• Tidak ada hasil yang ditemukan

jual beli mystery box di e-commerce perspektif hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "jual beli mystery box di e-commerce perspektif hukum"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

3 Sugeng dan Heru Siswanto Jaka Yudha Asmara, “UU Perlindungan Konsumen Perjanjian Jual Beli Mystery Box di Marketplace”, vol.5 Sugeng dan Heru Siswanto Jaka Yudha Asmara, “Hukum Perlindungan Konsumen Perjanjian Jual Beli Mystery Box di Marketplace” , ( 2022) 1.

Rumusan Masalah

Berdasarkan data Badan Pengaduan Konsumen Nasional (BPKN), total pengaduan konsumen yang diterima BPKN pada tahun 2023 sebanyak 58 pengaduan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai perlindungan konsumen baik dari perspektif UUPK maupun hukum Islam terhadap jual beli kotak misteri di e-commerce dalam bentuk karya ilmiah berupa disertasi yang berjudul “Membeli”. dan penjualan kotak misteri di e-commerce dari sudut pandang hukum Perlindungan konsumen dalam Islam”.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Memberikan kontribusi pengetahuan kepada masyarakat khususnya produsen dan konsumen produk Mystery Box di e-commerce tentang bagaimana cara melindungi konsumen Mystery Box di e-commerce baik dari segi hukum maupun syariat Islam. Memberikan analisis mengenai praktik jual beli yang dilakukan selama ini, serta menjelaskan pentingnya perlindungan konsumen dalam jual beli kotak misteri agar tidak ada pihak yang diuntungkan atau dirugikan.

Telaah Pustaka

18 Theresia Nadta Saronika, “TINJAUAN FIQIH MUAMALAH TERHADAP PRAKTIK BELANJA RAHASIA DI LAZADA (Studi Kasus Pada Akun Toko Izzat),” Skripsi (Surakarta: IAIN SURAKARTA, (2020). 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Dari Praktek Jual Beli Produk Kosmetik Produk di Toko Riva Kosmetik Madiun,” Skripsi Pascasarjana (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2019).

Metode Penelitian

Data tersebut secara umum dikenal sebagai fakta/informasi mengenai subjek yang akan kita pelajari, sedangkan sebagian data yang diperoleh peneliti berasal dari pembeli kotak misteri di e-commerce Shoppe, Tokokpedia, dan Bukalapak. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang memadukan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada28.

Sistematika Pembahasan

KONSEP JUAL BELI DALAM ISLAM, E-COMMERCE, DAN

Jual Beli Dalam Islam

Menurut mereka, yang membuat jual beli menjadi harmonis hanyalah kemauan kedua belah pihak dalam melakukan transaksi jual beli. 42 Syekh Abdurrahman As-Saidi, dkk, Fiqih Jual Beli: Panduan Praktis Jual Beli Syariah, (Jakarta: Senayan Publishing, 2008), 99.

E-commerce

110 Tahun 2017 tentang jual beli dengan jelas mengatur ketentuan-ketentuan yang dimiliki oleh e-commerce, mengingat e-commerce sendiri juga termasuk dalam kategori jual beli. 110 Tahun 2017 tentang Jual Beli menjelaskan secara rinci aturan-aturan yang berkaitan dengan jual beli yang dapat dilakukan dalam hukum Islam.51. Pembelian dan penjualan e-commerce dimulai oleh konsumen yang bermaksud membeli barang melalui internet dengan memesan spesifikasi produk yang ditentukan oleh deskripsi dalam pembelian dan penjualan.

Perlindungan Konsumen Menurut UUPK

Secara umum konsep pertanggungjawaban produk tidak berbeda jauh dengan konsep pertanggungjawaban sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1365 (dan 1865) KUHP. Bedanya, tanggung jawab produsen untuk memberikan ganti rugi tercapai setelah pihak yang dirugikan dapat membuktikannya. Oleh karena itu, tanggung jawab atas produk cacat berbeda dengan tanggung jawab pelaku usaha produk pada umumnya.

Kerugian yang diderita oleh pengguna produk yang cacat atau berbahaya, atau bahkan pengguna yang juga menjadi korban, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelaku usaha yang membuat produk tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 19 UUPK. Dengan penerapan tanggung jawab mutlak terhadap produk ini, maka pelaku usaha yang memproduksi produk atau sejenisnya dianggap bersalah karena merugikan konsumen yang menggunakan produk tersebut, kecuali ia dapat membuktikan keadaannya. Pada dasarnya konsep tanggung jawab produk secara umum tidak berbeda jauh dengan konsep tanggung jawab sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1365 (dan 1865) KUHP.

Bedanya, tanggung jawab produsen untuk memberikan ganti rugi tercapai setelah pihak yang dirugikan dapat membuktikan bahwa cacat pada produk dan kerugian yang diakibatkannya adalah akibat kesalahan yang dilakukan produsen.

Perlindungan Konsumen Dalam Perspektif Islam

Asas tauhi>d (pengiktirafan Allah SWT) bagi semua aktiviti perniagaan dalam syariat Islam diletakkan di atas asas yang paling tinggi. Dari prinsip tauhi>d juga lahirlah prinsip al-ihsan, yang terdiri daripada melakukan amal soleh yang boleh mendatangkan manfaat kepada orang lain tanpa adanya kewajipan tertentu yang mengharuskan mereka melakukan perbuatan tersebut. Peruntukan hak khiyâr 'aib bagi pembeli berlaku tanpa mengira sama ada objek yang dijual itu diketahui cacat oleh penjual, atau dia sendiri sengaja menyembunyikannya atau tidak mengetahuinya sama sekali.

Jika penjual mengetahui adanya cacat pada barang yang dibeli dan dijual dan tidak menjelaskannya kepada pembeli, maka Ta'a>wun adalah gotong royong, karena tidak ada orang yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu, kedua belah pihak dalam kaitannya dengan transaksi antara konsumen dan pelaku usaha harus menerapkan dan menginternalisasikan prinsip ini.

81 Nurhalis, “Perlindungan Konsumen Dalam Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999”, diakses melalui: http://smedia.neliti.commediapubl cations43513-ID, diakses 27 Juli 2023.

PRAKTIK JUAL BELI MYSTERY BOX DI E-COMMERCE

Definisi Mystery box

Macam-Macam Platform E-commerce Yang Memperjual Belikan

Praktek jual beli Mystery Box di Shope sama seperti praktek belanja online pada umumnya, mekanisme pembelian Mystery Box tidak sulit. Kecewa membeli suatu barang dan hanya mendapat gantungan kunci padahal harganya jauh dari yang ditawarkan Tabel 3.2 Hasil Wawancara Pembeli Mystery Box di E-commerce Shopee 3. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam praktek jual beli misteri kotak tersebut belum ada kepastian barang apa yang akan diterima konsumen.

Analisis perlindungan konsumen atas misteri jual beli di e-commerce dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 dan Hukum Islam. Berdasarkan hak-hak konsumen tersebut, jelas bahwa konsumen yang melakukan jual beli puzzle box di e-commerce berhak mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur ​​mengenai kondisi dan garansi barang yang dijualnya. Pada praktiknya, penjual Mystery Box di e-commerce tidak menerima pengembalian atau penukaran barang yang telah mereka cantumkan di deskripsi toko.

Praktek jual beli kotak misteri dalam perdagangan elektronik tidak memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam undang-undang tentang perlindungan konsumen karena tidak terpenuhinya kewajiban pelaku usaha dalam memberikan keamanan terkait informasi tentang barang yang dijualnya. Sugeng, dan Heru Siswanto Jaka Yudha Asmara, Undang-Undang Perlindungan Konsumen Kotak Misteri Perjanjian Jual Beli di Pasar, Vol. Theresia Nadta Saronika, “Review Fiqih Muamalah Pada Praktek Jual Beli Mystery Box di Lazada (Studi Kasus Pada Akun Toko Izzat)” Skripsi.

Gambar 3.1 Tampilan Login Aplikasi Tokopedia  Sumber : Aplikasi Tokopedia
Gambar 3.1 Tampilan Login Aplikasi Tokopedia Sumber : Aplikasi Tokopedia

ANALISIS JUAL BELI MYSTERY BOX DI E-COMMERCE

Praktik Jual Beli Mystery box Di E-commerce Dalam Islam

Artinya, menurut mereka, yang harmonis dalam jual beli hanyalah kesediaan kedua belah pihak untuk menyelesaikan transaksi jual beli. Dalam praktek jual beli kotak misteri, penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung, namun hal ini tidak menghalangi proses tersebut karena persetujuan penjual disini dituangkan dalam bentuk deskripsi produk yang dijual. , Dan. Secara operasional kedua belah pihak yang bertransaksi tidak mempunyai jaminan atas barang yang menjadi subjek transaksi dengan memperhatikan kualitas, kuantitas, harga dan waktu penyerahan barang tersebut, sehingga pihak lainnya.

Barang yang menjadi objek akad (miqdar al-mabi') tidak diketahui jumlahnya (majhul), misalnya bai' al-jazaf. Bai’ al-jazaf membeli dan menjual barang-barang yang diperkirakan jumlahnya tanpa mengetahui jumlah pastinya. Dalam praktiknya, foto-foto produk yang dipajang di toko-toko di e-commerce Tokopedia, Shoppe, dan Bukalapak juga tidak fokus pada foto kotak misteri saja, namun juga dibarengi dengan pameran foto-foto hadiah/barang yang dijanjikan, hal ini dapat menjamin konsumen memiliki high ekspektasi terhadap produk tersebut dan konsumen juga mudah merasa dirugikan jika tidak mendapatkan barang yang sesuai dengan foto produk.

Analisis perlindungan konsumen jual beli kotak misteri di e-commerce dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999.

Analisis Perlindungan Konsumen Jual Beli Mystery box Di E-

PENUTUP

KESIMPULAN

Kotak misteri adalah produk yang berisi berbagai item. Untuk produk Mystery Box, pembeli tidak bisa menebak isi atau barang yang akan diterimanya nantinya. Pada Mystery Box di e-commerce Tokopedia, shopee dan bukalapak, pembeli tidak dapat memesan apa yang akan ada di dalam Mystery Box tersebut, sehingga yang mengetahui isi produk hanya penjual saja. Tidak sedikit pembeli yang merasa dirugikan karena barang yang mereka tawarkan tidak sesuai dengan yang ditawarkan penjual atau tidak sesuai ekspektasi. Selanjutnya karena adanya ketidakpastian dan individualitas barang di luar kategori produk, maka barang tersebut hanya diketahui oleh salah satu penjual dan hal ini menimbulkan spekulasi di pihak pembeli, jual beli ini termasuk dalam jual beli gharar, dan ada merupakan unsur penipuan (tadli>s) karena gambar produk yang ditampilkan di toko e-commerce juga tidak fokus pada gambar kotak misteri saja tetapi juga disertai dengan tampilan gambar hadiah/barang yang dijanjikan, hal ini pasti dapat membuat konsumen memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap produk tersebut dan juga dapat dengan mudah membuat konsumen merasa dirugikan jika tidak mendapatkan barang yang sesuai dengan gambar produk.

Oleh karena itu, hal ini bertentangan dengan Pasal 7 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) yang menyatakan bahwa Pelaku Usaha wajib memberikan informasi yang akurat, jelas dan jujur ​​mengenai keadaan dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan, penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. Khiyar adalah suatu cara yang dilakukan oleh orang-orang yang membuat akad dalam istilah Islam yaitu memberikan kebebasan dalam menentukan pilihan apa yang akan dibeli dalam hal jual beli, namun kenyataannya pembeli tidak mendapatkan Khiyar yang benar. Bentuk tanggung jawab yang dapat digugat oleh konsumen adalah bentuk tanggung jawab akibat cacat produk pada wadah Mystery Box atau cacat pengiriman pada kemasan Mystery Box.

Oleh karena itu, untuk isi kotak misteri, karena prinsipnya kebetulan dan konsumen juga mengetahuinya, maka pelaku usaha tidak dapat mempertanggungjawabkan produk tersebut.

SARAN

Aditya Hadi Pratama, “Tujuh tahun berbisnis, Bukalapak baru berkembang dalam dua tahun terakhir”, https://id.techinasia.com/bukalapak-tumbuh-significant-sejak-2015, diakses 26 Juni 2019. 8 Tahun 1999 O perlindungan konsumen terhadap praktek jual beli produk kosmetik di Riva Store Cosmetic Madiun" S 8, no. MUI Digital Larang Jual Kotak Misteri, Ini Alasan MUI Sulsel, (14 Jan 2022) https://mui.or.id/mui-provinsi/mui-sulsel/33205/haramkan-jual-mystery-box-ini-alasan-mui-sulsel/.[Diakses 2 Juli 2023].

I Gede Krisna Wahyu Wijaya dan Nyoman Satyayudha Dananjaya, “Penerapan asas itikad baik dalam perjanjian jual beli online”, Kertha Semaya: Jurnal Ilmu Hukum S12018. Jennifer Brier dan Lia Dwi Jayanti, “Jual-beli makanan di tempat wisata tanpa mencantumkan harga dalam perspektif hukum perlindungan konsumen dan etika bisnis Islam. 2020. Ning Rahayu, “Kisah Perjuangan CEO Bukalapak Mencapai Kesuksesan”, https:// www.warta Ekonomi.co.id/read153311/cerita-perjuangan-ceo-.

Roberto Ranto, “Tinjauan Yudisial Perlindungan Hukum Konsumen dalam Transaksi Jual Beli Media Elektronik,” Jurnal Kajian Hukum Alethea, 2, 2.

Referensi

Dokumen terkait