• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENANAMKAN NILAI KEJUJURAN PADA SISWA DI MAN 1 METRO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENANAMKAN NILAI KEJUJURAN PADA SISWA DI MAN 1 METRO "

Copied!
118
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satunya guru akhlak akidah yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai kejujuran dalam perilaku siswa dan dilaksanakan sepenuhnya oleh orang tua, guru dan seluruh komponen pendidikan terkait, tidak hanya dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab madrasah sebagai lembaga pendidikan formal. Selain itu, guru akidah akhlak memiliki tanggung jawab yang besar untuk mendidik anak-anak untuk kebaikan dan membekali mereka dengan akhlak. Melalui uraian di atas, peran guru akhlak sangat dipengaruhi untuk membentuk nilai-nilai kejujuran, yaitu jika positif maka keluaran (result)-nya adalah budi pekerti luhur; sebaliknya peran guru keyakinan moral yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukannya bersifat negatif, sehingga output (hasil) yang terbentuk adalah akhlak tercela.

Guru dan lembaga pendidikan memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai kejujuran dalam perilaku siswa dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan wawancara penulis dengan Sdri. Edya Rosita selaku guru Akidah Akhlak pada tanggal 30 Juni 2018, Ms. Edya Rosita mengungkapkan, siswa tetap mendapatkan pelajaran agama yang berkaitan dengan akhlak mulia. Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis ingin mengetahui peran guru keyakinan moral dalam pembentukan nilai kejujuran pada siswa MAN 1 Metro tahun 2018.

Pertanyaan Penelitian

Hal ini terlihat pada proses pembelajaran maupun penilaian pendidikan yang sebatas pada penyerapan ilmu. Kurangnya peran guru dan orang tua untuk bersama-sama memecahkan masalah nilai kejujuran siswa, tentunya menuntut guru untuk berperan lebih aktif dalam proses pengenalan nilai kejujuran siswa dalam kehidupan sekolahnya. Guru yang lepas kendali terhadap pendidikan anak didik dan mengabaikan penanaman nilai-nilai agama dan kejujuran, akan berakibat fatal karena anak dapat menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat, sehingga menghambat arus pendidikan.

Upaya menanamkan kejujuran pada peserta didik sebagai bentuk partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan menjadikan guru sebagai petugas pendidikan utama. Apa kendala peran guru Aqidah Akhlak dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa MAN 1 Metro tahun 2018.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan di MAN 1 Metro ini membahas tentang peran guru aqidah akhlak dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa. Peran Guru Akhlak Aqidah Dalam Menanamkan Nilai Kejujuran Pada Siswa MAN 1 Metro Pada Siswa MAN 1 Metro. Dalam pendidikan saat ini, peran guru sangat dominan dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa, khususnya guru akhlak agama.

Perencanaan yang dilakukan oleh madrasah untuk menanamkan nilai kejujuran pada siswa, seorang guru akhlak dalam menyampaikan. Faktor penghambatnya adalah situasi yang menghambat kelancaran kinerja peran guru dalam nilai kejujuran terhadap siswa. Peran guru akhlak aqidah dalam menanamkan nilai kejujuran di MAN 1 Metro menggunakan beberapa tahapan yaitu langsung dan tidak langsung.

Penelitian Relevan

LANDASAN TEORI

Nilai Kejujuran

  • Pengertian Nilai Kejujuran
  • Pentingnya Nilai Kejujuran
  • Bentuk Nilai Kejujuran
  • Strategi Menanamkan Nilai Kejujuran
  • Materi Pendidikan Agama Islam yang Berkaitan dengan

9 Siti Irene Astuti dan Widyastuti Purbarini, Peran sekolah dalam pembentukan karakter melalui pengembangan model pembelajaran holistik dan kontekstual. Tema pembangunan karakter bangsa dan pendidikan karakter adalah: membangun generasi yang jujur, cerdas, tangguh dan peduli (jurdistangli). 12 Darmiyati Zuchdi, dkk Model pendidikan karakter: terintegrasi dalam pembelajaran dan pengembangan budaya sekolah.

17 Agus Zaenul Fitri, Pendidikan karakter berbasis nilai dan etika di sekolah, (Yogyakarta: . Ar Ruzz Media, 2012) h. Menafsirkan pengertian strategi terkait kurikulum, model karakter dan strategi terkait metodologi 18 Dalam hal kurikulum, strategi yang biasa digunakan Madrasah adalah mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam bahan ajar, artinya tidak membuat kurikulum khusus pendidikan karakter. Strategi dari segi metodologi, strategi yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter meliputi dorongan, pujian dan penghargaan, tekad dan latihan, penerapan disiplin (formalitas paksa). , dan temperamen bulan ini (perawatan bulan).

Peran Guru Akidah Akhlak

  • Pengertian Peran Guru Akidah Akhlak
  • Kedudukan, Syarat dan Sifat Guru Akidah Akhlak
  • Tanggung Jawab dan Tugas Guru Akidah Akhlak
  • Peranan Guru Akidah Akhlak

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, kondisi siswa selama pembelajaran dan outdoor learning yang dilakukan guru Aqidah Akhlak 1 pada nilai kejujuran. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru akhlak akidah untuk menanamkan nilai kejujuran pada siswa dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap pra pembelajaran, proses pembelajaran dan pasca pembelajaran. Cara guru akidah moral menanamkan nilai kejujuran pada siswa pada tahap transfer ilmu yang dimaksud disini adalah tahap yang dilakukan guru untuk mentransfer ilmu kepada siswa tentang nilai kejujuran.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa moral akidah guru dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa adalah bahwa pembelajaran yang diberikan guru di kelas juga mempengaruhi pencapaian nilai kejujuran pada perilaku siswa. Menurut guru Aqidah Akhlak 2 menjelaskan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting sebagai pembimbing dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa. Melalui tahapan ini, guru tidak hanya menyajikan pengetahuan tentang nilai kejujuran. Kami mengajarkan kepada siswa nilai kejujuran dengan nasehat dan motivasi dari siswa MAN 1 Metro.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian dengan prosedur penelitian yang menggali data dari lapangan untuk kemudian diteliti dan disimpulkan. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui apakah ada dampak atau tidak, dan jika ada, seberapa dekat dampak tersebut, dan apakah dampak tersebut penting atau tidak. Berdasarkan uraian di atas, penelitian kualitatif merupakan uraian tentang fakta-fakta yang terjadi secara sistematis, objektif, dan tepat.

Sesuai dengan judul dan fokus permasalahan, penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif. Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat gambaran (deskripsi) tentang situasi atau peristiwa. Sifat penelitian ini adalah deskriptif: “Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif juga dapat diartikan sebagai metode penelitian, yaitu perilaku subjek, hubungan sosial subjek, tindakan subjek, dan lain-lain. secara mendalam tentang gejala-gejala, peristiwa-peristiwa yang menantang peran guru akidah. moral untuk menanamkan nilai kejujuran pada siswa MAN 1 Metro.

Sumber Data

Adapun referensi sumber data sekunder adalah buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yaitu peran guru akhlak akidah dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa berupa buku-buku yang relevan, internet, majalah atau surat kabar (media massa). Upaya guru dalam keyakinan moral yang diterapkan di MAN 1 Metro dapat mempengaruhi perilaku siswa selain nilai kejujuran juga dapat menekan kenakalan remaja karena perkembangan yang semakin maju. Proses guru menanamkan nilai kejujuran siswa dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran, seperti ini

Bagaimana keyakinan moral guru dalam menanamkan nilai kejujuran dengan pemahaman lebih efektif dalam membentuk nilai moral dan spiritual siswa, karena nilai kejujuran tidak ada gunanya jika hanya melalui teori. Menurut pengamatan, salah satu upaya guru aqidah untuk menanamkan nilai kejujuran pada siswa adalah melalui penyuluhan dan motivasi, penyuluhan biasanya dilakukan di awal pelajaran. Menurut pendapat guru Aqidah Akhlak 1 menjelaskan bahwa fase pembiasaan dalam implementasi nilai kejujuran adalah agar siswa memenuhi nilai kejujuran yang terkandung dalam diri masing-masing.

Tahap pembiasaan nilai kejujuran terhadap perilaku siswa melalui upaya guru akidah akhlak adalah siswa menghayati nilai kejujuran dalam setiap kegiatan.

Temuan Umum Lokasi Penelitian

  • Profil MAN 1 Metro
  • Sejarah Singkat MAN 1 Metro
  • Lokasi MAN 1 Metro
  • Visi, Misi dan Tujuan MAN 1 Metro
  • Sarana Prasarana MAN 1 Metro
  • Data siswa dan Data Guru Tenaga Kependidikan
  • Organisasi Kegiatan Ekstrakurikuler di MAN 1 Metro
  • Struktur Organisasi MAN 1 Metro

Temuan Khusus

  • Peran guru akidah akhlak dalam menanamkan nilai
  • Hambatan guru akidah akhlak dalam menanamkan

Proses pembentukan nilai kejujuran pada ciri utama menggunakan dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Berdasarkan penjelasan dari Ny. Edya Rosita bahwa: Penanaman nilai kejujuran dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku siswa.

Pembahasan

Tahap pemahaman inilah yang memberikan rasa percaya diri siswa, sehingga siswa tidak hanya mengetahui pengetahuan, tetapi juga memahami pengetahuan yang menimbulkan keinginan untuk berperilaku sesuai dengan nilai kejujuran. Pada tahap ini guru tidak hanya menyajikan pengetahuan tentang nilai kejujuran, tetapi juga metode keteladanan yaitu melakukan dan memberi contoh perilaku yang sesuai dengan nilai kejujuran yang sesungguhnya. Bentuk motivasi yang ditemukan dalam melakukan observasi adalah guru akhlak aqidah selalu memberikan motivasi sebelum mulai mengajarkan materi tentang membiasakan berperilaku terpuji, menghindari perilaku yang memalukan, sering menyisipkan pesan-pesan moral seperti memberikan motivasi untuk saling membantu, dan menghargai pendapat orang lain bersikap jujur, bersikap baik kepada orang lain.

Penjelasan siswa tersebut bahwa penyuluhan biasanya dilakukan pada awal pembelajaran, karena saya memiliki tanggung jawab sebagai seorang guru yang memiliki visi dan misi yang lebih condong untuk menanamkan nilai kejujuran. Penjelasan di atas dapat dipahami sebagai kebiasaan yang sering kita lakukan saat jam pelajaran usai sebelum pulang, dan kebiasaan lain yang merupakan bentuk penanaman nilai kejujuran yang telah kita pelajari dalam pembelajaran batin adalah membaca Al-Qur'an dan akhlak. iman sebelum penutup pelajaran yang dilakukan. Tujuan penanaman nilai kejujuran adalah untuk membantu siswa lebih memahami nilai kejujuran yang merasuk ke dalam diri siswa sehingga dapat membentuk perilaku siswa yang sesuai dengan ajaran Islam.

Faktor internal yang menjadi penghambat bagi guru akhlak aqidah dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa sebenarnya cukup pasti, namun karena lingkungan peternakan yang terlalu luas dan kondisi pagar yang belum tertata dengan baik. Uraian di atas dapat dijelaskan bahwa faktor penghambat nilai kejujuran dapat berasal dari siswa itu sendiri, tidak semua siswa berasal dari latar belakang keluarga yang sama. Bisa juga dari suasana di rumah yang juga tidak mendukung penanaman nilai kejujuran, sehingga siswa tidak tertarik untuk menghayati nilai kejujuran.

Selain itu, para guru berkumpul untuk mensosialisasikan nilai keadilan agar lebih berperan aktif dalam kegiatan keagamaan dan juga mendapat inovasi baru dalam proses penanaman nilai keadilan dengan melibatkan pembina ekstrakurikuler, wakil kurikuler dan siswa baru kemudian disosialisasikan kembali kepada guru dan siswa tentang nilai kejujuran. Bagi guru agar selalu membimbing dan meningkatkan nilai kejujuran siswa, agar siswa memiliki pemahaman agama yang kuat, mengingat dampak globalisasi yang tidak selalu positif dan dapat mendorong siswa untuk memiliki perilaku atau kepribadian yang luhur dan bertanggung jawab dalam tindakannya. . Bagi siswa agar mendukung kegiatan yang selalu ada dan dapat bekerjasama sehingga dapat lebih memperkuat nilai-nilai keadilan yang dapat memberikan dampak positif terhadap prestasi siswa di madrasah maupun di masyarakat.

Untuk penelitian selanjutnya, diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih fokus pada perilaku siswa khususnya mengenai nilai kejujuran dan juga internalisasi ajaran agama yang lebih luas.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Agus Zaenul Fitri, Pendidikan karakter berbasis nilai dan etika di sekolah, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012. Emzir, Metodologi, penelitian kuantitatif dan kualitatif, Jakarta: Rajawali, 2012 Hadija Paraba, Wawasan Tugas Guru dan Pengawas Verouk . Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1992 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan Penelitian dan Pengembangan, Bandung: Alfabeta,.

Referensi

Dokumen terkait

Similarly, Hrastinski, S.,(2007) in Hrastinski, S., (2008: 52) stated that synchronous e-learning, usually supported both of media such as video conferencing and chat