• Tidak ada hasil yang ditemukan

jurnal indonesia iprihantika, 373 739 6 PB

N/A
N/A
Fitroh Satrio

Academic year: 2023

Membagikan "jurnal indonesia iprihantika, 373 739 6 PB"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ORIENTASI, SIKAP, PILIHAN, DAN BUDAYA POLITIK PEMUDA-PEMUDI ETNIS LAMPUNG ERA KONTEMPORER

Syafarudin, Darmawan Purba

Dosen Ilmu Pemerintahan, FISIP Universitas Lampung Dosen Ilmu Pemerintahan, FISIP Universitas Lampung

(Penelitian ini dibantu surveyor 20 mahasiswa JIP FISIP Unila) Email: syafar.unila@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini: (1) untuk mengetahui orientasi, sikap, dan pilihan, serta budaya politik pemuda etnis Lampung pada era kontemporer terutama dalam kurun survei; (2) menguji anggapan lama yang berkembang ( benarkah bahwa etnis Lampung cenderung patrilineal atau matrilineal secara budaya dan politik); dan (3) mencari dan menyusun jawaban terkait penyebab perubahan kultur politik yang terjadi. Metode penelitian yakni tipe penelitian deskriptif dengan perpaduan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Survei pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara tatap muka.Responden ditetapkan dengan metode purposive sampling. Kriteria responden: 1. Jenis kelamin laki-laki atau perempuan berjumlah sama; 2. berusia 17-30 tahun; 3. Salah satu dan atau kedua orang tua etnis Lampung; 4. kuliah di jurusan sosial atau eksakta; 5. Responden berasal dari kabupaten/kota di Lampung;. Responden ditetapkan 120 orang yang diperoleh dengan kombinasi tambahan metode snowball responden. Lokasi penelitian ini di Lampung pada 20-27 oktober 2016. Hasil dan kesimpulan penelitian sebagai berikut: corak budaya politik pemuda-pemudi etnis Lampung kontemporer cenderung bersikap dan memiliki pilihan mandiri, tidak dominan patrilineal dan matrilineal, berbeda pilihan dalam keluarga namun tetap toleran, cenderung berbudaya partisipan bukan subyek pasif dan bukan parochial, serta bercirikan demokratis kosmopolitan. Penyebab perubahan kultur politik pada pemuda- pemudi etnis Lampung kekinian ada 5 : (1) gelombang demokratisasi liberal (one man one vote) dan pengakuan hak bebas menyatakan pendapat; (2) terpaan kemajuan teknologi informasi; (3) tingkat pendidikan dan ekonomi kelas menengah etnis Lampung yang cukup meningkat; (4) partai politik gencar melakukan rekrutmen politik, kampanye politik, dan penyerapan aspirasi politik kaum muda;

dan (5) pengaruh televisi terutama terpaan sinetron membawa nila baru kehidupan keluarga perkotaan yang menganggap modern manakala anak sudah bisa mandiri dari orang tua.

Kata Kunci: budaya politik pemuda-pemudi etnis Lampung

ABSTRACT

This research aims: (1) to understand the orientations, attitudes and preferences of the youth lampungese in the present day (2) to examine the outdated assumption that the ethnic of lampung is likely more patriarchy or matriarchal cultural and political affairs; (3) to analysis and find answer related to the cultural change occurred. Researc location is in Lampung Province, from 20-27 october 2016. This research applied the descriptive and mixed methods. Survey was conducted by face to face interview and it was choosen by using purposive sampling methods and snowbowling technique. In addition, the respondent are male and female with boat in equalnumber of respondent, age between 17 and 30, come from lampungese family (either father or mother should be lampungese), educating in social or natural

(2)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

52

PENDAHULUAN

Kajian-kajian riset dalam rumpun budaya politik, antropologi politik, sosiologi politik, dan geografi politik dewasa ini menjadi perhatian serius para peneliti politik di Indonesia karena dibimbing lima kesadaran utama (dari sisi akademis dan praktis) yakni sebagai berikut: pertama, secara akademis, hasil-hasil riset budaya, antropologi, sosiologi, dan geografi politik karya indonesianis dan anak bangsa harus diakui produknya menurun, minim sekali secara kuantiti dan kualiti, yang berimplikasi pada kesulitan melacak dinamika perubahan budaya politik era kontemporer apakah mendekati akar budaya orisinil atau semakin menjauh dari akar budaya politiknya.

Sebagai contoh misalnya timbul pertanyaan sekarang apakah karakteristik kekuasaan Jawa yang digambarkan hasil penelitian Benedict ROG Anderson tentang kuasa dalam budaya jawa (1990:35). Penelitian Ben ditindaklanjuti penelitian Afan Gaffar (1992:55). Keduanya senada menyimpulkan bahwa kekuasaan etnis Jawa cenderung bercirikan kekuasaan monolitik, tunggal tidak terbagi, tidak boleh ada dua harimau dalam satu pegunungan, tidak boleh ada yang menolak perintah raja; perintah raja merupakan titah yang mesti diikuti kawula yang cenderung patuh, bila kemudian timbul pertanyaan apakah karakteristik elite, kepemimpinan dan masyarakat etnis Jawa sekarang (era demokrasi liberal) masih sama seperti hasil penelitian Afan Gaffar era 1990-an itu? Jawabannya tentu perlu survei pembaharuan data dan informasi, serta hasilnya mungkin mencengangkan.

Kedua, hasil-hasil penelitian tersebut bisa menjadi modal sosial dalam menggerakan partisipasi masyarakat, birokrasi dan elite kini untuk membangun wilayah. Bisa kita lihat misalnya hasil penelitian Religion of Java oleh Clifford Geertz (1960:3) tentang pembilahan kerja kaum priyayi, santri, dan abangan serta pola pemanfaatan lahan di pulau Jawa;

Ketiga, hasil penelitian rumpun-rumpun tersebut di atas bisa menjadi pijakan untuk memperkokoh identitas serta membuat peta jalan agar wilayah unggul dalam era daya saing lokal, nasional dan global; (lihat hasil riset Henk Schulte Nordholt, Gerry van Klinken (2007: 10-280) bersama peneliti-peneliti Indonesia mengkaji tentang dinamika politik lokal di Indonesia, terutama menyoroti proses sebelum, sesudah, dan dinamika dibalik booming pemekaran wilayah atau re-districting.

Keempat, hasil penelitian rumpun-rumpun tersebut di atas bisa menjadi modal atau peta jalan untuk melanjutkan ekspansi dan penaklukan wilayah. Seperti penelitian Snouck Horgronje di aceh dan mekah pada awal 1900, dalam rangka penaklukan aceh.

Kelima, peneliti Indonesia perlu regenerasi, kaderisasi dan mengurangi ketergantungan dengan para indonesianis yang kadang merasa lebih tahu tentang isi perut nusantara ketimbang warga nusantara itu sendiri; dan lagi para indonesianis dan senior peneliti Indonesia banyak science background and responden should lived in lampung province. According to chose criteria we have therefore 120 respondents.The research concluded that the youth of lampungese tend to be more politically independent not a patriarchy or matriarchal, even there is difference in voting but still having a tolerant, participative and having a symptom toward a more cosmopolitan democracy. There are several reason behind this changing: (1) the wave of liberal democracy with one man one vote system therefore it also imply on the free of expressing the opinion/argument by the youth of lampungese (2) the impact of technology of information; (3) better welfare level of lampungese; (4) the impact of democratic and massive member recruitmen by political party and finally, it occurred due to influence of television such as the tv show/ reality with portraying how to be a more independent person.

Keywords: political culture of Lampung Ethnic Youth

(3)

yang pensiun dan meninggal sehingga tidak ada lagi karya terbaru mereka.

Dalam dilema dan kegalauan para peneliti sosial politik terkait minimnya bacaan hasil kajian budaya, antropologi, sosiologi, dan geografi politik dalam tataran nasional termasuk tataran masyarakat etnis Lampung, maka kehadiran seminar dan desiminasi hasil riset terkait

“mencari format budaya politik etnis Lampung”

pada medio November 2016 di Bandar Lampung, yang sepengetahuan penulis sejak fisip unila lahir 30 tahun lalu ini adalah kegiatan dan tema yang pertama kali-- maka patutlah diapresiasi, diacungi jempol, dan diharapkan secara berkala perlu diselenggarakan dan terutama dikumpulkan hasil-hasilnya dalam bentuk buku, prosiding dan dipublikasi secara online.

Memulai penelitian budaya politik Lampung ini, awalnya kami peneliti hampir frustasi karena referensi dan riset atau karya tulis yang ditemui rata-rata sebatas melihat kebudayaan Lampung dari perspektif hukum adat, sosiologi dan antropologi: jenis kesenian, pola kerja, pembagian tugas anggota keluarga, jenis makanan, arsitektur rumah tinggal, dan jenis pakaian semata, tapi semua itu lumayanlah sebagai pengetahuan awal.

Namun kemudian setelah melihat kegigihan dan karya tulis anak muda ilmuwan politik etnis Lampung Arizka Warganegara dalam mredia Lampung Post (18 Maret 2014) dan kegigihan bu Frieda Amran menulis serial Lampung masa lalu di kolom media lokal Lampung Post periode 2014-2016 melalui penerjemahan dan menulis ulang dari buku-buku berbahasa Belanda kuno tentang sepak terjang orang Belanda yang pernah singgah menjajah di Lampung; peneliti akhirnya terpanggil untuk mulai meneliti budaya politik lampung dalam koridor panitia “mencari format budaya politik Lampung”.

Untuk meneliti budaya politik Lampung, selain memenuhi tema panitia, peneliti terutama secara akademis mengikuti pesan dari karya Gabriel Almond dan Sidney Verba (1963) serta pesan guru besar budaya politik UGM alm. Afan Gaffar (1992: 56) , yakni mulailah teliti dari yang mendasar dari budaya politik yakni lihatlah dari seputar partisipasi politik yang dibangun dari orientasi, sikap, dan pilihan politik personal

komunitas adat atau suku/etnis bangsa tersebut.

Bagi Almond dan Verba (1963:34) “budaya politik dimaknai sederhana sebagai orientasi individu yang khas dari warga negara terhadap sistem politik dan berbagai komponennya serta sikap terhadap peranan dan pilihan yang dapat dimainkannya dalam sistem politik itu.”

Penelitian dengan subyek Pemuda etnis Lampung ini memiliki empat tujuan sebagai berikut: (1) untuk mengetahui atau memotret orientasi, sikap, dan pilihan, serta budaya politik pemuda etnis Lampung pada era kontemporer terutama dalam kurun survei; (2) menganalisis atau menguji anggapan lama yang berkembang ( benarkah bahwa etnis Lampung cenderung patrilineal atau matrilineal secara budaya dan politik); (3) mencari dan menyusun jawaban terkait perubahan kultur politik yang terjadi; (4) untuk juga mengetahui intensitas penggunaan bahasa Lampung mereka dalam komunikasi keluarga sehari-hari.

Kegunaan penelitian, (1)secara praktis, hasil penelitian berguna sebagai bahan masukan bagi masyarakat adat untuk mewujudkan kemandirian politik para pemuda etnis Lampung, bahan masukan bagi partai politik dalam rekrutmen politik: (2) secara akademis, hasil penelitian menambah pengetahuan dan informasi terkait mencari format budaya politik etnis Lampung.

Kenapa pemuda yang diteliti dari bagian masyarakat adat Lampung, kenapa bukan orang tua, remaja, dan anak-anak, pertimbangannya ada lima: pertama, sudah menjadi subyek hukum yangt cukup mandiri dan memiliki hak politik karena berusia atau lebih dari 17 tahun; kedua, diperkirakan mampu menjawab pertanyaan penelitian ini, ketiga, pemuda adalah calon pemimpin dan pelanjut generasi sebelumnya yang pada kesempatan mendatang bisa kembali diteliti untuk kegiatan survei berkala (longitudinal survey) ; keempat, bertepatan dengan hari sumpah pemuda yang ke-88 pada tanggal 28 Oktober 2016, yang kelima, pemuda adalah kelompok vital dalam wacana bonus demografi 2020-2035 yang perlu didengarkan pikiran, pilihan dan aspirasinya.

(4)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

54

Peneliti menggunakan sebutan “etnis”

(pemuda etnis Lampung) dalam riset ini merujuk pada konsep Koencaraningrat (2007) yang menyetarakan pengertian etnis/suku yakni satu kesatuan sosial yang dapat dibedakan terutama dari sisi bahasa. Dalam konteks etnis Lampung terdapat dua penggolongan yakni bahasa etnis Lampung pepadun (berbahasa dialek o) dan etnis bahasa Lampung sebatin (berbahasa dialek api) yang juga memiliki aksara Lampung tersendiri.

METODE

Jenis dan tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan perpaduan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Perpaduan kuantitatif dan kualitatif berangkat dari keterbatasan dan kelebihan pendekatan keduanya, sehingga bila dipadukan maka memudahkan menjelaskan hasil-hasil penelitian (Julia Brannen, 1996: 9). Survei pengumpulan data ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka.

Responden ditetapkan dengan metode non-random yakni purposive sampling, yakni responden dipilih berdasarkan kriteria tertentu sejalan dengan tujuan penelitian (Burhan Bungin, 2001:108). Kriteria responden dalam penelitian ini: 1. Jenis kelamin laki-laki atau perempuan berjumlah proporsional; 2. Pemuda berusia 17-30 tahun, lulus sma dan sedang kuliah; 3. Salah satu dan atau kedua orang tua etnis Lampung; 4. bila

kuliah, maka cukup proporsional antara jurusan sosial dan eksakta; 5. Tersebar merata atau berasal dari keterwakilan mayoritas 15 kabupaten/kota di Lampung;. Responden ditetapkan sebanyak 120 orang yang diperoleh dengan kombinasi tambahan metode snowball responden, dalam arti reponden pertama memberi info dan rekomendasi responden selanjutnya dengan kriteria sama untuk juga diwawancarai surveyor. Lokasi survei penelitian ini di lampung pada tanggal 20-27 oktober 2016.

Hasil penelitian diolah melaui proses editing, koding, dan tabulating, untuk menjaga validitas data maka digunakan metode cross check 10 % responden melalui sambungan telepon. Hasil pengecekan 10 persen sampel terbukti sampel valid (ada orangnya, diwawancarai langsung).

Teknik penyajian data adalah displai tabel data tunggal, lalu dijelaskan, dimaknai, dianalisis, dan terakhir ditarik kesimpulan terkini.

HASIL DAN PEMBAHASAN Seputar Profil Responden

Profil 120 responden dalam penelitian ini, dilihat dari umur, jenis kelamin, fakultas, asal kabupaten/kota di Lampung, dan terakhir pembilahan rumpun etnis responden berdasarkan dialek bahasa Lampung, hasilnya sebagai berikut:

(5)

ANALISIS ORIENTASI, SIKAP, PILIHAN, DAN BUDAYA POLITIK PEMUDA-PEMUDI ETNIS LAMPUNG ERA KONTEMPORER

Syafarudin, Darmawan Purba

55

Grafik 1. Profil responden Pemuda-Pemudi Etnis Lampung berdasarkan usia (%) terbukti sampel valid (ada orangnya,

diwawancarai langsung). Teknik penyajian data adalah displai tabel data tunggal, lalu dijelaskan, dimaknai, dianalisis, dan terakhir ditarik kesimpulan terkini.

HASIL DAN PEMBAHASAN Seputar Profil Responden

Profil 120 responden dalam penelitian ini, dilihat dari umur, jenis kelamin, fakultas, asal kabupaten/kota di

Lampung, dan terakhir pembilahan rumpun etnis responden berdasarkan dialek bahasa Lampung, hasilnya sebagai berikut:

Grafik 1. Profil responden pemuda-pemudi etnis lampung berdasarkan usia (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120) Percent, 17, 1.67 Percent, 18, 0.83

Percent, 19, 5.83

Percent, 20, 25.00

Percent, 21, 52.50 Percent, 22, 10.00

Percent, 23, 2.50 Percent, 25, 1.67

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(6)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

56

Grafik 2. Profil responden Pemuda Etnis Lampung berdasarkan jenis kelamin

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 3. Profil responden Pemuda-Pemudi Etnis Lampung berdasarkan fakultas tempat kuliah

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(7)

Grafik 4. Profil responden Pemuda-Pemudi Etnis Lampung berdasarkan asal tinggal Kabupaten/Kota di Lampung (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(8)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

58

Grafik 5. Profil responden Pemuda-Pemudi Etnis Lampung berdasarkan penggolongan dialek bahasa (dialek nyow pepadun, dan dialek api sebatin) (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Sebelum menggali soal orientasi, sikap, pilihan, dan budaya politik, maka ditanyakan soal frekuensi penggunaan bahasa lampung oleh

responden dalam komunikasi keluarga sehari- hari, hasilnya sebagai berikut.

Grafik 6. Apakah sehari-hari anda menggunakan Bahasa Lampung dalam komunikasi di lingkungan keluarga dan bagaimana frekuensinya? (%)

Grafik 5. Profil responden pemuda-pemudi etnis lampung berdasarkan penggolongan dialek bahasa (dialek nyow pepadun, dan dialek api sebatin) (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Sebelum menggali soal orientasi, sikap, pilihan, dan budaya politik, maka ditanyakan soal frekuensi penggunaan

bahasa lampung oleh responden dalam komunikasi keluarga sehari-hari, hasilnya sebagai berikut.

Grafik 6. Apakah sehari-hari anda menggunakan bahasa lampung dalam komunikasi di lingkungan keluarga dan bagaimana frekuensinya? (%)

Percent, Lampung pepadun, 54%

Percent, Lampung sebatin, 41%

Percent, lampung saja , 5%

Percent, Ya, Sering, 17.50

Percent, Tidak,

37.50 Percent, Ya,

Jarang, 36.67

Percent, Tidak Tahu Bahasa Lampung, 8.33

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Orientasi dan Sikap Politik

Peneliti menggali orientasi dan sikap politik pemuda-pemudi etnis Lampung dengan menyodorkan sembilan pertanyaan dengan

pilihan jawaban yang tersedia dan alasan terbuka sesuai pandangan responden.

(9)

Grafik 7. Dasar negara kita adalah Pancasila, menurut anda apakah Pancasila sudah cukup sebagai pemersatu bangsa? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 8. UUD 1945 sebagai konstitusi negara sudah diamandemen 4 kali, menurut anda apakah UUD 1945 perlu diamandemen ke-5 kali?

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(10)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

60

Grafik 9. Pemilihan Presiden saat ini dilakukan secara langsung oleh rakyat, menurut anda apakah ke depan tetap dipertahankan atau dirubah di pilih oleh MPR?

Grafik 8. UUD 1945 sebagai konstitusi negara sudah diamandemen 4 kali, menurut anda apakah UUD 1945 perlu diamandemen ke-5 kali?

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 9. Pemilihan Presiden saat ini dilakukan secara langsung oleh rakyat,

menurut anda apakah ke depan tetap dipertahankan atau dirubah di pilih oleh MPR?

Sumber: hasil olah data ( n =120) Percent, Sudah

cukup, 52.50

Percent, perlu amandemen,

25.00

Percent, tidak tahu/tidak jawab,

22.50

Percent, Tetap dipilih langsung,

92.50

Percent, Dipilih MPR, 3.33

Percent, TT/TJ/R, 4.17

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 10. Pemilihan kepala daerah saat ini dilakukan secara langsung oleh rakyat, menurut anda apakah mendatang tetap dipertahankan atau dirubah di pilih oleh DPRD?

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(11)

Grafik 11. Ada wacana agar pelaku korupsi di Indonesia dihukum berat hingga hukuman mati, bagaimana sikap anda ? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 12. Indonesia adalah anggota negara Asean, menurut anda bagaimana sebaiknya Indonesia selanjutnya?

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(12)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

62

Grafik 13. Indonesia adalah anggota negara PBB, menurut anda bagaimana sebaiknya Indonesia selanjutnya? (%)

Grafik 13. Indonesia adalah anggota negara PBB, menurut anda bagaimana sebaiknya Indonesia selanjutnya? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 14. Lampung adalah salah satu provinsi miskin di pulau sumatera, ada yg berpandangan liar agar maju seperti Singapura, sebaiknya provinsi Lampung menjadi negara merdeka berdiri sendiri.

Menurut anda bagaimana sebaiknya provinsi Lampung selanjutnya? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Percent, Tetap Anggota PBB,

90.00

Percent, Keluar Dari PBB, 0.83

Percent, TT/TJ, 9.17

Percent, Tetap Anggota NKRI,

90.00

Percent, Keluar dari NKRI, 1.67

Percent, TT/TJ/R, 8.33 Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 14. Lampung adalah salah satu provinsi miskin di pulau sumatera, ada yang berpandangan liar agar maju seperti Singapura, sebaiknya provinsi Lampung menjadi negara merdeka berdiri sendiri. Menurut anda bagaimana sebaiknya provinsi Lampung selanjutnya? (%)

Grafik 13. Indonesia adalah anggota negara PBB, menurut anda bagaimana sebaiknya Indonesia selanjutnya? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 14. Lampung adalah salah satu provinsi miskin di pulau sumatera, ada yg berpandangan liar agar maju seperti Singapura, sebaiknya provinsi Lampung menjadi negara merdeka berdiri sendiri.

Menurut anda bagaimana sebaiknya provinsi Lampung selanjutnya? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Percent, Tetap Anggota PBB,

90.00

Percent, Keluar Dari PBB, 0.83

Percent, TT/TJ, 9.17

Percent, Tetap Anggota NKRI,

90.00

Percent, Keluar dari NKRI, 1.67

Percent, TT/TJ/R, 8.33

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(13)

Grafik 15. Lampung adalah salah satu provinsi miskin di pulau sumatera, ada yg

berpandangan agar Lampung bisa maju seperti DKI atau Jawa Barat, sebaiknya provinsi Lampung dimekarkan menjadi 2 provinsi yakni provinsi Lampung dan provinsi Lampung Raya? Menurut anda bagaimana sebaiknya provinsi Lampung selanjutnya? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Pilihan Politik dan Budaya Politik

Peneliti menggali pilihan dan budaya politik pemuda-pemudi etnis Lampung dengan menyodorkan sebelas pertanyaan terbuka dan

menanyakan alasannya sesuai pandangan responden.

(14)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

64

Grafik 16. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilu legislatif untuk pemilihan wakil rakyat di DPR RI, seingat anda caleg dari Partai Politik apa yang anda pilih? (%)

Pilihan Politik dan Budaya Politik

Peneliti menggali pilihan dan budaya politik pemuda-pemudi etnis

Lampung dengan menyodorkan sebelas pertanyaan terbuka dan menanyakan alasannya sesuai pandangan responden.

Grafik 16. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilu legislatif untuk pemilihan wakil rakyat di DPR RI, seingat anda caleg dari Partai Politik apa yang anda pilih? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 17. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilu legislative untuk pemilihan wakil rakyat di DPRD Provinsi Lampung, seingat anda caleg dari Partai Politik apa yang anda pilih? (%)

Percent, Nasdem, 1.67 Percent, PKB, 0.83

Percent, PKS, 2.50

Percent, PDIP, 18.33 Percent, Golkar,

14.17 Percent, Gerindra,

6.67

Percent, Demokrat, 16.67 Percent, PAN, 5.83

Percent, PPP, 0.83

Percent, Tidak Memilih, 25.00 Percent, TT/TJ/R,

7.50

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 17. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilu legislative untuk pemilihan wakil rakyat di DPRD Provinsi Lampung, seingat anda caleg dari Partai Politik apa yang anda pilih? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(15)

ANALISIS ORIENTASI, SIKAP, PILIHAN, DAN BUDAYA POLITIK PEMUDA-PEMUDI ETNIS LAMPUNG ERA KONTEMPORER

Syafarudin, Darmawan Purba

65

Grafik 18. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilu presiden yang diikuti capres jokowi dan prabowo, seingat anda capres dari Partai Politik apa yang anda pilih? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 18. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilu presiden yang diikuti capres jokowi dan prabowo, seingat anda capres dari Partai Politik apa yang anda pilih? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120) Percent, Nasdem,

1.67 Percent, PKS, 1.67

Percent, PDIP, 24.17 Percent, Golkar,

13.33 Percent, Gerindra,

4.17

Percent, Demokrat, 15.00 Percent, PAN, 1.67

Percent, PPP, 1.67 Percent, PBB, 0.83

Percent, Tidak Memilih, 27.50 Percent, TT/TJ/R,

8.33

Percent, Prabowo, 45.83

Percent, Jokowi, 40.00

Percent, TT/TJ/R, 14.17

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 19. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilu presiden yang diikuti capres jokowi dan prabowo, anda sudah memilihnya, melihat kondisi pembangunan NKRI sekarang, apakah anda menyesal/tidak menyesal atas pilihan capres tersebut? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(16)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

66

Grafik 20. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilahan Gubernur Lampung diantara cagub itu ada M. Ridho Ficardo, Herman HN, dan Berlian Tihang, , seingat anda cagub mana yang anda pilih? (%)

Grafik 20. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilahan Gubernur Lampung diantara cagub itu ada M.

Ridho Ficardo, Herman HN, dan Berlian Tihang, , seingat anda cagub mana yang anda pilih? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 21. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilihan Gubernur Lampung dan anda sudah memilihnya, melihat kondisi pembangunan prov lampung sekarang, apakah anda menyesal/tidak menyesal atas pilihan cagub tersebut? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Percent, Berlian Tihang, 9.17

Percent, Ridho Ficardo, 35.83 Percent, Herman

HN, 34.17 Percent, TT/TJ/R,

20.83

Valid Percent, Menyesal, 9.30

Valid Percent, Tidak Menyesal, 83.72

Valid Percent, TT/TJ/R, 6.98 Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 21. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilihan Gubernur Lampung dan anda sudah memilihnya, melihat kondisi pembangunan prov lampung sekarang, apakah anda menyesal/tidak menyesal atas pilihan cagub tersebut? (%)

Grafik 20. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilahan Gubernur Lampung diantara cagub itu ada M.

Ridho Ficardo, Herman HN, dan Berlian Tihang, , seingat anda cagub mana yang anda pilih? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 21. Pada tahun 2014 yang lalu ada pemilihan Gubernur Lampung dan anda sudah memilihnya, melihat kondisi pembangunan prov lampung sekarang, apakah anda menyesal/tidak menyesal atas pilihan cagub tersebut? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Percent, Berlian Tihang, 9.17

Percent, Ridho Ficardo, 35.83 Percent, Herman

HN, 34.17 Percent, TT/TJ/R,

20.83

Valid Percent, Menyesal, 9.30

Valid Percent, Tidak Menyesal, 83.72

Valid Percent, TT/TJ/R, 6.98

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(17)

Grafik 22. Apabila hari ini ada pemilihan legislatif untuk DPR RI, maka partai politik apa yang akan anda pilih? (%)

Grafik 22. Apabila hari ini ada pemilihan legislatif untuk DPR RI, maka partai politik apa yang akan anda pilih? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Percent, Nasdem, 10.0 Percent, PKS, 3.3

Percent, PDIP, 29.2 Percent, Golkar,

12.5 Percent, Gerindra,

5.0

Percent, Demokrat, 20.0 Percent, PAN, 2.5

Percent, Hanura, 0.8

Percent, Tidak Memilih, 5.0

Percent, TT/TJ/R, 11.7

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(18)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

68

Grafik 23. Apabila hari ini ada pemilihan legislatif untuk DPRD Lampung, maka partai politik apa yang akan anda pilih? (%)

Grafik 23. Apabila hari ini ada pemilihan legislatif untuk DPRD Lampung, maka partai politik apa yang akan anda pilih? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Percent, Nasdem, 8.33 Percent, PKS, 1.67

Percent, PDIP, 29.17 Percent, Golkar,

14.17 Percent, Gerindra,

2.50

Percent, Demokrat, 23.33 Percent, PAN, 3.33

Percent, PPP, 0.83 Percent, Tidak Memilih, 4.17

Percent, TT/TJ/R, 12.50

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(19)

Grafik 24. Apabila hari ini ada pemilihan gubernur lampung, maka siapa calon gubernur yang akan anda pilih, boleh sipil, boleh militer, boleh perempuan, boleh pria? (top of mind) (%)

Grafik 24. Apabila hari ini ada pemilihan gubernur lampung, maka siapa calon gubernur yang akan anda pilih, boleh sipil, boleh militer, boleh perempuan, boleh pria? (top of mind) (%)

Valid Percent, Agung Ilmu Mangkunegara,

0.83 Valid Percent, Alzier

DT, 0.83 Valid Percent, Amalsyah Tarmizi,

1.67

Valid Percent, Basuki Tjahya Purnama,

5.00 Valid Percent,

Berlian Tihang, 0.83 Valid Percent, Chusnuniah Halim,

0.83

Valid Percent, Edward Syahpernong, 2.50 Valid Percent, Eva

Dwiana, 1.67

Valid Percent, Herman HN, 27.50 Valid Percent, Krisna

Murti, 0.83

Valid Percent, Mukhlis Basri, 4.17

Valid Percent, Mustafa, 5.00

Valid Percent, Ridho Ficardo, 25.83 Valid Percent,

Ridwan Kamil, 4.17 Valid Percent,

Ryamizard Ryacudu, 0.83

Valid Percent, Tri Risma, 3.33 Valid Percent, Umar

Ahmad, 0.83

Valid Percent, TT/TJ/R, 13.33

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(20)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

70

Grafik 25. Apabila hari ini ada pemilihan presiden, maka siapa calon presiden yang akan anda pilih, boleh sipil, boleh militer, boleh perempuan, boleh pria? (top of mind) (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Grafik 25. Apabila hari ini ada pemilihan presiden, maka siapa calon presiden yang akan anda pilih, boleh sipil, boleh militer, boleh perempuan, boleh pria? (top of mind) (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120) Percent, Aburizal

Bakrie, 1.67

Percent, Agus Harimurti Yudhoyono, 14.17 Percent, Anies

Baswedan, 4.17 Percent, Basuki Tjahya Purnama,

3.33

Percent, Joko Widodo, 10.83

Percent, Prabowo Subianto, 22.50 Percent, Ridwan

Kamil, 10.83 Percent, Sri

Mulyani, 1.67 Percent, Susi Pudjiastuti, 1.67

Percent, Tri Rismaharini, 9.17 Percent, Wiranto,

0.83

Percent, TT/TJ/R, 19.17

Sumber: hasil olah data ( n =120)

(21)

Grafik 26. Ada anggapan budaya politik lampung itu parochial artinya pilihan politik

tergantung arahan atau perintah bapak, ada juga yang beranggapan budaya politik lampung itu cenderung matrilineal artinya pilihan politik tergantung arahan atau perintah ibu. Siapakah yang mempengaruhi pilihan-pilihan politik anda pada saat pesta demokrasi tersebut? (%)

Grafik 26. Ada anggapan budaya politik lampung itu parochial artinya pilihan politik tergantung arahan atau perintah bapak, ada juga yang beranggapan budaya politik lampung itu cenderung matrilineal artinya pilihan politik tergantung arahan atau perintah ibu. Siapakah yang

mempengaruhi pilihan-pilihan politik anda pada saat pesta demokrasi tersebut? (%)

Sumber: hasil olah data ( n =120)

Percent, Bapak, 15.00 Percent, Ibu, 5.00

Percent, Diri Sendiri, 76.67 Percent, lainnya, 2.50

Percent, TT/TJ/R, 0.83

Sumber: hasil olah data ( n =120)

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Responden dalam riset ini tidak mewakili penggambaran utuh populasi seluruh pemuda- pemudi etnis Lampung terutama dari seluruh strata tingkat ekonomi dan pendidikan. Reponden berjumlah 120 utuh mewakili kelas menengah dan terdidik, karenanya pemuda etnis Lampung dalam rentang 17-25 tahun, yang putus sekolah alasan ekonomi, yang cuma tamat SD atau SMP tidak tergambar orientasi, sikap, pilihan dan budaya politiknya. Meski demikian, responden riset kali ini cukup kuat mewakili gambaran mayoritas pemuda-pemudi etnis Lampung di

seluruh provinsi Lampung karena mereka wakil 14 kabupaten/kota, mereka juga proporsional jenis kelamin laki(50%) dan perempuan (50%), mereka juga mewakili Lampung pepadun (54%) dan Lampung sebatin (41%).

Orientasi politik pemuda-pemudi etnis Lampung tidak hanya berwawasan lokal seputar provinsi Lampung, tapi juga berwawasan regional dan internasional, hal itu dilihat dari kemampuan mereka menjawab dan memberikan alasan jawaban untuk pertanyaan pada grafik No 12 dan 13. Mereka yang menjawab provinsi Lampung

(22)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

72

tidak perlu dimekarkan atau cukup tetap 1 provinsi saja menyikapi isu kemiskinan (85.8%).

Alasan yang mereka sampaikan satu diantaranya

“Provinsi Lampung miskin nampaknya tidak ada kaitannya langsung dengan penataan wilayah tapi cenderung disebabkan karena kebocoran anggaran pembangunan, korupsi, dan alokasi anggaran pembangunan yang kurang tepat”. Jawaban ini sangat tajam dan peneliti menilai alasan responden ini sulit terbantahkan. Bahkan pemikiran pemuda ini sejalan dengan pemikiran Nils Bubant (2014:12). Guru besar antropologi politik univ Aarhus University Denmark inilah yang menilai korupsi merupakan tantangan terbesar demokrasi dan pembangunan di Indonesia.

Pemuda-pemudi etnis lampung mayoritas (85%) menyatakan Indonesia tetap menjadi anggota Asean, salah satu alasan mereka

“Indonesia lebih senior dan secara histori memiliki peran penting di asia tenggara”.

Pemuda-pemudi etnis lampung mayoritas (90%) menyatakan Indonesia tetap menjadi anggota PBB, salah satu alasan mereka “Indonesia harus menjalankan politik luar negeri bebas aktif”.

Terkait fungsi pancasila sebagai perekat bangsa Indonesia yang multi kultur mayoritas (75%) diamini dan didukung oleh pemuda-pemudi etnis Lampung. Meski demikian terdapat pemuda- pemudi etnis lampung yang kritis dan bersikap berbeda yakni (18%) menyatakan pancasila belum cukup kuat sebagai pemersatu. Pemuda- pemudi etnis Lampung mayoritas (52%) bersikap untuk tidak lagi mengamademen ke-5 UUD 1945, tapi terdapat (25%) yang menyatakan perlu amandemen, serta sisanya (22,5%) menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.

Terkait cara pelaksanaan rotasi kepemimpinan di level daerah dan pusat, mayoritas (90% lebih) pemuda-pemudi etnis lampung menyatakan agar pilpres dan pilkada tetap dilaksanakan secara langsung oleh rakyat, hanya (3%) yang menyatakan Pilpres sebaiknya via MPR dan hanya (5%) yang menyatakan pilkada sebaiknya via DPRD. Terkait hukuman bagi pelaku korupsi (koruptor) pemuda- pemudi etnis Lampung menyatakan beragam alternatif hukuman yakni (54%) menyatakan hukuman mati; (30%) menyatakan penjara

seumur hidup; (10%) menyatakan hukuman potong tangan.

Yang menjawab hukuman mati beralasan umumnya “agar jera, tidak diikuti yang lain, dan uang pembangunan terutama untuk pendidikan bisa gratis”. Yang menyatakan hukuman penjara seumur hidup rata-rata beralasan agar jera pelaku korupsi, sedangkan yang menyatakan hukuman potong tangan selain karena terinspirasi dari ajaran islam, juga agar jera dan malu.

Yang menarik dari hasil penelitian ini yakni terjawablah corak budaya politik Lampung kontemporer lewat jawaban pada grafik No.22.

Siapakah yang mempengaruhi pilihan-pilihan politik pemuda-pemudi etnisLampung pada saat pesta demokrasi (pileg, pilkada, pilpres)? Diri sendiri (76.6%) bapak (15%), Ibu (5%). Mereka yang menjawab diri sendiri beralasan bahwa

“soal pilihan politik para orang tua memberikan kebebasan dan mereka dianggap sudah mandiri menentukan yang terbaik karena mendapat asupan informasi politik lebih banyak daripada orang tua yang tinggal di kampung, ,meski demikian mereka rata-rata akan minta petunjuk dan restu bapak dan ibu tatkala melanjutkan kuliah dan kelak saat ingin menikah.

Alasan yang wajar mengingat mereka masih dibiayai orang tua. Mereka juga ada yang berkata saat pileg, pilkada, bahkan pilpres, pilihan politik dalam keluarga mereka berbeda-beda dan tidak timbul konflik karena mereka toleransi dengan perbedaan pilihan politik. Mereka yang menjawab pilihan politik sesuai arahan bapak atau ibu, rata- rata karena mereka “ingin menghargai orang tua sekaligus alasan berkomunikasi dan minta tambahan biaya kuliah”.

Corak budaya politik Lampung kontemporer yang mandiri, terkadang berbeda pilihan politik antara anak dan orang tua, tidak timbul konflik karena bersikap toleran terhadap perbedaan.

Melihat corak seperti ini, tak heran Arizka Warganegara setelah melihat kasus perbedaan pilihan dan toleransi pada pilkada tahun 2010 dan 2013 di beberapa kabupaten di lampung maka Arizka berkesimpulan melabeli bahwa masyarakat Lampung umumnya dan masyarakat etnis Lampung berbudaya politik “demokratis

(23)

kosmopolitan”) seperti dalam konsep Anthoni Giddens. Bahkan dengan melihat kondisi yang aman tanpa konflik intra dan ekstra etnik di Lampung pasca pilkada 2007, pilkada 2008, pilkada 2013—Arizka menyatakan bahwa Provinsi Lampung adalah percontohan demokrasi kosmopolitan di Indonesia.

Sebetulnya model demokrasi kosmopolitan ini juga menjadi konsep yang dikaji dan dikembangkan lebih dari puluh tahun oleh ilmuan politik David Held (2007: 18). Semangat arizka warganegara bahwa pemuda etnis Lampung bisa menjadi contoh sikap demokratis kosmopoloitan, di satu sisi peneliti sangat mendukung, meski di sisi lain peneliti khawatir bahwa pemuda etnis Lampung saat mereka mapan menjadi kelas menengah jangan sampai mengulangi dua kekeliruan generasi tua sebelumnya yang dicatat jurnalis dan penulis udo z karzi (2016:56) yakni oknum elite adat Lampung kasdang kala (1) suka politisasi masyarakat adat Lampung dan (2) suka memburu gelar adat ke pulau jawa dengan dalih pertukaran gelar adat.

Yang juga menarik dari hasil penelitian ini yakni terjawablah corak budaya politik Lampung kontemporer (bercorak partisipan ala Almond dan Verba) hal itu bisa dilacak lewat jawaban pada grafik No.16 dan no. 17, dimana rata-rata partisipan pemilih legislatif tahun 2014 lalu (datang ke TPS memberikan hak suara berkisar (72-75%), sedangkan pemuda-pemudi etnis lampung yang tidak memilih berkisar (25-27%).

Almond (1963:78) menulis “orang-orang yang melibatkan dirinya dalam kegiatan politik, paling tidak dalam kegiatan pemberian suara (voting) dan memperoleh informasi cukup banyak tentang kehidupan politik kita sebut berbudaya politik partisipan”.

Corak budaya politik pemuda-pemudi etnis Lampung kontemporer yang cenderung bersikap dan memiliki pilihan mandiri, tidak patrilineal, tidak matrilineal, berbeda pilihan namun tetap toleran, cenderung berbudaya partisipsan bukan subyek pasif dan bukan parochial, demokratis kosmopolitan. Timbul pertanyaan kemudian, kenapa karakter baru ini muncul dalam budaya politik etnis Lampung kontemporer yang berbeda dengan corak lama yang diceritakan temurun

bahwa Lampung menganut pola patrilineal warisan monarki ala sultan? Dari pengamatan terhadap perubahan struktur dan kultur politik era orde baru dan era reformasi di Indonesia serta melacak jawaban pemuda-pemudi etnis Lampung, peneliti menilai ada 5 (lima) pemicunya:

(1). gelombang demokratisasi liberal (one man one vote) dan pengakuan hak asasi manusia (hak menyatakan pendapat secara bebas);

(2). terpaan kemajuan ICT (information and communication technology);

(3). tingkat pendidikan dan ekonomi kelas menengah etnis Lampung yang cukup meningkat pesat;

(4). partai politik sebagai agen demokrasi era reformasi gencar melakukan rekrutmen politik, kampanye politik, dan penyerapan aspirasi politik kaum muda; dan

(5). pengaruh televisi terutama sinetron membawa nilai-nilai baru kehidupan keluarga perkotaan yang dianggap modern manakala anak sudah bisa mandiri .

SIMPULAN

Orientasi politik pemuda-pemudi etnis Lampung tidak hanya berwawasan lokal seputar provinsi Lampung, tapi juga mampu berwawasan regional dan internasional

Corak budaya politik pemuda-pemudi etnis Lampung kontemporer cenderung bersikap dan memiliki pilihan mandiri, tidak patrilineal, tidak matrilineal, berbeda pilihan namun tetap toleran, cenderung berbudaya partisipsan bukan subyek pasif dan bukan parochial, bercirikan demokratis kosmopolitan.

Penyebab perubahan kultur politik pada pemuda-pemudi etnis Lampung kekinian ada 5: (1) gelombang demokratisasi liberal (one man one vote) dan pengakuan hak bebas menyatakan pendapat; (2) terpaan kemajuan teknologi informasi); (3) tingkat pendidikan dan ekonomi kelas menengah etnis Lampung yang cukup meningkat; (4) partai politik gencar melakukan rekrutmen politik, kampanye politik, dan penyerapan aspirasi politik kaum muda;

(24)

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK VOLUME 1, NO 1, JULI 2017

74

dan (5) pengaruh televisi terutama terpaan sinetron membawa nilai baru kehidupan keluarga perkotaan yang menganggap modern manakala anak sudah bisa mandiri dari orang tua.

DAFTAR PUSTAKA

Almond, and Verba, Sidney. 1963. The Civic Culture. Princeton University Press.

NewJersey.

Amran, Frieda.2016. Mencari Jejak Masa Lalu Lampung. Pustaka Labrak. Bandar Lampung.

Anderson, ROG, Benedict.1990. Languange and Power, Exploring Politichal Culture in Indonesia. Cornell university press itacha, New York.

Brannen, Julia. 1997. Memadu Metode Penelitian kuantitatif dan Kualitatif “, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Bubant, Nils. 2014. Democracy, Corruption and the Politics of Spirits in Contemporary Indonesia”, Roudledge Avanue, New York Bungin, Burhan. 2001. Metodologi penelitian

Sosial: Format Kuantitatif dan Kualitatif.

Airlangga University Press. Surabaya.

Djausal, Anshori. 1999. Perjalanan Setitik Air:

menjejak waktu, melangkahi bayang, menuju matahari. Penerbit Bumilada. Lampung Selatan.

Gaffar, Afan. 1992. Javanase Voters:A case study of elections under a hegemonic party system.

Gadjah mada university press. Yogyakarta.

Geertz, Clifford. 1960. The Religion of Java. The Free press. Glenco Illionis.

Geertz, Clifford. 1973. Interpretation of Cultures.

Basic book, New York.

Held, David. 1996. Democracy and the Global Order: From the Modern State to Cosmopolitan Governance. Stanford, CA:

Stanford University Press.

Karzi, Z, Udo Z. 2016. Fedodalisme Modern:

Wacana Kritis tentang Lampung dan

kelampungan. Sai Wawai Publishing. Bandar Lampung

Kepemimpinan Pemerintahan Provinsi Lampung Periode 1945-1964. Jurnal Fiat Justisia FH Unila No.3.

Kleden, Ignas. 1987. Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan”, PenerbitLP3ES, Jakarta.

M, Hubert and Jr, Blalock. 2001. Bassic Dilemmas in The Social Science. Sage Publications, London.

Nordholt, Schulte, Henk dan Klinken, van, Gerry (editor). 2007. Renegotiating boundaries:

local politics post Suharto Indonesia, KITLV, Leiden Belanda.

Usman, Sunyoto. 2004. Jalan Terjal Perubahan Sosial. Cired. Yogyakarta.

Warganegara, Arizka. 2013.

Warganegara, Arizka. Budaya Politik Lampung.

Lampung Post. 18 Maret 2014

Referensi

Dokumen terkait

5.4 The interactive process perspective The motivation behind the development of the Kinderloop app was an inherently social one: as a parent, the founder felt that communication