• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN: 2087-2119 - Jurnal Kajian Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ISSN: 2087-2119 - Jurnal Kajian Wilayah"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

Fathering Japan” (Ikumen), didirikan oleh Tatsuya Ando pada tahun 2006, yang berupaya menghadirkan bentuk perlawanan ideologi dari mitos hegemonik “Gender Stereotypes” di Jepang. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji fenomena sosial dan budaya ini untuk memahami struktur umum permasalahan keamanan non-tradisional Jepang, yang dapat dilihat sebagai wacana baru melalui 'Bapak Jepang'. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji fenomena sosial dan budaya ini untuk memahami keseluruhan struktur permasalahan keamanan non-tradisional Jepang, yang dapat dilihat dengan Fathering Japan sebagai wacana baru.

Using the discourse alternative approach to analyze the role of the social movement of "Fathering Japan" (Ikumen) as the resistance ideology from Japanese cultural mythology, the study was carried out using qualitative methods through the Discourse Analysis by Ernesto and Chantal Mouffe.

GLOBAL MARITIME FULCRUM, INDONESIA-CHINA GROWING RELATIONS, AND INDONESIA’S MIDDLEPOWERMANSHIP

IN THE EAST ASIA REGION

POROS MARITIM DUNIA, TUMBUHNYA HUBUNGAN INDONESIA – TIONGKOK DAN KEKUATAN NEGARA MENENGAH INDONESIA

DI WILAYAH ASIA TIMUR

Nanto Sriyanto | Titik Fokus Maritim Global Indonesia-Tiongkok Meningkatnya Hubungan dan Kemitraan Indonesia..| 3 Jalur Sutra Maritim, dimana Indonesia dapat melakukan hal tersebut. Nanto Sriyanto | Titik Fokus Maritim Global Indonesia-Tiongkok Meningkatnya Hubungan dan Kemitraan Indonesia..| 7 Dalam masalah pendanaan, Aswicahyono dan. Nanto Sriyanto | Titik Fokus Maritim Global Indonesia-Tiongkok Meningkatnya Hubungan dan Kemitraan Indonesia..| 9 Indonesia di bawah rencana Tiongkok (Zhao.

Indonesia 'Key in China's Maritime Silk Road Vision'” The Straits Times 4 November 2014 http://www.indonesia-digest.

Figure 1.  24 Strategic Ports in Source, Coen van Dijk, Pieter van de Mheen, & Martin Bloem, “Indonesia  Maritime Hotspot Final Report,” (2015, 13) Tol Laut Project
Figure 1. 24 Strategic Ports in Source, Coen van Dijk, Pieter van de Mheen, & Martin Bloem, “Indonesia Maritime Hotspot Final Report,” (2015, 13) Tol Laut Project

THE DEVELOPMENT OF ORGANIC FARMING IN VIETNAM

PERKEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI VIETNAM

The Map of Organik Dalat Company 2012

  • The lack of suitable organic farmland (I-Light, 2012)
  • Complicated and expensive process of organic certification (I-Light, 2012)
  • The government’s attention and legal framework
  • The reluctance of farmers
  • Underdeveloped organic domestic market

Some examples of organic vegetables from Organik Dalat Company include lettuce, tomatoes, cauliflower, cucumber and carrot (interview with Dr. Hung, 9 May 2013, Da Lat). The increasing demand for organic products from other countries can in a certain sense promote the development of organic farming in Vietnam in the future. Their knowledge and opinions will definitely support the development of organic farming in Vietnam and will ultimately increase the number of Vietnamese organic consumers.

The price of organic food is 10 to 40 percent higher than that of non-organic food, because organic farming has specific requirements and requires a long process. Mayasuri Presilla | The development of organic farming in Vietnam | 29 no extra costs in production system. It is also predicted that the development of organic agriculture in Vietnam will continue to be largely driven by export demand in the short to medium term (Simmons and Scott, 2008: 9).

However, it is unfortunate that the growing demand for organic food does not necessarily lead to good system development in agricultural countries such as Vietnam. It has several organic farming sites across the country to anticipate the increased demand for Vietnamese organic products from other countries. However, the development of organic agriculture in Vietnam is not very encouraging and seems to be going very slowly.

Report on Apec's Regional Development of Organic Agriculture in Terms of APEC Food System and Market Access. Mayasuri Presilla | The development of organic farming in Vietnam | 31 ies for Natural Resource Management for.

PERBANDINGAN KETERSEDIAAN UBIN TEKSTUR PEMANDU UNTUK TUNANETRA DI TEMPAT UMUM ANTARA

KOTA SURAKARTA DAN KOTA NAGOYA

THE COMPARISON OF GUIDE TEXTURE TILES FOR BLIND PEOPLE IN PUBLIC AREAS BETWEEN SURAKARTA AND NAGOYA CITY

Salah satu bentuk aksesibilitas tersebut adalah dengan adanya guide block atau ubin bertekstur pemandu yang memandu jalan bagi pejalan kaki tunanetra di tempat umum. Ubin tekstur terpandu pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1965 oleh Seiiki Miyake (Mitani & Aoki, 2012). Di Jepang sendiri, ubin bertekstur seperti ini telah menjadi komponen aksesibilitas yang umum ditemukan di berbagai lokasi (Shimizu, 2009).

Artinya, baru 3% tempat umum di Kota Malang yang dilengkapi fasilitas aksesibilitas pemandu ubin bertekstur. Ubin tekstur pemandu ini merupakan komponen aksesibilitas yang paling umum digunakan sebagai panduan bagi tunanetra yang berjalan di tempat umum (Siu, 2013a, Mitani & Aoki, 2012). Penelitian ini merupakan studi perbandingan kondisi ubin bertekstur konduktif di Kota Nagoya dan Kota Surakarta.

Data yang dikumpulkan juga akan dibandingkan dengan peraturan pemerintah mengenai ubin tekstur konduktif dan pedoman pemasangan ubin tekstur konduktif. Setelah dilakukan observasi, ternyata pada tempat yang diteliti di Kota Surakarta masih belum dilengkapi dengan ubin bertekstur konduktif. Ubin bertekstur konduktif bertujuan untuk memandu tunanetra berjalan mandiri dengan rasa aman dan nyaman.

Namun faktanya ubin panduan tekstur di Surakarta banyak dipasang di lokasi yang kurang nyaman untuk dilalui. Ketersediaan ubin tekstur pemandu di Surakarta masih jauh dibandingkan dengan ubin tekstur pemandu yang ada di Kota Nagoya.

Gambar 2. Ubin tekstur pemandu di pinggiran rel          kereta
Gambar 2. Ubin tekstur pemandu di pinggiran rel kereta

RISIKO NUKLIR DAN RESPON PUBLIK TERHADAP BENCANA NUKLIR FUKUSHIMA DI JEPANG 1

NUCLEAR RISK AND PUBLIC RESPONSE TO FUKUSHIMA NUCLEAR DISASTERS IN JAPAN

Sebelum bencana nuklir Fukushima, energi nuklir dianggap aman, bersih, dan dapat diandalkan. Sebelum bencana nuklir Fukushima terjadi, pakar nuklir dari Universitas Kyoto, Koide Hiroaki, telah memaparkan bahaya energi nuklir. Bencana nuklir Fukushima menimbulkan kerusakan pada kehidupan manusia dan lingkungan serta menimbulkan situasi yang tidak menentu.

Bagian ini akan menjelaskan dua jenis respons masyarakat terhadap risiko radiasi nuklir, seperti kebangkitan ilmu pengetahuan warga (citizen science), dan kebangkitan gerakan anti-nuklir setelah bencana nuklir Fukushima. Selain itu, masyarakat mulai mengkaji peristiwa kecelakaan nuklir Chernobyl tahun 1986 sebagai dasar pemahaman bencana nuklir Fukushima. Oleh karena itu, CNIC membuat program berita di Ustream untuk menyebarkan informasi mengenai bencana nuklir Fukushima.

Hasil survei tersebut didiskusikan dengan aktivis anti-nuklir Chernobyl untuk memberikan gambaran jelas mengenai dampak bencana nuklir Fukushima. Bencana nuklir Fukushima memicu gerakan citizen science dimana masyarakat berpartisipasi aktif dalam mengukur tingkat radiasi nuklir di berbagai wilayah. Pasca bencana nuklir Fukushima, 48 reaktor nuklir di Jepang dinonaktifkan sementara dan akan dihidupkan kembali setelah mendapat pemeriksaan.

Di satu sisi, radiasi nuklir yang ditimbulkan oleh bencana nuklir Fukushima mempunyai dampak jangka panjang dan dapat dirasakan dalam jangka waktu yang lama. Gerakan sosial ini merupakan respon terhadap menurunnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah Jepang dalam penanganan bencana nuklir Fukushima.

Gambar 1.  Peta penyebaran zat radioaktif di Jepang
Gambar 1. Peta penyebaran zat radioaktif di Jepang

FATHERING JAPAN”: DISKURSUS ALTERNATIF DALAM HEGEMONI KETIDAKSETARAAN GENDER DI JEPANG 1

FATHERING JAPAN” AS AN ALTERNATIVE DICOURSE FROM THE HEGEMONY OF GENDER GAP IN JAPAN

Sararyman yang secara harfiah berasal dari kata sarary yaitu gaji (gaji) dan man yang berarti 'orang bayaran', merupakan profesi yang mendominasi laki-laki (ayah) di Jepang pada zaman modern ini. Laki-laki di Jepang, mulai dari generasi Edo, Meiji, hingga Hesei (sekarang), merupakan kelompok yang dibentuk oleh kebutuhan dan kepentingan negara. Di sisi lain, pengabdian ini menyisakan banyak masalah, termasuk tersingkirnya laki-laki (ayah) di Jepang dalam keluarganya sendiri.

Sebagai “mesin” penggerak perekonomian Jepang, laki-laki (ayah) di Jepang tumbuh dalam budaya yang tidak peduli dengan urusan rumah tangga dan anak. Sebagai tuan atau majikan, suami atau laki-laki di Jepang seringkali disalahkan secara kelompok sehingga menimbulkan perlawanan dari kelompok feminis Jepang yang progresif. Kurangnya pemahaman laki-laki Jepang terhadap urusan rumah tangga dan anak membuat kewajiban mengurus urusan rumah tangga dan anak menjadi hak eksklusif perempuan Jepang saja.

Pada masa ini, peran laki-laki dan perempuan Jepang diatur secara tertulis, yang menjadi falsafah hidup masyarakat Jepang melalui kode etik samurai yang berlaku baik bagi laki-laki maupun perempuan. Dalam praktiknya, meskipun dominasi kelompok laki-laki di Jepang berlangsung sejak masa monarki hingga masa feodal, perempuan Jepang juga telah memberikan kontribusi besar bagi negara sepanjang sejarah. Pada masa Perang Dunia II misalnya, perempuan Jepang hadir untuk mengisi kekosongan peran laki-laki di sektor industri Jepang.

Ayah atau suami Jepang memang dirancang sebagai pilar ekonomi yang bersinergi dengan kebijakan pemerintah Jepang yang berorientasi pada neoliberalisme. Pada akhirnya, ketidaksetaraan gender yang diperjuangkan dan diungkapkan oleh kelompok perempuan Jepang dalam pekerjaan, karir atau pendidikan juga harus menjadi perjuangan bagi kelompok laki-laki di Jepang.

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

GLOBALISASI DAN MASYARAKAT MENUA TIONGKOK

PARIWISATA DAN POTENSI LANSIA 1 RESEARCH SUMMARY

GLOBALIZATION AND OLDER PEOPLE IN CHINA: TOURISM AND OLD PEOPLE POTENCY

Oleh karena itu, artikel ini membahas tentang aktivitas lansia dalam mengisi waktu luang dan berwisata sebagai potensi tumbuhnya industri lansia (silver hair industrial) terkait pariwisata. Secara garis besar, Konfusianisme memandang aktivitas waktu luang sebagai sesuatu yang menenangkan dan menyenangkan. Namun, para tetua Tionghoa di masa lalu memiliki pemikiran tradisional tentang konsep mengisi waktu luang.

Pemikiran yang lebih modern dari para sesepuh Tiongkok saat ini juga mempengaruhi pandangan mereka dalam menghabiskan waktu luang mereka melalui perjalanan. Menghabiskan waktu senggang, termasuk berwisata, merupakan suatu keharusan bagi para lansia masa kini untuk mengisi kebosanan dan kekosongan. Dengan demikian, dengan keadaan keuangan yang baik, para lansia akan memiliki kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu luang.

Sementara melalui pendekatan budaya, pemerintah berupaya mendekatkan partisipasi lansia dalam menikmati waktu senggang dengan ajaran Konghucu. Melalui konsep xiao, pemerintah Tiongkok mengingatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan menikmati waktu senggang orang tua. Anak-anak diimbau untuk mendukung aktivitas lansia di waktu senggang, meski rutin jalan-jalan bersama orang tuanya.

Hal-hal tersebut secara tidak langsung dapat menggambarkan aktivitas yang biasanya disukai para lansia di waktu senggangnya. Oleh karena itu, semakin panjangnya usia harapan hidup para lansia Tiongkok membuat mereka ingin menikmati waktu senggang dengan jalan-jalan di hari tua.

TINJAUAN BUKU

ANIME, PORNOGRAFI, DAN PELANGGARAN HAK CIPTA: ASPEK HUKUM DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN COOL JAPAN

BOOK REVIEW

ANIME, PORNOGRAPHY, AND COPYRIGHT INFRINGEMENT: LEGAL ASPECTS IN COOL JAPAN POLICY IMPLEMENTATION

Persepsi ini muncul karena masyarakat pada umumnya memandang anime dan manga sebagai produk untuk anak-anak. Meskipun anime dan manga sebenarnya sangat berbeda dalam hal kelompok sasaran yang berbeda, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa (Noris dalam Sugimoto, 2013). Anime dan manga bertema kekerasan dan pornografi yang menampilkan karakter yang “seharusnya”2 mewakili anak-anak memang mengkhawatirkan karena karakter yang dimaksud tidak nyata (hanya dalam bentuk kartun).

Penggambaran karakter seperti ini kemudian menimbulkan persepsi keliru bahwa karakter yang ditampilkan dalam Anime dan Manga “dianggap”. Mengakses manga dan anime Jepang kini semakin mudah dilakukan karena adanya situs fandom, tempat berkumpulnya para penggemar anime dan manga dari seluruh dunia. Buku The End of Cool Japan juga menjelaskan tentang perubahan undang-undang hak cipta yang diterapkan di berbagai negara terkait perlindungan anime dan manga secara umum.

Sedangkan untuk tindakan memodifikasi atau membuat karya baru dengan menggunakan karakter dari anime dan manga yang sudah ada, keputusan untuk melabeli tindakan tersebut sebagai pelanggaran hak cipta harus dilakukan berdasarkan kasus per kasus. Meski merupakan pelanggaran hak cipta, pemerintah, perusahaan, bahkan pencipta anime dan manga “tampaknya” membiarkan karyanya dimodifikasi sedemikian rupa dan didistribusikan melalui situs penggemar karena membuat karyanya lebih terkenal. Karena mudahnya akses file yang tersedia di situs penggemar, anime dan manga jenis ini banyak tersebar di kalangan penggemar dari berbagai negara.

4 Ada kasus dimana penggemar mengkomersialkan anime dan manga yang mereka dapatkan secara gratis melalui situs fandom untuk keuntungan pribadi. Buku ini juga berguna bagi para pengamat hukum karena memberikan gambaran mengenai praktik-praktik yang berbeda di berbagai negara dalam merumuskan peraturan nasionalnya mengenai perlindungan hak cipta, anti-pornografi, dan perlindungan anak, yang diakhiri dengan penjelasan tentang distribusi anime dan manga ke berbagai negara. . negara melalui kebijakan Cool Japan.

TENTANG PARA PENULIS

INDEKS

Gambar

Figure 1.  24 Strategic Ports in Source, Coen van Dijk, Pieter van de Mheen, & Martin Bloem, “Indonesia  Maritime Hotspot Final Report,” (2015, 13) Tol Laut Project
Table 1. BKPM Investment Strategic Plan 2015-2019
Gambar  5.  Ubin tekstur pemandu di dalam salah satu        kantor pelayanan publik di Kota Nagoya
Gambar  4. Ubin tekstur pemandu di dalam salah        satu gedung Universitas Nagoya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan

By the target of semiotics in communication theory, accounting theory is divided into false, semantic, and pragmatic methods.. Accounting theory also derives explanation or