• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam dokumen Pare dan (Halaman 116-122)

98 BAB III

METODE PENELITIAN

fenomena pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pesantren terkhusus peran alumni, strategi dan evaluasinya. Dalam konteks pemberdayaan alumni di kedua pesantren ini, Creswell mengatakan bahwa peneliti berfokus pada studi kasus melalui studi kasus khusus yang mengkaji kondisi tertentu kehidupan yang dirasakan oleh masing-masing individu alumni ataupun yang dialami oleh sebuah kelompok budaya dari kedua pesantren tersebut.3

Menurut Creswell, studi kasus memiliki beberapa karakteristik: (1) Identifikasi kasus yang sedang diselidiki; (2) Kasus-kasus yang diselidiki adalah bagian dari sistem waktu dan tempat "terikat pada sistem"; (3) Mengumpulkan data studi kasus dengan berbagai informasi untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang peristiwa yang diteliti dan (4) pendekatan studi kasus, adalah riset yang memberikan berbagai gambaran tentang konteks kasus yang sedang diselidiki.4 Karena ada beberapa topik riset yang diulas disini, pelaku riset memakai tipe multi-kasus untuk mengikuti saran dari teori Bogdan.5

Kajian kualitatif dengan sifat pengumpulan data multi kasus di lingkungan alam (natural environment) dapat memunculkan sumber data faktual yang dihimpun dari habitat aslinya. Hal ini merupakan sumber data langsung bagi peneliti dalam kesempatan kali ini. Ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang utuh tentang pemberdayaan alumni di kasus satu dan kasus dua yang sama-sama

3 John W. Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing among Five Traditions (London: SAGE Publication, 1998), 37-38

4 John W. Creswell, Qualitative Inquiry …, 36

5 Bodgan, (et.al) menyatakan sebagai berikut, “when researchers study two or more subjects, settings, or depositories of data they are usually doing what we call multi-case studies”. Lihat Robert C. Bogdan (et.al), Qualitative Research for Education: an Introduction to Theory and Methods (London: Allyn and Bacon Inc., 1998), 62

berada pada pondok pesantren, maka perlu dijelaskan secara detail fenomena yang terjadi pada masing-masing latar penelitian. Akhir penelitian ini dikembangkan pada tataran hasil yang tidak hanya secara substansial berdasarkan fokus yang diteliti, tetapi juga nilai formal atau disebut dengan “thesis statement”.

Oleh karena itu, langkah pendekatan pertama didasarkan pada survei pendahuluan yang digunakan dalam rangka survei gambaran awal mengenai Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare yang di mulai pada tanggal 10 Maret 2022 dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono sebagai sarana analisis kasus kedua yang di mulai pada tanggal 17 Maret 2022 agar memperoleh data alamiah permulaan yang berhubungan dengan tata kelola penguatan pemberdayaan alumni yang diterapkan di kedua pesantren tersebut.

Alat terpenting yang biasa disebut dengan key instrument dalam riset yang peneliti lakukan kali ini yaitu pelaku riset sendiri dengan berbagai macam cara baik melalui transkripsi dan juga mengumpulkan data yang diperlukan sekaligus melalui pengamatan langsung terhadap perilaku-perilaku yang dilakoni oleh alumni, strategi pelaksanaan pemberdayaan alumni dan evaluasi pemberdayaan alumni yang dilakukan oleh unsur-unsur pesantren. Selain piranti wawancara, peneliti juga mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan penelitian di masing-masing pesantren tersebut.

Penelitian ini menggunakan tipe studi kasus yang berkaitan dengan gejala atau peristiwa yang sedang terjadi di unit-unit pesantren, metode ini disebut juga ex post facto. Meskipun kajian ini juga berfokus pada individu atau kelompok lingkungan pesantren yang diteliti yang poin ini disebut sebagai unit analisis.

Studi kasus dan unit analisis dalam penelitian ini kemudian peneliti desain menjadi beberapa kasus (multi kasus). Secara teoritis, Riyanto menjelaskan bahwa sebagai peneliti sangat perlu untuk mengelaborasi latar belakang pemberdayaan alumni yang sedang peneliti selidiki, objek atau peristiwa yang terjadi di area pesantren harus dijelaskan sangat rinci dan menyeluruh. Studi kasus atau penelitian multi-kasus adalah penelitian yang mempunyai arah untuk memperoleh pengertian secara lebih dalam mengenai suatu kelompok sosial tertentu, khususnya: individu alumni, kelompok kerja alumni, komunitas alumni, institusi pesantren, dan masyarakat sekitar.6 Pendalaman ini memberikan informasi rinci dan informasi yang mungkin tidak disediakan oleh pencarian penelitian lainnya.

Studi multi-kasus ini adalah studi empiris dari transien yang ada dalam konteks aktual ketika tidak ada batasan antara fenomena dan konteks (real life context), dan berbagai sumber fakta. Seperti yang ditunjukkan Bogdan dan Biklen,

"Studi multi-kasus lebih memfokuskan pada pengembangan teoritis dan biasanya membutuhkan lebih dari dua atau tiga ruang atau subyek penelitian".7 Arah pengembangan teoritis lebih diutamakan untuk studi multi-kasus yang karenanya penelitian ini memilih dua lokasi penelitian yakni Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dan Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono dalam rangka pengembangan teori manajemen alumni.

Fitur yang paling penting dari penelitian studi multi-kasus adalah bahwa peneliti mempelajari dua topik lain yang terkait dengan konfigurasi atau

6 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: SIC, 2001), 24

7 Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for … , 62

penyimpanan data. Penelitian ini menggunakan studi kasus terkhusus pemberdayaan alumni dari dua pondok pesantren salaf yang sejenis. Jenis D, yakni pesantren yang mengoperasikan sistem pesantren (di bawah instruksi tradisional) dan sistem sekolah pada saat yang sama, namun secara khusus kedua pesantren ini memiliki ciri khas masing-masing sebagai nilai unggulan masing-masing pesantren. Misalnya Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean Pare dalam pengelolaan alumni melakukan placement calon alumni pada Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP), bidang kemasyarakatan dan khodam ndalem dengan berbagai varian tugasnya. Khusus santri temporer ada program pelatihan yang disesuaikan dengan tujuan dan minat yang telah ditetapkan sebelum masuk pondok. Sedangkan pengelolaan pemberdayaan alumni di Pondok Pesantren Darul Muta’allimin Kertosono lebih menyentuh lapisan masyarakat akar rumput (santri abangan), simpatisan bahkan masyarakat umum sehingga muncul progresifitas dan konstalasi tidak hanya secara ekonomi tetapi juga religiusitas. Implementasi azas al ikhtishoshul asasi sedari dini membawa dampak progresifitas yang lebih awal.

Hal-hal yang mendorong peneliti untuk menggunakan desain multi-kasus adalah tujuan untuk mempertahankan keberadaan keaslian dua pesantren tersebut.

Aplikasi lintas kasus dimulai di kasus pertama dan berlanjut di kasus kedua. Berikut tahapannya: 1) Pengumpulan data di kasus pertama, Pondok Pesantren Fathul

‘Ulum Kwagean Pare. Penelitian ini dilakukan untuk mencari titik jenuh dalam data, kemudian mengklasifikasikan topik untuk menemukan konsep tematik pemberdayaan alumni di pondok pesantren, seperti peran alumni, strategi, rencana, dan pengawasan pemberdayaan alumni; 2) Observasi dan penghimpunan data yang

dilakukan di lokasi kedua, Pondok Pesantren Darul Muta`allimin Kertosono.

Tujuan pemantauan pada kasus kedua ini adalah untuk menemukan pernyataan-pernyataan pemberdayaan alumni, termasuk proses pemberdayaan alumni yang sedang berjalan dan sedang dilakukan di pondok pesantren berikut perilaku-perilaku yang muncul, strategi yang digunakan sekaligus evaluasi yang dijalankan.

Selanjutnya, berdasarkan invensi-invensi berupa pernyataan-pernyataan dari dua pondok pesantren, pengkaji mengerjakan analisa dan peningkatan secara komparatif ke arah transendental untuk mengabstraksikan pemberdayaan alumni pondok pesantren. Dalam hal ini, analisis yang dimodifikasi dilakukan untuk merekonstruksikan sebuah teori.

Dalam studi multi kasus yang mencoba menelaah arti sebuah kejadian dan kesinambungan manusia pada keadaan khusus, penelitian ini merupakan riset yang condong pada kiblat fenomenologi seperti yang dijelaskan di atas untuk mendalami arti pada keseluruhan kejadian dalam interaksi manusia. Tujuan dari riset ini adalah untuk menganalisis, memahami dan menggambarkan pemberdayaan alumni pondok pesantren. Untuk mendalami ketidaksamaan dari kedua pesantren tersebut, pengkaji memakai penyesuaian teoritis menggunakan penghampiran teoritis pemberdayaan alumni ditinjau dari peran sekaligus perilaku alumni, strategi, perencanaan, dan evaluasi pemberdayaan alumni dalam pengembangan mutu pesantren. Falsafah manajemen peran, strategi, perencanaan, evaluasi program dan pengontrolan dilakukan untuk memahami berbagai pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan pemberdayaan alumni dari program pondok pesantren untuk mencapai pengembangan mutu sumber daya manusia pesantren.

Dalam dokumen Pare dan (Halaman 116-122)