• Tidak ada hasil yang ditemukan

Irigasi Tetes pdf

N/A
N/A
suhilda

Academic year: 2024

Membagikan "Irigasi Tetes pdf "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Irigasi Tetes

Pengertian Irigasi Tetes

Irigasi tetes adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa, dan emitor. Sistem irigasi tetes adalah sebuah sistem yang menggunakan jaringan pipa plastik dan penetes (drippers / emitter) untuk mengantarkan air pada tekanan rendah langsung ke akar tanaman. Hal ini mencegah tanaman tergenang air, pasokan air irigasi tetes akan mengalir setetes demi setetes dengan kecepatan sangat pelan dan mempertahankan tanah udara yang diperlukan oleh akar tanaman untuk pertumbuhan yang baik.

Tanah gembur adalah tanah yang subur dan berderai-derai, lunak, dan lembik (tidak padat), terdiri atas campuran pasir, tanah liat, dan bahan organik lain. Tanah pasir merupakan tanah yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Tanah padat adalah keadaan tanah setelah usaha pemadatan.

Komponen Irigasi Tetes

Komponen-komponen utama pada irigasi tetes adalah:

1. Unit utama (head unit)

Unit utama terdiri dari pompa, tangki injeksi, filter (seringan) utama dan komponen pengendali (pengukur tekanan, pengukur debit dan katup).

2. Pipa utama (main line)

Pipa utama lainnya terbuat dari pipa polyvinylchloride (PVC), galvanized steel atau besi cor dan berdiameter antara 7.5 – 25 cm. Pipa utama dapat dipasang di atas atau di bawah permukaan tanah.

3. Pipa pembagi (sub-main, manifold)

Pipa pembagi dilengkapi dengan filter kedua yang lebih halus (80 – 100 µm). katub selenoid, regulator tekanan, pengukur tekanan, dan katub pembuang. Pipa sub-utama terbuat dari pipa PVC atau pipa HDPE (hight density polyethylene) dan berdiameter antara 50-75 mm.

4. Pipa lateral

Pipa lateral merupakan pipa tempat dipasangnya alat aplikasi, umumnya dari pipa polyethylene (PE), berdiamater 8-20 mm dan dilengkapi dengan katub pembuang.

Manfaat Irigasi Tetes

(2)

Manfaat dari irigasi tetes adalah:

1. Menyediakan air selama musim kemarau;

2. Mengurangi penggunaan tenaga kerja bila dibandinkan dengan penyiraman individu pertanaman melalui ataupun menggunakan gayung atau menggunakan selang;

3. Menyalurkan air ke tempat yang diinginkan;

4. Dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen, sebagai akibat dari kemampuan irigasi tetes dalam memelihara tanah agar tetap lembab pada daerah perakaran;

5. Mengusahakan tanah tempat media tumbuh tanaaman selalu basah terairi tetesan air dan cukup untuk mengairi tanaman;

6. Keberhasilan irigasi tetets ini perlu didukung media tanaman yang prositas baik dan mampu menahan air yaitu menggunakan campuran tanah dan sabut kelapa atau lebih dikenal sebagai cocoped.

Kelebihan dan Kekurangan Irigasi Tetes Kelebihan irigasi tetes :

1. Meningkatkan nilai guna air

Secara umum, air yang digunakan pada irigasi tetes lebih sedikit dibandingkan metode lainnya. Penghematan air dapat terjadi karena pemberian air yang bersifat lokal dan jumlah yang sedikit sehingga akan menekan evaporasi, aliran permukaan dan perkolasi. Transpirasi dari gulma juga diperkecil karena daerah yang dibasahi hanya terbatas disekitar tanaman.

2. Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil

Fluktuasi kelembaban tanah yang tinggi dapat dihindari dengan irigasi tetes ini dan kelembaban tanah dipertahankan pada tingkat yang optimal bagi pertumbuhan tanaman.

3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemberian

Pemberian pupuk atau bahan kimia pada metode ini dicampur dengan air irigasi, sehingga pupuk atau bahan kimia yang digunakan menjadi lebih sedikit, frekuensi pemberian lebih tinggi dan distribusinya hanya disekitar daerah perakaran.

4. Menekan resiko penumpukan garam

Pemberian air yang terus menerus akan melarutkan dan menjauhkan garam dari daerah perakaran.

5. Menekan pertumbuhan gulma

(3)

Pemberian air pada irigasi tetes hanya terbatas di daerah sekitar tanmana, sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan.

6. Menghemat tenaga kerja

Sistem irigasi tetes dapat dengan mudah dioperasikan secara otomatis, sehingga tenaga kerja yang diperlukan menjadi lebih sedikit. Penghematan tenaga kerja pada pekerjaan pemupukan, pemberantasan hama dan penyiangan juga dapat dikurangi.

Kekurangan dari irigasi tetes : 1. Meerlukan perawatan yang intensif

Penyumbatan pada penetes merupakan masalah yang sering terjadi pada irigasi tetes karena akan mempengaruhi debit dan keseragaman pemberian air. Untuk itu diperlukan perawatan yang intensif dan jaringan irigasi tetes agar resiko penyumbatan dapat diperkecil.

2. Penumpukan garam

Bila air yang digunakan mengandung garam yang tinggi dan pada daerah yang kering, resiko penumpukan garam menjadi tinggi.

3. Membatasi pertumbuhan tanaman

Pemberian air yang terbatas pada irigasi tetes menimbulkan resiko kekurangan air bila perhitungan kebutuhan air kurang cermat.

4. Keterbatasan biaya dan teknik

Sistem irigasi tetes memerlukan investasi yang tinggi dalam pembangunannya. Selain itu, diperlukan teknik yang tinggi untuk merancang, mengoperasikan, dan memeliharanya.

Prinsip Kerja Irigasi Tetes

Prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa air dan mengalirkannya ke tanaman dengan perantaraan pipa-piap yang dibocorkan tiap 15 cm. Penyiraman dengan sistem ini biasanya dilakukan oleh dua kali sehari pagi dan petang selama 10 menit. Sistem tekanan air rendah ini menyampaikan air secara lambat dan akurat pada akar-akar tanaman, tetes demi tetes.

Tanaman Yang Cocok Untuk Irigasi Tetes

Sistem irigasi model tetes ini dirancang untuk mengatasi masalah dengan ketersediaan air diberbagai jenis macam lahan pertanian. Biasanya yang banyak menggunakan irigasi tetes adalah petani sayuran, bunga, buah, dan beberapa tanaman keras, bahkan pisang juga bisa menggunakan

(4)

irigasi tetes. Pada dasarnya semua tanaman cocok menggunakan sistem penyiraman tetes karena praktis, efisien hemat tenaga, waktu dan paling penting adalah hemat air.

Negara Yang Pertama Menerapkan Irigasi Tetes

Irigasi tetes telah digunakan pada zaman kuno denga mengisi pot tanah liat yang terkubur dengan air, yang pelan-pelan merambat ke rumput. Teknologi irigasi tetes modern ditemukan di Israel oleh Simcha Blass dan anaknya Yeshayuha. Sistem irigasi sendiri sudah mulai dikenal sejak peradaban Mesir Kuno yang memanfaatkan Sungai Nil untuk pengairan pertanian meraka.

Di Indonesia irigasi tradisionalpun telah berlangsung sejak zaman nenek moyang. Hal tersebut dapat dilihat juga dalam cara pengairan dan bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia yaitu dengan cara membendung sungai secara bergantia untuk dialirkan ke sawah-sawah. Cara lain untuk pengairan adalah mencari sumber air pengunungan dan dialirkan dengan bambu.

Referensi

Dokumen terkait

Pengkajian penerapan irigasi tetes dengan parameter kajian meliputi (i) efisiensi penggunaan air irigasi, (ii) Pola pemberian air; (iii) usahatani, serta (iv) prediksi

Hal ini dikarenakan pada irigasi manual pemberian air dilakukan setiap hari sesuai dengan kebutuhan air tanaman sedangkan pada irigasi otomatis pemberian air berdasarkan

Hal ini dikarenakan pada irigasi manual pemberian air dilakukan setiap hari sesuai dengan kebutuhan air tanaman sedangkan pada irigasi otomatis pemberian air berdasarkan

Wn = Kadar air yang dibutuhkan tanah sebelum pemberian air irigasi (kadar air kapasitas lapang - kadar

Pemberian air pada irigasi tetes dilakukan dengan menggunakan alat aplikasi ( applicator, emission device ) yang dapat memberikan air dengan debit yang rendah dan frekuensi

Pemberian air pada irigasi tetes dilakukan dengan menggunakan alat aplikasi (applicator, emission device) yang dapat memberikan air dengan debit yang rendah dan frekuensi yang

Hal ini dikarenakan pada irigasi manual pemberian air dilakukan setiap hari sesuai dengan kebutuhan air tanaman sedangkan pada irigasi otomatis pemberian air berdasarkan

Irigasi tetes (Trickle Irrigation) pemberian air pada tanaman secara langsung baik pada permukaan tanah maupun di dalam tanah melalui tetesan secara sinambung dan perlahan di