• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip dan Peraturan

N/A
N/A
Tia Inspirasi Bisnis

Academic year: 2023

Membagikan " Prinsip dan Peraturan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

SELAMAT DATANG

PARA PESERTA SEMINAR

1

(2)

Oleh :

Dr. SYAFRIAL BAKRI, S.E., S.H., M.H., CPCLE.

“APAKAH DEBT COLLECTOR BOLEH MENGAMBIL KENDARAAN DEBITUR / NASABAH. SETELAH ADANYA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 18/PUU.XVII

TAHUN 2019”

(3)

Skema Perjanjian yang melahirkan Fidusia :

Perjanjian Jual Beli Perjanjian Bersyarat

Perjanjian utang-piutang dengan jaminan Perjanjian bersyarat

- Perjanjian utang-piutang dengan jaminan oleh karena itu perjanjian jaminan harus di pisahkan dengan perjanjian utang-piutang.

- Perjanjian jaminan perjanjian bersyarat bahwa konsumen akan menjual jaminan yang hasilnya digunakan untuk pelunasan. Syaratnya kemacetan kredit.

- Tidak ada klausula perpindahan hak milik.

- Eksekusi adalah penjualan barang jaminan.

Konsumen Dealer Lembaga

Pembiayaan

(4)

1. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

2. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia

3. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Jenis dan Tarif

atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian hukum dan hak asasi manusia

4. Keputusan Presiden Nomor 139 Tahun 2000 tentang Pembentukan Kantor Pendaftaran Fidusia di setiap Propinsi di Wilayah

5. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 130/PMK.010/2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan yang melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia 7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 8 Tahun

2013 tanggal 5 Maret 2013 tentang Pendelegasian Penandatanganan Sertifikat Jaminan Fidusia Secara Elektronik

DASAR HUKUM

(5)

7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: 9 Tahun 2013 tanggal 5 Maret 2013 tentang Pemberlakuan Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik

8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: 10 tahun 2013 tanggal 5 Maret 2013 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Secara Elektronik

Lanjutan

(6)

 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

 Pengertian

 Asas-Asas

 Obyek Jaminan Fidusia

 Pembeban, Pendaftaran Pengalihan, dan Hapusnya Jaminan Fidusia

 Hak Mendahului

 Eksekusi Jaminan Fidusia

 Ketentuan Pidana

 Ketentuan Peralihan

 Ketentuan Penutup

HUKUM FIDUSIA

(7)

Pengertian Fidusia

fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda (Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia).

Pengalihan Hak Kepemilikan;

Suatu benda;

Atas dasar kepercayaan;

Dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.

pasal 1 ayat (1)

(8)

8

JAMINAN KEBENDAAN

GADAI FIDUSIA

OBYEK GADAI DALAM PENGUASAAN

KRIDITUR

OBYEK HYPOTIK BENDA TETAP

TIDAK BERGERAK

OBYEK FIDUSIA TETAP DAAM PENGUASAAN

DEBITUR

HYPOTIK

(9)

Yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia

Yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima fidusia terhadap kreditur lainnya

Hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak

khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani

hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam UU No.4 tahun 1996 tentang hak tanggungan.

JAMINAN FIDUSIA

Sebagai agunan bagi pelunasan hutang tertentu.

(10)

OBYEK JAMINAN FIDUSIA

OBYEK JAMINAN

FIDUSIA

Bergerak

Berwujud

Tak berwujud

Satu benda tertentu

Tertentu berdasarkan

jenis

Piutang

Telah ada

Tidak bergerak

Khususnya tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam UU No 4 tahun

1996 tentang hak tanggungan

Benda Akan

ada

(11)

ASAS-ASAS

1. Bahwa kreditur penerima fidusia merupakan kreditur yang diutamakan dibandingkan dengan kreditur-kreditur lainnya

2. Jaminan fidusia tetap mengikuti benda yang menjadi obyek jaminan fidusia dalam tangan siapapun benda tersebut berada 3. Asas Asesoritas bahwa perjanjian fidusia merupakan perjanjian

ikutan dari perjanjian utama/pokok, yaitu perjanjian hutang piutang

4. Asas Kontijen, Jaminan Fidusia dapat diletakan atas hutang yang baru akan ada

5. Asas bahwa jaminan fidusia dapat dibebankan terhadap benda yang akan ada

6. Asas pemindahan horisontal bahwa jaminan fidusia dapat dibebankan terhadap bangunan/rumah yang terdapat diatas tanah Hak Pakai

7. Asas Publikasi jaminan fidusia wajib didaftar di Kantor Pendaftaran Fidusia ( pasal 11)

8. Pendaftaran benda yang dibebani Jaminan Fidusia dilaksanakan ditempat kedudukan pemberi fidusia

9. Pemberi Jaminan Fidusia yang telah menguasasi benda jaminan harus mempunyai iktikad baik (tidak memindah tangankan, menyewakan, menjual)

(12)

PEMBEBANAN, PENDAFTARAN, PENGALIHAN, DANHAPUSNYA JAMINAN

FIDUSIA

PEMBEBANAN

BENDA ATAU PIUTANG

DENGAN AKTA

NOTARIS AKTA JAMINAN FIDUSIA

1. Identitas pemberi dan penerima

2. Tanggal, Nomor Akta Jaminan Fidusia, Tempat kedudukan Notaris

3. Perjanjian Pokok

4. Uraian Obyek Jaminan 5. Nilai obyek jaminan

(13)

Pasal 11

1.Benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia wajib didaftarkan

2.Dalam hal benda yang dibebani dengan jaminan fidusia berada diluar wilayah Negara Republik Indonesia kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tetap berlaku.

Pasal 12

Ayat (1) Pendaftaran Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia

PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA

(14)

MEKANISME PENDAFTARAN

PENDAFTARAN

PENERIMA FIDUSIA

KANTOR PENDAFTARAN

FIDUSIA

(PP N0. 21 TAHUN 2015)

SERTIFIKAT JAMINAN

FIDUSIA

(15)

1. Penerapan Asas Publisitas 2. Menjamin Kepastian Hukum

3. Merubah bentuk perjanjian keorangan menjadi perjanjian kebendaan, sehingga menjamin Hak Preferen Kreditur

(didahulukan) dari kreditur lainnya

TUJUAN PENDAFTARAN

(16)

SURAT PERMOHONAN YANG DIAJUKAN KEPADA MENTERI MELALUI KANTOR PENDAFTARAN FIDUSIA

PENDAFTARAN DILAKSANAKAN DITEMPAT KEDUDUKAN PEMBERI FIDUSIA

DIAJUKAN OLEH PENERIMA FIDUSIA, KUASA ATAU WAKILNYA

DENGAN MELAMPIRKAN PERNYATAAN PENDAFTARAN

DIKENAKAN BIAYA YANG DITETAPKAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAH SEBAGAI PNBP

PERMOHONAN PENDAFTARAN DILAMPIRI:

- SALINAN AKTA NOTARIS TTG PEMBEBANAN JAMINAN FIDUSIA - SURAT KUASA /PENDELEGASIAN WEWENANG UTK MELAKUKAN PENDAFTARAN

- BUKTI PEMBAYARAN PNBP

TATA CARA PENDAFTARAN

JAMINAN FIDUSIA

(17)

 PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA OLEH PEMOHON

 MENGISI APLIKASI SECARA ELEKTRONIK

 WAKTU JAUH LEBIH EFISIEN

 BIAYA MURAH

SISTEM ELEKTRONIK

(18)

1. Surat Keterangan Lunas, pelepasan hak atau musnahnya obyek Jaminan Fidusia

2. Sertifikat Jaminan Fidusia

3. Bukti pembayaran biaya penghapusan/PNBP 4. Kantor Pendaftaran menerbitkan surat

keterangan , sertifikat Jaminan Fidusia tidak berlaku lagi

PENGHAPUSAN

(19)

PENGALIHAN

Dg Akta Otentik/Bawah

Tangan

Beralihnya demi hukum seluruh hak

dan kewajiban kepada kreditor

baru

Prinsip Droit De Suit

KREDITU R

CESIE

(Pengalihan Hak Atas Piutang)

DEBITUR

Menjual/

Menyewa kan

Benda Persediaan

Bukan Benda Persediaan

Penerima Fidusia Tdk menangung kewajiban atas akibat tindakan atau

perbuatan melanggar hukum

Mobil,Mesi n Prodiksi,

Rumah

(20)

EKSEKUSI

JAMINAN FIDUSIA

DEBITUR CIDERA

JANJI

EKSEKUSI

PELAKSANAAN TITEL

EKSEKUTORIAL

PELELANGAN UMUM

PENJUALAN DI BAWAH TANGAN

(21)

Pasal 30

 Pemberi Fidusia wajib menyerahkan Benda yang menjadi Objek Jaminan Fidusia dalam rangka pelaksanaan Eksekusi jaminan Fidusia

Pasal 32 dan 33

 Pelaksanaan Eksekusi yang tidak sesuai dengan dengan Pasal 29 (titel eksekutorial, pelelangan umum, penjualan bawah tangan) dan Pasal 31 (Bursa) BATAL DEMI HUKUM

 Setiap janji yang memberikan kewenagan

kepada Penerima Fidusia untuk memiliki Benda

yang menjadi objek Jaminan Fidusia apabila

Debitor janji, BATAL DEMI HUKUM

(22)

Pasal 34

 Dalam hal hasil eksekusi melebihi nilai penjaminan, Penerima Fidusia wajib

mengembalikan kelebihan tsb kepada Pemberi Fidusia.

 Apabila hasil eksekusi tidak mencukupi untuk

pelunasan utang, debitor tetap bertanggung

jawab atas utang yang belum terbayar.

(23)

KETENTUA N PIDANA

Pasal 35

Setiap orang yang dengan sengaja memasulkan, mengubah, menghilangkan, atau dengan cara apapun memberikan keterangan secara menyesatkan, yang jika hal tersebut diketahui oleh salah satu pihak tdk melahirkan perjanjian Jaminan Fidusia

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun dan denda paling

sedikit Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan

paling banyak

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah)

Pasal 36

Pemberi fidusia yang mengalihkan, menggadaikan, atau menyewakan Benda yg menjadi obyek Jaminan Fidusia sebagaimna dimaksud dlm Pasal 23 ayat (2) yg dilakukan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari penerima fidusia

Dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda

paling banyak

Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)

(24)

Akibat hukum terbitnya Putusan MK No.

18/PUU-XVII/2019 Terhadap kewenangan lembaga peradilan dalam memutuskan eksekusi jaminan fidusia

AMAR PUTUSAN

Mengadili :

1.Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk sebagian;

2.Menyatakan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3889) sepanjang frasa

“kekuatan eksekutorial” dan frasa “sama dengan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap” bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai “terhadap jaminan fidusia yang tidak ada kesepakatan tentang cidera janji (wanprestasi) dan debitur keberatan menyerahkan secara sukarela objek yang menjadi jaminan fidusia, maka segala mekanisme dan prosedur hukum dalam pelaksanaan eksekusi Sertifikat Jaminan Fidusia harus dilakukan dan berlaku sama dengan pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap”;

(25)

3. Menyatakan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3889) sepanjang frasa “cidera janji”

bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai bahwa “adanya cidera janji tidak ditentukan secara sepihak oleh kreditur melainkan atas dasar kesepakatan antara kreditur dengan debitur atau atas dasar upaya hukum yang menentukan telah terjadinya cidera janji”.

4. Menyatakan Penjelasan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3889) sepanjang frasa “kekuatan eksekutorial” bertentangan dengan UUD NKRI Tahun 1945 dan -

LANJUTAN

(26)

LANJUTAN

tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai “terhadap jaminan fidusia yang tidak ada kesepakatan tentang cidera janji dan debitur keberatan menyerahkan secara sukarela objek yang menjadi jaminan fidusia, maka segala mekanisme dan prosedur hukum dalam pelaksanaan eksekusi Sertifikat Jaminan Fidusia harus dilakukan dan berlaku sama dengan pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap”;

4.Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya;

5.Menolak permohonan para Pemohon untuk selain dan selebihnya.

(27)

kekuatan eksekutorial dalam Pasal 15 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia pasca terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 adalah perusahaan pembiayaan tidak dibenarkan lagi untuk melakukan eksekusi terhadap objek barang yang dijaminkan, meskipun terdapat nilai eksekutorial yang dianggap sama dengan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Namun, Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut tidak memberikan terobosan hukum yang secara fundamental merubah prinsip Jaminan Fidusia. Mahkamah Konstitusi hanya merumuskan solusi praktik terkait pelaksanaan eksekusi, ketika Jaminan Fidusia tidak secara jelas menyepakati cidera janji dan debitur keberatan menyerahkan barang jaminan secara sukarela.

LANJUTAN

(28)

C

A B

PERKAP No. 8 Tahun 2011

F G D

E

Keterangan :

C. - Konsumen pinjam uang, perjanjian jaminan perjanjian bersyarat, konsumen menjual jaminan terjadi karena peristiwa macet kredit.

- Somasi terpenuhi, syarat terpenuhi sehingga tidak ada pihak lain didalam melakukan penyitaan.

D. Adanya perjanjian kerjasama antara lembaga pembiayaan dengan PT. Penagihan.

E. PT. Penagihan memberi tugas kepada debt collector.

F. Debt Collector mengambil unit dari konsumen dengan berbagai macam cara, kadang menggunakan kekerasan (PMH).

G. Semestinya Eksekusi didampingi oleh kepolisian.

Lembaga Pembiayaan Dealer

PT. Penagihan (debt collector)

SPPI Konsumen

Skema kedudukan PT. Penagihan dan debt

collector

(29)

Pendaftaran Jaminan Fidusia (PP No 10/2015)

Nilai Penjaminan Per Akta Tarif

sampai dengan Rp50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah) Rp. 50.000 di Atas Rp50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah) sampai

denganRp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah) Rp. 100.000 di Atas Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah) sampai

dengan Rp250.000.000,00 (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah)

Rp. 200.000

di Atas Rp250.000.000,00 (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) sampai dengan Rp500.000.000,00 (Lima Ratus Juta

Rupiah)

Rp. 400.000

di Atas Rp500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah) sampai

dengan Rp1.000.000.000,00 (Satu Miliar Rupiah) Rp. 800.000 di Atas Rp1.000.000.000,00 (Satu Milyar Rupiah) sampai

dengan Rp100.000.000.000,00(Seratus Miliar Rupiah) Rp. 1.600.000 di Atas Rp100.000.000.000,00 (Seratus Miliar Rupiah)

sampai dengan Rp500.000.000.000,00 (Lima Ratus Miliar Rupiah).

Rp. 3.200.000

di Atas Rp500.000.000.000,00 (Lima Ratus Miliar Rupiah) sampai dengan Rp1.000.000.000.000,00 (Satu Triliun

Rupiah)

Rp. 6.400.000

di Atas Rp1.000.000.000.000,00 (Satu Triliun Rupiah) Rp. 12.800.000

(30)

WASSALAM..

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen ini membahas tentang peran perpustakaan di sekolah dan persyaratan perpustakaan berdasarkan peraturan

Dokumen ini membahas tentang prinsip akuntansi berdasarkan dasar

Dokumen ini membahas tentang prinsip, kewajiban, dan sanksi bagi guru, serta beberapa konsep terkait dengan

Dokumen ini membahas tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam bidang kesehatan di Kab/Kota berdasarkan peraturan

Dokumen ini membahas tentang pentingnya nilai-nilai dasar ASN di pemerintah

Dokumen ini membahas tentang proses pembuatan peraturan

Dokumen ini membahas tentang kewajiban dan tanggung jawab finansial yang dilakukan oleh debitur dalam memenuhi janji yang telah