Pelajaran bidang studi Akidah Akhlak menganut sistem spriral yakni semua pokok-pokok keimanan dan Akhlak. Akibatnya peranan serta efektivitas pembelajaran akidah akhlak di MAN Tapanuli Utara sebagai landasan bagi pengembangan spritual terhadap kesejahteraan masyarakat dipertanyakan. Dengan demikian jika pendidikan akidah akhlak yang dijadikan landasan pengembangan nilai spritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Begitu pula dengan pendidikan Akidah Akhlak di MAN Tapanuli Utara bukan satu satunya faktor yang menentukan dalam. Apalagi dalam pelaksanaan pendidikan akidah akhlak tersebut masih terdapat kelemahan-kelemahan yang mendorong dilakukanya penyempurnaan terus-menerus. Kelemahan tersebut terdapat pada materi pendidikan akidah akhlak yang lebih fokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (efektif) serta pembiasaan (psikomotorik).
Pendidikan akidah akhlak diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam perilaku terpuji. Pendidikan akidah akhlak dengan tujuan semacam itu harus melayani pertumbuhan siswa dalam segala aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmani, ilmiah maupun bahasa. Pendidikan akidah akhlak harus mendorong semua aspek tersebut ke arah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan kenyataan di atas mendorong penulis untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pelajaran bidang studi akidah akhlak terhadap kepribadian siswa di MAN Tapanuli Utara.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Memperoleh informasi secara konktit tentang kondisi obyektif lembaga mengenai pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak dan pengembangan perilaku peserta didik. Untuk menjadi masukan dan bahan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak dan pengembangan perilaku peserta didik ke depan. Menambah pengetahuan yang lebih matang dalam bidang pengajaran, menambah wawasan dalam bidang penelitian, sehingga dapat dijadikan sebagai latihan dan pengembangan teknik-teknik yang baik khususnya dalam membuat karya tulis ilmiah, juga sebagai kontribusi nyata bagi dunia pendidikan.
BATASAN ISTILAH
Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkahlaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan dan pegangan dalam kehidupannya, keluarganya, dan masyarakat lingkungannya. Oleh karena itu pendidikan agama di sekolah berarti suatu usaha yang secara sadar dilakukan guru untuk mempengaruhi sisa dalam rangka pembentukan manusia beragama yang menyakini Aqida Islam serta berperilaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang baik di lakukan oleh manusia,pembelajaran Aqidah Akhlak juga dapat memberi pengalaman kepada peserta didik untuk memahami dan mengimani Allah Swt dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Aqidah merupakan akar atau pokok Agama, sedangkan Akhlak merupakan sikap hidup atau kepribadian manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh Aqidah yang kokoh. Madrasah Aliyah (MA) adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan sekolah menengah atas (SMA) dimana pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama.
TELAAH PUSTAKA
Skripsi yang di tulis oleh Ahmad Zaky Malik, 2016.“ Pengaruh Penguasaan Materi Akidah Akhlak terhadap Perilaku Sosial MAN 2 Model Makassar”. Pembahasan deskriptif menunjukkan rata-rata hasil sebaran angket perilaku Sosial Siswa MAN 2 Model Makassar yaitu 46,46. Jika kita saling menghubungkan antara penguasaan materi Akidah Akhlak dengan Perilaku Sosial Siswa MAN 2 Model Makassar, maka akan terlihat data yang relevan antara Penguasaan Materi Akidah Akhlak terhadap perilaku Sosial Siswa MAN 2 Model Makassar yang pada umumnya semua berada pada kategori sangat baik, baik dan cukup.
Begitu pula pada analisis inferensial, hasil pengujian hipotesimemberikan kesimpulan bahwa terdapat Pengaruh Signifikan Penguasaan Materi Akidah Akhlak terhadap Perilaku Sosial Siswa MAN 2 Model Makassar. Berdasarkan hasil dari penelitian teridentifikasi bahwa : pembelajaran akidah akhlak berkorelasi secara positif dengan peningkatan akhlak mulia (al-karimah) peserta didik. Korelasi antara variabel X (pembelajaran akidah akhlak) dengan variabel Y (peningkatan akhlak karimah) katagori cukup atau sedang yang berada pada rentang 0,90 sampai 1.00 setelah dikonsultasikan antara nilai “r”.
Ini berarti korelasi antara pembelajaran aqidah akhlak dengan peningkatan akhlak karimah peserta didik di Madrasah Aliyah Shautul Mimbar Al- Islami. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dirokemendasikan kepada pengelola sekolah untuk mengoptimalkan pembelajaran akidah akhlak agar peserta didiknya dapat mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan menghasilkan output yang berkualitas salah satunya terwujud pada peningkatan akhlak karimah, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
HIPOTESIS
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
- PENGERTIAN PELAJARAN AKIDAH AKHLAK
- PENGERTIAN AKIDAH AKHLAK
- KEDUDUKAN AKIDAH
- DASAR AKIDAH AKHLAK
- TUJUAN MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK
- FUNGSI DAN RUANG LINGKUP MATA PELAJARAN AKIDAH AHLAK
Adapun maksud dari pembelajaran disini adalah suatu kegiatan untuk mengubah tingkah laku yang diusahakan oleh dua belah pihak yaitu antara pendidik dan peserta didik sehingga terjadi komunikasi dua arah. Mata pelajaran aqidah akhlak ini merupakan cabang dari pendidikan Agama Islam, menurut Zakiyah Daradjat pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami. Sedangkan menurut Imam al-Ghazali, Akhlak adalah suatu sifat yang mendalam/berakar/menyatu benar dalam jiwa/hati yang menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa difikirkan dan dipertimbangkan terlebih dahulu.
Dari beberapa definisi diatas dapatlah disimpulkan bahwa pengertian pendidikan akhlak adalah suatu proses yang bermaksud menumbuh kembangkan fitrah (kemampuan dasar) manusiawi dengan dasar-dasar akhlak, keutamaan perangai, tabiat agar dimiliki dan diterapkan dalam diri manusia menjadi adat kebiasaan. Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu perbuatan atau sikap dapat dikategorikan akhlak apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: Pertama , perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
Ketiga, Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Keempat, Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main- main, berpura-pura atau bersandiwara.17 Sifat-sifat terpuji atau. Peranan dan efektifitas pendidikan agama di madrasah sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat harus ditingkatkan, karena jika pendidikan Agama Islam (yang meliputi: Aqidah Akhlak, Qur‟an Hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa arab) yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Pendidikan atau mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah sebagai bagian integral dari pendidikan Agama Islam, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Tetapi secara substansial mata pelajaran pelajaran Aqidah Akhlak memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memperaktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, separti ibadah dan akhlak, adalah suatu yang dibangun di atasnya.
Demikian halnya dengan pendidikan agama Islam, maka tujuan pendidikan agama Islam itu adalah tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan agama Islam dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan agama Islam. Dalam pasal 3 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa tujuan pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tentang fungsi pendidikan agama Islam telah banyak disebutkan diatas, yang mana fungsi-fungsi tersebut harus diketahui dan dimiliki oleh peserta didik serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik diharapkan dapat menjadi muslim yang kaffah serta berakhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari dan di lingkungan masyarakat.
KEPRIBADIAN
Agar gambaran kepribadian adalah suatu kesatuan banyak yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu yang mengandung sifat-sifat khusus individu, yang bebas menentukan dirinya sendiri.26. Agar gambaran kepribadian itu jelas, maka penulis memaparkan pengertian kepribadian menurut beberapa para ahli sebagai berikut .. a) William Stern Menurut beliau kepribadian adalah suatu kesatuan yang diarahkan kepada tujuan- tujuan tertentu yang mengandung sifat- sifat khusus individu, yang bebas menentukan dirinya sendiri. Sikap, perasaan, ekspresi dan temperamen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu.
Setiap orang mempunyai kecenderungan berperilaku yang baku atau berpola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau dikatakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku, berlaku terus-menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi. Pola perilaku dengan demikian juga merupakan perilaku yang sudah baku, yang cenderung ditampilkan seseorang jika ia dihadapkan pada situasi kehidupan tertentu.
Kepribadian dapat di definisikan sebagai suatu set dinamis dan terorganisir dari karakteristik yang dimiliki oleh setiap orang yang secara unik mempengaruhi kognisinya, emosi, motivasi, dan perilaku dalam berbagai situasi. Kepribadian juga dapat merujuk kepada pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang secara konsisten yang ditunjukkan oleh seorang individu dari waktu ke waktu yang sangat mempengaruhi harapan, persepsi-diri, nilai dan sikap, dan memprediksi reaksi kita terhadap orang lain, masalah dan tekanan. Jadi, kepribadian adalah seperangkat karakteristik psikologis yang menentukan pola berpikir, merasakan dan bertindak, yaitu individualitas pribadi dan sosial dari seseorang.
Misalnya, kejujuran nilai tersebut saling berhubungan dengan akhlak nilai ini juga berkaitan dengan benar atau salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat. Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak. Adapun kegunaan norma agama yaitu untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap manusia dalam kehidupannya agar selamat di dunia dan akhirat.
Hubungan ini akan menciptakan sebuah keharmonisan dan sikap saling membantu, kepedulian terhadap persoalan lingkungan, seperti kegitan gotong-royong danmenjaga keserasian hidup bertetangga merupakan nilai sosial. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, sehingga dalam proses interaksinya selalu melibatkan orang lain, sehingga kepribadian yang terbentuk tidak murni dari dirinya sendiri, melainkan ada faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Hendriati Agustiani bahwa kepribadian juga berkaitan dengan cara-cara seseorang menanggapi masalah yang dialaminya melalui proses belajar yang panjang, oleh karena itu untuk mengetahui pribadi sang anak hendaknya orang tua memahami betul pola yang terbentuk dari pengalaman- pengalaman yang diperoleh anak tersebut baik pengalaman pengalaman yang diperoleh dari lingkungan maupun dari keluarganya sendiri.