BAB 2
KADAR AIR AGREGAT (SNI 2417:2008)
2.1 Teori Dasar
Agregat adalah material granural, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak, tangku besi, yang dipakai bersama sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu semen hidrolik atau adonan . Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan abrosi yang berlangsung lama. Agregat dapat juga diproleh dengan memecah batuan induk yang lebih besar. Agregat halus untuk beton adalah agregat berup pasil alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5mm. Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil sebagai hasil disentegrasi alami dari batu batuan atau berupa batu pecah yang diperoh dri pemecahan batu, dan mempunyai ukuran butir antara 5- 40 mm, besar butir maksimum yang di izinkan tergantung pada maksud pemakaian.
Kadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat dalam keadaan alami. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi tekanan air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat lapangan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat agregat keadaan kering. Akan tetapi bila berat kering oven besar, maka kadar air akan semakin kecil dan sebaliknya. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat perlu diketahui, karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan didalam campuran beton. Agregat yang basah akan membuat campuran juga lebih basah dan sebaliknya. Kadar air agregat akan mempengaruhi daya tahan beton terhadap pembekuan serta ketahanan terhadap penyusutan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara massa air yang terkandung dalam agregat dengan massa kering agregat. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat perlu diketahui karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan dalam campuran beton.
Air merupakan komponen pembentuk beton yang sering luput dari perhatian, padahal air juga mempunyai peranan yang penting dalam pengerjaan beton.
Pengujian kadar air ini sangat penting dalam menunjang kualitas bangunan yang akan dibangun. Jika kadar air ini melebihi keadaan SSD, maka akan mengurangi kualitas bangunan bahkan membahayakan kondisi bangunan yang akan dibangun tersebut. Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, pengukuran kadar air agregat halus masih dilakukan secara manual yaitu dengan membandingkan berat air yang terkandung di dalam agregat dan berat awal agregat. Berat air merupakan selisih antara berat awal agregat dengan berat agregat setelah dikeringkan. Metode manual ini membutuhkan waktu yang lama. Proses pengeringan agregat menggunakan oven standar memerlukan waktu sekitar 24 jam.
Prosedur pelaksanaan dan perhitungan pengukuran kadar air agregat dengan menggunakan microwave oven hampir sama dengan prosedur pelaksanaan dan perhitungan dengan memakai oven standard. Berdasarkan banyaknya kandungan air didalam agregat, kondisi agregat dibedakan menjadi beberapa tingkat kandungan airnya, yaitu :
a. Kadar air kering tungku/oven, yaitu agregat yang benar-benar dalam keadaan kering atau tidak mengandung air. Keadaan ini menyebabkan agregat dapat secara penuh menyerap air berair;
b. Kadar air kering udara, yaitu agregat yang permukaan butir-butir dalam keadaan kering tetapi dalam butiran masih mengandung air. Pasir atau kerikil dalam keadaan kering udara ini masih dapat menyerap sedikit air;
c. Jenuh kering permukaan (Saturated and Surface-Dry, SSD), pada keadaan ini permukaan agregat kering, tetapi butiran-butiran agregat jenuh dengan air.
Dengan demikian butiran-butiran agregat pada keadaan jenuh kering muka atau dan tidak menambah jumlah air bila dipakai dalam campuran aduk beton;
d. Kondisi basah, pada keadaan ini butir-butir agregat mengandung banyak air baik dalam butiran maupun pada permukaan agregat sehingga jika dipakai un- tuk campuran aduk beton penggunaan air harus dikurangi.
Dari keempat keadaan ini yang sering digunakan dalam dasar hitungan ialah agregat dalam keadaan kering oven dan jenuh kering muka.
2.2 Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air agregat.
2.3 Benda Uji
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini adalah agregat dengan massa yang ditentukan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Massa minimum benda uji agregat
Ukuran Nominal Maksimum Massa Minimum Benda Uji Agregat
mm inci Normal (kg)
4,75 0,187 (No. 4) 0,5
9,5 3/8 1,5
12,5 ½ 2
19 ¾ 3
25 1 4
37,5 1 ½ 6
50 2 8
63 2 ½ 10
75 3 13
90 3 ½ 16
100 4 25
(Sumber: Modul Praktikum Teknologi Beton 2024)
2.4 Alat-alat yang Digunakan
Alat-alat yang duguankan dalam praktikum pengujian kadar air agregat adalah sebagai berikut:
a. Timbangan;
b. Cawan/wadah/pan anti karat;
c. Drying oven cap 760 liter (110±5)ºC.
2.5 Cara Pengujian
Pengujian kadar air agregat dilakukan selama dua hari dengan cara sebagai berikut:
Hari Pertama:
a. Mengambil benda uji yang tersedia dalam keadaan alami;
b. Menimbang benda uji dengan ketentuan di atas (W1);
c. Memasukkan benda uji kedalam wadah/cawan/pan;
d. Memasukkan wadah/cawan/pan yang berisi benda uji kedalam oven ±24 jam (sampai beratnya tetap).
Hari Kedua:
a. Mengeluarkan benda uji dari oven, lalu dinginkan hingga suhu ruang;
b. Menimbang benda uji (W2).
Kadar Air=W1-W2
W2 ×100% (2.1)
Dimana: W1 = Berat benda uji alami;
W2 = Berat benda uji kering oven.
2.6 Diagram Alir
Berikut ini adalah diagram alir dari kadar air agregat dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Mulai
Menyiapkan alat dan bahan Menimbang benda uji (W1) Mengeringkan benda dengan oven
Hari ke- 1
Mendinginkan benda uji
Menimbang benda uji
Gambar 2.1 Diagram Alir Pengujian Kadar Air Agregat
(Sumber: Modul Praktikum Teknologi Beton, 2024)
2.7 Data Pengamatan dan Perhitungan 2.7.1 Data Pengamatan
Tabel 2.3 Data Pengamatan Kadar Air Agregat Kasar (Terlampir).
Tabel 2.4 Data Pengamatan Kadar Air Agregat Halus (Terlampir).
2.7.2 Data Perhitungan Kadar air agregat kasar Diketahui :
Kadar air agregat halus Diketahui :
= 0,024 %
Massa wadah + benda uji = 661 gram Massa wadah = 161 gram Massa benda uji (W1) = 500 gram Massa wadah + benda uji kering oven = 621 gram Massa wadah + benda uji = 676 gram
Massa wadah = 176 gram
Massa benda uji (W1) = 500 gram Massa wadah + benda uji kering oven = 664 gram Massa benda uji kering oven (W2) = 488 gram Kadar air agregat kasar (P) = W1-W2
W2
×
100%= 500-488
488
×
100%Menghitung kadar air
Selesai
Massa benda uji kering oven (W2) = 460 gram
Kadar air agregat halus
(P) = W1-W2
W2
×
100%= 500-460
460 × 100%
= 0,086%
2.8 Kesimpulan dan Saran 2.8.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Kesimpulan Pengujian Kadar Air Agregat
Pengujian Nilai SNI
1969:20 08
Keterangan
Kadar air agregat kasar
0,024 % 3% - 5% Tidak
Memenuhi Standar Kadar air agregat
halus 0,086% 3% - 5% Tidak
Memenuhi Standar (Sumber: Data Pribadi Kelompok 16, 2024)
Jika semakin tinggi nilai kadar air agregat maka akan semakin kecil daya serap air dan sebaliknya ,berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai kadar air agregat kasar sebesar 0,024 % dan nilai kadar air agregat halus sebesar 0,086 %.
Dimana kadar air yang sesuai dengan ketentuan SNI 1971:2011 adalah 3- 5%.Dengan ini Dapat disimpulkan bahwa kedua jenis agregat ini tidak memenuhi standar dikarenakan kurangnya kadar air pada agregat disebabkan karena kurang lamanya proses pengeringan.
2.8.2 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat beberapa saran untuk percobaan selanjutnya, diantaranya yaitu:
a. Diharapkan lebih memperhatikan lagi dalam membaca nilai pada timbangan agar hasil tepat dan akurat;
b. Memilih agregat yang memenuhi persyaratan saat pengambilan agar hasil uji coba tepat.
c. Ketika memasukan agregat ke oven, usahakan tidak ditumpuk agar pengeringan lebih cepat dan merata.
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081287301294
BLANGKO
KADAR AIR AGREGAT KASAR
No. Lampiran : 2.1 Tanggal : 19 September 2024
Jenis Material : Kerikil Dikerjakan Oleh : Kelompok 16
Nomor Contoh : - Dihitung Oleh : Kelompok 16
Pekerjaan : - Diperiksa :Shinta Jihan Abintari
Berat Contoh : 500 gram
Tabel 2.3 Data Pengamatan Kadar Air Agregat Kasar
Uraian Benda Uji
Massa wadah + benda uji 676 gram
Massa wadah 176 gram
Massa benda uji (W₁) 500 gram
Massa wadah + benda uji kering oven
664 gram
Massa benda uji kering oven 488 gram
Kadar air 0,024 %
(Sumber : Kelompok 16, 2024)
Mengetahui, Asisten Laboratorium
Shinta Jihan Abintari NIM. 3336210104
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081287301294
BLANGKO
KADAR AIR AGREGAT HALUS
No. Lampiran : 2.2 Tanggal : 19 September 2024
Jenis Material : Pasir Dikerjakan Oleh : Kelompok 16 Nomor Contoh : - Dihitung Oleh : Kelompok 16
Pekerjaan : - Diperiksa :Shinta Jihan Abintari
Berat Contoh : 500 gram
Tabel 2.4 Data Pengamatan Kadar Air Agregat Kasar
Uraian Benda Uji
Massa wadah + benda uji 676 gram
Massa wadah 161 gram
Massa benda uji (W₁) 500 gram
Massa wadah + benda uji kering oven
621 gram
Massa benda uji kering oven 460 gram
Kadar air 0,086%
(Sumber : Kelompok 16, 2024)
Mengetahui, Asisten Laboratorium
Shinta Jihan Abintari NIM. 3336210104