• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PENDEKATAN DIVERSI TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN KECELAKANAAN LALU LIINTAS YANG MENYEBABKAN LUKA BERAT (Studi Di Kepolisian Resort Dairi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PENDEKATAN DIVERSI TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN KECELAKANAAN LALU LIINTAS YANG MENYEBABKAN LUKA BERAT (Studi Di Kepolisian Resort Dairi)"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

Faktor penyebab kecelakaan lalu lintas ada berbagai macam seperti faktor manusia, faktor kendaraan dan faktor jalan itu sendiri. empat juta rupiah) apabila menimbulkan kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan barang, pidana penjara 4 tahun atau denda Rp. dua puluh juta rupiah) apabila kecelakaan lalu lintas menyebabkan korban luka berat, dan pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda Rp.

Jika melihat Pasal 310, Pasal 311, dan Pasal 312 di atas, tidak menutup kemungkinan seorang anak yang terlibat kecelakaan lalu lintas dapat diselamatkan dengan cara diversi, mengingat Pasal 7 Ayat 2 UU Peradilan Anak mengatur bahwa penyelesaian perkara pidana anak Hal ini dapat dilakukan apabila tindak pidana tersebut diancam dengan pidana kurang dari 7 (tujuh) tahun dan bukan merupakan tindak pidana yang berulang.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tambahan literatur dalam bidang ilmu hukum khususnya dalam penyelesaian kecelakaan lalu lintas anak dengan pendekatan distraksi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bahan dan informasi teoritis khususnya dalam penyelesaian kecelakaan lalu lintas anak dengan pendekatan distraksi. Sebagai wawasan untuk memahami dan menganalisis penyelesaian kecelakaan lalu lintas anak dengan pendekatan distraksi.

Kerangka Teori dan Konseptual

Kerangka Teori

Sistem peradilan pidana tidak dapat dipisahkan dari sistem hukum yang terdiri dari muatan hukum, struktur hukum, dan budaya hukum. Istilah sistem peradilan pidana atau sistem peradilan pidana mengacu pada mekanisme yang berfungsi untuk menangani kejahatan dengan menggunakan pendekatan sistem dasar. Menurut Anthon F. Susanto, sistem peradilan pidana adalah suatu sistem pengendalian kejahatan yang terdiri dari lembaga kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan penjara bagi terpidana.a) Untuk mencegah agar orang tidak menjadi korban kejahatan.

Perdamaian sebenarnya telah diterapkan dalam sistem peradilan pidana Indonesia, namun hanya dikenal pada kasus pidana terkait anak yang diatur dalam UU No.

Keranga Konseptual

Berdasarkan praktik perdamaian sebagaimana dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyelesaian perkara pidana melalui mekanisme nonformal (di luar sistem hukum) seringkali dianggap lebih memuaskan karena lebih menguntungkan kedua belah pihak. Jika dikaitkan dengan Pancasila sebagai ideologi negara, maka mekanisme perdamaian dalam bentuk musyawarah sejalan dengan sila ke-4 Pancasila, yaitu “Masyarakat berpedoman pada kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Konsep keadilan restoratif merupakan suatu pendekatan yang lebih menitik beratkan pada kondisi terciptanya keadilan dan keseimbangan bagi pelaku tindak pidana dan korban itu sendiri, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif antara korban, pelaku dan masyarakat untuk mencari penyelesaian permasalahan.

Dalam konteks ini, perdamaian menjadi alat yang efektif dan efisien untuk memulihkan secara harmonis dan kekeluargaan kondisi akibat tindak pidana antara korban dan pelaku, keluarganya, dan masyarakat. Diversi adalah tindakan atau perlakuan untuk mengalihkan atau mengeluarkan pelaku remaja dari sistem peradilan pidana.21. Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa yang terjadi di jalan secara tidak terduga dan tidak disengaja serta menimbulkan korban jiwa dan materil.

Lalu lintas adalah pergerakan/pergerakan kendaraan manusia dan hewan di jalan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Transportasi adalah perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Menurut Pasal 1 ayat (3) UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, anak yang berhadapan dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak yang belum berumur 12 (dua belas) tahun. 18 (delapan belas) tahun) tahun pada saat tindak pidana disangkakan dilakukan.

Yang dimaksud dengan batasan umur anak adalah pengelompokan umur maksimal sebagai bentuk status hukum anak, sehingga menjadi anak.

Asumsi

Keaslian Penelitian

Apa pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap pelaku tindak pidana lalu lintas yang mengakibatkan luka berat dalam perkara putusan nomor 158/Pid.B/2014/PN.Mdn? Indang Sulastri/07/259211/PHK/4298 (Program Pengayaan Magister Hukum): “Peninjauan kembali terhadap tindak pidana lalu lintas karena kelalaian dan hilangnya nyawa orang lain (Studi Kasus Putusan Nomor: 181/Pid.B/2015/PN. Mdn )". Apa pertimbangan hukum pengadilan dalam menetapkan pidana berupa tindak pidana kecerobohan lalu lintas yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang dalam putusan Nomor 181/Pid.B/2015/PN .Mdn.

Berdasarkan penulisan hukum di atas, maka penelitian yang dilakukan penulis berbeda isi dan pokok bahasannya dengan penelitian yang dilakukan di atas.

Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian

  • Metode Pendekatan
  • Alat Pengumpulan Data
  • Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Lalu lintas adalah kegiatan sementara atau pergerakan kendaraan, manusia atau hewan di jalan. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan menjelaskan pada pasal 1 angka 2 bahwa lalu lintas adalah pergerakan kendaraan dan orang dalam ruang lalu lintas jalan. Pasal 1 angka 24 menjelaskan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu kejadian di jalan yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa dan/atau kerugian harta benda.

31 Yusuf Isyanto, “Penerapan Restorative Justice pada Anak Pelaku Kejahatan Lalu Lintas (Studi Penerapan Restorative Justice di Polres Kudus)”. 32 Agio Sangki, “Tanggung jawab pidana pengemudi kendaraan yang mengakibatkan kematian dalam kecelakaan lalu lintas.” Lex Crimen Secara teknis kecelakaan lalu lintas diartikan sebagai suatu kejadian yang disebabkan oleh banyak faktor yang terjadi secara tidak sengaja (Random Multi Factor Event).

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, secara umum pengertian kecelakaan lalu lintas adalah suatu kejadian di jalan yang tiba-tiba dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa penumpang. Beberapa kecelakaan lalu lintas yang terjadi sebenarnya dapat dihindari jika pengguna jalan berperilaku disiplin, sopan dan hormat. Menurut pasal 1 angka 24 undang-undang no. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa jalan yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa dan/atau kerugian harta benda.

Menurut Pasal 229 UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, kecelakaan lalu lintas digolongkan sebagai berikut. Rata-rata kecelakaan lalu lintas; atau c. 2) Kecelakaan lalu lintas ringan adalah kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan pada kendaraan dan/atau barang.

Sanksi Pelanggaran Lalu Lintas di Satuan Lalu Lintas Polres Dairi Tindak pidana lalu lintas merupakan salah satu pelanggaran

Kecelakaan lalu lintas rata-rata adalah kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan pada kendaraan dan/atau barang. Kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disebabkan oleh kecerobohan pengguna jalan, ketidaklayakan kendaraan, serta ketidaklayakan jalan dan/atau lingkungan. Pelaku kecelakaan lalu lintas yang dapat dipidana adalah setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor.

Ketentuan Pasal 311 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebenarnya mirip dengan Pasal 310 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Yang membedakan Pasal 311 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah adanya unsur kesengajaan yang dilakukan oleh orang yang mengemudikan kendaraan dengan cara atau keadaan yang membahayakan nyawa atau harta benda. Jika dicermati, pasal ini bukanlah perbuatan yang mengakibatkan meninggalnya orang lain seperti yang tertuang dalam dua pasal sebelumnya, yakni Pasal 310 dan Pasal 311 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Namun pasal tersebut termasuk dalam pasal yang tergolong tindak pidana sebagaimana tercantum dalam Pasal 316 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal-pasal tersebut bisa digunakan untuk menjerat pengemudi yang menyebabkan orang lain meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas. Sanksi dalam KUHP terdapat pada Pasal 359 dan Pasal 360, sedangkan sanksinya diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Pasal 310 dan Pasal 311.

Pasal 236 UULAJ mengatur tentang ganti rugi kepada pihak-pihak yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas, dari mana nampaknya. Sanksi pidana pada Pasal 310 dan Pasal 311 juga memuat pidana terhadap kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kematian. Ketentuan di atas tidak dilaksanakan berdasarkan Pasal 312 UU LLAJ yang berbunyi: Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang mengalami kecelakaan lalu lintas dan dengan sengaja tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan kecelakaan lalu lintas tersebut. kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 ayat maksimal Rp.

Ketentuan mengenai pengalihan pada tingkat penyidikan terhadap kasus anak yang terlibat kecelakaan lalu lintas oleh polisi lalu lintas.

Pengaturan Tentang Diversi Pada Tingkat Penyidikan Perkara Anak Yang Terlibat Dalam Kecelakaan Lalu Lintas Di Satlantas

Proses pelaksanaan diversi dalam tindak pidana lalu lintas tidak mempunyai persyaratan khusus, karena dalam proses diversi di bidang lalu lintas, peraturannya sama dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana bagi anak di bawah umur. 45 Asas utama pelaksanaan diversi Konsep diversi adalah tindakan persuasif atau pendekatan non-kriminal dan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memperbaiki kesalahannya. Konsep diversi juga didasarkan pada kenyataan bahwa proses peradilan pidana terhadap anak yang melakukan tindak pidana lebih luas melalui sistem peradilan pidana. Alasan mendasarnya adalah pengadilan akan memberikan stigmatisasi terhadap anak atas perbuatannya, sehingga lebih baik mereka dikeluarkan dari sistem peradilan pidana.

Pengecualian berlaku bagi anak yang berumur 12 (dua belas) tahun tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun atau berumur 12 (dua belas) tahun, padahal telah pernah kawin sebelumnya tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan diduga melakukan tindak pidana. kejahatan. Penerapan ketentuan diversi penting untuk dipertimbangkan karena diversi dapat lebih menjaga hak asasi anak dan melindungi anak dari stigma sebagai 'anak nakal' dengan mengatasi tindak pidana yang melibatkan anak sebagai pelakunya. tanpa perlu melalui proses hukum. .51. Tujuan dari diversi adalah mencari cara untuk menangani pelanggaran hukum di luar pengadilan atau sistem peradilan pidana formal.

Penerapan diversi dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menghindari dampak negatif terhadap kehidupan dan perkembangan anak akibat keterlibatannya dalam sistem peradilan pidana. Berdasarkan pemikiran tersebut, tujuan sistem peradilan pidana terpadu bagi generasi muda lebih menekankan pada hal pertama (resosialisasi dan rehabilitasi) dan ketiga (kesejahteraan sosial). Berdasarkan tujuan sistem peradilan pidana anak, maka salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan keadilan restoratif.Restorative Justice dilaksanakan untuk mencapai keadilan restoratif.

Hal-hal penting dalam melakukan manuver diversi yang perlu diperhatikan aparat penegak hukum antara lain: kategori tindak pidana; usia anak; hasil penelitian sosial Bapas dan dukungan lingkungan keluarga dan masyarakat. 57 Wawancara Bapak AKP Herliandri Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Dairi yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Januari 2023 pukul 10.00 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya angka kejadian kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia pada bulan Desember dapat disebabkan oleh karena pada bulan Desember terdapat hari

Sanksi pidana terhadap pemerintah yang tidak memperbaiki jalan rusak yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas adalah: (a) dalam hal korban luka ringan, pelaku dipidana dengan

Artinya dalam konteks perkara kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban jiwa atau meninggalnya seseorang ini dalam penjelasan diatas adalah dapat juga

Dan Angkutan Jalan atau dengan kata lain pelanggaran lalu lintas adalah pelanggaran terhadap peraturan-peraturan khusus tentang lalu lintas, yang berisi keharusan dan

Berdasarkan uraian diatas dengan adanya hukum yang mengatur di Indonesia mengenai kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia tersebut dapat

Adalah kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa/meninggal dunia. Berdasarkan faktor penyebab kecelakaan, kecelakaan disebabkan beberapa faktor yaitu faktor

“Proses Hukum dalam penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas melalui Restorative Justice” “Penyelesaian perkara pidana kecelakaan lalu-lintas dengan konsep restorative justice oleh

Kendala dalam penyelesaian kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban meninggal dunia dengan pendekatan restorative justice yaitu adanya benturan dengan sistem pemidanaan yang