• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN "

Copied!
103
0
0

Teks penuh

Kualifikasi kepala sekolah di SMKN Kota Sawahlunto berada pada kategori kurang baik dengan persentase rata-rata 63,83%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kewenangan kepala sekolah dalam pengawasan sekolah SMKN Sawahlunto belum terlaksana dengan baik. Secara keseluruhan kompetensi kepala sekolah di SMKN Kota Sawahlunto berada pada kategori kurang baik dengan persentase rata-rata 64,85%.

PENDAHULUAN

Asumsi

Pencapaian mutu pendidikan juga ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya.

Batasan Penelitian

Selain itu, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 13 Tahun 2007 tentang Standarisasi Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa kepala sekolah harus memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, pengawasan dan sosial.

Tujuan

Luaran

Kontribusi Penelitian

  • Kompetensi
  • Kepala Sekolah

Lebih lanjut Rahman juga menyatakan bahwa kepala sekolah adalah guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural di sekolah. Senada dengan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan semua sumber daya yang ada di sekolah agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu dapat dikatakan kompetensi klien adalah kemampuan yang harus dimiliki klien berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai standar yang telah ditetapkan.

Standar Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah

Mengelola Unit Layanan Khusus Sekolah/Madrasah dalam mendukung pembelajaran dan kegiatan siswa di sekolah/Madrasah. Memiliki motivasi yang kuat untuk berhasil dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Memiliki jiwa kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar bagi peserta didik.

Tabel 1. Kompetensi Kepala Sekolah
Tabel 1. Kompetensi Kepala Sekolah

Kompetensi Manajerial dalam Bidang Kurikulum

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengarahan memegang peranan yang sangat penting bagi guru, dalam rangka pelaksanaan pengajaran di sekolah. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan oleh pengarah agar kegiatan pengajaran di sekolah berkembang dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan dan direncanakan. Pelaksanaan fungsi manajerial yang kurang penting oleh kepala sekolah adalah mengawasi semua kegiatan yang dilakukan di sekolah.

Komponen-Komponen Kurikulum

  • Perencanaan Kurikulum
  • Pengorganisasian Kurikulum
  • Implementasi Kurikulum
  • Evaluasi Kurikulum

Kepala sekolah juga bertanggung jawab memimpin dan membimbing pengembangan kurikulum dan pembelajaran serta mengawasi pelaksanaannya. Kepala sekolah bekerja keras dan bertanggung jawab dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi perbaikan dan pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Pada tahapan ini merupakan tahapan yang harus diperhatikan secara serius oleh kepala sekolah dan tim yang telah dibentuk untuk memudahkan pembagian tugas sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.

Kepala sekolah wajib mengelola dan mengatur penyusunan kalender akademik, jadwal pelajaran, tugas dan tanggung jawab guru, serta program kegiatan sekolah. Kepala sekolah berkewajiban mengatur dan mengatur penyusunan kalender akademik, jadwal pelajaran, tugas dan kewajiban guru serta kegiatan sekolah. Kalender akademik disusun berdasarkan kebutuhan dan hasil pemikiran bersama antara kepala sekolah dan guru, yang harus menciptakan kejelasan dalam realisasi program kegiatan sekolah.

Program kegiatan sekolah disusun berdasarkan visi, misi dan tujuan yang diwujudkan di bawah pimpinan direktur bersama seluruh komponen sekolah. Fase ini merupakan fase yang paling menentukan apakah sekolah dapat mewujudkan program sekolah dibawah arahan direktur atau tidak. Sebagai seorang guru harus bersedia menerima masukan dari kepala sekolah berdasarkan hasil pengawasan kepala sekolah.

Klien berperan dalam mengontrol sistem evaluasi agar evaluasi dapat dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Kompetensi Supervisi

  • Tujuan Supervisi
  • Materi Supervisi
  • Proses Supervisi
  • Perencanaan Supervisi
  • Pelaksanaan Supervisi
  • Evaluasi Supervisi
  • Teknik Supervisi

Selanjutnya Piet (2000:19) menyatakan “tujuan supervisi adalah memberikan pelayanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas”. Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan Oliva dalam Piet (2000:19) bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan kurikulum yang diterapkan di sekolah, meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah dan mengembangkan seluruh staf di sekolah. Agar tujuan bimbingan dapat tercapai dengan tepat, maka dalam bimbingan perlu diketahui materi apa yang akan diberikan kepada guru.

Membantu guru dalam meningkatkan program belajar mengajar, seperti membantu merancang program belajar mengajar, membantu pelaksanaan proses belajar mengajar, membantu berdiri dengan penilaian proses dan hasil belajar mengajar. Agar pengawasan berjalan lancar, perlu diperhatikan bagaimana proses pengawasan akan dilakukan. Perencanaan supervisi oleh kepala sekolah harus disusun sedemikian rupa sehingga terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam perencanaan perlu ditentukan tujuan supervisi yang akan dilakukan, alasan perlunya supervisi dilakukan, metode apa yang akan digunakan oleh kepala sekolah, siapa saja yang akan terlibat dalam kegiatan tersebut dan yang terpenting, mengembangkan program surveilans yang baik. Penilaian dilakukan terhadap keberhasilan siswa, guru, serta faktor pendukung dan penghambat dalam proses belajar mengajar. Yang dinilai dalam hal ini adalah kekuatan dan kelemahan guru, kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar dan kemajuannya, pengembangan kreativitas, moral, serta situasi dan suasana sekolah.

Evaluasi akan dapat menghasilkan umpan balik untuk mengarahkan penyimpangan dalam pelaksanaan rencana dari rencana semula menuju tujuan yang ingin dicapai.

Kepala Sekolah Efektif

Menyelenggarakan pertemuan dengan komite sekolah, guru dan staf tentang topik yang perlu diperhatikan. Maka dengan adanya kriteria pemimpin sekolah yang efektif di atas akan memudahkan para pemimpin sekolah untuk mempertahankan kompetensinya dalam bidang manajerial kurikulum dan supervisi.

Tugas dan Peran Kepala Sekolah

Untuk manajemen yang optimal, kepala sekolah juga diharapkan memahami perannya dalam penyelenggaraan pendidikan. Peran kepala sekolah yang menjalankan kepemimpinannya seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002: 90) yaitu: 1. Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang mengerahkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan produktivitas yang tinggi. . untuk mencapai tujuan.

Kepala sekolah selalu mengawasi lingkungan terhadap kemungkinan adanya informasi yang mempengaruhi sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menyebarluaskan dan berbagi informasi dengan guru, staf dan orang tua siswa. Kepala sekolah terus berusaha untuk meningkatkan citra sekolah dengan berbagai ide program baru dan dengan survei yang meneliti berbagai masalah yang muncul di lingkungan sekolah.

Direktur harus dapat meramalkan gangguan yang timbul, dengan mempertimbangkan situasi dan kebenaran keputusan yang diambil. Kepala sekolah harus mampu melakukan diskusi dan konsultasi dengan pihak eksternal guna memenuhi kebutuhan sekolah.

Kerangka Pemikirian

Defenisi Operasional

  • Sampel

Penulis menggunakan pendapat Arikunto untuk mengambil sampel yaitu jika jumlah populasi kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya sebagai sampel penelitian, jika populasi lebih besar dari 100 orang maka sampel 10% - 15% dapat diambil.

Tabel 2. Penyebaran Populasi SMKN  Kota Sawahlunto
Tabel 2. Penyebaran Populasi SMKN Kota Sawahlunto

Instrumen Penelitian

  • Sumber Data

Data hasil penelitian yang dilakukan penulis merupakan data primer yang merupakan data yang dibutuhkan langsung dari sumber pertama yaitu “Kompetensi Kepala SMK Negeri di Kota Sawahlunto”. Sesuai dengan jenis data dalam penelitian ini, sumber datanya adalah guru SMKN Kota Sawahlunto yang dipilih sebagai sampel penelitian.

Tabel  4.  Kisi-kisi Instrumen Penelitian  No
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian No

Teknik Analisis Data

Pada bagian ini disajikan hasil berupa deskripsi data kompetensi kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sawahlunto, mengenai kompetensi kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Sawahlunto, di berupa 1) kompetensi manajemen dalam bidang kurikulum kepala sekolah tentang perencanaan, pengorganisasian, bimbingan dan pengawasan, 2) kompetensi membimbing kepala sekolah tentang program bimbingan, proses pelaksanaan bimbingan, teknik yang digunakan dan materi yang dibimbing. Hasil penelitian dan pembahasan tentang kompetensi pengelola SMKN Kota Sawahlunto secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Deskripsi Data

  • Kompetensi Manajerial Bidang Kurikulum Kepala Sekolah SMKN Kota Sawahlunto
  • Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah SMKN Kota Sawahlunto
  • Kompetensi Kepala Sekolah SMKN Kota Sawahlunto

Selain itu, 79,1% responden menyatakan bahwa kepala sekolah selalu dan sering menjelaskan sifat tugas yang harus dilakukan guru. Diikuti oleh 62,8%. Responden menyatakan kepala sekolah selalu dan sering mengecek kurikulum guru, 20,93% responden menyatakan kadang-kadang, dan 16,3% responden jarang dan tidak pernah. Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa rata-rata 65,86% responden menyatakan kepala sekolah selalu dan sering melakukan kompetensi manajerial di bidang studi, 17,6% responden menyatakan kadang-kadang, dan 16,5% responden menyatakan jarang. dan tidak pernah.

Jika dilihat dari persentase tertinggi, 70,93% responden menyatakan kepala sekolah selalu dan sering melakukan kompetensi manajerial bidang kurikulum dalam hal perencanaan, 15,12% responden menyatakan kadang-kadang dan 13,95% responden menyatakan jarang dan tidak pernah. Sedangkan persentase terendah yaitu 61,13% responden menyatakan kepala sekolah selalu dan sering melakukan kompetensi manajerial bidang kurikulum dalam hal supervisi, 18,6% responden menyatakan kadang-kadang, dan 20,27% responden menyatakan jarang dan tidak pernah. Bahkan persentase tertinggi yaitu 72,09% responden menyatakan bahwa kepala sekolah selalu dan sering mengumpulkan berbagai informasi tentang keterampilan guru.

Pada Tabel 14 di atas terlihat bahwa rata-rata 63,83% responden menyatakan bahwa kepala sekolah selalu dan sering melaksanakan kompetensi. Sedangkan persentase terendah yaitu 59,3% responden menyatakan bahwa kepala sekolah selalu dan sering melakukan kewenangan pengawasan dalam hal materi pengawasan, 21,8% responden menyatakan kadang-kadang, dan 18,9%. Dari persentase tertinggi yang terlihat, 65,86% responden menyatakan bahwa kepala sekolah selalu dan sering melaksanakan kewenangan pengelolaan di bidang kurikulum, 17,6% responden menyatakan kadang-kadang dan 16,5% responden jarang dan tidak pernah mengatakan.

Sedangkan persentase terendah yaitu 63,83% responden menyatakan bahwa kepala sekolah selalu dan sering melakukan kompetensi bimbingan terkait dengan materi bimbingan, 18,9% responden menyatakan kadang-kadang dan 17,3% responden menyatakan jarang dan tidak pernah.

Pembahasan

Hasil penelitian membuktikan bahwa 70,93% responden menyatakan bahwa kepala sekolah selalu dan sering melakukan kompetensi manajerial bidang kurikulum dalam hal perencanaan. Meskipun kompetensi manajerial kepala sekolah dalam bidang kurikulum sudah cukup baik, tentunya masih perlu adanya peningkatan. Berbagai upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk mengoptimalkan kompetensi manajerial di bidang kurikulum tidak lepas dari bantuan guru.

Dimana sebaiknya guru dan kepala sekolah meningkatkan kerjasamanya untuk mengoptimalkan kegiatan yang akan dilaksanakan di wilayah kurikulum. Untuk menggerakkan semua itu tentunya sangat diperlukan kompetensi manajemen, salah satunya dapat dilihat dari penelitian ini adalah kompetensi manajemen pimpinan sekolah dalam bidang kurikulum. Hasil penelitian dengan fenomena awal bahwa kompetensi manajemen kepala sekolah di bidang kurikulum belum optimal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,83% responden menyatakan kompetensi bimbingan pimpinan sekolah selalu dan sering menjaga kompetensi bimbingan berkaitan dengan program bimbingan, proses pelaksanaan bimbingan, teknik bimbingan dan materi bimbingan. Kompetensi supervisi kepala sekolah tentunya harus mendapat perhatian dari kepala sekolah, agar dari tidak baik menjadi lebih baik lagi. Kepala sekolah perlu meningkatkan kompetensi supervisinya terutama dalam hal pemberian materi supervisi kepada guru, karena sesuai dengan hasil penelitian ini.

Peningkatan kompetensi bimbingan kepala sekolah ini mempunyai pengaruh yang sangat besar, selain guru, juga terhadap mutu pengajaran di sekolah.

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 1. Kompetensi Kepala Sekolah
Gambar 1:   Kerangka Pemikiran Kompetensi Kepala Sekolah  SMKN  Kota  Sawahlunto
Tabel 3. Perhitungan Sampel
Tabel 2. Penyebaran Populasi SMKN  Kota Sawahlunto
+2

Referensi

Dokumen terkait

as Part of Competitive Advantages through Students’ Experiences in New Normal 51 also prove that the success in carrying out this hybrid learning, according to the respondents, was