• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis akad dalam jual beli akad murabahah dan akad istishna danakad salam

N/A
N/A
Aldy Baennn

Academic year: 2023

Membagikan "Jenis-jenis akad dalam jual beli akad murabahah dan akad istishna danakad salam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Boy Teddyanto

OLEH

MATA KULIAH MANAJEMENT KEUANGAN BANK SYARIAH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN PROF K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO

2023

NAMA : Stevani Aprilya Pratama (214110202029) Elfarena Dinda Pramita (214110202201) Yogi Rouuf Fadhil Muharrom (214110202113) Fifi Alfiyah (214110202257)

Aldy Chilmansyah (214110202192)

(2)

KATA PENGANTAR

Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas bapak Boy Teddyanto dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Bank Syariah Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan kepada pembaca dan penulis tentang bagaimana manajement keuangan bank syariah itu sendiri.

Kami mengucapkan terima kasih kepadabapak Boy Teddyanto selaku dosen mata kuliah manajemen keuangan bank syariah yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah ilmu dan pemikiran sesuai dengan bidang yang kami geluti.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berbagi ilmunya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari bahwa peran kami masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Purwokerto, 1 Maret 2023

(3)

iii

(4)

DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...

B. Rumusan Masalah...

C. Tujuan Masalah...

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah bank syariah di Indonesia...

B. Bank Muamalat Indonesia...

C. ...

D. ...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...

B. Saran...

DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu perbankan syariah banyak sekali akad-akad yang menggunakan prinsip-prinsip jual beli. Seperti Murabahah, istishna dan akad salam. Akad tersebut menggunakan kata ataupun kalimat-kalimat yang mungkin terdengar asing ataupun awam ditelinga. Dalam akad-akad tersebut tentu saja menggunakan prinsip syariat Islam. Agar dapat memahami serta mengenal lebih jauh bagaimana mekanisme dari akad-akad tersebut makan dengan makalah ini kami akan membahas mengenai pembiyaaan dnegan prinsip jual beli seperti murabahah, istishna, dan salam serta mekanisme dari akad-akad tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang akan dibahas melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan prinsip jual beli ?

2. Apa akad murabahah itu dan bagaimana mekanismenya?

3. Apa akad istishna itu sendiri dan bagaimana mekanismenya?

4. Apa akad salam itu dan bagaimana mekanismenya?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Mengetahui prinsip dari jual beli

2. Pengertian akad murabahah dan mekanismenya 3. Pengertian akan istishna dan mekanismenya

3

(6)

4. Pengetian dari akad salam dan mekanismenya

BAB II PEMBAHASAN

A. Jual beli (Ba’i)

Jual beli menurut Sayyid Sabiq adalah pertukaran harta dnegan harta atas dasar saling rela atau memindahkan ilik dengan ganti yang dapat dibenarkan. Sedangkan menurut Abu Bakar al Hushni bahwa jual beli itu adalah pertukaran harta dengan harta yang diterima dengan menggunakan ijab dan Kabul dengan cara yang diizinkan oleh syara. Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

Transaksi jual-beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya.

B. Murabahah

Transaksi jual-beli dimana penjual menyebut jumlah keuntungannnya. Dalam transaksi bank syariah, bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli.

Harga jual merupakan hasil dari harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan.

Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran, harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad.

Bisa dikatakan, murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.

Murâbahah yaitu menjual barang sesuai dengan harga pembelian dengan menambahkan keuntungan tertentu. Jadi akad murâbahah adalah akad jual beli dengan menyebutkan harga perolehan barang dan keuntungan yang disepakati. Pembayaran dalam jual beli

(7)

murâbahah dapat dilakukan secara tunai dimuka, diangsur, maupun ditangguhkan.

Bentuk akad murâbahah dapat dibagi menjadi dua bentuk, yakni murâbahah biasa (tanpa pesanan) dan murâbahah lil amir bi asy-syirâ’ (dengan pesanan).

1. Murâbahah biasa (tanpa pesanan)

Murâbahah biasa yaitu akad murâbahah saat penjual memasarkan dan menawarkan barangnya kepada pembeli dengan menyebutkan harga perolehan barang tersebut dan keuntungan yang telah disepakati diantara keduanya. Jadi dalam murâbahah seperti ini hanya melibatkan dua pihak yaitu penjual dan pembeli (bentuk sederhana). Tanpa dipesanpun, stok barang telah tersedia.

2. Murâbahah lil âmir bi asy-syirâ’ Murâbahah lil amir bi asy-syirâ’ adalah istilah yang tidak ditemukan dalam fikih klasik. Istilah ini baru dikenal dalam fikih kontemporer yang diperkenalkan oleh Sâmî Hamûd dalam disertasinya yang juga telah dibukukan berjudul Tathwîr al-A’mâl alMashrafiyyah bi Mâ Yattafiq asy-Syar’iyyah al- Islâmiyyah.

Murâbahah lil amir bi asy-syirâ’ atau murâbahah kepada pemesan pembelian, yaitu akad murâbahah yang terjadi ketika ada yang memesan barang. Jadi dalam hal ini terdapat tiga pihak terkait, yakni supplier, reseller dan pemesan pembelian.

Murâbahah seperti inilah yang diterapkan di Lembaga Keuangan Syariah (LKS), dikarenakan LKS bukanlah pihak yang menyimpan stok barang pada transaksi lembaga keuangan, maka yang berperan dalam transaksi ini adalah pihak LKS sebagai penjual, nasabah (pemesan barang) sebagai pembeli, dan supplier sebagai pemasok barang kepada LKS. Dengan demikian pembelian barang oleh LKS dilakukan ketika ada pemesanan barang dari nasabah.

Akad Salam

Transaksi jual-beli di mana barang yang diperjual belikan belum ada. Barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan tunai. Dalam transaksi perbankan syariah, bank bertindak sebagai pembeli dan nasabah sebagai penjual. Dalam akad transaksi salam, kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan barang harus

5

(8)

ditentukan secara pasti. Jadi, akad salam merupakan akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati. Akad jual beli salam Juga dapat diartikan sebagai menjual sesuatu yang tidak dilihat zatnya, hanya ditentukan dengan sifat, barang itu ada didalam pengakuan.

Kemudian didefinisikan lagi sebagai jual beli utang dari pihak penjual dan kontan dari pihak pembeli karena uangnya telah dibayarkan sewaktu akad. Akad salam disebut juga dengan istilah salaf. Penduduk Hijaz menamakan akad pemesanan barang dengan istilah salam, sedangkan penduduk Irak menyebutnya salaf. Dengan demikian akad salam merupakan akad jual beli dengan pembayaran dimuka dan penyerahan barang dikemudian hari (ditangguhkan) atau bisa diartikan secara lebih rinci terkait dengan operasionalnya yakni jual beli pesanan dengan pembayaran harga lebih dulu ketika akad dengan harga, kualitas dan kuantitas barang serta tempo dan tempat penyerahan yang jelas.

Akad salam dalam produk lembaga keuangan syariah khususnya bank syariah dapat diterapkan pada pembiayaan sektor pertanian atau pembiayaan agrobisnis. Apabila LKS menerapkan produk pembiayaan berpola akad salam, maka operasionalnya berbentuk akad salam paralel, yakni LKS terlebih dahulu memiliki nasabah yang telah bersedia membeli hasil tani yang diperoleh dari petani. Dengan begitu dalam transaksi ini ada tiga pihak, yakni LKS, nasabah pembeli hasil tani dan nasabah petani atau penyedia hasil tani. LKS bertindak sebagai pembeli sedangkan nasabah petani sebagai penjual produk hasil pertanian. Mengingat LKS tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya sebagai persediaan (inventory), maka dimungkinkan bagi LKS untuk melakukan akad salam kepada pihak ketiga (pembeli kedua) seperti Bulog, pedagang pasar induk, eksportir atau industri pengolah. Mekanisme seperti inilah yang dinamakan salam paralel dengan LKS melakukan dua akad salam dengan syarat akad kedua terpisah dari, dan tidak berkaitan dengan akad pertama.

C. Akad istishnâ

Akad istishna dalam praktik di LKS dapat diterapkan pada pembiayaan konstruksi.

Pembiayaan konstruksi yang dimaksud seperti pembiayaan hunian syariah baik itu berupa

(9)

rumah, rumah susun (rusun), rumah toko (ruko), apartemen dan lain-lain yang objeknya dalam proses pembangunan. Selain itu dapat pula diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur, yaitu pembiayaan pada objek barang perlu diproduksi atau dibuat terlebih dahulu (dari bahan mentah jadi bahan jadi/olahan) seperti barang-barang kerajinan, pakaian, properti rumah, alat-alat kantor dan lain sebagainya. Ketentuan umum Pembiayaan Istishna' adalah spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlahnya. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan daam akad Istishna' dan tidak boleh berubah selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.

7

(10)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Jual beli menurut Sayyid Sabiq adalah pertukaran harta dnegan harta atas dasar saling rela atau memindahkan ilik dengan ganti yang dapat dibenarkan. Transaksi jual- beli dimana penjual menyebut jumlah keuntungannnya. Dalam transaksi bank syariah, bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Transaksi jual-beli dimana penjual menyebut jumlah keuntungannnya.Murâbahah yaitu menjual barang sesuai dengan harga pembelian dengan menambahkan keuntungan tertentu. Jadi akad murâbahah adalah akad jual beli dengan menyebutkan harga perolehan barang dan keuntungan yang disepakati.Akad salam merupakan akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati. Akad jual beli salam Juga dapat diartikan sebagai menjual sesuatu yang tidak dilihat zatnya, hanya ditentukan dengan sifat, barang itu ada didalam pengakuan.

Akad istishna dalam praktik di LKS dapat diterapkan pada pembiayaan konstruksi. Pembiayaan konstruksi yang dimaksud seperti pembiayaan hunian syariah baik itu berupa rumah, rumah susun (rusun), rumah toko (ruko), apartemen dan lain-lain yang objeknya dalam proses pembangunan.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Kejelasan status kepemilikan barang dalam pembiayaan atas dasar murabahah menjadi penting karena pada dasarnya akad pembiayaan murabahah merupakan akad dengan prinsip jual beli

produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkatan keuntungan sebagai tambahannya.31 Menurut Ismail, murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan