• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jangan menyerah, karena sesungguhnya pertolongan Allah Swt. akan selalu ada bagi orang-orang yang ingin berusaha,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jangan menyerah, karena sesungguhnya pertolongan Allah Swt. akan selalu ada bagi orang-orang yang ingin berusaha, "

Copied!
96
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh patologi sosial pada siswa SMP Negeri 5 Pattallassang. Berdasarkan konsep tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang “patologi sosial (studi kasus pada siswa SMPN 5 Pattallassang Kab.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi lembaga pendidikan khususnya SMP Negeri 5 Pattallassang dan lembaga pendidikan negeri dalam menangani kejahatan remaja, selain itu juga dapat dijadikan masukan bagi lembaga sekolah untuk meningkatkan pendidikan karakter. . sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku, sehingga tidak terjadi kemerosotan moral.

Defenisi Operasional

Kajian Konsep

Konsep Patologi Sosial a. Definisi Patoligi Sosial

Perilaku menyimpang di zaman modern ini disebabkan oleh berbagai kesenjangan sosial yang disebut dengan penyakit sosial atau patologi sosial. Ada empat jenis patologi sosial yang tercermin dalam album Plur, yaitu perjudian, korupsi, kriminalitas, prostitusi. D.

Kenakalan Remaja

Nuqul (2008) berjudul “Pesantren Sebagai Loka Akhlak, Optimalisasi Sumber Daya Pondok Pesantren Tanggulangi Kenakalan Remaja”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahas tentang kenakalan remaja serta terdapat perbedaan fokus dan lokasi penelitian. 2012) yang berjudul 'Hubungan Tingkat Pengendalian Diri Dengan Kecenderungan Perilaku Delinkuen Remaja'. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara tingkat pengendalian diri dengan kecenderungan perilaku nakal remaja. 2013) yang berjudul “Hubungan Tingkat Religiusitas Dengan Perilaku Kenakalan Remaja Pada Remaja Awal”.

Dengan adanya penelitian ini kami ingin mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku nakal remaja pada masa remaja awal. Alat pengumpul data adalah angket tingkat religiusitas dan perilaku nakal remaja yang diujikan terlebih dahulu kepada 34 siswa SMP.

Landasan Teori

Sedangkan penelitian saya lebih fokus pada bagaimana penyakit sosial terjadi pada pelajar, khususnya remaja. Dalam kenyataan sehari-hari, tidak semua orang bertindak berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat disebut dengan perilaku menyimpang.

Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang tidak mematuhi norma atau nilai masyarakat, maka disebut penyimpangan (deviance), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan tersebut disebut menyimpang. Sedangkan penyimpangan negatif berarti perbuatan pelaku berkaitan dengan nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan berakibat buruk sehingga dapat mengganggu sistem sosial.

Kerangka Pikir

Pengaruh lingkungan bermain 2. Permasalahan ekonomi

Perkembangan zaman semakin modern

Rendahnya peran keluarga

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa perkataan orang secara tertulis atau lisan dan perilaku yang dapat diamati. Studi kasus merupakan suatu metode pengumpulan data secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan psikis individu guna mencapai pemahaman yang mendalam dan komprehensif, yaitu untuk menggali dan mendeskripsikan berbagai kasus terkait patologi sosial pada kenakalan remaja yang saat ini masih menjadi permasalahan. . dan diskusi antar masyarakat untuk menghasilkan konsep atau solusi terkait fenomena yang terjadi di SMP Negeri 5 Pattallassang Kab.

Informan Penelitian

Informan ahli adalah orang yang merupakan salah satu penanggung jawab sekolah yaitu kepala sekolah yang berjumlah 1 orang. Informan tambahan adalah orang-orang di lingkungan sekolah yaitu 2 orang staf sekolah.

Fokus Penelitian

Instrument Penelitian

Informan sendiri merupakan pusat informasi yang langsung mencari informasi yang diperlukan. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri atau human instrument, karena hanya peneliti yang mempunyai rasa ingin tahu dan kemampuan untuk menggali informasi atau data yang berkaitan dengan masalah penelitian. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi, yaitu sejauh mana kesiapan peneliti untuk melakukan penelitian di lapangan.

Validasi peneliti sebagai instrumen meliputi validasi pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan bidang yang diteliti, kesediaan peneliti untuk masuk ke objek penelitian, baik secara akademis maupun logistik. Kemudian yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui penilaian diri sejauh mana pemahamannya terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan pemahaman terhadap bidang yang diteliti, serta fasilitas untuk memasuki lapangan.

Data dan Sumber Data

Data sekunder diperoleh dari sumber pendukung lokasi penelitian yaitu dokumen dan statistik, buku, majalah, surat kabar dan informasi lain yang berkaitan dengan objek penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh data akurat mengenai data terkait makna agama bagi generasi milenial. Reduksi Data (Data Reduction), seluruh data yang diperoleh di lapangan akan ditulis dalam bentuk uraian yang lengkap dan banyak. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hasil wawancara dan observasi.

Untuk mengembangkan keabsahan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengembangan yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik triangulasi. Suatu teknik yang menggunakan pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data dari sumber yang sama.

EtikaPeneliti

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang memadukan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Pada hakikatnya penelitian akan menghasilkan keterbukaan informasi individu, termasuk informasi pribadi, sehingga peneliti dapat memperhatikan hak-hak dasar tersebut. Penelitian dilakukan dengan kejujuran, kepedulian, profesionalisme dan kemanusiaan serta memperhatikan faktor akurasi, ketepatan waktu, ketepatan waktu, keintiman, psikologis dan perasaan keagamaan subjek penelitian.

Peneliti mempertimbangkan aspek keadilan dan subjek untuk mendapat perlakuan yang sama sebelum, selama dan setelah berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti melakukan penelitian berdasarkan prosedur penelitian untuk memperoleh hasil yang bermanfaat bagi subjek penelitian dan menggeneralisasi dampak buruk terhadap subjek uji.

Sejarah SMP Negeri 5 Pattallassang

Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 1.883,32 km² atau setara dengan 3,1% luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten yang terletak di bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan ini berbatasan dengan 7 kabupaten/kota lainnya, yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.

Wilayah Kabupaten Gowa terbagi menjadi 18 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan akhir sebanyak 169 dan 726 dusun/lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar terdiri dari dataran tinggi berbukit-bukit sekitar 72,26% dan meliputi 9 kecamatan yaitu kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Kuncio Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu.

Keadaan Sosial

SMP Negeri 5 Pattallassang terletak di Dusun Moncongloe Kecamatan Pattallassang Jalan Poros Pattallassang Kabupaten Gowa, lokasi sekolah ini luas tanah 6250 M2 dan luas bangunan 336 M2. Terlihat ia tetap diterima oleh warga sekolah dan warga disana selama melaksanakan penelitian. Peneliti berpendapat kehidupan di SMP Negeri 5 Pattallassang nyaman, hubungan kekeluargaan sangat erat dan ada gotong royong.

Jika kita berbicara tentang tujuan pendidikan khususnya tujuan pendidikan di SMP Negeri 5 Pattallassang tentunya kita akan berbicara tentang visi dan misi SMP Negeri 5 Pattallassang. Visi dan misi merupakan kebutuhan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sekolah, dengan harapan agar visi dan misi sekolah dapat dijadikan pedoman dalam seluruh kegiatan proses pembelajaran baik akademik maupun non akademik.

Tabel 4.1 Jumlah data siswa SMP Negeri 5 Pattallassang
Tabel 4.1 Jumlah data siswa SMP Negeri 5 Pattallassang

Hasil Penelitian

  • Faktor Penyebab terjadinya Patologi Sosial pada Siswa di SMPN 5 Pattallassang
  • Dampak Patologi Sosial pada Siswa di SMPN 5 Pattallassang
  • Tindak kriminal pada siswa
  • Merusak nilai dan norma dalam lingkungan sekolah dan masyarakat Nilai dan norma yang berlaku pada lingkungan sekolah maupun masyarakat
  • Usaha untuk memperbaiki
  • Rasa takut atau efek jera kepada siswa
  • Upaya Mengatasi Patologi Sosial Siswa di SMPN 5 Pattallassang

Jadi patologi sosial siswa SMPN 5 Pattallassang dalam hal ini belum teratasi sepenuhnya karena adanya penyimpangan sosial. Itu ditularkan oleh Ny. SH (46 tahun) selaku wakil kepala SMPN 5 Pattallassang menyatakan hal itu. Itu ditularkan oleh Ny. K (35 tahun) selaku guru SMPN 5 Pattallassang menyatakan hal tersebut.

Hal tersebut disampaikan MJ (14 tahun) selaku siswa SMPN 5 Pattallassang, ujarnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Ibu SH (46 tahun) selaku wakil kepala sekolah SMPN 5, Pattallassang.

Pembahasan

Patologi Sosial pada Siswa di SMPN 5 Pattallassang

Berdasarkan hasil observasi yang ditemukan peneliti di lapangan, memang benar bahwa upaya sekolah dalam mengatasi patologi sosial di SMPN 5 Pattallassang selalu menjadi fokus utama sekolah, terutama pendekatan terhadap siswa yang sering melakukan pelanggaran dan terus-menerus memberi. panduan. siswa dalam kegiatan keagamaan di luar lingkungan sekolah dan komunikasi. Hubungan baik dengan orang tua siswa tetap terjaga dengan baik.” Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi diatas, upaya penanggulangan patologi sosial siswa di SMPN 5 Pattallassang sudah sangat baik, hal ini terlihat pada peraturan sekolah. dan pendekatan khusus yang dilakukan oleh tenaga pengajar terhadap siswa yang sering melakukan pelanggaran Hal ini didukung dengan teori asosiasi diferensial dari Edwin H Suterland, dimana teori ini menjelaskan bahwa perbedaan pergaulan cenderung membentuk perbedaan kepribadian manusia yang berbeda dalam interaksi kelompok, tumbuh kembangnya. seseorang dalam interaksi kelompok yang melakukan pelanggaran karena individu atau dalam hal ini remaja yang bersangkutan menyetujui pola perilaku yang melanggar hukum dibandingkan dengan pola perilaku normal lainnya, dan sikap menyetujui atau terhadap salah satu pola perilaku tertentu yang berbeda. asosiasi memilih melalui proses pembelajaran dari hubungan yang paling intim dengan komunikasi langsung, serta memprioritaskan perilaku kelompok atau individu yang diidentifikasi sebagai miliknya.

Dampak Patologi Sosial pada Siswa di SMPN 5 Pattallassang

Patologi sosial yang ada di SMPN 5 Pattallassang dapat dikatakan membawa dampak buruk bagi semua kalangan, walaupun berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulanginya, namun tetap saja terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa yang disebabkan oleh penyimpangan sosial yang terjadi. Oleh karena itu, dalam menghadapi patologi sosial pada siswa SMPN 5 Pattallassang perlu dilakukan pembahasan untuk mencari solusi yang paling efektif untuk melahirkan generasi baru yang berakhlak mulia. Upaya Mengatasi Patologi Sosial Siswa SMPN 5 Pattallassang Semua itu terjadi baik di lingkungan keluarga maupun.

Upaya dalam Mengatasi Patologi Sosial Siswa di SMPN 5 Pattallassang Segala sesuatu yang terjadi baik itu di lingkungan keluarga maupun

66 generasi muda atau pelajar menimbulkan penyimpangan sosial yang merugikan banyak orang, bahkan tenaga pengajar yang ada pun bisa mengendalikannya, namun di era perkembangan yang semakin canggih ini, teknologi semakin menawarkan berbagai elemen yang bisa diikuti dan diterapkan oleh pelajar dalam kehidupan sehari-hari. . Hari ini seperti menjadi pola di hampir semua kalangan karena patologi sosial yang terjadi. Upaya penanggulangan patologi sosial siswa di SMPN 5 Pattallassang sudah sangat baik, hal ini terlihat dari peraturan sekolah dan pendekatan khusus yang dilakukan oleh tenaga pengajar terhadap siswa yang sering melakukan pelanggaran.

Simpulan

Simuh 2002, Islam dan Hegemoni Sosial: Islam Tradisional dan Perubahan Sosial, Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, hal.6. Apakah menurut Anda aturan yang diterapkan di SMP Negeri 5 Pattallassang dapat mengatasi patologi sosial? Selain peraturan yang sudah ada, menurut Anda apa yang harus dilakukan sekolah untuk mencegah kejahatan remaja?

Sebagai siswa apa yang perlu dilakukan dalam lingkup SMP Negeri 5 Pattallassang agar tidak melakukan pelanggaran untuk menjadi siswa yang bermoral. Deskripsi: Peneliti mewawancarai wakil kepala sekolah tentang situasi siswa di sekolah berdasarkan pedoman wawancara.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Tabel 4.1 Jumlah data siswa SMP Negeri 5 Pattallassang
Tabel 4.3 Jumlah data Staf SMP Negeri 5 Pattallassang
Tabel 5.1 Data siswa yang melakukan pelanggaran

Referensi

Dokumen terkait

Kekerasan dalam pacaran dapat terjadi karena adanya pengaruh dari lingkungan sosial seperti lingkungan pertemanan dan dapat juga terjadi dalam lingkungan keluarga yang