1 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) DARI CANGKUAK SEMAUNG (Pangium edule Reinw) SEBAGAI PROBIOTIK
DAN AGEN SENYAWA BIOAKTIF Nia Lovenia1*, Saryono2, Silvera Devi Sy 3
1Mahasiswa Program S1 Kimia
2Dosen Bidang Biokimia Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia
ABSTRACT
Lactic acid bacteria (LAB) are bacteria that produce lactic acid as the main product of carbohydrate fermentation, which have a living habitat in meat, fruits, vegetables, fermented foods, one of which is Cangkuak Semaung (Pagium edule Reinw). This research was conducted to isolate and identify Cangkuak Semaung LAB as a probiotic and bioactive compound agent. The method used in this research is pour plate for isolation. Furthermore, macroscopic, microscopic, physiological and biochemical tests were carried out. The isolation results obtained 22 LAB isolates with macroscopic test results for white colony color, spherical shape, entire edge, and convex surface.
Microscopic test of bacilli and Gram positive cell morphology. In the physiological and biochemical tests, the results were negative for catalase, positive salt resistance with turbid results, homofermentative carbohydrate fermentation, and temperature resistance tests of 15°C and 45°C for 17 isolates, while three isolates could not survive at both test temperatures, namely isolate S2, S8, and S12, one isolate only lives at 15℃, namely S3, and one isolate S21 only lives at 45℃, so LAB derived from Cangkuak Semaung food has grouped into the genus Lactobacillus.
Keywords: lactic acid bacteria, cangkuak semaung, isolation ABSTRAK
Bakteri asam laktat (BAL) adalah bakteri yang menghasilkan asam laktat sebagai produk utama fermentasi karbohidrat, yang memiliki habitat hidup pada daging, buah- buahan, sayuran, makanan fermentasi salah satunya yaitu Cangkuak Semaung (Pagium edule Reinw). Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan identifikasi BAL Cangkuak Semaung sebagai probiotik dan agen senyawa bioaktif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pour plate untuk isolasi. Selanjutnya dilakukan uji makroskopis, mikroskopis fisiologi dan biokimia. Hasil isolasi diperoleh 22 isolat BAL dengan hasil uji makroskopis warna koloni putih, bentuk bulat, tepian entire, dan permukaan convex. Uji mikroskopis morfologi sel basil dan Gram positif. Pada uji fisiologi dan biokimia diperoleh hasil dengan katalase negatif, ketahanan garam positif
2 dengan hasil keruh, fermentasi sumber karbohidrat homofermentatif, dan uji ketahanan suhu 15°C dan 45°C hidup 17 isolat, sedangkan tiga isolat tidak dapat hidup pada kedua suhu uji yaitu isolat S2, S8, dan S12, satu isolat hanya hidup pada suhu 15℃ yaitu S3, dan satu isolat S21 hanya hidup suhu 45℃, sehingga BAL yang berasal dari makanan Cangkuak Semaung dikelompokkan ke dalam genus Lactobacillus.
Kata kunci: bakteri asam laktat, cangkuak semaung, isolasi PENDAHULUAN
Bakteri asam laktat (BAL) secara fisiologis dikelompokkan ke dalam bakteri Gram positif, berbentuk kokus atau batang yang tidak berspora dengan asam laktat sebagai produk utama fermentasi karbohidrat (Axelsson, 1989).
BAL merupakan bakteri yang ditemukan seperti pada daging, sayuran, tanah, dan air (Liu et al., 2014). Selain itu, BAL juga dapat ditemukan di dalam buah- buahan yang telah difermentasi salah contohnya yaitu, fermentasi pisak kepok (Satuhu & Supriyadi, 1992). Menurut Liu (2003), BAL mampu menghasilkan senyawa seperti karbon dioksida, hidrogen peroksida, dan asam organik.
Menurut Yang (2000), senyawa-senyawa tersebut dapat menghambat bakteri patogen dan bakteri pembusuk yang mengakibatkan kontaminasi pada produk makanan fermentasi. Menurut Purwandhani & Rahayu, (2003), BAL termasuk ke dalam mikroba yang berpotensi sebagai probiotik. Menurut Kompiang (2009), probiotik adalah mikroorganisme yang mampu memperbaiki mikroekologi usus yang berdampak positif terhadap inangnya
BAL pada proses fermentasi karbohidrat mampu menghasilkan asam laktat yang mampu menurunkan pH.
Penurunan pH ini menyebabkan dapat menghambat bakteri patogen (Gunkova.,
2021). Selain itu, BAL berperan dalam proses fermentasi dan pengawetan makanan (Rahayu & Margino, 1997).
BAL mampu menghasilkan sebagian besar asam laktat (homofermentatif) yang mampu mengubah 96% heksosa menjadi asam laktat, dan heterofermentatif yang memproduksi asam laktat dalam jumlah sedikit dan produk yang dihasilkan yaitu etil alkohol, asam asetat, asam format, dan karbon dioksida (Purwadhani & Rahayu, 2003). BAL dapat ditemukan dalam buah-buahan yang telah difermentasi (Satuhu & Supriyadi, 1992). Salah satunya yaitu, cangkuak semaung.
Cangkuak semaung merupakan salah satu makanan yang diolah dengan cara fermentasi (Wahyudi, 2019).
Fermentasi buah semaung dapat menghasilkan zat yang bersifat antibakteri sehingga diaplikasikan sebagai pengawet pada daging (Husni et al., 2007). Selain itu, buah semaung mampu berfungsi sebagai antimikroba dengan adanya kandungan asam lemak siklik tidak jenuh seperti tanin, asam hidnokarpat, khaulmograt dan garlat (Hilditch & Williams, 1964). Menurut Pratamaningrum (2010), buah semaung mengandung karbohidrat sebesar 13,5%.
Isolasi BAL dari makanan fermentasi saat ini telah banyak dilakukan salah satunya, yaitu pada
3 penelitian yang telah dilakukan oleh Sari
et al., (2012), menunjukkan bahwa isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dengan genus Leuconostoc dari pekasam. Pada penelitian Ismail et al., (2020), melakukan isolasi dan uji aktivitas antimikroba pada fermentasi biji kakao diperoleh BAL dengan genus Lactobacillus dan Enterococcus.
Cangkuak semaung termasuk ke dalam makanan tradisional yang sudah hampir punah atau sulit dijumpai. Penelitian tentang BAL pada makanan ini sebelumnya belum pernah diteliti, sehingga penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi dan identifikasi BAL dari makanan tradisional Kab. Kuantan Singingi cangkuak semaung yang dapat dimanfaatkan sebagai probiotik dan agen senyawa bioaktif.
METODE PENELITIAN a. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain spread plate, mikropipet, cawan petri, erlenmeyer, neraca analitik, autoclave all american sterilizer non electric, magnetik stirer, laminar air flow, hot plate, jarum ose, mikroskop olympus CX23, pembakar spiritus, kertas pembungkus cawan petri dan alat-alat standar laboratorium lainnya.
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah makanan fermentasi cangkuak semaung, media agar De Man Rogosa And Sharpe (MRSA), media Broth De Man Rogosa And Sharpe (MRSB), Nutrient Broth (NB), aqua DM, natrium klorida (NaCl), larutan kristal violet, etanol 70%, safarin, iodium, kain kasa, benang, kapas, bahan
–bahan standar laboratorium lainnya sesuai prosedur kerja.
b. Isolasi BAL dari cangkuak semauang
Sampel cangkuak semauang diperoleh dari Kabupaten Kuantan Singingi ditimbang sebanyak 1 gram.
Pada tahap isolasi ini komposisi dari daging buah semaung yang difermentasi diabaikan. Pada tahap isolasi dilakukan menggunakan pengenceran serial.
Sampel tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan di tambahakan 9 mL larutan NaCl fisiologis (1:10). Sebanyak 1 mL suspensi dimasukkan ke dalam 9 mL larutan NaCl fisiologis (1:100) hingga pengenceran (1:100.000).
Selanjutnya, diambil 100μL dari tingkat pengenceran (1:1000-1:100.00), masing – masing pengenceran disebarkan diatas cawan petri yang telah berisi media MRSA menggunakan metode spread plate, dan diinkubasi pada suhu ruang selama 48 jam. Selanjutnya koloni yang diperoleh dimurnikan hingga diperoleh koloni tunggal. Media MRSA merupakan media selektif BAL karena mengandung sorbic acid sebanyak 0,14% dan pH dibawah 5,7 (De Man et al., 1960). Asam sorbat memiliki kemampuan antimikroba sehingga mampu menghambat pertumbuhan ragi dan jamur. Kandungan inilah yang menyebabkan BAL mampu tumbuh pada media MRSA (Pitt, 1974).
c. Pemurnian isolat BAL
Koloni BAL yang telah tumbuh pada media MRSA selanjutnya dilakukan pemurnian dengan metode streak plate kudran kemedia MRSA di
4 cawan petri. Pemurnian dilakukan
sampai diperoleh koloni tunggal atau koloni terpisah. Selanjutnya, koloni diperiksa bentuk dan pergerakan selnya di bawah mikroskop cahaya. Apabila ciri koloni yang diperiksa sudah sama (bentuk sel cocus, bacill), maka koloni tersebut dianggap sudah murni. Apabila masih belum murni, maka 1 ose digores kembali pada media MRSA hingga diperoleh koloni tunggal (Djaafar et al., 1996). Masing-masing koloni diinokulasikan kembali ke media agar miring MRSA sebagai stok.
d. Pemeriksaan makroskopis
Pengamatan makroskopis dilakukan dengan mengamati secara langsung warna koloni (permukaan atas dan bawah), bentuk koloni, tepi koloni, dan elevasi (Sari, 2012).
e. Pemeriksaan mikroskopis (pewarnaan Gram)
Isolat hasil pemurnian selanjutnya dilakukan uji Gram dilakukan dengan cara metode pewarnaan Gram. Pertama, kultur bakteri yang telah berumur 18-20 jam dimedia agar miring MRSA.
Diambil sebanyak 1 ose dioleskan di atas kaca preparat, kemudian pada kaca preparat difiksasi dengan melewatkan di atas api lampu spiritus selama 5 detik.
Preparat yang telah difiksasi ditetesi 1- 2 kristal violet, didiamkan selama 30 detik dan dibilas menggunakan aquades dan dikeringkan selanjutnya preparat ditambahkan 1-2 tetes iodium dan dibiarkan selama 30 detik dan dibilas dengan aquades. Preparat dicuci ulang menggunakan etanol 90% dan dibilas dengan air mengalir. BAL ditambahkan
safranin sebanyak 1-2 tetes, didiamkan selama 1 menit dan dibilas aquades.
Preparat yang mengandung bakteri tersebut dikeringkan, ditutup dengan cover glass dan diamati menggunakan mikroskop cahaya. Warna ungu menunjukkan sel bakteri merupakan Gram positif sedangkan warna pink menunjukkan Gram negatif.
f. Uji katalase
Isolat BAL dari media agar miring MRS diambil sebanyak 1 ose, kemudian dioleskan pada kaca preparat yang telah dibersihkan dengan alkohol 70%.
Kemudian sebanyak diteteskan 1-2 tetes Hidrogen Peroksida (H2O2) 3%, apabila terbentuk gelembung udara maka BAL positif terhadap uji katalase (Sari, 2012).
g. Uji fermentasi sumber karbohidrat
Pada uji fermentasi karbohidrat ini menggunakan gula glukosa, laktosa, fruktosa dan sukrosa. Sebanyak 7,5 gram setiap sumber karbohidrat dilarutkan dalam 1000 mL media NB, dan ditambahkan 3-4 tetes phenol red untuk setiap tabung reaksi berisi media NB.
Masing- masing larutan dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 8 mL, dan tabung durham dimasukkan ke dalam tabung reaksi secara perlahan agar tidak terbentuk ruang udara. Selanjutnya, medium disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121℃ tekanan 15 lbs selama 15 menit. Kultur bakteri yang berumur 24 jam di media MRSA diinokulasi sebanyak 1 ose ke dalam tiap-tiap tabung reaksi yang telah berisi medium NB dengan masing-masing sumber karbohidrat yang berbeda dan
5 diinkubasi selama 48 jam. Reaksi positif
ditunjukkan dengan perubahan warna medium menjadi warna kuning dan atau terbentuk gas pada tabung durham. Tipe fermentasi ditentukan dengan pembentukan gelembung pada tabung durham, hal ini menandakan fermentasi bersifat heterofermentatif. Jika tidak terdapat gelembung udara pada tabung durham menandakan fermentasi bersifat homofermentatif (Giyanto &
Retnaningrum, 2020).
h. Uji ketahanan garam
Kultur bakteri yang berusia 24 jam sebanyak 1 ose dan diinokulasikan pada media MRSB sebanyak 8 mL, media MRS broth ditetesi NaCl 6,5% sebanyak 3-4 tetes dan diinkubasi pada suhu 37℃
selama 48 jam. Apabila media menjadi keruh menunjukkan hasil positif dengan membandingkan dengan kontrol negatif yang tidak diinokulasikan BAL (Ismail et al., 2017). Tujuan uji untuk mengetahui pertumbuhan BAL pada kosentrasi NaCl 6,5% dan tergolong ke dalam halofilik atau non halofilik.
i. Uji ketahanan suhu
Kultur bakteri yang berusia 24 jam sebanyak 1 ose dan diinokulasikan pada media MRSB sebanyak 8 mL, media MRS broth ditetesi NaCl 6,5% sebanyak 3-4 tetes dan diinkubasi pada suhu 37℃
selama 48 jam. Apabila media menjadi keruh menunjukkan hasil positif dengan membandingkan dengan kontrol negatif yang tidak diinokulasikan BAL (Ismail et al., 2017). Tujuan uji untuk mengetahui pertumbuhan BAL pada kosentrasi NaCl 6,5% dan tergolong ke dalam halofilik atau non halofilik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini tidak dilakukannya uji proksimat pada cangkuak semaung . Setelah dilakukan isolasi dan pemurnian isolat BAL dari makanan hasil fermentasi cangkuak semaung diperoleh 22 isolat yang diduga adalah BAL. isolasi dan pemurnian ini mengguanakan medium agar De Man Rogosa And Sharpe (MRS) . MRS Agar merupakan media spesifik untuk pertumbuhan BAL (Safitri et al., 2016). Pada uji makroskopis diperoleh hasil uji nya terlihat Pada Gambar 1.
diperoleh isolat S36 dengan bentuk koloni bulat, warna koloni putih, tepian entire, dan permukaan koloni convex.
Hasil identifikasi makroskopis untuk ke- 22 isolat BAL antara lain adalah isolat berwarna putih susu, berbentuk bulat dengan tepian rata (entire) dan permukaan koloninya cembung (convex).
Penelitian ini berbeda dengan Susilawati (2016), melakukan isolasi BAL dari fermentasi air cucian beras dengan hasil makroskopis sebagian besar diperoleh bentuk koloni bulat atau bundar, tetapi ada 3 isolat berbentuk amoeba atau tidak beraturan dengan tepian licin dan ada tidak beraturan, warna koloni putih dan permukaan rata dan ada juga yang cembung. Hasil pengamatan secara makroskopis menunjukan 22 isolat BAL ini memberikan karakteristik yang sama.
Hasil pengamatannya dapat dilihat pada Gambar 1. dan Tabel 1..
6 Gambar 1. Hasil uji makrskopis S36
Identifikasi mikroskopisnya dilakukan berdasarkan pewarnaan Gram.
Pewarnaan Gram merupakan penentu karakter isolat berdasarkan struktur dinding sel bakteri dan dari ke-22 isolat BAL ini diidentifikasi semua isolat BAL yang berhasil diisolasi memberikan ciri yang sama yaitu merupakan isolat bakteri Gram positif (sel berwarna ungu). Hasil uji pewarnaan Gram terhadap isolat dari makanan fermentasi cangkuak semaung diperoleh 22 isolat termasuk bakteri Gram positif (warna sel ungu) dengan bentuk morfologi sel batang (basil) dengan susunan berantai, dan diduga isolat ini merupakan genus Lactobacillus. Sel bakteri Gram positif terlihat berwarna ungu dikarenakan adanya ikatan komplek utama (kristal violet) yaitu ungu. Madingan et al., (2006), menyatakan bahwa dinding sel bakteri Gram positif mengandung 90%
peptidoglikan dan selebihnya asam tekoat. Pada dinding sel Gram negatif terdiri 5-20% peptidoglikan, selebihnya adalah polisakarida. Berdasarkan Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology, kelompok BAL berbentuk batang, dengan katalase negatif dan hasil pewarnaan Gram bersifat positif merupakan BAL genus Lactobacillus.
Hasil pewarnaan Gram ini dapat dilihat pada Gambar 2. dan Tabel 1..
Gambar 2. Hasil uji mikroskopis (pewarnaan Gram) isolat S4 Gram positif (ungu) Uji fisiologi dan biokimia isolat BAL dilakukan melalui uji katalase, uji fermentasi sumber karbohidrat, ketahanan terhadap kadar garam, dan ketahanan terhadap suhu. Uji katalase dilakukan untuk mengetahui kemampuan isolat dalam menghasilkan enzim katalase dan toleransi terhadap oksigen.
Hasil uji katalase menunjukan bahwa ke 22 isolat BAL ini tidak menghasilkan enzim katalase yang ditandai dengan tidak adanya gelembung gas yang berisi oksigen ketika ditetesi dengan larutan H2O2. Jika dalam suatu sistem reaksi ada enzim katalase secara langsung akan mengkatalisis H2O2 menjadi H2O dan O2.
Menurut Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology dapat diketahui bahwa ke- 22 isolat BAL dari makanan fermentasi cangkuak semaung termasuk ke dalam genus Lactobacillus Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 3.. Menurut Raharjo (2012), BAL dari genus Lactobacillus merupakan kelompok bakteri yang tidak memiliki enzim katalase.
Gambar 3. Hasil uji katalase S4 dengan katalase negatif
-Bentuk koloni bulat -Warna putih -Tepian entire -Permukaan convex
Basil
Tidak ada
gelembung gas (O2)
7 Uji fermentasi sumber
karbohidrat dilakukan dengan 4 jenis karbohidrat yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa, dan laktosa. Pada Gambar 4.
hasil fermentasi pada isolat S4 terjadinya perubahan warna media yang dibandingkan dengan kontrol negatif.
Pada glukosa, fruktosa, dan laktosa terjadi perubahan warna yang terlihat dengan jelas jika dibandingkan kontrol negatif, sedangkan pada sukrosa yang tidak terlalu signifikan perubahan warna media yang dibandingkan dengan kontrol negatif.
Gambar 4. Hasil uji fermentasi Ho pada semua sumber karbohidrat Perubahan warna media ini menunjukkan terjadi proses fermentasi sumber karbohidrat yang digunakan dan jenis fermentasi pada isolat S4 termasuk homofermentatif yang menunjukkan tidak adanya gelembung gas dalam tabung durham. Fermentasi homofermentatif akan melalui jalur EMP untuk proses fermentasi sumber karbohidrat digunakan. Hasilnya adalah ke 22 isolat BAL ini termasuk ke dalam jenis fermentasi homofermentatif (Ho) ditandai dengan tidak adanya gelembung
udara atau gas pada tabung durham yang dibandingkan dengan tabung kontrol negatif. Pada jalur EMP ini akan menghasilkan 2 ATP dan 2 NADH + H+ yang dapat digunakan dalam biosintesis dan donor hidrogen untuk memecah piruvat. Piruvat tersebut digunakan oleh kebanyakan mikroorganisme aerobik untuk siklus asam sitrat. Sedangkan NADH dapat dioksidasi lebih lanjut pada keadaan respirasi maupun fermentasi (Doelle, 1975). Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4..
Pada isolat S4 diperoleh hasil uji ketahanan kadar garam NaCl 6,5%
mampu tumbuh yang ditandai dengan keruhnya larutan media yang dibandingkan dengan kontrol negatif.
Hasil Uji ketahanan terhadap kadar garam menunjukkan 45 isolat BAL mampu hidup pada konsentrasi NaCl 6,5% yang ditandai keruhnya pada media pertumbuhan MRS broth yang diinkubasi pada suhu 37℃ yang dibandingkan dengan tabung kontrol negatif yang tanpa diinokulasikan isolat BAL. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 5..
Gambar 5. Hasil uji kadar garam isolat S4
Menurut Larsen (1962), mikroorganisme yang mampu tumbuh pada kadar garam dengan konsentrasi 5-20% maka tergolong ke dalam bakteri halofilik sedang. Menurut Brooks et al., (2002),
K S4
S4 S4
S4
K K
K
Glukosa Fruktosa
Laktosa Sukrosa
keruh
8 sebagian besar bakteri mampu menahan
tekanan osmosis luar. Tekanan osmotik yang tinggi akan menimbulkan perpindahan air dari sel. Maka ketika sel bakteri dalam larutan dengan konsentrasi yang tinggi (hipertonik), air dalam sel akan keluar melalui membran palsma menuju daerah yang hipertonik.
Sehingga tekanan osmotik yang di dalam sel akan hilang maka terjadi plasmolisis atau sel akan mengkerut karena hilangnya cairan dalam sitoplasma.
Gambar 6. Hasil uji ketahanan suhu pada isolat S4 dengan
keruhnya media
dibandingkan dengan kontrol
Gambar 6. adalah hasil uji ketahanan terhadap suhu untuk isolat BAL ini dilakukan 15℃ dan 45℃, dan ternyata dari ke-22 isolat BAL yang diuji yang dapat hidup pada suhu 15℃ dan 45℃ masing-masing adalah sebanyak 17 isolat yang ditandai keruhnya media yang dibandingkan dengan kontrol negatif. Tiga isolat tidak dapat hidup pada kedua suhu uji yaitu isolat S2, S8, dan S12. Satu isolat hanya hidup pada suhu 15℃ yaitu S3, dan satu isolat S21 hanya hidup suhu 45℃. Data untuk semua semua uji dapat dilihat pada Tabel 1.
S4 S4
15℃ 45℃
K K
9 No Kode
isolat
Makroskopis Mikroskopis Fisiologi dan biokimia
Bentuk Warna Tepian Elevasi Morfologi Pewarnaan Gram
NaCl 6,5%
15℃ 45℃ katalase LA/SU/GL/F R
1 S1 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
2 S2 Circular Putih Entire Convex Basil + + - - - Ho
3 S3 Circular Putih Entire Convex Basil + + + - - Ho
4 S4 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
5 S5 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
6 S6 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
7 S7 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
8 S8 Circular Putih Entire Convex Basil + + - - - Ho
9 S9 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
10 S10 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
11 S11 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
12 S12 Circular Putih Entire Convex Basil + + - - - Ho
13 S13 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
14 S14 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
15 S15 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
16 S16 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
17 S17 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
10
18 S18 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
19 S19 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
20 S20 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
21 S21 Circular Putih Entire Convex Basil + + - + - Ho
22 S22 Circular Putih Entire Convex Basil + + + + - Ho
Keterangan : S: Semaung
Ho: Homofermentatif
+ : Gram positif (pewarnaan Gram), tumbuh (kadar garam dan suhu) - : tidak tumbuh (uji suhu)
11 KESIMPULAN
Isolat hasil isolasi dari makanan tradisional Kab. Kuantan Singingi cangkuak semaung (Pangium edule Reinw) berdasarkan Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, diperoleh sebanyak 22 isolat yang diduga sebagai BAL dari genus Lactobacillus spp dengan hasil karakterisasi dari 22 isolat BAL secara makroskopis dan mikroskopis adalah berbentuk batang dan Gram positif. Pada uji fisiologi dan biokimia diperoleh bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Axelsson, L. T., Chung, T. C., Dobrogosz, W. J., &
Lindgren, S. E. (1989).
Production of a broad spectrum antimicrobial substance by Lactobacillus reuteri. Microbial ecology in health and disease. 2(2), 131-136.
Bergey, D. H. (1994). Bergey's manual
of determinative
bacteriology. Lippincott Williams & Wilkins.
Brooks, Butel, Morse. Medical Microbiology. Twenty second edition. Appleton &
Lange. 2002.
De Man, J. C., Rogosa, D., & Sharpe, M. E. (1960). A medium for the cultivation of lactobacilli. Journal of applied Bacteriology. 23(1), 130-135.
Djaafar, T. F., Rahayu, E. S., Wibowo, D., & Sudarmadji, S.
(1996). Antimicrobial substance produced by Lactobacillus sp. TGR-2
isolated from
growol. Indonesian Food and Nutrition Progress. 3(2):
29-34.
Doelle, H. 1975. Bacterial Metabolism Second Edition. Ney York:
Academia Press.
Giyatno, D. C., & Retnaningrum, E.
(2020). Isolasi dan karakterisasi bakteri asam
laktat penghasil
eksopolisakarida dari buah kersen (Muntingia calabura L.). Jurnal Sains Dasar.
9(2): 42 49.
Gunkova, P. I., Buchilina, A. S., Maksimiuk, N. N., Bazarnova, Y. G., & Girel, K. S. (2021). Carbohydrate Fermentation Test of Lactic Acid Starter Cultures. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.
825 (01) : 12-35.
Hilditch, T. P., & Williams, P. N.
(1964). The chemical constitution of natural fats. The chemical constitution of natural fats., (4th edition).
Husni, E., Samah, A., & Apriliza, K.
(2007). Pengawetan Ikan segar dengan menggunakan Biji buah kepayang (Pangium Edule reinw) dan
analisa secara
kualitatif. Journal Sains Tek.
Far. 12(1).
Ismail, Y. S., Yulvizar, C., & Putriani, P. (2017). Isolasi, karakterisasi dan uji aktivitas antimikroba bakteri asam laktat dari fermentasi biji
12 kakao (Theobroma cacao
L.). Jurnal Bioleuser. 1(2).
Kompiang, I. P. (2009). Pemanfaatan mikroorganisme sebagai
probiotik untuk
meningkatkan produksi ternak unggas di Indonesia. Pengembangan inovasi pertanian. 2(3): 177- 191.
Larsen, H. (1962). The Bacteria, vol. IC Gunsalus and RY Stanier.
Liu, S. Q. (2003). Practical implications of lactate and pyruvate metabolism by lactic acid bacteria in food and beverage
fermentations. International
journal of food
microbiology. 83(2), 115- 131.
Liu, W., Pang, H., Zhang, H., & Cai, Y. (2014). Biodiversity of lactic acid bacteria. In Lactic acid bacteria. Springer. 103-203.
Madingan, M.T., Martikoto, J., Brock, T. 2006. Brock Biologybof Microoganisms. Pearson Pretince Hall, New Jersey.
Pitt, J. I. (1974). Resistance of some food spoilage yeasts to preservatives.
Pratamaningrum, P. (2010).
Fermentasi Kluwak
(Pangium edule Reinw.) sebagai Alternatif Bahan Pengawet Ikan untuk Mencegah Pembusukan Ikan Hasil Tangkapan. Laporan Penelitian PKM-P Dikti.
Surabaya: Universitas Airlangga.
Purwandhani, S. N., & Rahayu, E. S.
(2003). Isolation and screening of Lactobacilllus
as probiotic
agents. Agritech, 23(2), 67- 74.
Rahayu, E. S., & Margino, S. (1997, June). Bakteri asam laktat:
isolasi dan identifikasi.
In Materi Workshop.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sari, R. A., & Nofiani, R. (2012).
Karakterisasi bakteri asam laktat genus Leuconostoc dari pekasam ale-ale hasil
formulasi skala
laboratorium. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 1(1):14-20.
Satuhu, S., & Supriyadi, A.
(1992). Pisang: budidaya, pengolahan, dan prospek pasar. Penebar Swadaya.
Wahyudi, R. (2019). Karakteristik Kimia Daging Sapi Fermentasi dengan Buah Kepayang (Pangium Edule,) Pada Konsentrasi dan Lama Fermentasi yang Berbeda.
Skripsi. Pekanbaru:
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Yang, Z. (2000). Antimicrobial compounds and extracellular polysaccharides produced by lactic acid bacteria: structures and properties. Skripsi.
Universitas helsinki.