Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul Kajian Daya Dukung Lingkungan Hidup Berdasarkan Neraca Air di Kabupaten Cianjur Jawa Barat adalah karya saya di bawah bimbingan panitia pembimbing dan belum pernah diserahkan dalam bentuk apapun ke perguruan tinggi manapun. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus disesuaikan dengan daya dukung lingkungan hidup. Penelitian ini bertujuan menganalisis empat hierarki kajian daya dukung lingkungan sumber daya air dan membandingkannya dengan kandungan lingkungan hidup dalam dokumen RTRW.
Status daya dukung lingkungan diperoleh dari hubungan ketersediaan air dengan jejak air, jenis sumber daya iklim pertanian diperoleh dari klasifikasi Oldeman, potensi penyediaan air dapat diperkirakan dari data air permukaan, air tanah dan surplus dari analisis neraca air Tornthwaite. Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, daya dukung lingkungan hidup harus diperhitungkan dalam penyusunan rencana tata ruang (PRP). Keadaan daya dukung lingkungan diperoleh dengan membandingkan ketersediaan air dan luas tapak air, jenis sumber daya iklim pertanian diperoleh menurut klasifikasi Oldeman, potensi penyediaan air dapat diperkirakan dari air permukaan, air tanah dan analisis neraca air Tornthwaite .
Puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah berjudul “Kajian Daya Dukung Lingkungan Berdasarkan Neraca Air di Kabupaten Cianjur Jawa Barat” ini dapat terselesaikan dengan sukses. Apresiasi juga penulis sampaikan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cianjur, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kelas I Dramaga, Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung atas bantuannya selama pendataan.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Peningkatan daya dukung suatu DAS pada dasarnya berarti meningkatkan kemungkinan air hujan dapat meresap secara alami ke dalam tanah sebelum masuk ke sungai atau mengalir ke hilir. Oleh karena itu, daya dukung lingkungan hidup dapat dijadikan parameter untuk meninjau RTRW setiap 5 tahun sekali guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Menganalisis empat hierarki daya dukung lingkungan sumber daya air (DDL air) di Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
Hasil analisis tersebut menjadi informasi atau masukan penting mengenai kandungan lingkungan hidup pada dokumen RTRW Kabupaten Cianjur kedepannya, agar pengembangan struktur dan pola tata ruang Kabupaten Cianjur disesuaikan dengan daya dukung lingkungannya. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis daya dukung ekologi sumber daya air, meliputi analisis neraca air dan analisis beban lingkungan RTRW.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelebihan curah hujan (surplus) berupa limpasan atau pengisian kembali air tanah merupakan potensi penyediaan air yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi, pembangkit listrik domestik, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. Dari hasil analisis neraca air, kelebihan nilai CH tersebut kemudian diekstraksi dalam bentuk limpasan dan imbuhan airtanah. Besarnya limpasan dan pengisian air tanah dapat dikelola dan dimanfaatkan sebagai potensi penyediaan air.
Setelah penyimpanan air mencapai kapasitas cadangan kelembaban tanah (water holding capacity), kelebihan curah hujan akan dihitung sebagai surplus. Oleh karena itu, surplus dihitung sebagai nilai curah hujan dikurangi nilai evapotranspirasi dan perubahan kadar air tanah. Setelah simpanan air mencapai kapasitas cadangan kelembaban tanah (water holding capacity), kelebihan curah hujan akan dihitung sebagai COvermeasure. Air ini merupakan kelebihan setelah air tanah terisi kembali.
Dengan demikian, CH dihitung sebagai nilai curah hujan dikurangi nilai evapotranspirasi dan perubahan kadar air tanah. Semua limpasan dan pengisian air tanah dapat dikelola dan digunakan sebagai pasokan air.
METODE
Perhitungan jumlah air tersedia dengan menentukan jumlah curah hujan yang dapat diandalkan pada setiap stasiun curah hujan. Metode Weibull dipilih dalam analisis ini karena metode Weibull merupakan metode yang paling umum digunakan untuk menentukan curah hujan yang andal, dengan asumsi nilai yang dihasilkan paling mendekati kebenaran. Jumlah curah hujan bulanan yang digunakan merupakan curah hujan yang dapat diandalkan dengan probabilitas 80%, artinya rentang nilai curah hujan dari nol hingga nilai utama dalam satu bulan mempunyai peluang terlampaui sebesar 80%.
Menentukan status daya dukung lingkungan dengan membandingkan jumlah ketersediaan air dan kebutuhan air di Kabupaten Cianjur menggunakan Tabel 1. Nilai pada tabel ini bergantung pada kapasitas cadangan kelembaban tanah dan kedalaman akar. Nilai cadangan kelembaban tanah pada awal periode dianggap sama dengan nilai maksimum cadangan kelembaban tanah (kapasitas menahan air tanah).
Jika nilai cadangan kelembaban tanah sama dengan nilai kapasitas penyimpanannya, maka diasumsikan tidak terjadi perubahan penyimpanan air. Hitung kelebihan CH/surplus air (S) yaitu pada kondisi P>Ep menggunakan persamaan neraca air Thornthwaite dan Mather (11).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sungai Citarum merupakan sungai utama yang mengalir ke utara dengan beberapa anak sungai di Kabupaten Cianjur antara lain Sungai Cibeet, Sungai Cikundul, Sungai Cibalagung, dan Sungai Cisokan. Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan ketersediaan air hujan di Kabupaten Cianjur (nilai CHandalan) dengan jejak air untuk menilai status daya dukung lingkungan. Chandalan dari keempat stasiun tersebut kemudian diolah dengan metode poligon Thiessen sehingga diperoleh CHandalan di Kabupaten Cianjur sebesar 2543,33 mm/tahun.
Dilihat dari selisih ketersediaan dan kebutuhan air di Kabupaten Cianjur terdapat surplus curah hujan sebesar 5,59 x 109 m3/tahun. Hubungan kepadatan penduduk dengan curah hujan di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada nomogram penentuan daya dukung lingkungan berdasarkan neraca air pada Gambar 5. Dalam penelitian ini, potensi penyediaan air dinilai dari data potensi air permukaan di Kabupaten Cianjur pada tahun 2017. bentuk debit sungai Citarum.
Sungai Citarum merupakan sungai utama yang mengalir ke utara dengan beberapa anak sungai di Kabupaten Cianjur antara lain Sungai Cibeet, Sungai Cikundul, Sungai Cibalagung, dan Sungai Cisokan. Waduk Cirata mempunyai luas cekungan sebesar 6400 ha dengan lebih dari 3400 ha diantaranya menggenangi wilayah Kabupaten Cianjur. Selain sungai, potensi air permukaan di Kabupaten Cianjur adalah adanya danau/rawa yang terdapat di Kecamatan Pagelaran, Tanggeung, Cibinong dan Kadupandak.
Untuk itu diperlukan analisis neraca air untuk menghitung potensi air dari nilai limpasan dan imbuhan airtanah di Kabupaten Cianjur. Hal ini disebabkan oleh penurunan kualitas daya dukung lingkungan dan perubahan penggunaan lahan akibat aktivitas manusia seperti penggundulan hutan di daerah tangkapan air dan meluasnya aktivitas pertambangan di kawasan lindung di Kabupaten Cianjur. Dalam perhitungan neraca air wilayah Kabupaten Cianjur tahun 2012 digunakan nilai Kctimbang sebesar 0,74, STetimbangan sebesar 153,42 dan Ctetimbangan sebesar 0,46.
Pada tahun 2012, dengan persentase luas hutan sebesar 23,71%, surplus CH di Kabupaten Cianjur sebesar 1958 mm, limpasan sebesar 1054 mm, dan imbuhan airtanah sebesar 903 mm. Model spasial pertanian pangan lahan basah bertujuan untuk mendukung perekonomian lokal di sekitar dan pengembangan perekonomian wilayah Kabupaten Cianjur. Potensi wilayah pengembangan pertanian pangan lahan basah dan lahan kering mencakup hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Cianjur.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis daya dukung lingkungan sumber daya air yang menunjukkan bahwa model pertanian agroklimat yang dapat dikembangkan di Kabupaten Cianjur berupa padi dan palawija yang pola tanamnya dapat disesuaikan. . terhadap curah hujan lokal. Hal ini sesuai dengan rencana model tata ruang kawasan hutan yang tercantum dalam dokumen RTRW Kabupaten Cianjur yaitu 32,74.
SIMPULAN DAN SARAN
Jika ingin dikembangkan pertanian adaptif (tanpa irigasi), maka pola tanam yang dianjurkan adalah padi sawah terus menerus dan palawija pada musim kemarau. Luas hutan yang harus diisi minimal 32%, namun untuk mengatasi defisit air maka luas hutan yang direkomendasikan adalah 36%.
DAFTAR PUSTAKA
ORDER JAN FEB TETAPI APR MEI JUNI JULI AGUSTUS OKT NOV DES JUMLAH ACARA. Tutupan lahan: Permukiman, Hutan tanaman, semak belukar, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering bercampur hutan, dan hutan lahan kering.
RIWAYAT HIDUP