif pengembangan pendidikan pesantren seharusnya bisa dirasakan manakala beberapa prinsip yang harus diimplementasikan dalam usaha memberdayakan pendidikan, diantaranya: menciptakan proses belajar sepanjang

5 Permendagri RI Pasal 1 ayat 8 Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat

6 Undang-undang nomor 18 tahun 2019 pasal 8 ayat 2

(21)

hayat, memberdayakan semua pelaku dan peran, menghargai keberagaman dan berkolaborasi secara terbuka7. Undang-undang Republik Indonesia tahun 2003 nomor 20 tentang sistem pendidikan nasional dalam bab 3 tentang prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan telah mengamanahkan bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat dan diselenggarakan sebagai suatu bentuk proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik8.

Kita seharusnya juga melihat lebih dekat pada warisan Islam dimana kita akan menemukan bahwa pengembangan atau development merupakan bagian integral dari budaya dan identitas kita. Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, bahwa beliau berkata:

Artinya, "Ajarkan anak-anakmu tentang kebutuhan zaman mereka, karena mereka diciptakan untuk zaman selain zamanmu."9

Kita juga harus mampu melihat lebih dalam menggunakan logika dan penalaran yang jernih dan bersih sekaligus meyakini bahwa pemberdayaan atau empowerment juga telah disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw sebagaimana berikut:

7 Yohanes Enggar Harususilo, Pendidikan di Indonesia Memiliki Tiga Soal Utama yang diberdayakan,https://edukasi.kompas.com/read/2019/02/20/07300091/3-soal-utama-

pemberdayaan-pendidikan-di-indonesia#page2, Diakses 11 Maret 2022

8 UU Sisdiknas nomor 20 pasal 4 ayat 3 bab III tahun 2003

9 Imam Ahmad al Syahrastani, al Milal wa al Nihal (Beirut Lebanon: Darul Ma’rifah, 1993) juz 2, 82.

(22)

Artinya, “Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah perintahkan untuk aku bawa, bagaikan hujan lebat yang membasahi bumi. Ada yang jatuh ke tanah yang subur, bisa menyerap air sehingga menumbuhkan tanaman dan rerumputan yang banyak.

Ada juga tanah yang tandus yang bisa menampung air, namun tidak bisa menyerap ke dalamnya, Allah memberikan manfaat dengan genangan air yang ada diatasnya, untuk banyak orang, sehingga manusia dapat mengambil air untuk minum dirinya dan hewan ternaknya, manusia juga bisa mengairi tanah pertaniannya dengan air tersebut. Jenis tanah ketiga adalah tanah qi’an, yaitu tanah yang tidak bisa menampung dan tidak bisa menyerap air.”10

Nabi Muhammad Saw menarasikan hidayah sebagai empowerment Allah dengan tindakan partisipatif manusia secara umum dan kaum santri dalam berilmu dengan hujan lebat yang turun di tanah yang ada tiga macam; (1) ‘ardl, tempat baik untuk menyerap air dan menumbuhkan tanaman, sehingga orang-orang memanfaatkannya, (2) ajadib, tempat tandus yang tidak dapat ditanami tetapi berfungsi sebagai wadah air, sehingga masyarakat memanfaatkan air tersebut untuk minum, menyirami hewan, dan mengairi tanaman, dan (3) qi’an, tanah yang tidak menahan air atau menghasilkan tanaman apapun.11

10 Imam Bukhori, Shohih Bukhowi Juz 1 (Semarang: Thoha Putra, 2004), 28

11 Ibnu Taimiyyah, Majmu’ al Fatawa Jilid 9 (Al Manshuroh: Daarul Wafa', 2001), 314 315.

(23)

Santri yang huruf nun-nya berarti na'ibun anil masyayikh,12 yakni santri sebagai pengganti peran guru di masyarakat untuk meneruskan perjuangan para aulia’ dan ulama harus mulai menata hati dan bercita-cita dengan filosofi rahmatan lil ‘alamin.13. Pengertian filosofis nun ini menandakan bahwa alumni pesantren harus punya kontribusi terhadap pesan-pesan pesantren yang telah ditetapkan oleh para masyayikh sebagai penerus Nabi Muhammad SAW yang merupakan rahmatan muhdab (rahmat Allah yang dihadiahkan untuk seluruh alam).

Kemerdekaan santri dan alumni pesantren sebagai obyek dan subyek sekaligus dalam pendidikan pesantren yang aktif, kreatif, dinamis, produktif dan partisipatif beserta segala potensi yang dimilikinya merupakan implementasi semangat rasa ingin mengerti (kuriositas) dan rasa ingin ma’rifatullah (mengenal Allah SWT) yang didasari surat Al ‘Alaq yang berisi tentang anjuran membaca tanpa adanya batas obyek yang harus dibaca. Secara redaksional iqra’ bismirabbik14

12 https://www.nu.or.id/daerah/inilah-kepanjangan-sebutan-kata-santri-D4ScS, diakses pada 27 Nopember 2020.

13 Dalam memahami ayat ini, Quraish Shihab menjelaskan bahwa, redaksi ayat diatas sangat ringkas, namun memiliki makna yang sangat luas. Dengan hanya lima kata yang terdiri dari 25 huruf, termasuk huruf penghubung yang terletak pada awalnya, bagian ini mengacu pada 4 hal utama 1) Rosul Allah dalam hal ini adalah Nabi Muhammad Saw, 2) yang di utus kepada mereka (al ‘alamin) serta 3) yang diutus dalam hal ini. Itu adalah Allah, 4) risalah, yang kesemuanya mengisyaratkan sifat-sifatnya, yakni rahmat yang sifatnya sangat besar sebagaimana dipahami dari bentuk nakirah atau indifinitif dari kata tersebut. Ditambah lagi dengan menggambarkan ketercakupan sasaran dalam semua waktu dan tempat. Lihat Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2005) Cet. Ke 4, jilid, VIII, 519

14 Kata rabbika disebut dalam Al Qur’an sebanyak 224 kali. Kata tersebut biasa diterjemahkan dengan Tuhan-Mu. Kata rabb berasal dari akar kata tarbiyah yang berarti pendidikan. Kata rabb apabila sendiri maka yang dimaksud adalah “Tuhan” yang tentunya antara lain karena Dialah yang melakukan tarbiyah (pendidikan) yang pada hakikatnya adalah pengembangan, peningkatan serta perbaikan makhluk yang dididiknya. Abdul Halim Mahmud menulis dalam kitabnya, Al Qur’an fi syahr al Qur’an, yang dikutib M. Quraish Shihab mengemukakan bahwa dengan kalimat iqra’ bismi rabbik Al Qur’an tidak hanya sekedar memerintahkan untuk membaca. Kalimat tersebut dalam pengertian dan jiwanya ingin menyatakan “bacalah demi Tuhan Mu, Bergeraklah demi Tuhan Mu, dan Bekerjalah demi Tuhan Mu”. Demikian juga, apabila anda berhenti bergerak atau berhenti melakukan aktivitas, maka hendaklah hal tersebut juga didasarkan pada bismi rabbik. Sehingga pada akhirnya ayat tersebut berarti “jadikanlah seluruh kehidupanmu, wujudmu, dalam berbagai cara dan tujuannya, kesemuanya demi Allah. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir al Qur’an al Karim, Tafsir atas

(24)

dengan jelas Allah SWT tidak menampakkan obyek (maf’ul bih) yang dibaca.

Artinya, Allah memerdekakan dan membebaskan mahluk-Nya (manusia) untuk membaca dan mempelajari keilmuan apapun. Hal terpenting yaitu proses membaca dan mempelajarinya wajib dibingkai dengan biismi Rabbik, atas dasar niat, nama, dan penuh harap meraih ridha-Nya dan demi Allah SWT. Peran partisipatif yang tidak berhenti pada perilaku individu yang menghasilkan kesalehan individu, tapi juga mencakup tingkat masyarakat sehingga menghasilkan kesalehan sosial.

Lembaga pendidikan pondok pesantren yang menggodok santri berdiri berabad-abad lalu. Lembaga pondok pesantren yang ada di Indonesia terkhusus di Provinsi Jawa Timur yang tervalidasi data statistik terdapat 4452 pesantren dengan total 323.293 santri mukim dan 241.047 santri non residen.15 Pesantren tidak hanya homogen dalam arti kemusliman tapi juga mengandung nuansa Indonesia yang asli (Indigenous).16 Sebagai lembaga pendidikan Islam pribumi, perkembangan pondok pesantren sangat didominasi oleh nilai Islam tradisional yang diwarisi dari para ulama’ masa lalu, terkait dengan hal ini sangat memberikan peluang besar bagi institusi pondok pesantren untuk berperan dalam fungsi dakwah formal dan informal melalui pemberdayaan masyarakat khususnya alumni yang telah kembali ke tengah-tengah masyarakatnya.

Lain halnya dengan Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare yang selanjutnya disingkat dengan PP Fathul ‘Ulum Kwagean Pare. Pondok Pesantren

Surat-Surat Pendek, Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu (Cet. II; Bandung: Pustaka Hidayah, 1997), 82

15 PDPP (Pangkalan Data Pondok Pesantren), https://ditpdpontren.kemenag.go.id/pdpp/statistik, diakses 17 Juni 2022

16 Nurkholis Majid, Bilik-Bilik Pesantren (Jakarta: Paramadina, 1997), 3

(25)

Fathul ‘Ulum Kwagean Pare adalah lembaga pendidikan pesantren yang didirikan oleh KH. Abdul Hannan Ma’shum pada tahun 1981 M yang beralamat di Kwagean Krenceng Kepung Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur. Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare saat ini menyerap kurang lebih 2.150 santri dan santriwati yang datang dari daerah Jawa, Madura, dan Sumatera. Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare berawal dari pesantren salaf yang mulai mengadopsi sekolah formal sehingga menjadi pondok khalaf. Pendidikan di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare tidak bergeser baik dari sistem atau model pembelajarannya dari awal didirikannya yakni sistem pendidikan salafiyah, meskipun mengadopsi sekolah formal. Varian pondok pesantren, antara lain pesantren tipe D adalah pesantren yang menggabungkan pola modern dan tradisional, dimana pesantren ini menyelenggarakan sistem pengajaran tradisional dan sekaligus sistem sekolah.17

Kedua, Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono yang selanjutnya disingkat dengan PP Darul Muta’allimin Kertosono. Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono berada di Sugihwaras Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur, pesantren ini sudah ada sejak tahun 1918 M.

Pengasuhnya sekarang adalah KH. Ahmad Darwis Tohari santri dari KH. Najib Abdul Wahab Tambakberas Jombang. Beliau juga salah satu sahabat paling muda bagi KH. Agus Ali Muhammad dan KH. Hamim Djazuli. Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono saat ini menampung dan menyerap ± 600 orang santri dan

17 Abdul et al, Kebijakan Pendidikan Islam Dari Ordonasi Guru Sampai UU SISDIKNAS (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2013), 47

(26)

santriwati yang datang dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Serang, Sumatera dan Kalimantan. Varian pondok pesantren, antara lain pesantren tipe D adalah pondok pesantren yang menggabungkan pola modern dan tradisional, dimana pesantren ini menyelenggarakan sistem pengajaran tradisional dan sekaligus sistem sekolah.18

Berdasarkan hasil mapping di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare19 dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono,20 keunikan kedua situs pesantren ini yakni santri dan alumni pesantren harus mampu berperan aktif pada semua lapisan masyarakat, mereka juga harus mempunyai keahlian pertisipatif (life skill) dan bisa mengembangkannya di tengah-tengah peradaban dunia dan perkembangan teknologi hari ini. Di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare, pemberdayaan alumni tampak pada ketika calon alumni baik kelompok tarbiyah maupun kilatan memasuki tingkatan kelas dua ‘aliyah. Peran pertama yang bisa diikuti oleh calon alumni adalah placement pada Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) yang memiliki enam unit usaha; koperasi Ats-Tsuroyya, percetakan Kwagean milik pesantren, tas Kwagean, persewaan dan pangkas rambut, Usaha Barokah (UsB) dan toko Syahara.

Pemberdayaan alumni juga tampak pada program pembekalan keorganisasian yang diisi langsung oleh dewan Gawagis, pembekalan dan internalisasi jiwa khidmah berdasar ilmu hikmah. Yang tidak kalah menarik adalah

18 Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam …, 47

19 Mapping dilakukan pada tanggal 10 Maret 2022 di PP Kwagean Pare bersama Ustadz Ahmad Azizi selaku Kabag Administrasi dan Keuangan PP Fathul ‘Ulum Kwagean Pare

20 Mapping dilakukan pada tanggal 07 Februari 2022 di PP Darul Muta’allimin bersama Agus Haikal Nuqi Zahar selaku Ketua Pengurus PP Darul Muta’allimin Kertosono

(27)

penempatan calon alumni pada khodam ndalem dengan varian peternakan, pertanian, perdagangan, kerajinan dan yang terbaru adalah multimedia. Khusus untuk santri temporer21 yang notabene jenis santri ini adalah utusan dari pesantren atau lembaga pendidikan lain untuk melakukan studi banding ke Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare, terdapat program pelatihan-pelatihan (workshop) yang disesuaikan dengan tujuan dan minat yeng telah ditetapkan sebelum nyantri di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare.

Inspirasi-inspirasi pemberdayaan alumni untuk menselaraskan dengan perkembangan teknologi, peradaban dan cara berfikir kekinian dilakukan oleh dewan Gawagis dalam berbagai kunjungan ke lembaga yang dirasa sesuai dengan beberapa hal yang dibutuhkan oleh calon alumni. Hasil dari kunjungan ini kemudian di godok di dalam rapat pengurus dalam sebuah keputusan untuk mendapatkan persetujuan dan pembinaan dari ketua dewan pengawuh. Yang menarik bahwa alumni diberi peran untuk menyuarakan hal-hal yang dianggap urgen untuk dikuasai untuk kemudian di masukkan ke agenda rapat pengurus dan seterusnya.

Sementara di Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono mempunyai ikatan alumni yang diberi sebutan “Rukun Kehidupan” yang kemudian disingkat menjadi “RK” dengan filosofi perintah para salaf, “nek pengen urip, kudu nguripi” yang artinya jika ingin “hidup” santri dan alumni harus mampu menghidupkan apapun bidang yang disandangnya. Implementasi nilai filosofis

21 Santri Temporer adalah santri yang mondok dibatasi waktu maksimal hanya dua bulan. Ketika santri temporer berkeinginan untuk menambah masa mondok maka harus membayar lagi. Jadi santri jenis ini hanya ada pada santri kilatan saja yang tujuannya kebanyakan untuk tabarukan (mengambil berkah)

(28)

ilmu ridla ini diperankan secara aktif dengan menyentuh lapisan masyarakat akar rumput, sehingga tugas santri sebagai naibun ‘anil masyayikh tercapai dengan varian berbeda. Sebagai contoh adalah penerapan life skill kelompok tani sayur yang tidak hanya bagi para alumni tetapi juga menyentuh santri abangan dan masyarakat umum sehingga ada progresifitas tidak hanya secara ekonomi tetapi juga secara religiusitas.

Partisipasi alumni juga tampak pada penerapan azas al ikhtishoshul asasi22 baik ketika masih menimba ilmu di pondok ataupun ketika sudah menjadi alumni pesantren. Internalisasi nilai tersebut kemudian di terapkan pada berbagai keahlian mulai dari; perdagangan, perikanan, peternakan, pertanian (mulai dari padi, jagung, palawija, sayuran dan yang terbaru kelapa sawit). Adapun pemberdayaan alumni dalam kaitannya dengan kemajuan teknologi, peradaban dan cara berfikir kekinian salah satunya diimplentasikan dengan digitalisasi falaq dan hisab menggunakan office excel dan stellarium. Sedang untuk alumni yang jauh disediakan waktu khusus untuk melanjutkan ibadah dan ilmu ridlanya melalui wadah thariqah yang dilaksanakan dalam jangka waktu selapan23 sekali pada ahad legi atau ahad kliwon.

Kedua prestise pesantren ini yang keduanya memiliki banyak kesamaan antara lain sistem pendidikannya menggunakan sistem salaf atau tradisional dalam kegiatan belajar dalam arti adanya prioritas pendidikan agama dan pendalaman kitab kuning untuk alumni. Di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare

22 Al ikhtishoshul asasi adalah kompetensi inti yang wajib dikuasai oleh santri mulai dari awal menginjakkan kaki di pesantren sebagai pembekalan santri ketika menjadi alumni (mutakharrijin) pesantren yang meliputi nilai; akhlaq, ibadah, ilmu dan maharoh (kecakapan dan keterampilan hidup).

23 Selapan yaitu perhitungan waktu Jawa yang umurnya tiga puluh lima hari pendak hari dan pasaran ketemu lagi satu putaran.

(29)

mengaji dan mengkaji kitab Sulamul Futuhat, Silahul Muballighin, sementara di Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono mengaji dan mengkaji Nashoikhud Diniyah dan Syarakh Kasyifatus Syaja. Tentunya etika yang digunakan juga sama, mulai dari berjalan menggunakan lutut ketika sowan, mematung diri atau membungkuk bila bertemu kiai atau guru, mencium tangan dan menata alas kaki kiai atau guru.

Selain itu kedua situs pesantren ini memiliki keunikan lain yaitu mengembangkan kearifan lokal berdasarkan six value systems (enam sistem nilai) yaitu psychological and physical value (nilai psikologis dan fisik), ethical value (nilai etika), theological value (nilai teologis), logic value (nilai logika), aesthetic value (nilai estetik), teleological value (nilai kemanfaatan) dalam aktifitas-aktifitas santri24. Serta mengembangkan panca jiwa pesantren yang meliputi jiwa kesederhanaan (simplicity), jiwa kemandirian (self-help), jiwa keikhlasan (sincerity), jiwa kebebasan (freedom) yang bertanggung jawab dan jiwa ukhuwah Islamiyah (Islamic brotherhood).25

Bentuk lifeskill yang dilaksanakan oleh kedua pesantren diatas merupakan suatu bentuk program yang tepat bagi pemberdayaan santri dan alumni pesantren karena program ini benar-benar berazaskan potensi lokal dan dapat mewujudkan masyarakat sebagai warga yang ahli dan terampil dalam berbagai bidang sesuai kebutuhan santri dan alumni. Pemberdayaan merupakan suatu proses dimana individu, organisasi dan masyarakat menjadi ahli dan paham akan masalah yang

24 Muhammad Shofi Mubarok, “Kepemimpinan Pendidikan dalam prespektif Enam Sistem Nilai Prof. Dr. Ahmad Sanusi,” Insania 20, nomor 2 (Juli 2015)

25 Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam …, 42

(30)

dihadapi26. Akan tetapi selain dari paparan keunikan-keunikan terdapat sejumlah persepsi santri dan alumni bahwa internalisasi life skill adalah hal yang tidak perlu.

Akhirnya eksistensi yang tampak terkadang hanya sekedar rutinitas yang menyebabkan kurang maksimalnya nilai-nilai yang diharapkan.

Keunikan-keunikan dan persepsi diatas merupakan keadaan obyektif dari dua situs pesantren yang mendorong peneliti untuk melakukan research tentang pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pesantren dengan beberapa tujuan. Pertama, menggambarkan dan mendalami peran alumni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono dalam pengembangan mutu pondok pesantren. Kedua, merinci dan memahami strategi yang digunakan dalam menumbuhkan pemberdayaan partisipasi alumni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono. Ketiga, mencerna dan mendiskripsikan evaluasi pemberdayaan alumni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono.

Penelitian ini bermanfaat, penting dan sangat krusial khususnya bagi para pemerhati dan pengembang pemberdayaan alumni dikarenakan alumni adalah basis massa yang menjadi kekuatan sosial yang tampak dan dapat menopang orang-orang dalam pesantren untuk melakukan aktifitas sesuai dengan tujuan pesantren.

Internalisasi partisipasi alumni pesantren dapat dijadikan keyakinan dasar (core belief and core values) dan menjadi modal sosial (social capital) bagi pesantren

26 Vina Salviana Darvina Soedarwo1, Nurul Zuriah, Ratih Yuliati, Suwignyo, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Non Formal Berbasis Potensi Lokal Dalam Membangun Desa Wisata Adat, Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis, Vol 2 nomor 2 tahun 2017, 96

(31)

dalam membangun manajemen pendidikan Islam. Selain itu penelitian ini bermanfaat sebagai titik pijak utama dalam merancang pesantren masa depan yang mempersiapkan generasi dengan segala potensi yang dimiliki yang mengakar kuat pada partisipasi alumni.

Penelitian ini menjadi lebih penting dan sangat serius harus segera dilakukan karena pondok pesantren seharusnya tidak hanya fokus pada pencetakan ahli agama atau ulama. Pondok pesantren juga sesungguhnya harus mampu mencetak kader mandiri yang mumpuni dalam menghadapi isu dan krisis kemanusiaan global. Ketika terjun kembali ke masyarakat, santri terlebih alumni pesantren harus tersebar ke segala bidang kehidupan, dalam konteks demikian kelengkapan penopang pengetahuan menjadi semakin sangat penting27.

Islam tidak saja mengelola amalan-amalan ubudiyah, apa lagi hanya sekedar menata hubungan dengan Tuhan, Islam juga mengelola sikap dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan sesamanya dan dunianya. Hal ini harus segera memberi pengaruh pada keputusan pondok pesantren dalam menghasilkan pemuka- pemuka agama dan alumni pesantren dalam kehidupan kemasyarakatan, gerakan pemahaman kehidupan keagamaan, gerakan bagi penyebaran agama dan gerakan sosial berpadu dalam pekerjaan pondok pesantren28.

Penelitian ini sekali lagi menjadi sangat penting, bersifat darurat dan mendesak harus segera dijadikan standing point karena alumni memiliki peran yang sangat sentral yakni sebagai pembangun citra (image building) dan menaikkan atau

27 Zubaidi Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), 68

28 M. Dawam Raharjo, Pergulatan Dunia pesantren (Jakarta: P3M, 1985), 61

(32)

bisa jadi justru menjatuhkan reputasi pesantren tempat dimana ia dididik dan dilatih. Sebagai lembaga kemasyarakatan, keunggulan yang baik adalah modal utama untuk mendapatkan support dan trust dari publik, terlebih lagi jika reputasinya itu tidak hanya diakui dalam skala lokal tetapi juga diperhitungkan dalam skala nasional, regional bahkan internasional.29

Terlepas dari itu semua, jika kita melakukan benchmarking ke lembaga- lembaga pendidikan kelas dunia, tidak ada satupun institusi pendidikan tersebut yang mengabaikan peran alumni, hal ini sangat logis karena alumni memainkan peranan yang signifikan30, antara lain:

a. Alumni yang sukses adalah role model, panutan, citra positif, sumber inspirasi yang efektif dan relatif mudah untuk diasosiasikan dan diinternalisaskan ke dalam benak peserta didik atau santri dan alumni angkatan-angkatan selanjutnya;

b. Mengembangkan jejaring kerja (networking) dengan para stakeholders strategis. Dalam menghadapi era Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA) saat ini, slogan Networking is everything and Collaboration is the King menemukan signifikansinya;

c. Diseminasi pengetahuan dan pengalaman di pesantren dengan kolega di tempat kerja (link and match) sekaligus dapat memberikan feedback yang lebih cepat tentang kebermanfaatan pesantren sebelum muncul complaint yang lebih besar dari publik;

29 Erfi Muthmainah, Revitalisasi Pembinaan Alumni Pelatihan Kepemimpinan Nasional (Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara, 2020), 13

30 Erfi Muthmainah, Revitalisasi Pembinaan Alumni …, 3

(33)

d. Alumni memiliki akses sumber daya (resources) baik materiil maupun non materiil yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan dan kemajuan institusi pesantren, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Karena posisi istimewa inilah masyarakat mempunyai harapan-harapan tinggi pada alumni pesantren. Harapan ini tidak boleh diabaikan oleh pesantren, bahkan harus menjadi norma yang menentukan perilaku alumni untuk berkontribusi terhadap khususnya pengembangan mutu pesantren dan umumnya pengembangan ilmu pengetahuan. Tradisi yang dimiliki pesantren telah dan akan terus memberikan peluang untuk menyelesaikan berbagai persoalan kemanusiaan. Tradisi tersebut harus terus diformulasikan dalam suatu pola pendidikan sistematis yang dapat dikontekstualisasikan dengan kehidupan kekinian31.

Alumni dari pesantren walaupun secara administratif sudah lepas dari manejemen pondok pesantren, akan tetapi karena alumni memberikan manfaat, yakni meningkatkan mutu pesantrennya dan sebagai wujud evaluasi perbaikan pesantren menjadi lebih baik. Tentunya alumni harus tetap dijaga, karena sudah memberikan kostribusi untuk lembaga pendidikan, sehingga untuk mengelolanya perlu adanya manajemen alumni agar alumni tetap terjaga dan menjaga nama pesantrennya terkhusus pada implemantasi TQM dalam pendidikan32.

Salah satu bentuk perawatan dan penjagaan alumni adalah dengan media komunikasi alumni melalui pertemuan yang dilakukan dengan cara mendorong penyelenggaraan Alumni Gathering, reuni atau temu alumni sehingga mendorong

31 Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2006), 35

32 Kharisul Wathoni, Alumni Menurut Perspektif Total Quality Management (TQM), MA’ALIM:

Jurnal Pendidikan Islam Volume 2, Nomor 1, Juni 2021, 42

(34)

adanya penyelenggaraan Alumni Scientific Meeting; pengajian, peningkatan life skill, maupun kegiatan ilmiah, training, seminar dan acara di pesantren.

Istilah alumni yang dalam kalangan pesantren salaf biasa disebut mutakharrijin sedang dalam istilah pondok modern disebut khirrij banyak diterjemahkan menjadi lulusan. Menurut Al Ma’ani33 mutakharrijin adalah takharraja min ma’hadi kadza: anha ta’allumuhum bihi ba’da ma akhadza minhu al ‘ilma wal ma’rifata (lulus dari sebuah lembaga tertentu: menyelesaikan pendidikannya setelah menimba ilmu dan pengetahuan). Sedangkan alumni menurut Oxford Advanced Learners Dictionary34 adalah “alumni is the former male and female students of a school, college or university” (alumni adalah mantan siswa pada sekolah, lembaga, atau universitas tertentu). Oleh karena itu, alumni dapat didefinisikan sebagai sebuah hasil dari proses pendidikan, atau produk yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan.35 Misi pendidikan bukan hanya sekedar melahirkan alumni, tetapi bagaimana alumni bisa dan harus mempunyai kontribusi terhadap pengembangan misi pendidikan yakni pembelajaran sepanjang hayat.36

Namun tak jarang juga alumni pesantren yang mulai melupakan kebiasaannya di pondok pesantren ketika mereka sudah tidak mondok lagi. Banyak perubahan sikap atau perilaku yang dialami alumni seperti kebiasaan menjalankan ibadah-ibadah sunnah bahkan tak jarang yang melalaikan ibadah wajib.37 Selain itu,

33 https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/نيجرختم /, diakses pada 17 Juli 2022

34 https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/alumni?q=alumni, diakses pada 17 Juni 2022

35 UII, Manajemen Alumni Berupa Dokumen Blue Print, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

2009), 2

36 Pasal 5 UU RI tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.

37 Happy Susanto, Muhammad Muzakki. “Perubahan Perilaku Santri (Studi Kasus Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Di Desa Langkap Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo)” Istawa: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1, Juli Desember 2016

(35)

ada juga alumni pondok pesantren yang melupakan identitas dirinya sebagai santri.

Hal ini menyebabkan banyak alumni yang lupa akan kewajibannya untuk terus berpartisipasi aktif dalam pengembangan mutu pesantren.

Bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan pemberdayaan alumni umumnya secara teoritis hanya terdiri atas tahapan perencanaan (idea planing stage), pelaksanaan (implementation stage), pemanfaatan (utilization stage)38. Meski dalam teorinya hanya terbagi menjadi tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan. Patut diupayakan untuk melengkapi tahapan tersebut dengan pemantauan atau evaluasi. Rasionalisasi dari pengisian kekosongan adalah mengingat pemantauan adalah proses pengumpulan informasi (data dan fakta) yang sangat terhubung dengan pengambilan keputusan. Sementara evaluasi idealnya sangat lekat dalam perencanaan program supaya keberhasilannya dinyatakan sesuai dengan perencanaannya. Lebih mendalam bisa dinyatakan bahwa partisipasi dalam sebuah pemberdayaan adalah proses ketika anggota individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran aktif serta ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi berbagai kebijakan yang dampak langsungnya bisa dirasakan pada kehidupan mereka secara langsung ataupun tidak langsung39.

Berdasar atas kelengkapan instrumen rencana jalan dalam penelitian ini meliputi peran, strategi yang dilengkapi dengan evaluasi pembangunan daya khususnya human recources pesantren maka diharapkan mampu memotret dengan

38 Slamet, Y., Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. (Surakarta. Sebelas Maret University Press, 1994), 89

39 Hetifah Sj. Sumarto,. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), 63

(36)

jelas manajemen alumni pesantren yang tidak banyak bahkan belum ada yang melakukan penelitian. Bahwa mayoritas kajian tentang pesantren masih difokuskan pada aspek-aspek selain alumni, oleh karena itu keterdesakan penelitian ini menemukan relevansinya dan sangat krusial untuk dilakukan dalam rangka mengeksplorasi bagaimana seharusnya pesantren memperhatikan dan memberdayakan alumninya. Bahkan masih sangat sulit ditemukan penelitian doktoral yang memperhatikan dan mengeksplorasi mengenai manajemen alumni pesantren. Jika pun ada hanya sebatas alumni sebagai obyek penderita dalam perspektif yang sempit.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks yang telah peneliti uraikan sebelumnya, maka fokus penelitian ini adalah pemberdayaan alumni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono, dengan rumusan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran alumni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono dalam pengembangan mutu pondok pesantren?

2. Bagaimana strategi yang digunakan untuk memberdayakan alumni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono dalam pengembangan mutu pondok pesantren?

3. Bagaimana evaluasi pemberdayaan alumni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono dalam pengembangan mutu pondok pesantren?

(37)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pemberdayaan alumni di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono. Selanjutnya tujuan penelitian ini dapat dijabarkan dalam beberapa hal sebagai berikut:

1. Untuk memahami dan mendiskripsikan peran alumni Pondok Pesantren Fathul

‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono dalam pengembangan mutu pondok pesantren;

2. Untuk mendalami dan menggambarkan strategi yang digunakan dalam menumbuhkan pemberdayaan partisipasi alumni Pondok Pesantren Fathul

‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono terhadap pengembangan mutu pondok pesantren; dan

3. Untuk mencerna dan menguraikan evaluasi pemberdayaan alumni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono dalam pengembangan mutu pondok pesantren.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang membahas tentang pemberdayaan alumni di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono ini diharapkan bisa memberi manfaat baik praktis maupun teoritis.

Manfaat-manfaat dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memperkaya wawasan keilmuan tentang peran alumni dan strategi pemberdayaan alumni terhadap pengembangan mutu pondok pesantren

(38)

dalam hubungannya dengan manajemen pemberdayaan alumni studi kasus alumni pesantren.

b. Mengetahui lebih jauh tentang evaluasi pemberdayaan alumni terhadap pengembangan mutu pesantren dalam manajemen pemberdayaan alumni pesantren dengan fokus pemberdayaan partisipatif.

c. Membangun teori Manajemen Pendidikan Islam terutama yang berkaitan dengan manajemen pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pesantren baik secara struktural, kultural atau komunal khususnya manajemen alumni sebagai supporting pembiayaan pendidikan dan sarana prasarana pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembuka wacana dan rujukan tambahan untuk bahan kajian tentang manajemen pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pondok pesantren.

b. Dapat memberikan kontribusi bagi eskalasi manajemen pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pesantren dan memberikan kontribusi dibidang Manajemen Pendidikan Islam UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, khususnya program Pascasarjana Kosentrasi Manajemen Pondok Pesantren.

c. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi sekaligus membuka wacana tentang manajemen pemberdayaan alumni pesantren dengan fokus pemberdayaan partisipatif dan sebagai

(39)

evaluasi yang berdampak positif sebagai bahan kajian di instansi pesantren lainnya.

E. Definisi Istilah

Arah penelitian ini akan diperjelas dan dipertegas untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan interpretasi atau artikulasi, maka sangat perlu dipaparkan beberapa istilah yang terkait dengan judul penelitian ini dengan definisi sebagaimana berikut:

1. Pemberdayaan alumni

Pemberdayaan adalah proses meningkatkan kemaslahatan diri (self- efficacy) diantara anggota organisasi melalui identifikasi kondisi yang mendorong ketidakberdayaan dan melalui penghapusan ketidakberdayaan tersebut baik oleh praktek organisasi formal dan teknik informal yang dapat memberikan informasi mengenai keberhasilan. Sebagai inti dari manajemen, pemberdayaan harus hadir dalam membangun kemahiran berbagai sumber daya yang ada baik human resources ataupun non human resources yang dimiliki oleh institusi. Sedangkan alumni (mutakharrijin) adalah santri yang telah lulus dari sebuah lembaga pesantren tertentu setelah menimba ilmu dan pengetahuan dan setelah menyelesaikan tahapan-tahapan pendidikannya.

Secara tegas diartikan bahwa pemberdayaan alumni adalah upaya untuk mendorong, membangun dan meningkatkan kemaslahatan diri alumni pesantren sebagai human resources pesantren pasca penyelesaian tahapan pendidikan melalui perbaikan dan perawatan life skill, multiple intelligences dan mencetak kader mandiri yang berkompetensi, berkomitmen dan bertanggungjawab ke arah yang

(40)

lebih baik melalui peran, strategi, perencanaan, dan evaluasi yang efektif dan efisien.

2. Pengembangan Mutu Pondok Pesantren

Pengembangan mutu adalah sebuah penanda adanya perbaikan suatu hal yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan merupakan nilai lebih dari sumber daya manusia pesantren yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan dengan fitur komitmen, kompetensi dan tanggung jawab. Mutu harus diartikan sebagai sesuatu yang bekerja sesuai standarnya. Sebagai konsep kunci terakhir, pesantren adalah lembaga pendidikan, dakwah Islam dan pemberdayaan yang berbasis masyarakat yang didirikan untuk menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, menyemaikan akhlak mulia serta memegang teguh ajaran Islam rahmatal lil ‘alamin dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cermin sikap toleran, moderat, berdasar nilai luhur bangsa Indonesia.

Dengan demikian wujud dan berkembangnya pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pondok pesantren dapat dipertegas sebagai upaya membangun dan meningkatkan kemaslahatan diri alumni pesantren sebagai human resources pasca pendidikan pesantren melalui perawatan life skill, multiple intelligences dan kader mandiri yang berkompetensi, berkomitmen dan bertanggungjawab sehingga menghasilkan impact positif sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pesantren guna meningkatkan dan mencapai tujuan dan cita-cita luhur pesantren terhadap alumni sebagai human resources dan social capital baik sebagai mitra strategis, partner, advisory dan supporting pondok pesantren.

(41)

F. Sistematika Penulisan

Laporan penulisan disertasi ini dikelompokkan menjadi enam bab dengan berbagai sub bab yang saling terkait kuat satu dengan lainnya. Hal ini ditujukan agar permasalahan yang menjadi fokus penelitian bisa terjawab secara tuntas dengan pemaparan sebagai berikut:

Bab pertama berisi pendahuluan dimana peneliti memaparkan tentang wawasan umum dan keterdesakan dilakukannya penelitian yang erat kaitannya dengan penyusunan disertasi ini yang terdiri dari beberapa sub bab antara lain;

konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan.

Bab kedua landasan teori, terdiri dari dua bagian utama yakni penelitian terdahulu dan kajian teori dengan beberapa sub bab antara lain: pengertian dan struktur pemberdayaan, peran alumni dalam pengembangan mutu pondok pesantren, strategi dan perencanaan pemberdayaan alumni, evaluasi pemberdayaan alumni, pengembangan mutu dan kerangka konseptual.

Bab ketiga metode penelitian, terdiri dari beberapa sub bab antara lain;

pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, subyek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahapan-tahapan penelitian.

Bab keempat paparan data dan analisis data. Bab ini membahas tentang paparan data penelitian yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu: fokus pertama, peran alumni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono dalam pengembangan mutu pesantren, fokus kedua

(42)

yakni strategi dan perencanaan yang digunakan untuk memberdayakan alumni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono terhadap pengembangan mutu pesantren, dan fokus ketiga evaluasi pemberdayaan alumni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono dalam pengembangan mutu pesantren. Juga dibahas analisis data dan pembahasan hasil temuan sesuai fokus penelitian.

Bab kelima pembahasan, yaitu: posisi temuan penelitian terkait: pertama, peran alumni pesantren dalam pengembangan mutu pesantren; kedua, strategi dan perencanaan pemberdayaan alumni di pondok pesantren, dan ketiga evaluasi yang dilakukan pesantren terkait dengan pemberdayaan alumni serta penafsiran terkait teori yang diungkap.

Bab keenam penutup, berisikan tentang kesimpulan, implikasi teoritik dan praktik, dan saran yang telah disingkronkan dengan penjelasan dan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian tersebut adalah ingin mengetahui penerapan manajemen strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang

membentuk siswa-siswi yang produktif dalam berbagai hal, hal ini yang mendasari pondok pesantren Fathul `Ulum juga berperan aktif dalam pelaksanaan demokrasi pendidikan tersebut,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah manajemen pendidikan karakter berbasis pondok pesantren di Raudhatul Ulum. Penelitian ini menggunakan metode

Adapun faktor pendukung adalah pertama, pondok pesantren Manba’ul ‘Ulum ini telah memiliki alumni yang cukup banyak di berbagai daerah. Potensi ini dikembangkan ke

Apakah peranan Pondok Pesantren Jamiatul Ikhasniah Mukhatriyah Ambai, pondok pesantren Nurul Haq Semurup, Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Kayu Aro dan Pondok

Daya Kritis Santri pada Mata Pelajaran Fiqih di Pondok Pesantren Fathul Ulum Jombang dilihat ketika santri bisa mendeskripsikan masalah, mengkritisi masalah serta memberikan

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan jumlah populasi 4 sumur gali di pondok pesantren mahir Ar-riyadl komplek An-Nur kecamatan Pare Kabupaten Kediri,

Seiring dengan berkembang zaman yang kian modern masyarakat pare yang dahulunya sangat terkenal dengan adanya pondok pesantren Darul Fallah yang pengasuhnya bernama Kyai Yazid, namun