Website: http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/jies Email: [email protected]
Volume 2 Nomor 1 (2022) Pages 41-48
Journal of Islamic Education Students
Implementation of Guidance And Counseling Services By Primary School Teachers
Wahyuni Eva Yusra1, Silvianetri2
Bimbingan dan Konseling, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar, Indonesia1,2 email: [email protected]1, [email protected]2
DOI: 10.31958/jies.v2i1.5591
Article info Abstract
Article History Recieved:
27/05/2022 Accepted:
29/05/2022 Published:
31/05/2022
Corresponding author
This research aims to find out how the class teachers implement the guidance and counseling services in primary schools. This research used descriptive qualitative method. Data were collected through observation, interview, and documentation.
The informants were class teachers, school principals, and deputy of principal for curriculum affair. The data were analyzed by doing data reduction, data display and making conclusion or verification. Source triangulation was chosen for data trustworthiness. The results described that the guidance and counseling services were implemented quite well by teachers and guided learning even created. The implementation of guidance and counseling services by teachers in primary schools was customized with the core and basic competence written in the lesson plan every semester. Teachers could know their students better by focusing on guidance activities to improve the effective and efficient teaching and learning process.
Keywords: Guidance and Counseling, Class Teachers, Primary School Students Abstract
Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana implementasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling oleh guru kelas di Sekolah Dasar.
Jenis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.
Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek Informan Penlitian yaitu guru kelas, Kepala Sekolah dan Wakil Kurukulum. Teknis analisis data dan interprestasi data melalui reduksi data, display data, kesimpulan dan verifikasi data. Teknis penjamin keabsahan data melalui triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling dalam proses pendidikan dan pembelajaran terlaksana dengan cukup baik sehingga terjadi pembelajaran bernuansa bimbingan oleh guru kelas.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling oleh guru kelas di Sekolah Dasar disesuaikan dengan program pembelajaran yang telah di rancang pada Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada setiap semesternya. Guru kelas bisa mengenali peserta didik dengan lebih mengutamakan kegiatan bimbingan dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.
Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling, Guru Kelas, Siswa Sekolah Dasar
JIES is licensed under a Creative Commons Atribution-Share Alike 4.0 Internasional Licence
Implementation of Guidance And Counseling Services By Primary School Teachers DOI: 10.31958/jies.v2i1.5591
PENDAHULUAN
Guru harus memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanakan pendidikan yang berpusat pada potensi dan kebutuhan peserta didik (Widada, 2018). Dalam hal ini guru Bimbingan dan Konseling atau konselor sekolah sangat berperan penting dalam membantu peserta didik menemukan potensi serta kebutuhan peserta didik (Nurrahmi, 2015). Dari penjelasan di atas bimbingan dan konseling semakin hari semakin diperlukan keberadaannya di setiap sekolah yang sangat berkaitan erat dengan pendidikan karakter siswa disekolah. Oleh karena itu guru bimbingan dan konseling atau konselor yang ada di sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang berkaitan dengan pendidikan karakter (Nurrahmi, 2015).
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar dilakukan guru kelas secara menyeluruh (Budiarti & Sos, 2017). Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Susanto, (2018) pemberian layanan bimbingan dan konseling dilakukan secara klasikal disela pembelajaran dengan membagi kelompok siswa disetiap pembelajaran, dan menciptakan siswa aktif bertanya. Suherman, (2011) mengungkapkan bahwa kegiatan penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah merupakan seperangkat kegiatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk survey.Survey tersebut meliputi kegiatan menginventarisasi tujuan, kebutuhan, kemampuan sekolah serta persiapan sekolah untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling.
Peserta didik memiliki permasalahan yang sering dijumpai yaitu masalah karakter yang kurang baik diantaranya ketidaksopanan dalam hal berbicara dengan guru, kurang menghargai teman dan guru, sikap religius seperti tidak melaksanakan sholat, sering tidak mengerjakan tugas dengan baik, suka berbohong, kurang memiliki sikap peduli terhadap lingkungan sosial serta kurangnya rasa ingin tahu kepada sesuatu hal yang baru dan sering melanggar aturan-aturan di sekolah (Widodo et al., 2016; Egok et al., 2014; Pratiwi &
Kurniawan, 2018). Dengan adanya permasalahan tersebut perlu adanya penanganan khusus untuk menerapkan pendidikan karakter yang baik kepada peserta didik.
Apabila di Sekolah Dasar tidak/belum mempunyai guru bimbingan dan konseling ataupun konselor, maka guru kelas akan memberikan layanan bimbingan dan konseling agar materi bimbingan dan konseling dapat diintegrasikan dengan bahan ajar lewat pembelajaran tematik (Suryahadikusumah & Dedy, 2019). Sejalan dengan Akbulut (2010) tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya bahwa “guru kelas di samping wajib melaksanakan proses pembelajaran juga wajib melaksanakan program bimbingan dan konseling terhadap peserta didik di kelas yang menjadi tanggung jawabnya”.
Sesuai juga dengan pendapat Aminah (2018), mengenai peran guru kelas dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar pelayanan bimbingan dan konseling memberikan sumbangan untuk peningkatan kualitas sekolah pada umumnya serta memberi manfaat kepada para peserta didik khususnya dalam memperoleh bantuan untuk memahami perkembangan potensi yang dimilikinya, pengaktualisasian tugas-tugas perkembangan, mengatasi masalah perkembangannya, menentukan orientasi dan arah pilihan-pilihan hidupnya, penyesuaian diri (sosial personal) dalam tataran keluarga, sekolah dan masyarakat, memenuhi kebutuhan perkembangan (akademik/ intelektual, emosional-sosial-personal dan karir), mencapai kompetensi perkembangannya, sehingga peserta didik memiliki harapan untuk lebih sukses di sekolah (students school success), mempunyai harapan untuk lebih sejahtera (terpenuhi kebutuhan sosial, personal)”.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Ginting, (2020) mengenai implementasi bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar ia mengatakan bahwa layanan bimbingan dan
Implementation of Guidance And Counseling Services By Primary School Teachers DOI: 10.31958/jies.v2i1.5591
konseling di SD merupakan layanan spesifik yang diberikan kepada siswa Sekolah Dasar.
Secara umum yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya adalah guru wali kelas untuk dapat mencapai perkembangan optimal, mampu mencapai tugas perkembangan seperti yang diharapkan.
Penelitian lain yang dilaksanakan oleh Maliki, (2015a) menyatakan untuk dapat memahami peresta didik perlu dilakukannya bimbingan dan konseling. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar yang dilaksanalan oleh guru kepada peserta didik diaharapakan agar berjalan dengan baik dan juga mampu meningkatkan kopetensi yang dimiliki guru dalam menerapkan bimbingan dan konseling.
Selain itu, Suryahadikusumah & Dedy, (2019) dalam penelitiannya juga mengatakan bahwa 1) layanan bimbingan dapat dilakukan dengan melakukan berbagai bentuk permainan yang dilakukan sebelum / sesudah pembelajaran, 2) Jurnal harian siswa (mencatat dan menilai kegiatan harian siswa) dilakukan sebagai strategi manajemen kelas dalam mengembangkan kemandirian, 3) Layanan Konseling tetap harus dilakukan oleh Konselor profesional. Setelah implementasi, taraf kemandirian berada pada kategori inisiatif. Kunci keberhasilan dari layanan bimbingan ialah kemampuan guru dalam membangun dialog interaktif selama permaianan maupun evaluasi jurnal harian (catatan kegiatan siswa).
Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian dengan melibatkan guru dari masing- masing kelas. Maka dengan hal itu peneliti dapat memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu melihat bagaimana implementasi pelaksanaan layanan BK oleh guru kelas sekolah dasar.
.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif yang berfokus pada mendeskripsikan suatu kejadian atau fenomena yang diperoleh dilapangan sesuai dengan topik permasalahan. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data dari sebanyak 3 orang guru kelas di SD Negeri 11 Rao-Rao.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik analisis dan interprestasi data mengggunakan reduksi data, display data serta kesimpulan dan verifikasi. Untuk menjamin keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan penelitian menghasilkan gambaran fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan sesuai dengan data-data yang diperoleh berkaitan dengan implementasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling oleh guru kelas di SD Negeri 11 Rao-Rao.
Pelaksanan layanan bimbingan dan konseling oleh guru kelas di SD N 11 Rao- Rao dalam penerapan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling untuk proses pendidikan dan pembelajaran sehingga terjadi pembelajaran bernuansa bimbingan cukup baik. Guru kelas dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling disesuaikan dengan program pembelajaran yang telah dirancang pada Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam bentuk kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Menurut Dinkmeyer dan Caldwell dalam (Maliki, 2015b), salah satu faktor penting membedakan bimbingan dan konseling di SD dengan sekolah menengah bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan akan peranan guru dalam fungsi bimbingan. Adapun hasil penelitian ini, diketahui bahwa guru kelas melaksanakan
Implementation of Guidance And Counseling Services By Primary School Teachers DOI: 10.31958/jies.v2i1.5591
layanan bimbingan dan konseling disesuaikan dengan program pembelajaran yang dibuat setiap semesternya. Rancangan yang telah disusun sebelumnya kemudian dilaksanakan sesuai dengan keadaan yang terjadi di sekolah serta dibutuhkan oleh peserta didik.
Menurut Batubara (2018) menjelaskan bahwa kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar dapat dilakukan oleh guru kelas yang wajib melakukan bimbingan terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakuka oleh Darmayanti & Sueca, (2020) menyebutkan bahwa bimbingan yang diberikan kepada peserta didik mempengaruhi hasil belajar peserta didik, karena dengan adanya bimbingan oleh guru kelas, maka peserta didik memiliki pemahaman terhadap perkembangan diri individu sehingga berhasil dalam belajar agar memperoleh kemandirian.
Adapun usaha yang dapat dilakukan guru kelas misalnya: guru kelas memberikan tugas-tugas secara mandiri dan kelompok untuk membantu membentuk pribadi peserta didik mandiri dalam mengambil keputusan. Membantu kesulitan anak dalam belajar semampunya (El Fiah & Purbaya, 2017; Warmansyah, 2020). Guru kelas memiliki kemampuan dalam melaksanakan bimbingan di kelas dan memahami peserta didik yang diampunya, dengan membuat rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dalam menjalankan tanggung jawab guru kelas untuk membantu peserta didik mencapai kemandirian dan tidak bertindak diskriminatif sehingga menjadi guru yang profesional di bidangnya (Sukmawati et al., 2013).
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan ditemukan bahwa penerapan prinsip- prinsip bimbingan dan konseling dalam proses pendidikan dan pembelajaran sehingga terjadi pembelajaran bernuansa bimbingan oleh guru kelas dengan cukup baik. Guru merupakan manajer pengajaran, karena itu ia memiliki media yang strategis untuk berinteraksi dengan peserta didik yang diampunya. Melalui interaksi ini maka guru kelas lebih mengenal anak secara mendalam, mengetahui karakter anak, permasalahan, potensi, kelemahan dan harapan-harapannya. Hal ini sangat besar artinya bagi kepentingan bimbingan (Rahman, 2018). Berdasarkan deskripsi data tersebut temuan hasil dari penelitian bahwa guru kelas lebih mengutamakan kegiatan bimbingan dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien sehingga peserta didik mampu mengenali diri individu hingga potensi yang dimiliki secara mandiri.
Dalam pengintegrasian kompetensi perkembangan pada materi pembelajaran oleh guru kelas di SDN 11 Rao-Rao ini sudah baik. Dari keseluruhan pelaksanaan yang dilakukan oleh guru kelas untuk mengintegrasikan kompetensi perkembangan yang dimiliki oleh peserta didik di dalam pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang dibuat sebelumnya.
Sesuai dengan pernyataan Kristiantari, (2015) menyebutkan bahwa observasi, wawanvara dan tes merupakan teknik yang digunakan oleh guru untuk menganalisis masalah pada pesrta didik. Teknik observasi dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan mengamati karakter dari peserta didik agar, guru dapat mengetahui peserta didik mana yang harus menerima bimbingan dan yang tidak harus menerima bimbingan. Kemudian wawancara dialkukan supaya guru lebih mendalam mengetahui penyebab permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Selanjutnya tes, tes dilakukan agar guru dapat melihat perkembangandan pertumbuhan anak, biasanya tes ini dilakukan dengan dua cara yakni dengan tertulis dan lisan sesai dengan kopetensi dasar dan muatan pembelajaran.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diuraikan bahwa dalam pengintegrasian kompetensi perkembangan pada materi pembelajaran oleh guru kelas dilakukan dengan
Implementation of Guidance And Counseling Services By Primary School Teachers DOI: 10.31958/jies.v2i1.5591
baik. Guru kelas menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam rangka memenuhi serta membantu peserta didik untuk mengembangkan perkembangan diri individu secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan guru kelas, peneliti menemukan data bahwa pelaksanaan dalam menyelesaikan dan mengintegrasikan materi pembelajarannya dengan baik.
Guru kelas memenuhi standarnya dalam membuat rancangan pembelajaran yang di rancang kemudian di setujui oleh kepala sekolah sebagai orang yang memfasilitasi penyelenggaraan bimbingan dan konseling, mensupervisi dan mengevaluasi kegiatan . Adapun hasil temuan yang diperoleh dari deskripsi data di atas ditemukan bahwa guru kelas ketika melaksanakan tugasnya dalam proses belajar dan mengajar dilakukan dengan bertanggung jawab sehingga pengintegrasian kompetensi perkembangan dalam proses pembelajaran dilaksanakan dengan kreatif dan inovatif.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dideskripsikan bahwa pelaksanaan layanan BK oleh guru kelas di SD Negeri 11 dalam bentuk kerjasama dengan pihak lain sangat baik dalam meningkatkan kualitas bimbingan. Pelaksanaannyapun disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Dari pertanyaan bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan guru kelas dengan guru olahraga untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Penjelasan dari informan terkait kerjasama guru kelas dengan guru olahraga untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling ialah guru kelas memberikan materi di kelas sebelum pelaksanaan di lapangan bersama guru olahraga.
Penjelasan ini bertujuan agar peserta didik memahami materi olahraga sebelum bisa dipraktekkan secara langsung.
Guru kelas melakukan kerja sama dengan berbagai pihak seperti dengan guru olahraga, guru agama, guru kelas lainnya, kepala sekolah hingga orang tua peserta didik.
Sesuai dengan pernyataan Widada (2018) yang menyatakan bahwa salah satu teknik bimbingan psiko-edukatif di sekolah dasar dijelaskan bahwa layanan bimbingan dan konseling harus dilakukan oleh guru SD meliputi layanan bimbingan psiko-edukatif di luar kelas dengan melakukan kolaborasi. Kolaborasi merupakan kegiatan dimana guru kelas bekerjasama dengan berbagai pihak atas dasar prinsip kesetaraan, saling pengertian, saling menghargai dan saling mendukung.
Selain kolaborasi dengan pihak lain dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, guru kelas juga harus memahami cara dan teknis yang baik. Upaya guru kelas dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan pernyataan Suryahadikusumah & Dedy, (2019) yang menyatakan kolaborasi dengan pihak lain harus dioptimalkan karena diasumsikan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh peserta didik lebih akurat seperti contoh halnya konsultasi dengan orang tua. Adapun usaha yang bisa dilakukan oleh guru kelas dengan orang tua misalnya: 1) pemberian tugas yang berkaitan dengan anak di sekolah; 2) kunjungan guru ke lingkungan keluarga peserta didik (silaturrahmi); 3) membantu kesulitan anak dalam belajar semampunya; 4) memberi pengawasan yang baik (dll) (Yulyani et al., 2020). Berdasarkan hasil penelitian Salmah, (2018) yang menggunakan grup whatsapp orang tua peserta didik, guru dan pimpinan sekolah. Grup tersebut menjadi media komunikasi dan berbagi informasi tentang tugas, sikap dan perkembangan peserta didik. Sehingga pengentasan masalah peserta didik menjadi upaya Bersama dari berbaai pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung (Aini &
Fitria, 2021).
Hal penting yang menjadi hasil penelitian bagi dalam bentuk kerjasama guru kelas dengan pihak lain dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang memberikan dampak positif dan baik terhadap peserta didik (Rahmawati et al., 2021).
Implementation of Guidance And Counseling Services By Primary School Teachers DOI: 10.31958/jies.v2i1.5591
Kerjasama untuk melaksanakan layanan BK ini memberikan perhatian dan hasil yang baik dalam membantu peserta didik mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Adapun dampak positif yang baik terhadap peserta didik dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada sekolah dasar menurut Kumalasari & Susanto, (2017) ialah sebagai berikut: 1) telah mencapai kematangan jasmaniah serta kesehatan; 2) taraf kematangan sosial yang cukup, sehingga telah mampu menyesuaikan diri dengan teman-temannya; 3) mempunyai minat terhadap kecakapan dan pengetahuan sebagai kenyataan yang perlu dalam hidupnya; 4) kesanggupan untuk bekerja sendiri, tidak bergantung pada orang lain;
5) kesanggupan mengakui kewibawaan guru, telah memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bermain sehari-hari
Adapun hasil temuan yang berasal dari data wawancara bahwa bentuk kerjasama guru kelas dengan pihak lain untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling memberikan hasil yang memuaskan dan dukungan penuh kepada guru kelas dalam membantu peserta didik yang memiliki permasalahan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaannya di Sekolah Dasar Negeri 11 Rao-Rao, guru kelas tidak sepenuhnya melaksanakan bagian dari isi komponen layanan bimbingan dan konseling tersebut. Dikarenakan guru kelas melaksanakan program disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang ada, strategi yang digunakan guru kelas berupa bimbingan klasikal dan bimbingan belajar. Guru kelas perlu memahami karakteristik dari peserta didik melalui teknik-teknik yang sederhana dan mudah digunakan.
KESIMPULAN
Pelaksanaan bimbingan dan konseling oleh guru kelas pada Sekolah Dasar dilakukan berdasarkan hasil pemahaman guru terhadap peserta didik. untuk memahami karakter peserta didik guru menggunakan tiga teknik diantaranya adalah observasi, wawancara dan tes. Pelaksanaannya dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanan bimbingan dan konseling masih memerlukan catatan yang mana catatan ini digunakan sebagai pelaporan untuk anak-anak yang mengalami permasalahan.
Karena guru yang masih belum memahami tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling pada Sekolah Dasar mengakibatkan kurang optimalnya pelaksanaannya. Oleh karena itu, pelatihan sangat disarankan diikuti oleh guru untuk menambah wawasan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling pada Sekolah Dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, M., & Fitria, R. (2021). Character Education Management in Improving Education Quality in State Senior High School. Journal of Islamic Education Students (JIES), 1(2), 66. https://doi.org/10.31958/jies.v1i2.2972
Akbulut, H. H. (2010). lampiran permendiknas no 35 tahun 2010. 9(1), 76–99.
Aminah, S. (2018). Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Jurnal Profesi Keguruan, 4(2), 99–103.
https://doi.org/10.7290/jpk.v4i2.16740
Batubara, H. H. (2018). Aplikasi Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 3(4), 447–452.
Implementation of Guidance And Counseling Services By Primary School Teachers DOI: 10.31958/jies.v2i1.5591
Budiarti, M., & Sos, S. (2017). Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. CV. AE MEDIA GRAFIKA.
Darmayanti, N. W. ., & Sueca, I. N. (2020). Pendampingan Bimbingan Belajar Di Rumah Bagi Siswa Sd Dusun Buruan Tampaksiring Untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 3(2), 207.
https://doi.org/10.31764/jpmb.v3i2.2206
Egok, A. S., Abdul, M., & Hasnawati, H. (2014). Studi Deskriptif Bentuk-Bentuk Kenakalan Siswa Dan Cara Guru Mengatasinya Di Kelas IV SD Negeri 53 Kota Bengkulu. Universitas Bengkulu.
El Fiah, R., & Purbaya, A. P. (2017). Penerapan Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik di SMP Negeri 12 Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016. KONSELI : Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 3(2), 171–184. https://doi.org/10.24042/kons.v3i2.564
Ginting, R. L. (2020). Implementasi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah PGSD FIP UNIMED, 21(1), 1–9.
Kristiantari, R. (2015). Analisis Kesiapan Guru Sekolah Dasar dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Tematik Integratif Menyongsong Kurikulum 2013. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 3(2). https://doi.org/10.23887/jpi- undiksha.v3i2.4462
Kumalasari, R., & Susanto, B. (2017). Pengaruh Layanan Informasi Bimbingan Konseling Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Empati Siswa. Counsellia:
Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 7(1), 20.
https://doi.org/10.25273/counsellia.v7i1.1162
Maliki. (2015a). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Sekolah Dasar, 7, 1–14.
Maliki. (2015b). Implementasi layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa sekolah dasar negeri serayu yogyakarta. 7(1), 1–14.
Nurrahmi, H. (2015). Kompetensi Profesional Guru Bimbingan Dan Konseling. Al- Hikmah, 9(1). https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v9i1.87
Pratiwi, N. Q. E., & Kurniawan, A. R. (2018). Identifikasi Kenakalan Siswa Di Sekolah Dasar. Artikel Ilmiah : Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran, 9.
Rahman, A. (2018). Peranan Guru Bimbingan dan Konseling Terhadap Pelaksanaan Bimbingan Belajar Di SMK Negeri 1 Loksado. Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling, 2(1), 1–14.
Rahmawati, S., Dasril, D., Irman, I., & Yulitri, R. (2021). Students’ Competency as Candidates of Guidance and Counseling Counselors in the Implementation of Group Guidance Services. Journal of Islamic Education Students (JIES), 1(2), 87.
https://doi.org/10.31958/jies.v1i2.3160
Implementation of Guidance And Counseling Services By Primary School Teachers DOI: 10.31958/jies.v2i1.5591
Salmah, N. U. (2018). Komunikasi Guru dan Orang Tua dalam Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan di TK ABA Sidomulyo II Bantul Yogyakarta. Indonesian Journal of Islamic Early Childhood …, 3(1), 15–34.
Suherman, U. (2011). Manajemen bimbingan dan konseling. Rizqi Press.
Sukmawati, I., S, N., Syukur, Y., & Said, A. (2013). Peningkatan Hasil Belajar Melalui Dinamika Kelompok Dalam Perkuliahan Pengajaran Psikologi Dan Bimbingan Konseling (PPBK). Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(2), 10.
https://doi.org/10.24036/pedagogi.v13i2.4276
Suryahadikusumah, A. R., & Dedy, A. (2019). Implementasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar untuk mengembangkan kemandirian siswa. 9(1), 44–56.
https://doi.org/10.25273/pe.v9i1.4225
Susanto, A. (2018). Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Konsep, Teori, dan Aplikasinya. Prenada Media Grup.
Warmansyah, J. (2020). Supervisi Akademik Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Dimasa Pandemi Covid 19. Tadbir : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan, 4(2), 175.
https://doi.org/10.29240/jsmp.v4i2.1695
Widada, W. (2018). Peranan Guru Sekolah Dasar (Guru Sd) dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Wahana Sekolah Dasar, 26(1), 29–35.
https://doi.org/10.17977/um035v26i12018p029
Widodo, G. S., Hariyono, & Hanurawan, F. (2016). Persepsi Guru tentang Kenakalan Siswa: Studi Kasus di Sekolah Dasar “Raja Agung.” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran (JPP), 23(2), 142–153.
Yulyani, Y., Kazumaretha, T., Arisanti, Y., Fitria, Y., & Desyandri, D. (2020).
Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar. School Education Journal Pgsd Fip Unimed, 10(2), 184.
https://doi.org/10.24114/sejpgsd.v10i2.18545