• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah Untuk Pengembangan Kredit Usaha Kecil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Kajian Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah Untuk Pengembangan Kredit Usaha Kecil"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN EKSEKUTIF

NI WAYAN IKA ARISANI, 2005. Kajian Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah Untuk Pengembangan Kredit Usaha Kecil. Di bawah bimbingan HAMDANI M. SYAH dan SRI HARTOYO.

Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang selalu diusahakan untuk diminimalisasi, bahkan jika mungkin dihilangkan. Salah satu upaya penanggulangan kemiskinan adalah dengan memberdayakan masyarakat miskin tersebut dengan cara meningkatkan produktivitas dan pendapatannya.

Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan pengembangan pemberdayaan usaha masyarakat terutama usaha mikro, kecil dan menengah. Pengusaha kecil memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, oleh karena itu perlu diperhatikan.

Potensi yang dimiliki usaha kecil berdasarkan data BPS Tahun 2000 diantaranya yaitu jumlah usaha kecil cukup banyak yaitu 38,98 juta, memberikan kontribusi 493,66 trilyun rupiah atau sekitar 45,08% bagi PDB (Pendapatan Domestik Bruto) Indonesia, mampu menyerap tenaga kerja, usaha kecil mampu memasuki berbagai sektor usaha (multi sektor) mulai dari pertanian sampai dengan sektor jasa.

Adanya anggapan bahwa kelompok usaha mikro dan kecil merupakan kelompok calon nasabah yang tidak bankable di mata perbankan, menyebabkan akses usaha mikro dan kecil ini untuk memperoleh kredit menjadi lebih sulit.

Usaha mikro dan kecil dianggap tidak bankable karena usaha mikro dan kecil tidak dapat memenuhi syarat kelayakan usaha yang menjadi pedoman bagi pihak bank untuk memberikan persetujuan kredit. Hal ini terjadi karena pemahaman terhadap bank terhadap usaha mikro adalah sama dengan definisi usaha kecil.

Untuk itu diperlukan akurasi pemahaman karakteristik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang seragam sesuai dengan status ekonominya.

Klasifikasi usaha mikro dibutuhkan agar usaha mikro dapat dikembangkan secara efektif. Berdasarkan uraian tentang analisa 6C terhadap 100 responden usaha mikro dan usaha keci di Kabupaten Bogor. Diperoleh definisi dan karakteristik usaha mikro dan usaha Kecil. Usaha mikro dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Usaha Mikro Subsisten dan Usaha Mikro Produktif. Usaha Mikro subsisten adalah mereka yang berusaha dan bekerja pada sektor informal dalam skala mikro, dengan produktivitas rendah dan penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar; memenuhi kriteria aset usaha maksimal Rp 1.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan).

Karakteristik yang dimiliki usaha mikro subsisten diantaranya usaha yang cepat menghasilkan profit, secara ekonomi miskin aktif, tidak ada pemisahan antara keuangan keluarga dan keuangan usaha dan hasil usaha merupakan sumber pendapatan keluarga. Rata-rata penghasilan usaha mikro subsitem adalah 3,9 juta rupiah per bulan.

Usaha Mikro Produktif adalah mereka yang berusaha dan bekerja dalam skala mikro pada berbagai sektor ekonomi dan memenuhi kriteria aset usaha maksimal 20 juta rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan). Karakteristik yang dimiliki usaha mikro produktif diantaranya jenis usaha ada pada berbagai sektor,

(2)

tapi dalam skala mikro; secara ekonomi sudah mandiri; memenuhi kriteria aset usaha maksimal Rp 20.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan), mulai dilakukan manajemen usaha, sudah menggunakan teknologi sederhana. Rata-rata penghasilan usaha mikro produktif adalah 20,2 juta rupiah per bulan. Usaha Kecil adalah mereka yang berusaha dan bekerja dalam skala kecil pada berbagai sektor ekonomi dan memenuhi kriteria aset usaha maksimal 200 juta rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan). Karakteristik yang dimiliki usaha kecil adalah secara ekonomi sudah mapan, dilakukan manajemen usaha, sudah memiliki akses perbankan. Rata-rata penghasilan usaha kecil adalah 56.73 juta rupiah per bulan.

Berdasarkan hasil penelitian, kesulitan utama pengusaha mikro pinjam ke bank adalah tingkat suku bunga yang tinggi. Karena bank telah menetapkan jaminan, maka dengan tingkat suku bunga yang ada masih dianggap mahal.

Namun pada kenyataannya rata-rata tingkat suku bunga keuangan mikro dalam penelitian yaitu pada usaha mikro subsisten dengan sumber pinjaman rentenir adalah 139,62% per tahun. Tingkat suku bunga pada usaha mikro produktif adalah 50,58% per tahun dan tingkat suku bunga pada usaha kecil adalah 26.4%

per tahun, maka sebenarnya usaha mikro ini bankable untuk memperoleh kredit.

Untuk menganalisa kelayakan usaha bagi pengusaha mikro produktif dan usaha kecil, maka dapat menggunakan analisa WISDOM yang disesuaikan dengan kondisi usaha tersebut. Berikut ini analisa WISDOM yang merupakan singkatan dari Watak, Income, Saving Power, Demand drive, Opportunity dan Monitoring dan Management yang dapat digunakan untuk menilai calon nasabah usaha mikro produktif dan usaha kecil.

Usaha mikro subsisten dan usaha mikro produktif merupakan peluang pasar yang besar bagi perbankan. Usaha mikro membutuhkan akses modal yang lebih besar untuk meningkatkan produktivitasnya. Untuk itu dibutuhkan kondisi yang lebih kondusif dalam pengembangan keuangan mikro dengan menurunkan tingkat suku bunga dan proses administrasi yang transparan, cepat dan sederhana.

Dengan demikian akses permodalan dapat dengan mudah dijangkau oleh seluruh pengusaha mikro.

Kata Kunci: Karakteristik, Usaha Kecil, Usaha Mikro, Usaha Mikro Subsisten, Bogor, Kredit.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha. Sektor Usaha Mikro Kecil

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji segi-segi yuridis Praktik Penjaminan Kredit Perbankan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dikaitkan dengan Inpres No.6 Tahun

Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UMKM

peluang untuk meningkatkan kapasitas usaha UMKM masih memiliki prospek cukup besar, terutama bagi sektor-sektor ekonomi UMKM yang menyumbang PDB dalam porsi besar.

Penelitian ini berusaha mencari informasi tentang strategi pemasaranmelalui peran internet terhadap pengembangan usaha mikro kecil menengah sehingga peneliti memilih

bahwa dalam pelaksanaan Otonomi Daerah diperlukan peranan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pembinaan dan Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil

Usaha Mikro Kecil dan menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak

Akhirnya, uraian diatas pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa merealisasikan strategi pembangunan melalui pemberdayaan sektor ekonomi Usaha Mikro Kecil