• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu-isu Terkini dalam Akuntansi dan Audit

N/A
N/A
Khoirunnisa Zahro

Academic year: 2024

Membagikan " Isu-isu Terkini dalam Akuntansi dan Audit"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI EMERGING ISSUES IN ACCOUNTING AND AUDITING

Dosen Pengampu : Dr. Leny Suzan, S.E., M.Si., CIFM.

Kelompok 12

Ayu Syafira Rahadian (1402223104) Ni Nyoman Anita Rahmadaniarta (1402223249) Khoirunnisa Zahro (1402220298)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TELKOM UNIVERSITY

2023/2024

(2)

1. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENELITIAN AKUNTANSI DAN AUDITING, PERATURAN DAN PRAKTEK

Pada akhir 2008, US Securities and Exchange Commission (SEC) memutuskan bahwa 500 perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat harus menyampaikan laporan keuangan 2009 mereka menggunakan Extensible Business Reporting Language (XBRL). Perusahaan lainnya akan mengikuti kebijakan ini. XBRL memungkinkan informasi keuangan disajikan lebih interaktif dan ramah pengguna dengan memberi "tag" pada item data individu, sehingga dapat diakses oleh perangkat lunak untuk membuat laporan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. SEC berharap XBRL dapat mempercepat analisis data keuangan dan mengurangi kesalahan, yang biasanya terjadi karena pemrosesan manual atau perangkat lunak yang kurang akurat. Laporan keuangan disampaikan melalui database publik SEC, EDGAR, yang dapat diakses oleh siapa saja. Menurut HAKA, perkembangan ini akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas manajer perusahaan, karena data yang lebih mudah diakses akan meningkatkan pengawasan terhadap laporan keuangan. Selain itu, XBRL dapat mengubah cara analis keuangan menilai perusahaan kecil. Saat ini, analis cenderung fokus pada perusahaan besar karena data mereka lebih tersedia dan menarik minat investor. Dengan meningkatnya ketersediaan data keuangan perusahaan kecil, mereka bisa menjadi lebih menarik bagi analis, yang dapat meningkatkan likuiditas saham mereka. Investor amatir juga akan mendapatkan keuntungan dari data yang lebih detail dan komparatif antara perusahaan. Namun, terdapat isu terkait audit XBRL. Plumlee dan Plumlee menyatakan bahwa audit tidak cukup hanya dengan merekonsiliasi versi kertas dokumen XBRL dengan informasi dalam pengajuan resmi SEC. Perubahan paradigma pelaporan ini memerlukan auditor untuk mempertimbangkan pertanyaan lebih mendalam, seperti apa yang disebut sebagai kesalahan dalam XBRL dan apa arti materialitas ketika potongan data keuangan digunakan di luar konteks laporan keuangan. Materialitas tradisional diukur berdasarkan dampaknya terhadap keputusan pengguna, baik secara individual maupun agregat, serta dalam proporsi basis relatif, seperti laba. Jika data dapat diakses secara terpisah atau dalam kombinasi baru, pedoman materialitas tradisional mungkin tidak berlaku dengan cara yang sama. Plumlee dan Plumlee, bersama HAKA, menyerukan lebih banyak riset untuk memahami keuntungan dan kerugian XBRL serta dampaknya terhadap masa depan pelaporan keuangan dan audit.

(3)

2. MASALAH SEKITAR APLIKASI AKUNTANSI NILAI WAJAR SELAMA KRISIS KEUANGAN GLOBAL

Penyebab krisis keuangan global (GFC) pada tahun 2008 dan 2009 sangat kompleks dan masih diperdebatkan. Beberapa pihak menganggap praktik penilaian aset wajar sebagai faktor yang memperburuk masalah di pasar subprime mortgage AS, yang kemudian menyebar dan memperparah krisis global. Standar akuntansi, khususnya FAS No. 157 Pengukuran Nilai Wajar, mengharuskan penurunan nilai investasi yang dipegang bank selama kondisi pasar yang tidak stabil. Penurunan nilai ini membatasi kemampuan bank untuk memberikan pinjaman. Penilaian aset keuangan berdasarkan nilai pasar juga mempengaruhi sisi aset neraca perusahaan, mengurangi kapasitas mereka untuk meminjam.

Komisi Bursa Efek AS (SEC) menyelidiki peran penilaian wajar dalam krisis dan merilis laporan sepanjang 211 halaman pada akhir tahun 2008. SEC diminta untuk menyelidiki peran standar akuntansi seperti FAS 157 dalam kegagalan bank pada tahun 2008. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa kegagalan bank di AS kemungkinan besar disebabkan oleh kerugian kredit, kualitas aset yang buruk, dan hilangnya kepercayaan investor dan pemberi pinjaman, bukan hanya karena penilaian aset keuangan pada nilai pasar. Pandangan tentang peran akuntansi nilai wajar ini didukung oleh mantan kepala akuntan SEC Conrad Hewitt dan Lynn Turner, yang memuji akuntansi mark-to-market karena meningkatkan transparansi, memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk melihat kondisi ekonomi suatu lembaga dengan lebih jelas.

a. Reaksi dengan Standart Setter

IASB dan FASB merespon rekomendasi tersebut, salah satunya meminta FASB untuk memperbolehkan bank menggunakan penilaiannya sendiri dalam menentukan nilai wajar asset, daripada menggunakan pasar sebagai kriteria objektif. Blundell-Wignall, Atkinson dan Lee dalam papernya menjelaskan hal-hal yang membuat krisis keuangan global, yaitu:

1. Kebijakan likuiditas makro global.

2. Kerangka kerja regulasi yang mash minim.

b. Auditor dan Krisis Keuangan Global

(4)

Berdasarkan catatan Sikka, sangat sedikit perhatian yang diberikan dalam tekanan peran auditor pada saat krisis, meskipun beberapa komentator menanyakan nilai audit ketika auditor tidak memprediksi efek dari resiko asset pada neraca beberapa bank. Canadian Institute of Chartered Accounts dan The Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales mengeluarkan publikasi yang menekankan resiko yang dialami auditor ketika menilai nilai asset dan mempertimbangkan jasa perencanaan manajemen untuk memitigasi resiko berkesinambungan dan isu likuiditas selama resesi antisipasi.

Publikasi ini juga menegaskan pentingnya standar etis ketika menghadapi tekanan dari manajemen untuk menghindari pengakuan yang tidak dinginkan atau write-down.

3. ARAH YANG MEMUNGKINKAN PENETAPAN STANDART AKUNTANSI INTERNASIONAL DI MASA MENDATANG

Proyek Konvergensi TASB dan FASB Pada November 2008, SEC di US mengeluarkan sebuah 'roadmap' untuk menerapkan IFRS oleh perusahaan AS mulai 2014. Konvergensi ini konvergensi ini diperhatikan oleh SEC karena SEC akan memperkirakan akan berkembang ke arah kejadian yang penting di tahun 2011 dan akan membuat keputusan dalam tahun 2014 implementasi tersebut harus sudah diproses. Kejadian penting tersebut berhubungan dengan:

1. Perbaikan dalam standar akuntansi.

2. Akuntabilitas dan membiayai IASC

3. Perbaikan dalam kemampuan untuk menggunakan data pelaporan IFRS.

4. Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan IFRS.

5. Dibatasi untuk segera menggunakan IFRS dimana hal ini akan mempertinggi komparabilitas untuk investor US.

6. Mengantisipasi pemilihan waktu pembuatan peraturan mendatang oleh komisi.

7. Mengimplementasikan perintah menggunakan IFRS oleh issuers.

a. Masalah Dalam Konvergensi IFRS-US GAAP

Meskipun adanya roadmap, belum diketahui secara pasti bahwa negara-negara bersatu akan mengadopsi IFFS. pimpinan SEC, Mary Schapiro, baru-baru ini

(5)

mengatakan bahwa dia tidak akan merasa terikat oleh roatmap tersebut. Dia menambahkan bahwa ada beberapa kekhawatiran tentang standar IFRS umum, dan tidak siap untuk mendelegasikan pengaturan standar atau tanggung jawab pengawasan IASB. Seorang anggota dewan akuntansi perusahaan pengawasan publik (PCAOB) di Amerika Serikat, Charles Niemeier, juga mengkritik tujuan konvergensi. perhatian utama-Nya adalah bahwa beralih ke IFRS akan membiarkan US dengan aturan yang lebih sulit untuk ditegakkan. Ia juga mengklaim bahwa IFRS tidak lebih principel-based dari US GAPP, hanya lebih muda dan untuk itu telah ada sedikit waktu untuk melakukan koreksi rinci dan penambahan.

b. Standar Auditing Internasional

HAKA melaporkan bahwa beberapa akuntan menunjukkan beralihnya ke IFRS akan memerlukan standar audit dan praktek di US merubah cara dari model penilaian sesuai dengan aturan dalam standar akuntansi untuk penilaian keseluruhan yang 'benar dan fair'. Pendekatan audit memiliki implikasi penting bagi penerapan standar akuntansi principles-based dalam IFS karena pendekatan yang ada sebelumnya berfokus pada penegakan aturan daripada prinsip. Standar Audit juga sedang internasionalisasi untuk beberapa alasan sebagai standar akuntansi, yaitu globalisasi pasar bisnis dan berbagi permintaan menciptakan untuk standar global.

4. AKUNTANSI KETAHANAN, PELAPORAN DAN JAMINAN

Akuntansi ketahanan dan pelaporan merupakan bagian dari akuntansi sosial, yang menurut Gray, Owen, dan Adams mencakup akuntansi untuk berbagai hal, di berbagai media, untuk berbagai pengguna, dan dengan tujuan yang berbeda. Ini melampaui pengukuran keuangan tradisional dan melibatkan pelaporan kepada kelompok pengguna yang lebih luas sesuai dengan standar dan peraturan tertentu. Akuntansi sosial bertujuan untuk mengamati dan mengintegrasikan isu-isu yang tidak dicakup oleh fungsi akuntansi tradisional ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan oleh individu yang tidak langsung terkait dengan keberhasilan keuangan entitas. Peneliti akuntansi sosial sering menggunakan pendekatan naturalistik, seperti studi kasus dan wawancara, untuk memahami bagaimana akuntansi sosial dibentuk. Keberlanjutan, dalam konteks ini, diartikan sebagai memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi

(6)

mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ini mencakup perlindungan lingkungan (eco-efisiensi) dan keadilan sosial antar generasi (eco-keadilan). Oleh karena itu, pelaporan lingkungan menjadi bagian dari keberlanjutan, dan perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan menyertakan informasi tentang hubungan mereka dengan karyawan, masyarakat, dan lingkungan.

a. Perkembangan saat ini dalam Pelaporan Ketahanan

Bentuk pelaporan keberlanjutan telah berubah dengan perkembangan terbaru, salah satunya adalah pedoman dari Global Reporting Initiative (GRI) yang direvisi dan dirilis pada Oktober 2006. Pedoman GRI menyediakan dasar kerangka pengungkapan keberlanjutan yang mencakup prinsip, petunjuk, dan standar pengungkapan untuk semua jenis organisasi. Prinsip-prinsip ini menentukan isi laporan keberlanjutan, kualitas informasi, dan batas laporan. Standar pengungkapan mencakup strategi dan profil keberlanjutan organisasi, pendekatan manajemen, dan indikator kinerja. Pedoman GRI selaras dengan kerangka konseptual yang digunakan dalam pedoman pelaporan keuangan.

b. Kecenderungan dalam Keyakinan Pelaporan Keberlanjutan

Sebuah unsur penting dari kegunaan laporan keuangan perusahaan adalah keyakinan yang independen atas laporan. Keyakinan yang independen memberikan kepercayaan kepada pemegang kepentingan tentang kredibilitas, relevansi, dan keandalan atas laporan. Perbedaan antara audit dengan review adalah tingkat keyakinan yang diberikan oleh auditor terkait keandalan informasi yang diberikan perusahaan. Hal ini ditentukan oleh sifat dan jangkauan dari prosedur yang dilakukan oleh auditor, hasil dari prosedur dan objektivitas bukti yang diperoleh. Audit memberikan tingkat keyakinan yang memadai dan review memberikan tingkat keyakinan yang terbatas.

c. Mengapa Mencari Keyakinan atas Laporan Keberlanjutan

Audit diyakini memberikan manfaat dengan meningkatkan kredibilitas pernyataan keuangan yang disiapkan oleh manajemen dan meningkatkan kualitas dari sistem akuntansi entitas karena berdasarkan umpan balik atas proses audit. Menerapkan teori ini ke keyakinan keberlanjutan menimbulkan pikiran bahwa perusahaan dengan

(7)

keuntungan paling banyak atas meningkanya kredibilitas atas laporan mereka akan lebih cenderung untuk mencari keyakinan. Perusahaan dengan keuntungan paling banya atas laporan yang lebih kredibel adalah kemungkinan besar mereka yang sangat terlihat, industri yang berpotensi tinggi menimbulkan polusi.

d. Standar Keyakinan Keberlanjutan

Terdapat pedoman yang berkuasa atas perjanjian keyakinan dalam laporan keberlanjutan dan informasi emisi karbon. ISAE 3000, Assurance Engagements Other than Audits or Reviews of Historical Financial Information, diterbitkan oleh IAASB, menyediakan beberapa pedoman umum namun tidak langsung menuju pada isu yang spesifik. Sehingga dapat diterapkan secara tidak konsisten oleh pemberi keyakinan.

AA1000AS memberikan pedoman keyakinan laporan keberlanjutan yang mengevaluasi ketaatan entitas kepada AA1000 AccountAbility Principles dan kualitas atas informasi yang diungkap kepada publik atas kinerja berkelanjutan. O'Dwyer dan Owen mengkritik dan menganalisis pernyataan keyakinan dari laporan shortlisted pada tahun 2002 Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) Inggris dan Skema Penghargaan Pelaporan Berkelanjutan Eropa. Mereka melaporkan bahwa mereka ragu atas independensi dari pembentukan keyakinan dan juga terdapat juga kendali manajemen dalam tingkat yang besar atas proses terbentuknya keyakinan.

5. OTHER NON-FINANCIAL ACCOUNTING AND REPORTING ISSUES a. Akuntansi Air

Akuntansi air saat ini sedang dikembangkan oleh Dewan Standar Akuntansi Air (WASB) di Australia, dengan proyek serupa di berbagai tahap pengembangan di tempat lain. Para WASB merilis edisi pertama kerangka konseptual akuntansi air (WACF) dan awal standar akuntansi di Australia air (PAWAS) pada tahun 2009. Para WACF dan PAWAS mengatur penyusunan dan penyajian laporan umum tujuan air akuntansi (GPWARs) oleh badan tertentu. Para GPWARs dirancang untuk pengambilan keputusan oleh pengguna dimana tidak dapat memerintah informasi air miliknya sendiri dari bebrapa entitas. Tujuan utama dari proyek akuntansi air adalah untuk memiliki sistem akuntansi dan pelaporan yang akan menginformasikan keputusan tentang alokasi sumber daya air dan meningkatkan kepercayaan publik serta investor tentang

(8)

pengelolaan air di Australia. National Water Account (NWA) yang jatuh tempo pada tahun 2010, setelah diuji lebih jauh dan umpan balik, PAWAS diharapkan dapat dikembangkan dan dirilis sebagai Standar Akuntansi Air Australia (AWA). Tujuan WASB tentang pengembangan standar akuntansi air dan prosedur untuk memfasilitasi dalam pengambilan keputusan oleh berbagai pengguna yang peduli tentang distribusi, sumber manajemen, dan penggunaan air adalah sama dengan tujuan penyusun standar akuntansi keuangan. WASB telah menggunakan kerangka konseptual akuntansi keuangan dan proses pengaturan standar untuk mendukung pengembangan akuntansi air. WACF didasarkan pada model standar akuntansi keuangan dan berkaitan dengan tujuan dan isi laporan akuntansi air. WACF mengatur tujuan laporan akuntansi air tujuan; entitas pelaporan, karakteristik kualitatif dari informasi yang dilaporkan, unsur- unsur dari laporan-laporan ketika elemennya diakui dalam tujuan umum laporan akuntansi air dan bagaimana mengukurnya, serta pengungkapan kepatuhan dan jaminan. Sistem akuntansi air diadopsi oleh WASB adalah sistem akrual di mana laporan entitas untuk air akan meliputi:

a. Pernyataan Arus Air fisik;

b. Pernyataan Air Aktiva dan Kewajiban Air;

c. Pernyataan Perubahan Aktiva Air dan Air Kewajiban;

d. Pengungkapan Catatan;

e. Pernyataan Kepatuhan, dan f. Pernyataan Jaminan.

Penerapan tujuan bahwa laporan untuk memberikan informasi untuk pengambilan keputusan telah membutuhkan pengembangan laporan pada definisi elemen dari laporan-laporan, seperti air aktiva, kewajiban dan perubahan aktiva dan kewajiban air.

Sebagai contoh, kerangka konseptual mendefinisikan aset air sebagai berikut: 'Aset Air adalah air, atau hak-hak atau klaim lain untuk air, dimana pelaporan air oleh entitas atau ditahan, atau untuk entitas pelapor air memiliki tanggung jawab manajemen air, dan dari mana seorang individu atau organisasi yang merupakan entitas pelaporan air,atau grup pemangku kepentingan badan air fisik, memperoleh manfaat masa depan'.

b. Akuntansi Air vs Akuntansi Emisi Gas Rumah Kaca (GGP)

(9)

Satu perbedaan kunci antara standar akuntansi air dan standar GGP adalah penekanan sebelumnya atas akuntansi untuk saham dan arus air yang menggunakan proses akrual.

Pendekatan pengukuran akuntansi air berasal dari adopsi esplisit atas tujuan untuk menghasilkan informasi untuk membantu pengambilan keputusan, yang merupakan tujuan yang sama dengan kerangka konseptual akuntansi keuangan. GGP menyediakan standar untuk memandu perusahaan dalam mempersiapkan persediaan gas rumah kaca yang menyajikan suatu akun kebenaran dan adil atas emisinya, dan menekankan karakteristik kualitatif atas relevansi, kelengkapan, konsistensi, transparansi, dan akurasi. Namun, standar GGP dirancang untuk membantu perusahaan dalam mengukur dan melaporkan keputusan, bukan untuk memastikan bahwa semua informasi yang diperlukan oleh stakeholder eksternal dalam pengambilan keputusan mereka disediakan dalam bentuk yang mereka inginkan. Meskipun informasi disajikan di bawah standar GGP, informasi yang disajikan tidak lengkap dan berupa perkiraan. Informasi yang dihasilkan tidak menyediakan penggunaan akuntansi akrual atas aktivitas prusahaan terhadap persediaan gas rumah kaca di lingkungan, dengan pelaporan terbatas atas emisi tidak langsung, dan masalah pengukuran dibuat dengan pendekatan faktor emisi.

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Mata Kuliah : Dalam mata kuliah ini, mahasiswa difasilitasi untuk mengkaji isu-isu terkini dalam pendidikan matematika dan menggunakan pengetahuan yang dikembangkan

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan peran internal audit mempengaruhi

CP Mata Kuliah (CPMK) Mahasiswa setelah menempuh kuliah ini diharapkan dapat memiliki pemahaman yang kuat mengenai teori dan konsep dasar akuntansi pada organisasi publik

Implementasi manajemen strategi berisi tentang isu-isu Pemasaran, Keuangan atau Akuntansi, Litbang, dan Sistem Informasi Manajemen yang dapat mempengaruhi

DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH Mata kuliah ini memberi pengetetahuan mengenai Teori-teori sosiologi, perspektif sosiologi, sosialisasi, interaksi sosial, kelompok-kelompok sosial,

Rps Pengantar Akuntansi berisikan mengenai Capaian Pembelajaran Prodi, Capaian Pembelajaran Mata Kuliah materi dan

Manajemen isu dan krisis Membuat proposal mengenai isu manajemen dan krirs Tentukan isu yang sedang terkini Sebagai manajemen isu, harus riset isu, bahwa isu masuk ke jenis isu apa On

Makalah ini membahas tentang kasus aliran dana Bank Century, yang menyoroti isu-isu akuntansi sektor publik di