• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN TEKNIK SIPIL PENGAIRAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "JURUSAN TEKNIK SIPIL PENGAIRAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR "

Copied!
68
0
0

Teks penuh

Qb : debit beban dasar (kg/s) n' : koefisien kekasaran dasar datar n : koefisien kekasaran aktual. Sungai Saddang merupakan sungai terpanjang di Sulawesi Selatan, sungai ini mengalir melalui kabupaten Tanah Toraja, Enrekang, Pinrang dan Polewali, Sulawesi Barat. Aliran Sungai Saddang yang cukup deras mampu mengangkut seluruh partikel batuan besar (batas besar) hingga tanah liat (slush), sehingga menyebabkan terjadinya pendangkalan akibat sedimentasi atau subsiden yang terjadi di wilayah hilir Kabupaten Pinrang.

Di Pinrang sedimentasi yang sangat besar menyebabkan Sungai Saddang meluap pada musim hujan sehingga mengakibatkan tergenangnya lahan di bagian hilir Sungai Saddang Kabupaten Pinrang sehingga perlu dilakukan studi laju sedimentasi di bagian hilir Sungai Saddang. . , Kabupaten Pinrang. Berapa bed load berdasarkan data lapangan di hilir Sungai Saddang Kabupaten Pinrang? Untuk menghitung sedimen dasar di hilir Sungai Saddang menggunakan pendekatan Meyer Peter dan pendekatan Einstein.

Dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak-pihak yang mengendalikan sedimentasi Bendungan Benteng Kabupaten Pinrang. Penelitian ini dibatasi pada bagian hilir Sungai Saddang Kabupaten Pinrang dengan melakukan kajian terhadap laju sedimentasi yang terjadi di bagian hilir Sungai Saddang Kabupaten Pinrang.

PENDAHULUAN

  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Batasan Masalah
  • Sistematika Penulisan

Pengukuran dilakukan dengan mengambil sampel langsung dari sungai (lokasi stasiun penilaian air) dengan menggunakan instrumen bottom loading. Tingkat beban sedimen di dasar sungai dapat diperoleh dengan memperkirakan posisi gugusan pasir yang dihitung melalui pemetaan dasar sungai secara berkala. Qb = debit beban dasar (kg/s) n' = koefisien kekasaran dasar datar n = koefisien kekasaran aktual.

Dalam penelitian ini digunakan metode Meyer Peter dan Einstein untuk menghitung sedimen dasar sungai. Dengan menggunakan data debit sungai pada lampiran, besaran debit dasar dapat dihitung. Total sedimen dasar di bagian hilir Bendungan Benteng dengan metode Einstein berarti produktivitas sedimen dasar ( ) adalah 170.

Besarnya beban dasar hilir Bendungan Benteng yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan adalah 35. Total volume beban dasar hilir Bendungan Benteng yang diperoleh dengan pendekatan Einstein adalah 170.

TINJUAN PUSTAKA

Pengukuran Sedimen Melayang

Pengukuran beban sedimen atau sedimen terapung dilakukan dengan mengambil sampel air menggunakan alat sediment sampler USDH 48 yang terbuat dari bahan seperti alumunium, dilengkapi dengan rongga untuk meletakkan botol sampel. Dua pengukuran beban sedimen yang pada prinsipnya mempunyai mekanisme kerja yang sama, yaitu teknik pengambilan sampel sedimen tersuspensi yang mengintegrasikan kedalaman. Bedanya alat pertama sudah terstandar (USDH-48 Sediment sampler) dan alat kedua merupakan modifikasi dari alat pertama dan dibuat lebih sederhana.

Alat ini juga dilengkapi dengan dua lubang, lubang pertama untuk memasukkan sampel air dan lubang lainnya untuk mengeluarkan udara di dalam botol. Alat ini biasanya dilengkapi dengan lubang penampung sampel air dengan ukuran berbeda-beda sehingga diperoleh beban sedimen dengan ukuran berbeda-beda. Pada metode pengukuran beban sedimen dengan teknik integrasi kedalaman, alat ukur sedimen dipasang pada probe, kemudian dimasukkan ke dalam aliran sungai dengan gerakan ke bawah dan ditarik dengan kecepatan gerakan yang sama.

Pengukuran beban sedimen dilakukan bersamaan dengan pengukuran aliran dan dengan prosedur yang sama, yaitu dengan membagi bagian sungai menjadi beberapa subbagian. Sampel air disaring di laboratorium dengan kertas saring dengan ukuran yang sesuai dengan tingkat keakuratan data yang diinginkan. Sedimen yang dikeringkan dengan angin kemudian ditimbang dan dinyatakan sebagai persentase dari berat total gabungan air dan sedimen.

Pengolahan Data Sedimen Melayang

Pengukuran Sedimen Dasar

Saiz alat pengumpulan sedimen berbentuk lubang ini boleh disesuaikan dengan lebar dasar sungai atau disesuaikan dengan keperluan untuk mengambil sampel sedimen rayapan. Dalam jenis sistem pengumpulan sedimen yang lebih maju, lubang atau lubang di dasar sungai dilengkapi dengan treadmill yang boleh memindahkan sedimen yang terkumpul ke tempat khas yang dilengkapi dengan alat penimbang sedimen. Dalam bentuk mudah, perigi dibuat dalam bentuk lubang empat segi dengan permukaan ubang digarap selari dengan permukaan dasar sungai untuk membolehkan mendapan masuk ke dalam perigi.

Alat pengumpul sedimen tipe ember umumnya dibuat dengan menggunakan jaring yang terbuat dari plastik atau bahan kedap lainnya yang diberi lubang-lubang dengan ukuran sedemikian rupa sehingga memungkinkan lewatnya sedimen yang mengambang dan mencegah masuknya sedimen. Bentuk tong sampah adalah persegi panjang, panjangnya disesuaikan dengan lebar dasar sungai atau sesuai kebutuhan kajian. Mengingat alat penampung sedimen jenis bin ini kurang efektif bila baknya hampir penuh.

Sehingga jangka waktu pengambilan contoh sedimen dan cara pengambilan atau penggantian keranjang penampung sedimen menjadi. Oleh karena itu, keranjang penampung sedimen harus kuat dan diletakkan di dasar sungai dengan ikatan yang tidak mudah goyah. Alat pengumpul sedimen jenis yang ketiga ini sering juga disebut dengan alat pengumpul sedimen bertekanan (air) Helley-Smith karena alat tersebut dibuat oleh Helley dan Smith dan cara kerjanya menggunakan perbedaan tekanan pada saluran keluar dari alat pengumpul sedimen tersebut. sedemikian rupa sehingga terjadi perbedaan tekanan (drop) pada sisi alat pengumpul sedimen yang berbentuk kantong (tempat keluarnya sedimen yang tidak tertampung).

Alat pengumpul sedimen jenis ini banyak digunakan dan tampaknya telah menjadi instrumen standar untuk mengumpulkan sedimen yang merambat. Perangkap sedimen tipe kecil yaitu dengan mulut perangkap sedimen berukuran 76 mm, dapat dioperasikan secara manual. Penempatan alat pengumpul sedimen Helley-Smith umumnya ditempatkan pada permukaan batuan datar yang besar di dasar sungai atau dapat juga ditempatkan pada permukaan bangunan semen di dasar sungai yang merupakan bagian dari sungai. . membangun jembatan.

Peralatan mekanis yang dipasang pada dasar sungai dapat merusak arah aliran dan jumlah angkutan dasar, besarnya angkutan sedimen dan kecepatan aliran di dekat dasar sungai sangat bervariasi. Pada dasar sungai yang bergelombang, posisi alat ukur beban dasar berpengaruh besar terhadap jumlah material yang dapat ditangkap. Jika posisi alat berada di bagian atas dasar sungai yang bergelombang maka volume beban dasar yang dapat ditangkap akan lebih besar dibandingkan jika alat berada di lembah.

Pengolahan Data Sedimen Dasar

Dalam menganalisis sedimen terapung atau beban tersuspensi, perhitungannya didasarkan pada data sekunder berupa analisis kandungan lumpur, pengukuran debit air dan debit harian yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan Bendungan Benteng Kabupaten Pinrang. Data yang diperoleh kemudian menjadi dasar pengolahan data untuk mendapatkan debit sedimen terapung sebelum dibuat kurva debit (Q) dengan elevasi muka air (H). Perhitungan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 4, data pengukuran debit air dan hasil analisis sedimen terapung.

Untuk menghitung besarnya kurva sedimen terapung berdasarkan data pengukuran kandungan lumpur dan volume aliran sungai dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut. Untuk menghitung jumlah sedimen dasar di bagian hulu bendungan benteng digunakan data sekunder berupa pengukuran aliran sungai, hasil pengujian material beban dasar. Total sedimen dasar di bagian hilir Bendungan Benteng dengan metode Meyer-Peter berarti produktivitas sedimen dasar ( ) adalah 29.

Total volume sedimen tersuspensi di hilir Bendungan Benteng yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 179.

Gambar  1. Diagram Shields (Dake,M. K Jones., 1985)
Gambar 1. Diagram Shields (Dake,M. K Jones., 1985)

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Persiapan dan pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 2 (dua) bulan terhitung sejak bulan April 2015 hingga pertengahan Juni 2015. Survei lokasi dan pengumpulan data sekunder dari instansi terkait dilakukan pada tanggal 20 Mei hingga 27 Mei 2015 dan pengumpulan material sedimen. telah dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2015, sedangkan pengujian di laboratorium yaitu pengujian kadar air dan berat curah telah dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2015 sampai dengan tanggal 2 Juni 2015. Pengolahan data baik diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium maupun sekunder data yang diperoleh dari instansi terkait dilakukan selama 1 bulan 15 hari yaitu pertengahan bulan April 2015 sampai dengan akhir bulan Mei 2015.

Lokasi penelitian tugas akhir ini berada di bagian hilir Sungai Saddang yang terletak di Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang.

Prosedur Penelitian

Dari hasil perhitungan debit sedimen ( ) pada Lampiran 4 dapat dilihat grafik sebaran hubungan antara dan na pada Gambar 7. Dari hasil perhitungan konstanta b dan a dengan menggunakan nilai ​​dari debit air ( ) yang terdapat pada Lampiran 5, dapat dihitung nilai sebagai berikut. Dengan menggunakan data laju aliran harian ( ) yang terdapat pada Lampiran 6, maka dapat dihitung (menggunakan Persamaan.

Gambar 4. Bagan Alir Pengolahan Data Mulai
Gambar 4. Bagan Alir Pengolahan Data Mulai

Persiapan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Analisa Data

Gambar

Gambar  1. Diagram Shields (Dake,M. K Jones., 1985)
Gambar 4. Bagan Alir Pengolahan Data Mulai
Tabel  1. Hasil Perhitungan Lengkung Debit Dengan regresi Linear
Gambar 5. Lengkung Debit ( )
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam Pb pada air sungai, sedimen dan kerang kijing (Pilsbryoconcha exilis) di sungai Saddang Kabupaten Pinrang serta mengetahui

erosi pada jenis penggunaan lahan kopi dan ubi jalar dikategorikan sedang disebabkan tanaman ubi jalar setelah panen tidak dilakukan penanaman kembali dan

Endapan lahar dingin hasil erupsi Gunung Merapi 2010 dapat merubah morfologi dan angkutan sedimen pada dasar Kali Putih serta kapasitas angkutan sedimen dalam kondisi

52/Kpts-UU/2001 daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifat alaminya sedemikian rupa, sehingga merupakan kesatuan dengan sungai dan

Abstrak; Misbar dan Fitri Yunus; (2017) Karakteristik Parameter Hidrolis dengan Variasi Tinggi Bukaan Pintu Sorong pada Saluran Terbuka dibimbing oleh Lawalenna Samang dan

Bendungan urugan batu berlapis-lapis (zoned dams), tipe bendungan ini relatif lebih baik dibandingkan dengan bendungan urugan tanah maka kemiringan lereng hulu dan hilir

Fluktuasi muka air tanah adalah naik turunnya muka air tanah. Media yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis tanah lanau berlempung berpasir yang dihujani

Muatan Sedimen Dasar Partikel-partikel kasar yang bergerak sepanjangdasar sungai secara keseluruhan disebut dengan muatan sedimen dasar.Gerakan tersebut bisa bergeser, menggelinding