PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM BROILER
DARI UMUR 1 SAMPAI 7 MINGGU
PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
OLEH
MUHAIYARATUN B1D013158
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM 2018
PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM BROILER
DARI UMUR 1 SAMPAI 7MINGGU
PUBLIKASI ILMIAH Oleh
MUHAIYARATUN B1D013158
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
Disetujui Pembimbing Utama
Ir. Sumiati, MP Nip: 19600128 198603 2002
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM 2018
PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM BROILER
DARI UMUR 1 SAMPAI 7 MINGGU
Oleh
MUHAIYARATUN B1D013158
Program studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Mataram Jl. Majapahit 62, Mataram 83125, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
INTISARI
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan terhadap pertumbuhan ayam broiler. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Agustus 2017 sampai dengan bulan Oktober 2017, bertempat di Teaching Farm Jln. Gora 2 Kecamatan Lingsar Lombok Barat. Materi Penelitian adalah menggunakan ayam broiler starin 707 sebanyak 64 ekor produksi Charoen Phokphand dan dipelihara selama 6 minggu. Variabel yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan ayam dan konversi pakan pada ayam broiler. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dengan masing-masing 4 ulangan. Setiap ulangan menggunakan 4 ekor ayam broiler. Perlakuan P1 (100% pakan lokal produksi UD. Golden Egg), P2 (95%
pakan lokal produksi UD. Golden Egg + 5% tepung daun kelor), P3 (90% pakan lokal produksi UD. Golden Egg + 10% tepung daun kelor) dan P4 (85% pakan lokal produksi UD. Golden Egg + 15% tepung daun kelor). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan ayam broiler. Perlakuan P4 yang diberi 15% tepung daun kelor menunjukkan kecenderungan peningkatan terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan ayam broiler bila dibandingkan dengan perlakuan P1, P2 dan P3.
Kata kunci : Ayam broiler, konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan.
THE ADDITION OF KELOR (MORINGA OLEIFERA) FLOUR IN THE WOOF FOR THE GROWTH OF BROILER CHICKEN FROM THE AGE OF
1 TILL 7 WEEKS
By
MUHAIYARATUN B1D013158
Program studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Mataram Jl. Majapahit 62, Mataram 83125, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
ABSTRACT
The purpose of this study to determine the effect of addition of moringa flour (Moringa oleifera) in the feed on the growth of broiler chickens. This research was conducted from August 2017 until October 2017, at Teaching Farm Jln. Gora 2 District Lingsar West Lombok. The research material used broiler chicken starin 707 Charoen Phokphand as much as 64 fish and kept for 6 weeks. The variables observed were feed consumption, chicken body weight gain and feed conversion in broiler chickens. This study used a complete randomized design (RAL) consisting of 4 treatments with 4 replications each. Each replication uses 4 broiler chickens.Treatment P1 (100% local feed UD production Golden Egg), P2 (95% local feed UD production Golden Egg + 5% maize flour), P3 (90% local feed UD production Golden Egg + 10% kelor leaf flour) and P4 85% of local feed UD production Golden Egg + 15% kelor leaf flour). The results showed that the addition of moringa flour (Moringa oleifera) in the unpredited feed (P> 0,05) to feed consumption, body weight gain and feed conversion of broiler chicken. P4 treated with 15% maize flour showed an increasing tendency to feed consumption and body weight increase of broiler chicken when compared with treatment of P1, P2 and P3.
Keywords: Broiler chicken, feed consumption, body weight gain, and feed conversion.
PENDAHULUAN
Ayam broiler atau yang sering dikenal dengan ayam ras pedaging adalah jenis ayam jantan maupun betina muda berumur sekitar 6-8 minggu, yang dipelihara secara intensif guna memperoleh produksi daging yang optimal (Kanisius, 1986). Priyatno (2000) berpendapat bahwa broiler adalah istilah untuk menyebut hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan rendah dan siap dipotong pada usia relatif muda.
Pertumbuhan adalah kenaikan bobot badan yang menyangkut pertumbuhan bentuk tubuh sampai menjadi dewasa, dengan kata lain pertumbuhan adalah pertambahan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh sesuai dengan umur terjadinya proses pertumbuhan, karena pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuh sehingga terjadi pertumbuhan besar rangka yang di ikuti oleh pertumbuhan bobot badan (Sarwono, 1984). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah pakan, air, aktivitas, cahaya, gen dan umur ternak.
Penyediaan pakan yang memadai secara kuantitas dan kualitas sangat diharapkan dalam peningkatan produktivitas ayam broiler. Produktivitas yang baik memerlukan pakan yang tepat, berimbang dan efisien. Pemilihan bahan pakan yang tepat akan menghasilkan pakan berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan ternak, khususnya untuk pertumbuhan. Efisiensi penggunaan pakan ayam broiler yang tinggi sangat diperlukan untuk mencapai biaya produksi yang rendah (Sjofjan, 2008).
Bahan dasar pakan unggas pada dasarnya bersaing dengan kebutuhan manusia.
Harga pakan meningkat dan menjadi kendala bagi peternakan rakyat yang baru berkembang. Salah satu upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan memanfaatkan bahan pakan non konvensional yang mudah ditemukan disekitar wilayah peternakan yaitu daun kelor.
Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan jenis daun dari tanaman leguminosa yang banyak ditemukan didaerah pedesaan. Pemanfaatan tanaman leguminosa sebagai bahan pakan unggas membutuhkan bantuan manusia. Daun dari jenis tanaman ini dapat diolah menjadi tepung daun sehingga dapat dikonsumsi oleh ayam
broiler. Meskipun penambahan tepung daun kelor dibatasi dalam formulasi pakan tetapi diharapkan dapat meningkatkan efesiensi biaya produksi.
Kandungan protein kasar tepung daun kelor adalah 30,30%, berdasarkan potensi nutrisi tersebut maka secara kuantitatif tepung daun kelor dapat dijadikan sebagai bahan pakan ayam broiler, oleh karena itu dilakukan penelitian tentang penambahan tepung daun kelor dalam pakan terhadap pertumbuhan ayam broiler.
Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun kelor dalam pakan terhadap pertumbuhan ayam broiler.
MATERI DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu bertempat di Teaching Farm Fakultas Peternakan Universitas Mataram, Kec. Lingsar, Kab. Lombok Barat.
Dimulai pada tanggal 15 Agustus sampai 26 November 2017. Dalam penelitian ini menggunakan ayam broiler strain 707 umur 1 minggu sebanyak 64 ekor. Ayam tersebut dipelihara dalam kandang kelompok dan setiap kandang terdiri dari 4 ekor ayam. Perlakuan menggunakan pakan lokal UD. Golden Egg dan tepung daun kelor (Moringa oleifera). Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Cara penelitian yaitu daun kelor yang diambil dipisahkan dari batangnya dan dijemur di bawah sinar matahari, setelah itu daun kelor yang udah kering digiling sehingga menjadi tepung. Pakan lokal UD. Golden Egg dan tepung daun kelor (Moringa oleifera) ditimbang sesuai dengan level pemberian masing-masing perlakuan dan dicampur sampai homogen. Setelah homogen pakan tersebut diberikan pada ayam broiler. Analisis kandungan nutrisi pakan lokal UD. Golden Egg dan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dan susunan pakannya tertera pada tabel berikut.
Tabel 1. Komposisi nutrisi pakan lokal produksi UD. Golden Egg dan Tepung Daun Kelor
Komposisi nutrisi PK (%)
LK (%)
SK (%)
ME (kkal/kg)
Ca (%)
P (%) Pakan lokal 20,68* 10,75* 1,22 * 2985,60 0,44* 1,97* Tepung daun kelor 30,30 6,13 12,48 1318,20 2,66 0,95 Sumber: * Analisis Proksimat dan uji Ca, P Pakan Lokal di Lab. Ilmu Nutrisi
Makanan Ternak dan Lab. Kimia Analitik Universitas Mataram.
Tabel 2. Komposisi kimia pakan masing-masing perlakuan
Perlakuan PK (%) SK (%) ME (Kkal/Kg) Ca (%) P (%)
P1 20,68 1,22 2985,60 0,44 1,97
P2 21,16 1,78 2902.23 0,55 1,92
P3 21,64 2,35 2818,86 0,66 1,87
P4 22,12 2,91 2735,49 0,77 1,82
Sumber: Hasil hitungan
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsumsi Pakan
Hasil penelitian tentang penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan terhadap pertumbuhan ayam broiler umur 1 sampai 7 minggu untuk konsumsi pakan (g/ekor/minggu) dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Konsumsi pakan ayam broiler (g/ekor/minggu) yang dipelihara selama 6 minggu.
Perlakuan Minggu ke
Rata-rata
1 2 3 4 5 6
P 1 130,06 306,19 489,25 646,56 794,75 666,13 505,49a P 2 163,56 280,31 414,25 678,88 770,81 694,38 500,37a P 3 156,56 297,13 615,00 643,06 860,25 797,00 561,50a P 4 163,00 323,38 541,56 803,81 878,63 727,94 573,05a Keterangan : Superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata (P>0,05).
Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kelor dalam pakan terhadap konsumsi pakan diperoleh rata-rata P1 sebesar 505,49 g/ekor/minggu atau 72,20 g/ekor/hari, P2 sebesar 500,36 g/ekor/minggu atau 71,50 g/ekor/hari, P3 sebesar 561,50 g/ekor/minggu atau 80,20 g/ekor/hari dan P4 sebesar 573,05 g/ekor/minggu atau 81,90 g/ekor/hari.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rataan konsumsi pakan yang tertinggi terdapat pada P4, yaitu sebesar 573,05 g/ekor/minggu atau 81,90 g/ekor/hari.
Sedangkan yang terrendah terdapat pada P2 sebesar 500,36 gram/ekor/minggu atau 71,50 g/ekor/hari. Untuk melihat jumlah konsumsi pakan ayam broiler selama penelitian dapat dilihat pada grafik konsumsi pakan dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Grafik konsumsi pakan ayam broiler selama 6 minggu.
Pada gambar 1 terlihat terjadi kenaikan konsumsi pakan dari minggu ke 1 sampai minggu ke 5 dari semua perlakuan, sedangkan minggu ke 6 terjadi penurunan untuk semua perlakuan. Hal ini disebabkan oleh umur ternak, karena semakin tua umur ternak maka ternak akan mengkonsumsi pakan yang lebih sedikit.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa penambahan tepung daun kelor dalam pakan terhadap konsumsi pakan pada perlakuan P1, P2 P3 dan P4 tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Hal ini kemungkinan disebabkan karena kandungan nutrisi dalam pakan hampir sama terutama pada kandungan protein P1 sebesar 20,68%, P2 sebesar 21,16%, P3 sebesar 21,64% dan P4 sebesar 22,12%, serat kasar P1 sebesar 1,22%, P2 sebesar 1,78%, P3 sebesar 2,35%, P4 sebesar 2,91% dan ME P1 sebesar 2985,60 kkal/kg, P2 sebesar 2902,23 kkal/kg, P3 sebesar 2818,86 kkal/kg dan P4 sebesar 2735,49 kkal/kg dalam pakan sehingga konsumsi pakan ayam broiler menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.
Tillman dkk, (1991), menyatakan bahwa jika dalam setiap perlakuan mempunyai konsentrasi energi metabolis dan presentase protein kasar yang hampir sama, maka unggas akan mengkonsumsi pakan yang tidak jauh berbeda diantara setiap perlakuan. Ini sejalan dengan Sjofjan (2008), yang melakukan penelitian tentang efek penggunaan tepung daun kelor dalam pakan lokal terhadap penampilan
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
1 2 3 4 5 6
Konsumsi Pakan (g/ekor/minggu)
Minggu ke
Perlakuan P 1 P 2 P 3 P 4
produksi ayam broiler tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan. Hal ini membuktikan bahwa pakan perlakuan yang mengandung tepung daun kelor hingga 15%, dimana pakan tersebut mempunyai kandungan protein dan energi yang hampir sama tidak berpengaruh terhadap konsumsi pakan.
Selain kandungan nutrisi dalam pakan kemungkinan juga disebabkan oleh faktor lain seperti bentuk pakan dan tingkat umur ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat NRC (1994) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan ialah bobot badan ayam, jenis kelamin, aktivitas, suhu lingkugan.
Konsumsi pakan ayam broiler dalam penelitian ini bila dibandingkan dengan konsumsi pakan menurut NRC (1994), masih berada didalam kisaran konsumsi pakan yang hampir sama. Menurut NRC (1994) rata-rata konsumsi pakan ayam broiler adalah 538,17 g/ekor/minggu atau 76,88 g/ekor/hari sedangkan hasil penelitian diperoleh rata-rata konsumsi pakan ayam broiler adalah 535,10 g/ekor/minggu atau 76,40 g/ekor/hari.
Penambahan tepung daun kelor dalam pakan pada penelitian ini, meningkatkan kecenderungan konsumsi pakan. Semakin tinggi persentase pemberian tepung daun kelor semakin tinggi konsumsi pakan ayam broiler. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Olugbemi dkk. (2010), menunjukkan adanya peningkatan tingkat konsumsi pakan pada ayam broiler setelah diberi tepung daun kelor sebagai pengganti bahan baku pakan asal ubi kayu. Hasil serupa juga diperoleh Yusuf (2016), yang melaporkan adanya peningkatan konsumsi pakan ayam broiler yang diberi tambahan tepung daun kelor dalam pakan basal.
4.2 Pertambahan Bobot Badan Ayam
Hasil penelitian tentang penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan terhadap pertumbuhan ayam broiler umur 1 sampai 7 minggu untuk pertambahan bobot badan (g/ekor/minggu) dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Pertambahan bobot badan ayam broiler (g/ekor/minggu) yang dipelihara selama 6 minggu.
Perlakuan Minggu ke
Rata-rata
1 2 3 4 5 6
P 1 117,50 78,44 267,19 271,81 394,88 328,13 242,99a P 2 129,13 48,44 195,13 310,81 357,81 314,56 225,98a P 3 144,56 77,13 363,44 178,44 470,56 225,25 243,23a P 4 159,81 74,06 379,13 306,38 429,31 253,94 267,11a Keterangan : Superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata (P>0,05) .
Penambahan tepung daun kelor dalam pakan terhadap pertambahan bobot badan ayam broiler menunjukkan rata-rata pertambahahan bobot badan perlakuan P1 sebesar 239,55 g/ekor/minggu atau 34,22 g/ekor/hari, P2 sebesar 225,98 g/ekor/minggu atau 32,28 g/ekor/hari, P3 sebesar 243,23 g/ekor/minggu atau 34,75 g/ekor/hari dan P4 sebesar 267,10 g/ekor/minggu atau 38,16 g/ekor/hari.
Rataan pertambahan bobot badan yang paling tinggi terdapat pada P4 sebesar 267,11 g/ekor/minggu atau 38,16 g/ekor/hari. Sedangkan yang paling rendah terdapat pada P2 sebesar 225,98 g/ekor/minggu atau 32,28 g/ekor/hari. Untuk melihat peningkatan pertambahan bobot badan ayam broiler selama 6 minggu dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Grafik pertambahan bobot badan ayam broiler selama 6 minggu.
0 100 200 300 400 500
1 2 3 4 5 6
Pertambahan Bobot Badan (g/ekor/mimggu)
Minggu ke
P 1 P 2 P 3 P 4
Berdasarkan gambar 2 terlihat terjadi fluktuasi terhadap pertambahan bobot badan ayam broiler selama 6 minggu. Hal ini disebabkan oleh suhu lingkungan, karena semakin tinggi suhu lingkungan maka ternak akan banyak minum daripada makan sehingga laju pertumbuhan terhambat. Pertambahan bobot badan untuk P4 lebih tinggi dibanding P1, P2 dan P4.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa penambahan tepung daun kelor dalam pakan terhadap pertambahan bobot badan ayam broiler pada perlakuan P1, P2, P3 dan P4 tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Hal ini disebabkan kandungan nutrisi pakan terutama ME P1 sebesar 2985,60 kkal/kg, P2 sebesar 2902,23 kkal/kg, P3 sebesar 2818,86 kkal/kg dan P4 sebesar 2735,49 kkal/kg, protein P1 sebesar 20,68%, P2 sebesar 21,16%, P3 sebesar 21,64% dan P4 sebesar 22,12%
hampir sama sehingga menghasilkan pertambahan bobot badan yang relatif sama. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sjofjan (2008) dan Yusuf (2016), yang mengenai tentang efek penggunaan tepung daun kelor dalam pakan lokal terhadap penampilan produksi ayam broiler, dan respon ayam broiler terhadap pemberian tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan basal tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan.
Namun ditinjau dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kelor pada perlakuan P4 terdapat kecenderungan peningkatan pertambahan bobot badan dibanding perlakuan P1, P2 dan P3. Hal ini disebabkan karena kandungan protein, vitamin, serta kalsium yang terdapat dalam tepung daun kelor diduga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga meningkatkan pertambahan bobot badan. Selain itu juga disebabkan oleh konsumsi pakan, dimana konsumsi pakan perlakuan P1, P2, P3 dan P4 pada penelitian tidak berbeda nyata atau non signifikan sehingga konsumsi nutrisinya hampir sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggorodi (1985), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan ayam broiler antara lain nutrisi pakan, konsumsi pakan, genetik, jenis kelamin, suhu, manajemen perkandangan dan sanitasi.
Pertambahan bobot badan ayam broiler dalam penelitian ini masih berada dibawah kisaran pertambahan bobot badan menurut NRC (1994). Menurut NRC (1994), rata-rata pertambahan bobot badan ayam broiler yaitu 316,67 g/ekor/minggu atau 45,24 g/ekor/hari sedangkan hasil penelitian diperoleh rata-rata pertambahan bobot badan ayam broiler adalah 243,97 g/ekor/minggu atau 34,85 g/ekor/hari.
Hasil penelitian Asrul (2016), tentang pengaruh pemberian tepung daun kelor kedalam campuran pakan komersial dan pakan lokal terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan ayam broiler diperoleh bahwa penambahan tepung daun kelor 6% terdapat kecenderungan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan pertambahan bobot badan dengan penambahan tepung daun kelor 2% dan 4%.
Penggunaan tepung daun kelor pada penelitian ini menunjukan hasil yang tidak mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler, ditandai dengan tidak ditemukan adanya perbedaan nyata pada pemberian tepung daun kelor dengan level 5, 10 dan 15%
dibandingkan dengan kontrol. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Oludoyi dan Toye (2012), penelitianya pada ayam broiler breeder (Hubbard) dan ayam petelur (Nera Black) pada umur 0-4 minggu diberikan pakan yang mengandung daun kelor hingga 10% dapat menekan pertumbuhan ayam broiler pada umur 4 minggu, sementara ayam tipe petelur tidak dipengaruhi tingkat pertumbuhannya.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Astuti et. al (2005), melaporkan bahwa pertambahan bobot badan akan menurun jika tepung daun kelor diberikan diatas 5%, ini disebabkan menggunakan tepung daun kelor yang sumbernya berbeda.
4.3 Konversi Pakan
Hasil penelitian tentang penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan terhadap pertumbuhan ayam broiler umur 1 sampai 7 minggu untuk konversi pakan dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Konversi pakan ayam broiler yang dipelihara selama 6 minggu.
Perlakuan Minggu ke
Rata-rata
1 2 3 4 5 6
P 1 1,18 4,28 1,92 2,58 2,21 2,75 2,49a
P 2 1,27 5,73 2,22 2,36 2,15 2,23 2,66a
P 3 1,14 3,92 1,96 4,25 1,83 3,60 2,78a
P 4 1,05 4,55 1,72 2,88 2,13 2,89 2,54a
Keterangan : Superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05).
Berdasarkan data yang tertera pada tabel 14 diatas diketahui rata-rata konversi pakan ayam broiler selama penelitian pada perlakuan P1 sebesar 2,49, P2 sebesar 2,66, P3 sebesar 2,78 dan P4 sebesar 2,54. Untuk melihat jumlah konversi pakan ayam broiler selama penelitian dapat dilihat pada grafik konversi pakan yang tertera digambar 3.
Gambar 3. Grafik konversi pakan ayam broiler selama 6 minggu.
Berdasarkan gambar 3 terlihat bahwa terjadi fluktuasi pada konversi pakan ayam broiler selama 6 minggu. Hal ini disebabkan karena pertambahan bobot badan terjadi fluktuasi sehingga menyebabkan konversi pakan juga terjadi fluktuasi.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan penambahan tepung daun kelor dalam pakan terhadap konversi pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05), ini dikarenakan tingkat konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan pada masing-
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00
1 2 3 4 5 6
Konversi Pakan
Minggu ke
P 1 P 2 P 3 P 4
masing perlakuan tidak berbeda nyata sehingga konversi pakannya juga tidak berbeda nyata. Hal ini sejalan dengan Sjofjan (2008), yang melakukan penelitian tentang efek penggunaan tepung daun kelor dalam pakan lokal terhadap penampilan produksi ayam broiler, Olugbemi et al., (2010), melaporkan studi yang menggunakan pakan dengan campuran ubi kayu dan ditambahkan 5% daun kelor tidak menunjukkan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan, konversi pakan, bobot badan akhir dan biaya pakan (feed cost) per kg pertambahan bobot badan apabila dibandingkan dengan pakan yang tidak mengandung campuran ubi kayu dan daun kelor. Yusuf (2016), tentang respon ayam broiler terhadap pemberian tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan basal tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan dan Asrul (2016), tentang pengaruh pemberian tepung daun kelor kedalam campuran pakan komersial dan pakan lokal terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan ayam broiler tidak berpengaruh nyata terhadap konversi pakan. Anggorodi (1980), menyatakan bahwa nilai konversi pakan dapat dipenuhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu lingkungan, laju perjalanan pakan melalui alat pencernaan, bentuk fisik, dan konsumsi pakan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan tiap perlakuan dengan persentase pemberian 0%, 5%, 10% dan 15% tepung daun kelor menunjukkan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) atau non signifikan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan ayam broiler. Perlakuan P4 yang diberi 15% tepung daun kelor menunjukkan kecenderungan peningkatan terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan ayam broiler bila dibandingkan dengan perlakuan P1, P2 dan P3.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dengan penambahan lebih dari 15% terhadap pertumbuhan ayam broiler.
DAFTAR PUSTAKA
Aderinola, O. A., T. A. Rafiu, A.O. Akinwumi, T. A. Alabi, and O. A. Adeagbo.
2013. Utilization of Moringa oleifera leaf as feed supplement in broiler diet. Int.
J. Food Agric. Vet. Sci., 3(3): 94-102.
Amrullah. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. PT Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
Andarwulan N., dan Faradillah R.H.F. 2012. Senyawa fenolik pada beberapa sayuran indienous dari Indonesia. South East Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, IPB.
Anggorodi, R. 1980. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
. 1985. Kemajuan mutakhir dalam ilmu makanan ternak unggas.PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Anonim. 2017. Standar pakan SNI. Http://agritekno.tripod.com/standar pakan.htm.
Diakses pada tanggal 5 Juni 2017.
Asrul. 2016. Pengaruh pemberian tepung daun kelor kedalam pakan terhadap pertambahan berat badan, konsumsi pakan dan konversi pakan ayam broiler [skripsi]. Universitas Bosowa, Makasar.
Astuti. D. A. D. R, Ekastuti dan Firdaus, 2005, Manfaat Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Pakan Ayam Pedaging. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Usaha Peternakan Berdaya Saing di Lahan Kering, Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada–Yogyakarta.
Banjo, O.S. 2012.Growth and performance as affected by inclusion of Moringa oleifera leaf meal in broiler chicken diet. J. Biol. Agric. Healthcare, 2:35-38.
Card, L. E and Neshei. 1972. Poultry Production. 7 th Ed. Lea and Febinger, Philadelphia. New York.
Cherry. 1982. Turmeric (Curcuma longa) root powder and mannanoligosaccharides as alternatives to antibiotics in broiler chicken diets. J Anim Sci 16(10):1495- 1499.
Charoen Pokphand Indonesia. 2006. Manual Broiler Manajemen CP 707. Charoen Pokhpand Indonesia, Jakarta.
Cwayita, W. 2014.Effects of Feeding Moringa Oleifera Leaf Meal as An Additive on Growth Performance Of Chicken, Physico- Chemical Shelf-Life Indicators, Fatty Acids Profiles and Lipid Oxidation of Broiler Meat. Masters Thesis Faculty of Science and Agriculture, University of Fort Hare, Alice, South Africa.
Donovan, P. 2007. Moringa oleifera: The miracle tree. www.naturalnews.com.
Diakses pada tanggal 5 Juni 2017.
Ensminger, M. E., J. E. and W. W. Heineman. 1992. Oldfield and nutrition , 2nd Edition. Ensminger publishing Company. California. USA.
Fadilah. 2004. Beternak Ayam Broiler. Jakarta:Penebar Swadaya.
Gadzirayi, C.T., B. Masamha, J.F. Mupangwa, and S. Washaya. 2012. Performance of broiler chickens fed on mature Moringa oleifera leaf meal as a protein supplement to soyabean meal. Int. J. poult. Sci., 11(1):5-10.
Gadzirayi, C.T. and J. F. Mupangwa. 2014. Feed intake and growth performance of indigenous chicks fed diets with Moringa oleifera leaf meal as a protein supplement during early brooding stage. Int. J. Poult. Sci., 13 (3): 145-150
Hariana A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2. Depok: Penebar Swadaya.
Hasyim, M., Warman dan S. D. J. Purnomo. 1991. Pengaruh air kelapa dalam air minun terhadap pertumbuhan dan perkembangan karkas ayam pedaging.
Laporan Penelitian. Universitas Mataram.
Indarsih, B. 2013. Bahan ajar ilmu produksi ternak unggas 2013. Fakultas Peternakan Universitas Mataram. Mataram.
Kartasudjana. R., Suprijatna, E., dan U. Atmomarsono. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kakengi, A.M.V., J.T. Kaijage, S.V. Sarwatt, S. K. Mutayoba, M. N. Shem, and T.
Fujihara. 2007. Effect of Moringa oleifera leaf meal as a subtitute for sunflower seed meal on performance of laying hens in Tanzania. Int. J. Poult. Sci., 9: 363- 367.
Kanisius. 1986. Beternak ayam pedaging. Kanisius Yogyakarta.
Khaled, A.E.F.M., L.S.Franco, R.S.Ricalde, J.F.S. Sanchez. 2012. The nutritional effect or Moringa oleifera fresh leaves as feed supplement on Rhode Island Red hen egg production and quality. Trop. Anim. Health Prod., 44:1035-1040.
Melesse, A., W. Tiruneh, T. Negesse, 2011. Effects of feeding Moringa stenopetala leaf meal on nutrient intake and growth performance of Rhode Island Red chicks under tropical climate. Trop. Subtrop. Agroeco., 14: 485-492.
Murtidjo, B. A. 1990. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius.Yogyakarta.
. 1992. Pedoman Beternak Ayam Broiler.Kanisius.Yogyakarta.
Nurcahyati, E. 2014. Khasiat Dahsyat Daun Kelor. Jendela Sehat. Jakarta.
NRC (National Research Centre).1994. Nutrient Requirements of Poultry.9ed.
National Academy Press, Washington DC.
North, M. O., and D.D. Bell.1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. Van Nonstand . Reinhold, New York.
Oludoyi, I.A., and A.A. Toye. 2012. The effect of early feeding Moringa oleifera leaf meal on performance of broiler and pullet chicks. Agrosearch, 12(2): 160-172.
Olugbemi, T.S., S.K. Mutayoba, F.P. Lekule. 2010. Evaluation of Moringa oleifera leaf meal inclusion in cassava chip based diets fed to laying birds. Livest. Res.
Rur. Dev., 22:118.
Pratiwi. 1996. Pertumbuhan Unggas. Ebook pangan.Com. Diakses pada tanggal 5 Juni 2017.
Priyatno. 2000. Ayam Broiler Siap Panen 22 hari. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Rahmat R. dan Herdi Y., 2016. Budidaya Sayuran Lokal. Nuansa Cendekia.
Bandung.
Rasyaf, M. 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Kanisius Yogyakarta.
.1999. Menajemen Beternak Ayam Broiler. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rizal, Y. 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Padang:Andalas University Press.
Sarwono. B. D. 1984. Pertumbuhan ternak dan produksi daging Lab. Peningkatan tata laksana penggemukan sapi. Diktat Fakultas Peternakan Universitas Mataram.Mataram.
Sjofjan, O. 2008. Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Dalam Pakan Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.p:649-656. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Suryadi P. 2012.Pengaruh tingkat supplementasi Daun Mimba terhadap Pertumbuhan dan Konversi pakan ayam pedaging [Skripsi]. Fakultas Peternakan Universitas Mataram. Mataram.
Suriawiria, Unus. 2005. Manfaat Daun Kelor. http:// keris. blogs.ie/ 2005/ 03/ 15/
manfaat-daun-kelor/. Diakses pada tanggal 05 Juni 2017.
Tesfaye, E., G. Animut, M. Urge, and T. Dessie. 2013. Moringa oleifera leaf meal as an alternative protein feed ingredient in broiler ration. Int. J. Poult. Sci.,12(5):
289 – 297.
Teteh, A., E. Lawson, K. Tona, E. Decuypere and M. Gbeassor. 2013. Moringa oleifera leaves: Hydro-alcoholic extract and effect on growth performance of broilers. Int. J. Poult. Sci., 12(7): 401-405.
Tillman, A. D., H., Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.
Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Kelima.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tilong AD. 2012. Ternyata, Kelor Penakluk Diabetes. Jogjakarta: DIVA Press.
Tim Karya Tani Mandiri. 2009. Pedoman budidaya beternak ayam broiler. Cv.
Nuansa aulia, Bandung.
Verma, A.R., Vijayakumar, M., Mathela, C.S., Rao, C.V. 2009. In vitro and in vivo antioxidant properties of different fractions of Moringa oleifera leaves. Food Chem. Toxicol.47, 2196– 2201.
Wahju J. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Widodo W. 2004. Pakan dan Nutrisi Unggas Kontekstual. Jakarta.
Yusuf, M., 2016. Respon ayam broiler terhadap pemberian tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan. [skripsi]. Universitas Hasanudin. Makasar
Zhang, X, Roland, D.A and S. K Roat, 1999.Effect of naturphos phytase supllementation to feed on performance and ileal digestibility of protein and amino acid of broiler. Poultry Sci. 78; 1567-1572.