• Tidak ada hasil yang ditemukan

internalisasi nilai-nilai karakter bagi ustadz di pondok ... - CORE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "internalisasi nilai-nilai karakter bagi ustadz di pondok ... - CORE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

INTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER BAGI USTADZ

DI PONDOK PESANTREN MODERN DARUSSALAM KABUPATEN KEPAHIANG

Anang Mustaqim

Guru pada Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiyang email: anangmustaqim@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan pendekatan internalisasi nilai-nilai karakter dalam meningkatkan kompetensi kepribadian ustadz dan ustadzah di Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang. Jenis penelitian ada- lah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan 1). Observasi atau pengamatan 2). Interview atau Wawancara 3). Catatan Lapangan 4). Dokumentasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1). Pendekatan internalisasi nilai-nilai karakter dalam meningkatkan kompetensi kepribadian ustadz dan ustadzah di Pondok Pesantren Modern Dar- ussalam Kepahiang melalui beberapa pendekatan yaitu (a). Pendekatan indroktrinasi (b). Pendekatan moral reasoning.

Pondok Pesantren Modern Darussalam melakukan pendekatan melaui slogan, visi dan misi. proses internalisasi nilai karakter melalui pembinaan atasan kepada bawahannya, 2). Aplikasi internalisasi nilai-nilai karakter terhadap upaya pen- ingkatkan karakter ustadz dan ustadzah di pondok pesantren modern darussalam kepahiang, amati dampak dari adanya pembinaan, bimbingan serta proses yang dilakukan oleh Lembaga Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang dalam penginternalisasian nilai-nilai karakter dalam meningkatkan kompetensi kepribadian Ustad dan Ustadzah terdapat peningkatan yang positif walaupun masih perlu ditambah dengan program-program yang lain sehingga penginternalisa- sian lebih optimal. Dampak internalisasi nilai karakter bagi Ustad dan Ustadzah di Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang: nilai kepribadian yang mantab dan stabil, nilai kepribadian yang dewasa, nilai kepribadian yang disiplin, nilai kepribadian yang bertanggung jawab, dan nilai kepribadian yang bisa menjadi teladan bagi santrinya. 3). Karakter kepribadian yang dimiliki oleh ustad dan ustadzah di Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang, dengan adanya motivasi dari pimpinan kepada Ustad dan Ustadzah untuk selalu sholat berjamaah, sholat fardunya ditambah dengan sholat dhuha, dan guru haraus selalu berada dibarisan yang paling depan seperti dalam filosofi “ing ngarso sing tuladha, ing madya mangun karso tut wuri handayani” selalu tanamkan kepada ustad dan ustadzah

Kata kunci : Internalisasi, nilai-nilai karakter, kepribadian

ABSTRACT

The purpose of this study was to describe the internalization approach of character values in improving the competence of the personality of clerics and ustadzah at the Modern Darussalam Kepahiang Islamic Boarding School. This type of research is qualitative research. Data collection techniques use 1). Observation or observation 2). Interview or Interview 3). Field Note 4). Documentation. This study concluded that: 1). Approach to internalization of character values in im- proving the competence of the personality of the ustadz and ustadzah at the Modern Darussalam Kepahiang Islamic Boarding School through several approaches, namely (a). Indroktrinasi approach (b). Approach to moral reasoning.

Modern Darussalam Islamic Boarding School approaches through slogans, visions and missions. the process of internal- izing character values through coaching supervisors to subordinates, 2). The application of characterization values towards efforts to increase the character of cleric and ustadzah in the modern boarding school of Darussalam kepahiang, observe the impact of the formation, guidance and process carried out by the Institute of Modern Darussalam Kepahiang Islamic Boarding School in internalizing character values in improving Ustad personal competence and Ustadzah there is a posi- tive increase even though it still needs to be added with other programs so that internalization is more optimal. The impact of the internalization of character values for Ustadz and Ustadzah at the Modern Darussalam Kepahiang Islamic Boarding School: a stable and stable personality value, adult personality values, disciplined personality values, responsible personal- ity values, and personality values that can be role models for students. 3). Personality character possessed by clerics and religious teachers at the Darussalam Kepahiang Islamic Boarding School, with the motivation of the leadership to Ustad and Ustadzah to always pray in congregation, praying the fard added with the prayer of duha, and the haraus teacher always in the forefront in philosophy ngarso sing tuladha, middle school mangun karso tut wuri handayani “always instill in clerics and ustadzah

Keywords: Internalization, character values, personality

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor pent- ing dalam mendukung pembangunan nasional, sesuai dengan tujuan dan cita cita mencer- daskan kehidupan bangsa yang tercantum pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat:

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang me- lindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dun- ia yang berdasarkan kemerdekaan, perdama- ian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Re- publik Indonesia yang berkedaulatan rakyat den- gan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”1

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 dis- ebutkan bahwa seorang guru wajib mempunyai kompetensi, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3 menyebutkan: Kompetensi seba- gai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (a). Kompetensi pedagogik (b).

Kompetensi kepribadian (c). Kompetensi profe- sional (d) Kompetensi sosial.

Internalisasi nilai-nilai karakter sangatlah penting untuk didedikasikan kepada seluruh komponen masyarakat secara global, terlebih

1Tim Redaksi BIP, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Jakarta, 2018) h. 1

diinternalisasaikan kepada seluruh guru seba- gai seorang pendidik sebelum diinternalisasi- kan kepada peserta didiknya. Karena seorang guru dituntut untuk menjadi uswatun hasanah didalam kehidupan bermasyarakat terlebih ke- pada peserta didiknya.

Seorang guru harus mempunyai jiwa kete- ladanan, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena guru merupakan figure utama bagi peserta didiknya. Peserta didik cenderung meniru dan mencontoh pada pribadi seorang guru. Ketika guru mendisiplinkan murid, maka guru tersebut harus disiplin terlebih dahulu, sehingga proses belajar dan hasil belajar dapat tercapai secara maksimal.

RUMUSAN MASALAH

Dari uraian dan beberapa permasalahan dia- tas maka peneliti membatasi focus penelitian dan rumusan masalah adalah:Bagaimana pendekatan internalisasi nilai-nilai karakter dalam meningkat- kan kompetensi kepribadian ustadz dan ustadzah di pondok pesantren modern darussalam Kepa- hiang?, Bagaimana aplikasi internalisasi nilai-nilai karakter terhadap upaya peningkatkan karakter ustadz dan ustadzah di pondok pesantren mod- ern darussalam Kepahiang?, Bagaimana karakter kepribadian yang dimiliki oleh ustad dan ustadzah di pondok pesantren modern darussalam Kepa- hiang?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah:Mengetahui pendekatan internalisasi nilai-nilai karakter dalam meningkatkan kompetensi kepribadian ustadz dan ustadzah di pondok pesantren modern dar- ussalam Kepahiang, mengetahui aplikasi inter- nalisasi nilai-nilai karakter dalam peningkatan karakter ustadz dan ustadzah di pondok pesant- ren modern darussalam Kepahiang, mengetahui karakter kepribadian yang dimiliki oleh ustad danustadzah di pondok pesantren modern darus- salam Kepahiang?

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan mengguna- kan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada kualitas atau hal yang ter- penting dari suatu sifat barang/jasa berupa ke- jadian, fenomena, atau gejala sosial yang dapat dijadikan sebagai pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori. Penelitian kualitatif ini dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuan- tifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, penger- tianpengertian tentang suatu konsep yang berag- am, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar- gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya dan lain sebagaiya.

Berg menyatakan dalam defenisinya bahwa:

“Qualitative Research (QR) thus refers to the meaning, consepts, definitions, characteristics, methapors, symbol, and descriptions of things”.2

Dari pernyataan yang disampaikan Berg dia- tas dapat dipahai bahwa penelitian kualitatif (QR) mengacu pada makna, konsep, definisi, karakter- istik, metapor, simbol, dan deskripsikan suatu hal, dengan pemaknaan yang lain penelitian kuali- tatif adalah sebuah metode riset yang sifatnya deskriptif, menggunakan analisis, mengacu pada data, memanfaatkan teori yang ada sebagai ba- han pendukung.

“Menurut Bogdan dan Taylor seperti yang di- kutip Moleong, metodologi kualitatif adalah seba- gai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.”3

Pendekatan kualitatif ini menurut hemat pe- neliti sangat relevan dalam penelitian ini karena bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola internalisasi nilai-nilai karakter dalam meningkat- kan kepribadian guru di Pondok Pesantren Mod- ern Darussalam Kepahiang.

KAJIAN TEORI

Nilai adalah sesuatu yang abstrak yang tidak

bisa dilihat, diraba, maupun dirasakan dan tak terbatas ruang lingkupnya.nilai sangat erat kaitan- nya dengan pengertian-pengertian dan aktifitas manusia yang kompleks. Sehingga sulit ditentu- kan batasannya.karena keabstraknya itu maka timbul bermacam-macam pengertian, diantaran- ya sebagai berikut:

1) Nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau- pun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus pada pola pemikiran, perasaan, keterkaitan maupun prilaku.4

2) Nilai adalah suatu pola normatif.yang me- nentukan tingkah laku yang diinginkan bagi suatu sistem yang ada kaitannya dengan ling- kungan sekitar tanpa membedakan fungsi- fungsi bagian-bagiannya.5

3) Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan.6

4) Nilai merupakan kualitas empiris yang tidak dapat didefinisikan. Tetapi hanya dapat dia- lami dan dipahami secara langsung.7

5) Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, bukan benda kongkrit, bukan fakta, bukan hanya persoalan benar salah yang menurut pembuktian empirik, melainkan soal pengkhayalan yang dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi. 8

Beberapa pengertian tentang nilai diatas da- pat dipahami bahwa nilai itu adalah sesuatu yang abstrak, ideal, dan menyangkut persoalan keyaki- nan terhadap yang dikehendaki, dan memberikan corak pada pola pikiran, perasaan, dan perilaku.

Dengan demikian untuk melacak sebuah nilai harus melalui pemaknaan terhadap kenyataan lain berupa tindakan, tingkah laku, pola pikir dan

1Bruce L. Berg, Qualitative Research Methods for the Social Sciense (Boston: Pearson Education, Inc, 2007), h. 3

2Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.I (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3

3Zakiyah Darajat, Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992) h. 260

4H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1997) h.

141

(4)

skap seseorang atau sekelompok orang. Nilai merupakan gagasan umum orang-orang yang bebicara seputar apa yang baik atau buruk, yang diharapkan atau yang tidak diharapkan. Nilai mewarnai pemikiran pada seseorang yang telah menjadi satu dan tidak dapat dilepaskan.

Menurut Suparlan mengutip dari Al-Ghazali dalam bukunya bertajuk Ihya’ ‘Ulum al-Din to- koh dalam pendidikan agama ini meyebutkan bahwa:

“Guru efektif harus memiliki karakteristik per- sonal dan social sebagai berikut: a) mempunyai rasa simpati kepada pelajar, menganggap serta melayani mereka sebagaimana anaknya sendiri.

b) mengikuti tingkah laku dan sunnah Nabi Mu- hammad saw dan dia tidak meminta imbuhan karena perkhidmatannya. c) jangan memberi pelajarnya sembarang nasihat atau membenarkan mereka melaksanakan sesuatu tugas kecuali dia benar-benar terlatih dan berpengalaman tentang perkara yang berkenaan. d) dalam menentukan pelajar-pelajarnya agar meninggalkan perlakuan buruk dengan cara memberikan nasihat bukan dengan memarahi mereka. e) jangan sekali-kali mmerendahkan disiplin ilmu yang dihadapan pelajar. f) jangan sekali-kali memaksakan ses- uatu yang pelajar tidak mungkin mencapainya. g) memberikan kepada pelajar yang kurang pintar bahan yang mudah dipahami.”9

Adapun strategi atau proses untuk membu- dayakan nilai-nilai karakter disekolah bisa dilaku- kan melalui:

1. Power strategi merupakan strategi pembu- dayaan nilai-nilai karakter dengan mengguna- kan kekuatan dan kekuasaan melalui people’s power yang ada dilembaga tersebut.

2. Persvasive strategi yang dijalankan mela- lui pembentukan opini dan pandangan masyarakat atau warga sekolah

3. Normative re-educative, norma adalah aturan yang berlaku dimasyarakat. Norma ter- masyarakatkan melalui educative. Normative digandengkan dengan re-educative (pendidi-

6Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Al- fabeta, 2004) h.11

7Thoba Chatib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1996), h. 61

8Thoba Chatib, Kapita Selekta ……., h. 61

9Dzulkufli dan Indah Pupita Sari, Jurnal Karakteristik Guru Ideal (Semi- nar Psikologi &Kemanusiaan: 2015)

kan ulang) untuk menanamkan dan meng- gantikan paradingin berfikir masyarakat seko- lah yang lama dengan yang baru.10

PEMBAHASAN

Pada pembahasan sebelumnya peneliti telah memaparkan data temuan peneliti tentang in- ternalisasi nilai-nilai karakter dalam meningkat- kan kepribadian ustad dan ustadzah di Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang. Se- lanjutnya temuan ini akan peneliti bahas untuk merekontruksi konsep yang didasarkan pada informasi empiris yang sudah ada pada kajian teori. Adapun bagian pada pembahasan ini akan disesuaikan dengan focus kajian teori yaitu : (a).

pendekatan internalisasi nilai-nilai karakter dalam meningkatkan kompetensi kepribadian Ustadz dan Ustadzah di Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang (b).aplikasi internalisasi nilai-nilai karakter terhadap upaya peningkatkan karakter Ustadz dan Ustadzah di Pondok Pesant- ren Modern Darussalam Kepahiang (c).karakter kepribadian yang dimiliki oleh Ustad/Ustadzah di Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepa- hiang.

Table

nilai-nilai karakter, proses, program dan bentuk kegiatan

Nilai-nilai karakter yang diinternalisasikan

Proses internalisasi Upaya

internalisasi Bentuk kegiatan 1. Kepribadian yang

mantab dan stabil 2. Kepribadian yang

dewasa 3. Disiplin 4. Arif 5. Tanggunng jawab 6. Teladan 7. Berakhlak mulia

1. Moral knowling 2. Moral feeling 3. Moral action Tahapan 1. Transformasi 2. Transaksi 3. Transinternalisasi Cara internalisasi 1. Power strategi 2. Persuasive 3. Normative reduactive

1. Evaluasi harian 2. Evaluasi

bulanan 3. Aturan-aturan 4. pengawasan 5. Slogan-slogan 6. Persuasive 7. Penciptaan suasana islami

1. Komitmen pagi 2. Sholat dhuha

berjamaah 3. Motivasi setiap pagi 4. Buku control KBM 5. Supervise

(5)

10Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam dari Pardigma Pengemban- gan Menejemen Kelembagaan Kurikulum Hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h 325-327

1. Pendekatan internalisasi nilai-nilai kara- kter dalam meningkatkan kepribadian Ustad dan Ustadzah

Internalisasi dapat diartikan sebagai penghaya- tan, penugasan, penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui pembinaan, penyulu- han, penataran dan sebagainya.

Dalam pengertian psikologis, internalisasi mempunyai arti penyatuan sikap atau peng- gabungan, standart tingkah laku, pendapat, da- lam kepribadian. Freud meyakini bahwa super ego atau aspek moral kepribadian berasal dari internalisasi sikap-sikap orang tua. Sedangkan menurut mulyasa internalisasi yaitu upaya meng- hayati dan mendalami nilai, agar tertanam dalam diri setiap manusia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa internalisasi merupakan suatu proses penana- man sikap kedalam diri pribadi seseorang mela- lui pembinaan, bimbingan dan sebagainya agar ego menguasai secara mendalam suatu nilai serta menghayati sehingga dapat tercermin da- lam sikap dan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan.

Selanjutnya proses transintermalisasi itu mu- lai dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks,11 yaitu mulai dari:

1. Menyimak (Receiving) yakni kegiatan peserta untuk bersedia menerima adanya stimulus yang berupa nilai-nilai baru yang dikembang- kan dalam sikap afektif.

2. Menaggapi (Responding) yakni kesediaan pe- serta untuk merespon nilai-nilai yang ia terima dan sampai ketahap yang memiliki kepuasan untuk merespon nilai tersebut

3. Memberi Nilai (Vahreing) yakni sebagai kelan- jutan dari aktifitas merespon menjadi siswa mampu memberikan makna baru terhaap nilai-nilai yang muncul dengan criteria nilai- nilai yang diyakini kebenarannya

4. Mengorganisasi Nilai (Organization Of Value) yakni aktifitas beserta untuk mengatur ber- lakunya system nilai yang ia yakini sebagai kebenaran dalam laku pribadinya sendiri se- hingga ia memiliki satu system yang berbeda dengan orang lain.

5. Karakteristik Nilai (Characterization By Avalue Or Value Complex) yakni dengan membiasa- kan nilai-nilai yang benar yang diyakini. Dan telah diorganisir dalam laku kepribadian se- hingga nilai tersebut sudah menjadi watak (keprbadiannya) yang tidak dapat dipsahkan lagi dari kehidupannya. Nilai yang sudah mempribadi inilah dalam Islam disebut den- gan kepercayaan keimanan yang istiqomah yang sulit tergoyahkan oleh situasi apapun.

Berdasarkan wawancara dengan praktisi pen- didikan dan juga berperan dalam lembaga pen- didikan pondok pesantren yaitu Ustad Dr. Rah- mat Ramdani, M.Sos.I mengatakan:12

“Pendidikan karakter di sekolah mengarah pada pembentukan kultur sekolah bisa dika- takan sebagai proses pembudayaan nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, dan simbol- simbol yang dipraktekkan. Ada beberapa me- tode dalam pengembangan nilai pendidikan karakter dalam keseharian di sekolah yaitu (1) Kegiatan rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan konsisten setiap saat.

(2). Kegiatan spontan, dilakukan secara spon- tan pada saat itu juga, misalnya, mengumpul- kan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana. (3). Pengkondisian, yaitu penciptaan kondisi yang mendukung ket- erlaksanaan pendidikan karakter, misalnya ke- bersihan badan dan pakaian, poster kata-kata

11Muhaimmin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pen- didikan Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012), h.

197

12Rahmat Ramdani, Dosen Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah IAIN Bengkulu wawancara pada tanggal 23 Mei 2019

(6)

bijak di sekolah dan di dalam kelas, berbagai poster motivasi islami dan lain-lain.”13

Adapun Pendekatan internalisasi nilai-nilai karakter dalam meningkatkan kepribadian Ustad dan Ustadzah di Pondok Pesantren Modern Dar- ussalam Kepahiang melaui pembinaan baik me- laui pembinaan dan bimbingan lembaga serta melaui slogan-slogan.

Pembinaan lembaga dilakukan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepa- hiang maupun oleh Kepala Madrasah dengan bentuk kegiatan seperti ikrar guru, evaluasi bu- lanan, sholat dhuha berjamaah, supervise kepala madrasah. Selanjutnya pendekatan inetrnalisasi yaitu melaui slogan-slogan yang tertulis di pintu masuk Pondok Pesantren Modern Darussalam disana tertera visi dan misi, panca jiwa pondok, dan tata tertib.

Jika dikaitkan dengan teori lichona tentang pengetahuan moral meliputi: kesadaran moral, pengetahuan nilai moral, penentuan perspektif, pemikiran moral, pengambilan keputusan dan pengetahuan pribadi. Perasaan moral meliputi:

hati nurani, harga diri, empati, mencintai hal yang baik, kendali diri dan kerendahan hati. Tindakan moral meliputi: kompetensi, keinginan, dan ke- biasaan. Semua jenis pembinaan dan program tersebut masuk dalam tiga ranah yaitu pengeta- huan moral, perasaan moral, dan tindakan moral.

Hal ini dapat dilihat dari table berikut:

Table

Pendekatan internalisasi nilai-nilai karakter

Pendekatan internalisasi Program Bentuk kegiatan 1. Moral Knowing dengan tahapan

transformasi nilai 2. Moral Feeling dengan tahapan

transaksi nilai

3. Moral action dengan tahapan traninternalisasi nilai

Pembinaan rutin, pengawasan dan pembiasaan

Ikrar, evaluasi harian, evaluasi bulanan, tatatertib, slogan-slogan, sholat dhuha berjamah, buku control KBM,

13Rahmat Ramdani, Dosen Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah IAIN Bengkulu wawancara pada tanggal 23 Mei 2019

Dari paparan diatas dapat dibahas bahwa moral knowling lembaga memberikan transpor- masi pengetahuan terkait dengan program pem- binaan, pengawasan, dan pembinaan yang diim- plementasikan dalam berbagai bentuk kegiatan.

Dengan informasi tersebut diperlukan sebuah pengetahuan dengan menggunakan pemikiran suatu situasi yang memerlukan nilai moral, yang kemudian memikirkan dengan cermat apa yang dimaksud dengan arah tindakan yang benar memahami informasi dari permasalahan yang bersangkutan dimana proses memahami infor- masi dan pengetahuan ketika dilakukan sebuah transformasi melalui pembinaan, pengawasan, dan bimbingan maka proses tersebut dinamakan moral knowling.

Pada proses moral feeling lembaga melakukan ajakan (persuasive) dengan tahapan transaksi nilai melalui sebuah kegiatan membiasakan diri dalam berbagai program kegiatan.

Proses moral action, lembaga melakukan transinternalisasi nilai yaitu mengajak dengan penuh kesadaran dari hati ke hati kepada semua Ustad dan Ustadzah untuk mensukseskan semua program sehingga menjadi sebuah pembiasaan yang terinternalisasi dalam diri.

Dalam membudayakan nilai-nilai karakter agar bisa berjalan dan diinternalisasikan dengan baik maka menggunakan teori Prof. Muhaimin yaitu power strategi, persuasive dan normativere- educative

1. Power strategi merupakan strategi pembu- dayaan nilai-nilai karakter dengan cara meng- gunakan kekuatan atau kekuasaan melalui people’spower yang ada di lembaga tersebut.

2. Persuasive strategi yang dijalankan mela- lui pembentukan opini dan pandangan masyarakat atau warga sekolah

3. Normative re-educative, norma adalah aturan yang berlaku dimasyarakat. Norma ter- masyarakatan melalui educative. Normative digandengkan dengan re-educative (pendidi- kan ulang) untuk menanamkan dan meng-

(7)

ganti paradigm berfikir masyarakat sekolah.

Jika dikaitkan dengan teori tersebut maka proses pertama yang ditanamkan adalah dengan penggunaan people’s power yaitu lembaga Pon- dok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang membuat aturan yang harus dijalankan oleh semua Ustad dan Ustadzah seperti kedisiplinan (kedatangan dan kepulangan) dan berseragam, mengikuti kegiatan pembinaan.

Selanjutnya adalah persuasive strategi yang dijalankan melaui pembentukan opini dan pan- dangan masyarakat atau warga sekolah. Meliputi program pembinaan, evaluasi harian, evaluasi bulanan, ikrar guru setiapp hari, sholat dhuha berjamaah, mengucapkan salam ketika bertemu, bersalaman ketika bertemu. Selanjutnya semua pembiasaan tersebut tidak hanya berlaku di pada saat kegiatan belajar mengajar saja akan tetaapi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Normative re-educative, aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga Pok Pesantren Modern Dar- ussalam Kepahiang dimana aturan tersebut telah disepakati bersama untuk dijalankan dan tentunya ada konsekuensi logis bagi ustad dan Ustadzah yang melanggar dengan beberapa tahapan mulai dari teguran, pembinaan dan bimbingan sampai pada pemberhentian.

2. Aplikasi internalisasi nilai-nilai karak- ter dalam meningkatkan kompetensi ke- pribadian ustad dan ustadzah

Aplikasi adalah sesuatu yang dilakukan setelah adanya internalisasi nilai-nillai karakter yang di- lakukan oleh lembaga Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang terhadap peningkatan kompetensi kepribadian ustad dan ustadzah.

Indicator adanya peningkatan (1) Kepriba- dian yang mantab dan stabil yaitu guru memiliki konsistensi bertindak sesuai norma hokum dan aturan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berlaku, norma soaial dan etika yang berlaku dilingkungan Pondok Pesantren Modern Darus-

salam Kepahiang (2) Meningkatnya kepribadian yang dewasa dibuktikan dengan kemandirian guru untuk bertindak sebagai Ustad dan Ustadzah yang ramah, santun, dan tidak emosional dalam mengajar santrinya dan bisa menyikapi prob- lematika yang ada dalam lembaga pendidikan serta memilki etos kerja (3) Adanya peningkatan kepribadian yang bertanggung jawab yaitu Ustad dan Ustadzah menjalan tugas yang telah diberi- kan yaitu sebagi pendidik dengan berbagai per- masalahan dan kekurangan yang ada. (4) Adanya peningkatan Ustad dan Ustadzah menjadi teladan bagi santrinya hal ini dapat dilihat dari tingkah laku keseharian Ustad dan Ustadzah dengan peri- laku yang sopan, mengucapkan salam ketika ber- temu dan berjabat tangan.

3. Nilai karakter yang diinternalisasikan Pada dasarnya nilai-nilai karakter adalah ses- uatu yang abstrak, ideal, dan menyangkut perso- alan keyakinan terhadap apa yang dikehendaki, untuk melacak nilai melalui pemknaan terhadap kenyataan lain berupa tindakan, tingkah laku, pola piker dan sikap seseorang.

Menurut mulyasa sebuah karakter diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan antara satu individu dengan indi- vidu yang lainnya. menurut teori linckona ada dua nilai karakter yang harus diajarkan atau di- internalisasikan, pertama nilai rasa hormat kedua rasa tanggung jawab. Menurut dinas pendidikan nasional ada 18 karakter yang dibangun oleh pendidikan nasional diantaranya adalah karakter disiplin, kerja keras, tanggunng jawab, kejujuran.

Sedangkan menurut muhaimin nilai-nilai karakter yang harus ditanmkan meliputi 19 nilai-nilai kara- kter diantarany adalah ibadah, amanah, disiplin, tasamuh, santun, kerja keras, tekun. Sedangkan menurut Najib Sulhah nilai-nilai karakter dalam membina kompetensi kepribadian harus ber- muara pada karakter Rasulullah SAW yaitu sid-

(8)

dik yang artinya jujur dan benar, Amanah yang artinya dapat dipercaya, fathonah yang artinya cerdas, dan tabligh yang artinya menyampaikan kebenaran.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas da- pat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang diinternal- isasikan mengacu kepada kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan sesuai dengan agama dan tujuan pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti paparkan bahwa ditemukan nilai-nilai yang diin- ternaliisasikan di Pondok Pesantren Modern Dar- ussalam Kepahiang meliputi: kepribadian yang mantab dan stabil, kepribadian yang dewasa, di- siplin, bertanggung jawab, teladan bagi santri dan berakhlak mulia.

Peneliti kemudian melakukan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan metode triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pe- meriksaan keabsahan data dengan memanfaat- kan sumber lain sebagai pembanding terhadap data tersebut. Hasil pengumpulan yang peneliti temuan dilapangan kemudian peneliti melaku- kan pengecekan kembali kepada pegamat lainya guna membantu mengurangi kemelencengan da- lam pengumpulan data.

Mutu kualitas pendidikan di pondok pesantren ditentukan oleh mutu dan kualitas ustadnya, kar- ena seoranng ustad menjadi tumpuan yang san- gat besar bagi perkembangan pondok pesantren.

Ustad tidak tidak hanya sekedar mentranfer ilmu- nya tetapi juga menjadi teladan bagi santrinya.

Berdasarkan wawancara dengan praktisi pen- didikan dan juga berperan dalam lembaga pen- didikan pondok pesantren yaitu Ustad Dr. Rah- mat Ramdani, M.Sos.I mengatakan :14

Pondok pesantren mempunyai potensi yang tidak didapatkan pada sekolah umum dan sekolah negeri yang dikelola oleh pemerin- tah daerah. Secara kualitas, seharusnya dapat lebih baik, karena sistem boarding school, me- mungkinkan peserta didik lebih dapat dibina dengan baik. Secara ekonomi sendiri, perpu-

taran keuangan pondok pesantren sangat stabil dan sangat menjajikan. Maka dengan itu dapat menjamin mutu dan kualitas guru guru/ustadz di pondok pesantren. Guru/Ustadz menjadi tumpuan dasar bagi berkembangnya satu pon- dok pesantren. Karena dengan tanpa pembi- naan ustadz, maka sangat tidak mungkin dapat tercapai mutu pendidikan yang baik. Karena ruh pondok pesantren akan hidup apabila ada guru/ustadz/pengasuh yang dapat menjalankan roda pondok pesantren.

Lebih lanjut Ustad Rahmat Ramdani menyam- paikan: 15

Sebagai seorang guru atapun ustadz di pondok pesantren dalam kesehariannya tidak hanya sekedar memberikan danmentransfer keil- muannya kepada santri akan tetapi lebih dari pada itu yaitu bisa dan mampu memberikan contoh keteladanan yang baik.

Jika dikaitkan dengan teori lickonan tentang nilai-nilai karakter rasa hormat dan tanggunng jawab maka nilai kepribadian yang mantab dan stabil, teladan bagi santri dan berakhlak mulia masuk pada nilai moral dan hormat. Sedangkan nilai-nilai karakter disiplin, teladan bagi santri dan berakhlak mulia masuk pada nilai tanggung jawab. Selanjutnya dari hasil tersebut dapat dili- hat pada table berikut :

Table Nilai-nilai karakter

14Rahmat Ramdani, Dosen Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah IAIN Bengkulu wawancara pada tanggal 23 Mei 2019

No Nilai-nilai karakter menurut linkona

Nilai-nilai karakter yang diinternalisasikan 1. Rasa Hormat 1. Nilai kepribadian yang mantab dan stabil

2. Nilai teladan bagi santri 3. Nilai akhlak mulia 2. Tanggung jawab 1. Nilai disiplin

2. Nilai kepribadian yang dewasa 3. Nilai tealadan bagi santri 4. Nilai akhlak mulia

(Sumber : Prof. Dr. Muhaimin, M.A. Rekontruksi Pendidikan Islam: 2013)

(9)

15Rahmat Ramdani, Dosen Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah IAIN Bengkulu wawancara pada tanggal 23 Mei 2019

Dari paparan tersebut dapat dibahas bahwa nilai kepribadian yang mantab artinya mempu- nyai kekokohan yang tidak mudah tergoyahkan dari sesuatu yang diyakini benar, nilai teladan bagi siswa, artinya menjadi contoh bagi selu- ruh siswanya dan bahkan orang lain secara luas dalam berbagai aspek kehidupannya dan nilai akhlak mulia dimana setiap perilaku, ucapan, dan tindakan sesuai dengan norma-norma agam dan hokum serta budaya yang berlaku didaerah- nya. Penullis menganalisis dari pemaparan dia- tas maka niai-nilai tersebut merujuk pada pada teorinya Lickona yaitu rasa hormat. Selanjutnya nilai kedisiplinan adalah tindakan yang menun- jukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Nilai kepribadian yang dewasa yang mempunyai kesetabilan dalam emosi dan pola pikir. Juka dianalisa maka dari se- mua nilai tersebut merujuk pada teorinya Lickona yaitu nilai moral tanggung jawab.

KESIMPULAN

1. Pendekatan internalisasi nilai-nilai karakter dalam meningkatkan kompetensi kepriba- dian ustadz dan ustadzah di Pondok Pesant- ren Modern Darussalam Kepahiang melalui beberapa pendekatan yaitu (1). Pendekatan indroktrinasi yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk mendoktrin atau menana- mkan nilai. Penanaman nilai melalui beber- apa program dan kegiatan yaitu melaui apel pagi, evaluasi harian, dan evaluasi bulanan.

(2). Pendekatan moral reasoning yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk menyaji- kan materi yang berhubungan dengan moral melalui alasan logis. Dalam hal ini Pondok Pesantren Modern Darussalam melakukan pendekatan melaui slogan, visi dan misi.

Adapun proses internalisasi nilai karakter melalui beberapa tahapan diantaranya mela-

lui pembinaan atasan kepada bawahannya, pertama melalui pembinaan yayasan kedua melalui pembinaan lembaga. Selain pembi- nan upaya yang dilakukan oleh Yayasan Al- Akhsyar Kepahiang dan Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang dalam rangka internalisasi nilai-nilai karakter terhadap pen- ingkatan kompetensi kepribadian Ustad dan Ustadzah di Pondok Pesantren Modern Dar- ussalam Kepahiang adalah melalui program pembinaan, evaluasi, aturan-aturan, ajakan (persuasive) dan penciptaan suasana islami.

Nilai-nilai karakter yang diinternalisasikan da- lam meningkatkan kompetensi kepribadian meliputi: nilai kepribadian yang mantab dan stabil, nilai kepribadian yang dewasa, nilai kepribadian yang disiplin, nilai kepribadian yang bertanggung jawab, dan nilai kepribadi- an yang bisa menjadi teladan bagi santrinya.

2. Aplikasi internalisasi nilai-nilai karakter ter- hadap upaya peningkatkan karakter ustadz dan ustadzah di pondok pesantren modern darussalam kepahiang, amati dampak dari adanya pembinaan, bimbingan serta proses yang dilakukan oleh Lembaga Pondok Pe- santren Modern Darussalam Kepahiang da- lam penginternalisasian nilai-nilai karakter dalam meningkatkan kompetensi kepribadian Ustad dan Ustadzah terdapat peningkatan yang positif walaupun masih perlu ditambah dengan program-program yang lain sehingga penginternalisasian lebih optimal. Dampak internalisasi nilai karakter bagi Ustad dan Ustadzah di Pondok Pesantren Modern Dar- ussalam Kepahiang: nilai kepribadian yang mantab dan stabil, nilai kepribadian yang de- wasa, nilai kepribadian yang disiplin, nilai ke- pribadian yang bertanggung jawab, dan nilai kepribadian yang bisa menjadi teladan bagi santrinya.

3. Karakter kepribadian yang dimiliki oleh ustad dan ustadzah di Pondok Pesantren Mod- ern Darussalam Kepahiang, dengan adanya

(10)

motivasi dari pimpinan kepada Ustad dan Ustadzah untuk selalu sholat berjamaah, sho- lat fardunya ditambah dengan sholat dhuha, dan guru haraus selalu berada dibarisan yang paling depan seperti dalam filosofi “ing ngar- so sing tuladha, ing madya mangun karso tut wuri handayani” selalu tanamkan kepada ustad dan ustadzah membentuk karakter yang bagus sehingga bisa menanamkan ke- pada para santri.

DAFTAR PUSTAKA

Bruce L. Berg, Qualitative Research Methods for the Social Sciense (Boston: Pearson Educa- tion, Inc, 2007)

Dzulkufli dan Indah Pupita Sari, Jurnal Karakter- istik Guru Ideal (Seminar Psikologi &Kemanu- siaan: 2015)

H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:

Bina Aksara, 1997)

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.I (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam dari

Pardigma Pengembangan Menejemen Kelem- bagaan Kurikulum Hingga Strategi Pembe- lajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009)

Muhaimmin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012) Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan

Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004)

Thoba Chatib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1996)

Tim Redaksi BIP, Undang-Undang Dasar Nega- ra Republik Indonesia Tahun 1945, Jakarta:

2018

Zakiyah Darajat, Dasar-Dasar Agama Islam, (Ja- karta: Bulan Bintang, 1992)

Referensi

Dokumen terkait

Results of questionnaire analysis obtained from 697 high school students of class XII IPA from 48 classes, 17 schools in 5 regencies / cities Lampung Province and

Al- Ghazali mengatakan di dalam Ihya‟ Ulumuddin seseorang yang ingin mencapai kebahagiaan maka yang pertama adalah harus membersihkan hatinya tazakiyatun Nafs, kemudian menjauhi hawa