• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menemukan Kearifan Lokal dalam Pembelajaran

N/A
N/A
Ayu Almasari

Academic year: 2023

Membagikan " Menemukan Kearifan Lokal dalam Pembelajaran"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : AYU ALMASARI NIM : A1G121005

KELAS : V.A

MATA KULIAH : ETNO PEDAGOGIK SOAL

1. Jelaskan tujuan dari mata kuliah etno pedagogic untuk mahasiswa PGSD sesuai kurikulum 2013

2. Bagaimana cara-cara menanamkan nilai-nilai kearifan lokal pada anak SD sesuai kurikulum K13

3. Apa saja kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam mata kuliah etno pedagogik 4. Sebutkan 3 ciri kearifan lokal yang perlu di pertahankan

5. Jelaskan kaitan antara etno pedagogic dengan pembelajaran IPA yang berbasis kearifan lokal dan budaya.

JAWABAN :

1. Mata kuliah etno pedagogic dalam kurikulum 2013 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada mahasiswa mengenai pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai dengan budaya dan konteks sosial siswa di sekolah dasar. Tujuan utama dari mata kuliah ini adalah:

a. Mengembangkan pemahaman tentang keragaman budaya dan sosial siswa:

Mahasiswa PGSD diajarkan untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya, latar belakang sosial, dan konteks kehidupan siswa mereka. Ini membantu mereka merancang pembelajaran yang relevan dan inklusif.

b. Mengintegrasikan budaya dalam proses pembelajaran: Mata kuliah ini

mengajarkan cara mengintegrasikan unsur-unsur budaya dan konteks sosial siswa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Mahasiswa belajar untuk membuat pengalaman pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna bagi siswa mereka.

c. Meningkatkan kemampuan mengajar dengan pendekatan etnopedagogi:

Mahasiswa diajarkan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan budaya dan latar belakang siswa mereka. Mereka belajar untuk merancang kurikulum yang responsif terhadap perbedaan budaya dan mengelola kelas dengan lebih efektif.

d. Mempromosikan pembelajaran inklusif: Mata kuliah ini juga berfokus pada bagaimana menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif di mana semua siswa, tanpa memandang latar belakang mereka, dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Singkatnya, tujuan dari mata kuliah etno pedagogic dalam kurikulum 2013 PGSD adalah untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi guru yang mampu memahami dan merespons kebutuhan siswa mereka dengan mempertimbangkan budaya dan konteks sosial mereka.

(2)

2. Pengenalan dan penanaman nilai-nilai kearifan lokal pada anak Sekolah Dasar (SD) sesuai Kurikulum 2013 (K13) dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti berikut:

a. Menggunakan Bahan Ajar Lokal: Guru dapat menggunakan buku-buku teks, cerita, atau materi pelajaran yang mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal dan tradisi setempat.

b. Mengundang Tokoh Lokal: Guru dapat mengundang tokoh-tokoh lokal, seperti pemimpin masyarakat atau tokoh agama, untuk berbicara di kelas dan berbagi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

c. Menyelenggarakan Kegiatan Lokal: Mendorong siswa untuk mengikuti kegiatan- kegiatan lokal, seperti festival atau upacara adat, dapat membantu mereka lebih memahami dan menghargai kearifan lokal.

d. Proyek Penelitian Lokal: Mengajak siswa untuk melakukan proyek penelitian kecil yang berkaitan dengan kearifan lokal, seperti mempelajari tradisi lokal atau

mengumpulkan cerita rakyat, dapat menjadi pengalaman belajar yang sangat berharga.

e. Menggunakan Kasus Lokal dalam Pembelajaran: Guru dapat menggunakan contoh kasus lokal dalam pembelajaran, misalnya, memahami bagaimana sistem irigasi lokal berfungsi atau bagaimana tata ruang desa mereka terbentuk.

f. Kerja Sama dengan Komunitas Lokal: Guru dapat menjalin kerja sama dengan komunitas lokal untuk mengadakan kunjungan lapangan atau proyek bersama yang menghubungkan siswa dengan nilai-nilai kearifan lokal.

Penting untuk memastikan bahwa pendekatan ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang kearifan lokal, tetapi juga menginspirasi siswa untuk menghargai, melestarikan, dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.

3. Dalam mata kuliah etno pedagogik, mahasiswa biasanya terlibat dalam berbagai kegiatan untuk memahami dan mengaplikasikan pendekatan etno pedagogik dalam

konteks pendidikan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam mata kuliah ini meliputi:

a. Pengamatan di Lapangan: Mahasiswa dapat melakukan pengamatan di sekolah- sekolah atau komunitas untuk mengidentifikasi perbedaan budaya dan konteks sosial siswa.

b. Studi Kasus Budaya Lokal: Mahasiswa mungkin diminta untuk menyelidiki dan menganalisis studi kasus terkait budaya lokal atau praktik pendidikan di daerah tertentu.

c. Penelitian dan Presentasi: Mahasiswa dapat melakukan penelitian tentang aspek- aspek budaya tertentu dan kemudian berbagi temuan mereka melalui presentasi kelas.

(3)

d. Pembuatan Materi Pembelajaran: Mahasiswa dapat merancang materi

pembelajaran yang memasukkan elemen-elemen budaya dan nilai-nilai lokal untuk digunakan dalam pengajaran.

e. Diskusi dan Debat: Diskusi kelas dan debat mengenai isu-isu etno pedagogik dapat membantu mahasiswa memahami beragam perspektif dan pendekatan.

f. Kunjungan ke Komunitas Lokal: Mahasiswa dapat mengunjungi komunitas lokal atau berinteraksi dengan tokoh-tokoh budaya setempat untuk memahami nilai-nilai dan praktik yang berlaku.

g. Pengembangan Kurikulum Responsif Budaya: Mahasiswa mungkin diminta untuk merancang atau merevisi kurikulum yang responsif terhadap budaya siswa.

Kegiatan-kegiatan ini membantu mahasiswa mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang etno pedagogik dan bagaimana mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran yang berfokus pada budaya dan konteks sosial siswa.

4. Berikut adalah tiga ciri kearifan lokal yang perlu dijaga:

a. Bahasa dan Sastra Tradisional: Bahasa dan sastra tradisional adalah ekspresi budaya yang kaya dan unik. Mempertahankan bahasa ibu dan sastra tradisional membantu menjaga identitas budaya, sejarah, dan nilai-nilai warisan leluhur.

b. Tradisi Pertanian Berkelanjutan: Di banyak komunitas lokal, terdapat sistem pertanian berkelanjutan yang telah digunakan selama berabad-abad. Cara-cara ini mencakup penggunaan varietas tanaman lokal, teknik pengelolaan lahan yang ramah lingkungan, dan siklus tanam panen yang telah terbukti efektif. Ini perlu dilestarikan untuk menjaga ketahanan pangan dan lingkungan.

c. Upacara Adat dan Ritual: Upacara adat dan ritual memiliki peran penting dalam memelihara identitas budaya dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat.

Mereka mencerminkan nilai-nilai, keyakinan, dan sejarah budaya. Pelestarian upacara adat dan ritual membantu melestarikan warisan budaya yang berharga.

Pelestarian ciri-ciri seperti bahasa dan sastra tradisional, praktik pertanian

berkelanjutan, serta upacara adat dan ritual adalah langkah penting dalam menjaga keanekaragaman budaya dan melestarikan identitas budaya lokal. Ini juga

mendukung keberlanjutan sosial, lingkungan, dan budaya masyarakat.

Adapun dari provinsi saya sendiri yaitu Sulawesi Tenggara, seperti daerah-daerah lain di Indonesia, memiliki kearifan lokal yang beragam dan perlu dipertahankan.

Beberapa ciri kearifan lokal yang perlu dijaga di Sulawesi Tenggara meliputi:

a. Tradisi Maritim: Sulawesi Tenggara memiliki budaya maritim yang kaya. Kearifan lokal terkait dengan pengelolaan sumber daya laut dan tradisi perikanan tradisional sangat penting untuk dilestarikan. Ini termasuk metode penangkapan ikan

berkelanjutan, seperti bagan tancap, serta upacara adat yang terkait dengan penangkapan ikan dan pelayaran.

b. Kearifan Budaya Suku Konawe dan Suku Buton: Sulawesi Tenggara memiliki beragam suku dan etnis, termasuk suku Konawe dan suku Buton. Kearifan lokal mereka, termasuk tradisi adat, musik, tarian, dan bahasa, merupakan aset budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan.

(4)

c. Penggunaan Bahasa Lokal: Bahasa-bahasa lokal di Sulawesi Tenggara adalah ciri penting dari kearifan lokal. Dalam era globalisasi, pelestarian dan penggunaan bahasa lokal sangat penting untuk mempertahankan identitas budaya dan tradisi lokal.

Pelestarian kearifan lokal ini adalah langkah penting dalam menjaga keragaman budaya dan memastikan bahwa nilai-nilai dan tradisi lokal tetap hidup dan berkembang di Sulawesi Tenggara.

5. Etno pedagogik memiliki kaitan erat dengan pembelajaran IPA yang berbasis kearifan lokal dan budaya karena melibatkan pemahaman dan penggunaan budaya serta konteks sosial siswa dalam proses pembelajaran IPA. Berikut adalah kaitan antara keduanya secara singkat:

a. Relevansi dan Konteks Budaya: Etno pedagogic memungkinkan guru untuk memahami budaya siswa mereka, termasuk pengetahuan lokal dan praktik-praktik budaya. Dalam pembelajaran IPA, guru dapat mengaitkan konsep sains dengan realitas budaya siswa, membuat pembelajaran lebih relevan dan berarti.

b. Penggunaan Contoh Lokal: Etno pedagogic mendorong penggunaan contoh dan studi kasus lokal dalam pembelajaran IPA. Ini membantu siswa mengaitkan konsep sains dengan fenomena alam atau peristiwa sehari-hari dalam budaya mereka.

c. Pengembangan Keterampilan Sains Lokal: Guru dapat mengintegrasikan

pengetahuan lokal tentang tumbuhan, hewan, atau lingkungan alam setempat ke dalam pembelajaran IPA. Ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa, tetapi juga membantu melestarikan kearifan lokal terkait dengan sains.

d. Penghormatan terhadap Nilai Budaya: Etno pedagogic mendorong penghormatan terhadap nilai-nilai budaya, termasuk nilai-nilai lingkungan dan konservasi. Dalam pembelajaran IPA, ini dapat mencakup pengenalan praktik berkelanjutan yang sesuai dengan budaya lokal.

Dengan memanfaatkan pendekatan etno pedagogic dalam pembelajaran IPA, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif, memahami kearifan lokal siswa, dan menghubungkan konsep sains dengan realitas budaya siswa, sehingga memaksimalkan pemahaman dan minat siswa terhadap ilmu pengetahuan.

Referensi

Dokumen terkait

Lailatul Hidayah. Pengelolaan Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal Kelas 2 di Sekolah Dasar Negeri 1 Ampel Boyolali. Tujuan umum penelitian untuk mendeskripsikan

Sehingga dengan mengintegrasikan kearifan lokal dalam desain pembentukan karakter anak, secara tidak langsung anak akan mendapatkan gambaran yang utuh atas

Dengan menggunakan istilah kearifan lokal, sadar atau tidak orang lantas bersedia menghargai pengetahuan tradisional, pengetahuan lokal warisan nenek moyang dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab persoalan (1) bagaimana wujud revitalisasi kearifan lokal di tingkat pendidikan dasar; (2) mengapa materi kearifan

Yang dimaksud dengan kearifan lokal adalah sesuatu yang berkaitan khusus dengan budaya tertentu dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu, serta memiliki

Upaya penanaman pengetahuan adat ini kepada generasi sekolah, di samping sebagai cara reproduksi nilai kearifan lokal, juga dapat berguna bagi pengembangan

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dibutuhkan media pembelajaran melalui video scribe berbasis kearifan lokal untuk kelas 4 sekolah dasar.. Penelitian ini

Muhammad Hasmal Mahfud, Nilai-Nilai Kearifan Lokal Wayang Topeng Malangan… 232 KESIMPULAN Wayang Topeng Malangan sebuah kesenian dramatari sebagai salah satu kearifan lokal Malang