• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Kelayakan Penambangan batuan Andesit PT Trinusa Bangun Perkasa

N/A
N/A
Achmad R

Academic year: 2025

Membagikan "Kajian Kelayakan Penambangan batuan Andesit PT Trinusa Bangun Perkasa"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

Accelerating the world's research.

Kajian Kelayakan Penambangan

Batuan Andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa di Desa Karangsari

Kecamatan Cipongkor Ka...

Muhammad Ubaidillah

Related papers

"INOVASI DAN APLIKASI T EKNOLOGI PERTAMBANGAN UNT UK NEGERI"

Riswan Badu

Laporan Kerja Praktek PT. Antam, T bk. Pdf.pdf Fentry Tahalele

Kepmen ESDM 1806 K 30 MEM Diego Heksanjaya

Download a PDF Pack of the best related papers 

(2)

KAJIAN EKONOMI DAN STUDI KELAYAKAN

Dokumen Laporan

PT. TRINUSA BANGUN PERKASA

Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Nomor: 545/Kep.417–BPMPPT/2014

Bahan Galian Batuan Andesit Luas 11 Hektar

Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor

Kabupaten Bandung Barat

(3)

KATA PENGANTAR

PT. Trinusa Bangun Perkasa adalah perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) batuan andesit dengan luas wilayah 11 Hektar, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bandung Barat Nomor: 545/Kep.417–BPMPPT/2014 per tanggal 3 September 2014. Lokasi IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa berada di Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

Dalam rangka rencana pengusahaan dan pemberdayaan pertambangan batuan andesit pada lokasi IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa tersebut, maka PT. Trinusa Bangun Perkasa telah melakukan Kajian Ekonomi dan Studi Kelayakan untuk menilai kelayakan usaha penambangan batuan andesit sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor: 1453 K/29/MEM/2000 tanggal 3 November 2000.

Penyusunan Dokumen Kajian Ekonomi dan Studi Kelayakan ini merupakan langkah awal dalam kegiatan usaha penambangan batuan andesit, dan penyusunannya didasarkan pada hasil eksplorasi dan inventarisasi data-data yang ada. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Dokumen Kajian Ekonomi dan Studi Kelayakan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu sangat diharapkan saran dan masukan untuk menyempurnakan dokumen ini. Ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Dokumen Kajian Ekonomi dan Studi Kelayakan untuk usaha penambangan batuan andesit pada lokasi IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa.

Jakarta, November 2015

PT. TRINUSA BANGUN PERKASA

H. Jaafar Usman Direktur

(4)

DAFTAR ISI

K

ATA

P

ENGANTAR ... ii

D

AFTAR

I

SI ... iii

D

AFTAR

G

AMBAR ... vi

D

AFTAR

T

ABEL ... vii

D

AFTAR

L

AMPIRAN ... viii

B

AB

I P

ENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 1

1.3. Ruang Lingkup dan Metode Studi Kelayakan ... 2

1.4. Pelaksana Studi Kelayakan ... 2

B

AB

II K

EADAAN

U

MUM ... 3

2.1. Lokasi dan Luas Wilayah ... 3

2.2. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat ... 5

2.3. Keadaan Lingkungan, Daerah, Penduduk, Mata Pencaharian, Iklim, Flora dan Fauna, Sosial Ekonomi, dan lain-lain ... 6

2.4. Topografi dan Morfologi ... 9

B

AB

III G

EOLOGI DAN

K

EADAAN

B

ATUAN

A

NDESIT ... 10

3.1. Geologi Regional ... 10

3.1.1. Stratigrafi Regional ... 11

3.1.2. Tatanan Tektonik dan Struktur Geologi ... 12

3.1.3. Sejarah Geologi ... 14

3.2. Geologi Daerah Penyelidikan ... 15

3.2.1. Geomorfologi ... 15

3.2.1.1. Satuan Perbukitan Volkanik ... 16

3.2.1.2. Satuan Lembah Volkanik ... 16

3.2.2. Litologi ... 17

3.2.2.1. Satuan Breksi Tufaan ... 17

3.2.2.2. Satuan Andesit ... 18

3.2.3. Struktur Geologi ... 18

3.3. Keadaan Batuan Andesit ... 19

3.3.1. Bentuk dan Penyebaran Batuan Andesit ... 19

3.3.2. Sifat dan Kualitas Batuan Andesit ... 19

3.3.3. Volume dan Cadangan Batuan Andesit ... 20

B

AB

IV R

ENCANA

P

ENAMBANGAN ... 22

4.1. Sistem dan Metode Penambangan ... 22

4.2. Tahapan Kegiatan Penambangan ... 22

4.2.1. Penyediaan Sarana Tambang ... 24

4.2.1.1. Pembuatan Jalan Tambang ... 24

(5)

4.2.1.2. Penyediaan Permuka Kerja Tambang

(Mining Front) ... 24

4.2.1.3. Pengadaan Sarana Tambang ... 24

4.2.2. Pelaksanaan Penambangan ... 25

4.2.2.1. Pemboran Lubang Tembak (Blasthole Drilling) ... 25

4.2.2.2. Peledakan ... 25

4.2.2.3. Pemuatan dan Pengangkutan ... 26

4.3. Rencana Produksi ... 26

4.4. Peralatan dan Sarana Pendukung Kegiatan Penambangan ... 27

4.4.1. Peralatan Penambangan ... 27

4.4.2. Sarana Pendukung Penambangan ... 28

4.5. Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang ... 29

4.6. Rencana Pemanfaatan Bahan Galian ... 29

B

AB

V R

ENCANA

P

ENGOLAHAN ... 31

5.1. Tata Cara Pengolahan ... 31

5.1.1. Tahap Primer (Primary Crushing) ... 32

5.1.2. Tahap Sekunder (Secondary Crushing) ... 32

5.1.3. Tahap Tersier (Tertiary Crushing) ... 32

5.2. Peralatan Unit Pengolahan ... 33

5.3. Kapasitas Unit Pengolahan ... 34

5.4. Lokasi Unit Pengolahan ... 34

B

AB

VI P

ENGANGKUTAN ... 35

6.1. Pengangkutan di Lokasi Tambang ... 35

6.2. Pengangkutan Penjualan ... 35

6.3. Peralatan Pengangkutan ... 36

B

AB

VII D

AMPAK

L

INGKUNGAN

, K

ESELAMATAN DAN

K

ESEHATAN

K

ERJA

(K-3)

... 37

7.1. Dampak Lingkungan ... 37

7.1.1. Dampak Kegiatan Penambangan dan Pengolahan ... 37

7.1.2. Indikator Pemantauan Lingkungan ... 39

7.1.3. Upaya Pengelolaan Dampak Lingkungan ... 42

7.1.4. Dampak Terhadap Lingkungan Sosial Masyarakat ... 51

7.1.5. Rencana Reklamasi dan Pemanfaatan Lahan Paska Tambang ... 54

7.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) ... 55

7.2.1. Organisasi Penanganan K-3 ... 55

7.2.2. Peralatan K-3 ... 55

7.2.3. Langkah-Langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan ... 56

7.2.4. Pengelolaan K-3 Pertambangan ... 58

7.2.4.1. Pengelolaan K-3 di Lokasi Tambang ... 58

7.2.4.2. Pengelolaan K-3 di Unit Pengolahan ... 59

7.2.4.3. Pengelolaan K-3 pada Kegiatan Pengangkutan .... 59

(6)

B

AB

VIII O

RGANISASI DAN

T

ENAGA

K

ERJA ... 61

8.1. Bentuk Organisasi ... 61

8.2. Tenaga Kerja ... 63

B

AB

IX P

EMASARAN ... 65

9.1. Potensi Pemanfaatan Batuan Andesit ... 65

9.2. Prospek Pemasaran Batuan Andesit ... 66

B

AB

X I

NVESTASI DAN

A

NALISIS

K

ELAYAKAN ... 67

10.1. Investasi ... 67

10.1.1. Modal Tetap ... 67

10.1.2. Modal Kerja ... 68

10.1.3. Sumber Pembiayaan ... 69

10.2. Analisis Kelayakan ... 69

10.2.1. Biaya Produksi ... 69

10.2.2. Pendapatan Penjualan ... 72

10.2.3. Proyeksi Aliran Uang Tunai (Cash Flow) ... 73

10.2.4. Penilaian Investasi ... 73

10.2.4.1. Net Present Value (NPV) ... 75

10.2.4.2. Discounted Payback Period (DPP) ... 75

10.2.4.3. Profitability Index (PI) ... 75

10.2.4.4. Internal Rate of Return (IRR) ... 76

10.2.5. Hasil Analisis Resiko dan Kelayakan ... 79

B

AB

XI K

ESIMPULAN ... 80

D

AFTAR

P

USTAKA ... 81

L

AMPIRAN
(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Lokasi IUP Eksplorasi PT. Trinusa Bangun Perkasa ... 5 Gambar 2.2. Peta Rona Awal Permukaan di Daerah Penyelidikan dan sekitarnya .... 9 Gambar 3.1. Peta Geologi Lembar Cianjur (Sudjatmiko, 1972) diterbitkan oleh

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung

(tanpa sekala) ... 10 Gambar 3.2. Penampang Stratigrafi Utara-Selatan Jawa Barat. (Martodjojo, 2003) . 12

Gambar 3.3. Pola Struktur Pulau Jawa. (Pulonggono dan Martodjojo, 1994) ... 13 Gambar 3.4. Sistem Struktur Patahan di Pulau Jawa berdasarkan

Konsep Wrenching Faults Tectonics. (Situmorang, 1976) ... 14 Gambar 3.5. Citra SRTM yang menunjukkan Bentukan Morfologi dari

Daerah Penyelidikan ... 15 Gambar 3.6. Foto Satuan Perbukitan Volkanik di Daerah Penyelidikan ... 16

Gambar 3.7. Foto Satuan Lembah Volkanik di Daerah Penyelidikan ... 17 Gambar 3.8. Foto Satuan Breksi Tufaan yang ditemukan di Daerah Penyelidikan ... 17 Gambar 3.9. Foto Satuan Andesit yang diamati di Daerah Penyelidikan ... 18 Gambar 3.10. Peta Blok Perhitungan Cadangan Batuan Andesit

PT. Trinusa Bangun Perkasa ... 21 Gambar 4.1. Bagan Alir Tahap Penambangan Batuan Andesit pada

Lokasi IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa ... 23 Gambar 5.1. Bagan Alir Kegiatan Pengolahan Batuan Andesit yang Direncanakan . 31 Gambar 8.1. Struktur Organisasi Kegiatan Penambangan Batuan Andesit

PT. Trinusa Bangun Perkasa ... 62

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Koordinat Wilayah IUP Eksplorasi Batuan Andesit

PT. Trinusa Bangun Perkasa ... 3

Tabel 3.1. Hasil Analisis Sifat Fisik dan Mekanik Batuan Andesit ... 19

Tabel 3.2. Perhitungan Potensi Volume dan Sumber Daya Batuan Andesit ... 20

Tabel 4.1. Daftar Peralatan Penambangan yang Direncanakan ... 27

Tabel 4.2. Jenis Konstruksi dan Sarana Pendukung yang Direncanakan ... 28

Tabel 4.3. Jadwal Rencana Penambangan ... 30

Tabel 5.1. Jenis Peralatan Unit Pengolahan yang Direncanakan ... 33

Tabel 6.1. Jenis Peralatan Pengangkutan yang Direncanakan ... 36

Tabel 7.1. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 55

Tabel 7.2. Langkah-Langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan ... 57

Tabel 8.1. Jumlah Tenaga Kerja yang Direncanakan ... 64

Tabel 10.1. Biaya Konstruksi ... 67

Tabel 10.2. Kebutuhan Investasi ... 68

Tabel 10.3. Biaya Sewa Peralatan Utama ... 70

Tabel 10.4. Biaya Pembelian Bahan Bakar ... 71

Tabel 10.5. Biaya Produksi ... 72

Tabel 10.6. Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow) Tahunan ... 74

Tabel 10.7. Penilaian Proyek dengan Profitability Index (PI) ... 76

Tabel 10.8. Penilaian Proyek dengan Internal Rate of Return (IRR) ... 77

Tabel 10.9. Ringkasan Analisa Keuangan Penambangan Batuan Andesit ... 78

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Situasi Wilayah Permohonan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi.

2. Peta Topografi.

3. Peta Penyebaran dan Cadangan Batuan Andesit.

4. Peta Situasi (Layout) Penambangan.

5. Peta Rencana (Design) Penambangan.

6. Peta Rencana Reklamasi.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batuan andesit merupakan batuan beku volkanik hasil pembekuan magma yang bersifat menengah/intermedier yang umumnya ditemukan pada lingkungan tektonik dengan aktivitas volkanisme. Pembentukan batuan andesit dapat terjadi pada pembekuan magma di permukaan maupun di bawah permukaan, yaitu di bagian atas lubang volkanik, yang lazim disebut sebagai volcanic neck. Batuan andesit digunakan terutama sebagai bahan pondasi pada bangunan dikarenakan sifatnya yang cukup keras dan kuat, serta memiliki ketahanan yang cukup signifikan terhadap pelapukan. Secara umum, batuan andesit digunakan sebagai bahan/material utama dalam pembangunan infrastruktur, jalan, bendungan, dan lain sebagainya. Pemanfaatan komoditas bahan galian batuan andesit dilakukan melalui tahapan penambangan, pengolahan, pengangkutan, dan pemasaran.

Memperhatikan tingginya permintaan komoditas batu pecah (split/agreggate) dalam menunjang Era Pembangunan Infrastruktur di dalam negeri, khususnya Jawa Barat yang sedang meningkatkan pembangunan infrastruktur, antara lain pembangunan jalan dan bendungan yang akan dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan sarana pengairan/irigasi, maka PT. Trinusa Bangun Perkasa bermaksud untuk ikut serta dan berperan aktif dalam Era Pembangunan Infrastruktur tersebut khususnya dalam penyediaan komoditas bahan galian batuan andesit dengan melakukan eksplorasi dan membuka lokasi penambangan batuan andesit seluas 11 hektar yang terletak di Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

Setelah mendapatkan penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP), selanjutnya PT. Trinusa Bangun Perkasa mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi pada lokasi tersebut diatas yang kemudian dikabulkan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bupati Bandung Barat Nomor:

545/Kep.417–BPMPPT/2014 per tanggal 3 September 2014.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan dokumen kajian ekonomi dan studi kelayakan ini adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya batuan andesit, ikut berpartisipasi dalam rangka pemerataan pembangunan daerah khususnya di Desa Karang Sari dan sekitarnya,

(11)

menganalisis aspek-aspek potensi dan cadangan batuan andesit, keekonomian dan lingkungan di sekitar lokasi yang memiliki potensi bahan galian batuan andesit tersebut untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan usaha penambangan batuan andesit.

Selain itu, penyusunan dokumen kajian ekonomi dan studi kelayakan ini ditujukan sebagai bahan pertimbangan dan salah satu syarat dalam permohonan PT. Trinusa Bangun Perkasa untuk mengajukan penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi untuk lokasi bahan galian batuan andesit seluas 11 hektar di Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Melalui penyusunan dokumen ini diharapkan dapat diketahui layak atau tidaknya daerah tersebut untuk dilakukan kegiatan penambangan batuan andesit berdasarkan analisis parameter- parameter dari berbagai aspek seperti yang telah disebutkan diatas.

1.3. Ruang Lingkup dan Metode Studi Kelayakan

Ruang lingkup kajian ekonomi dan studi kelayakan ini meliputi:

 Geologi dan potensi batuan andesit.

 Rencana penambangan/operasi produksi.

 Investasi dan analisa kelayakan

 Dampak lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Sedangkan metode yang dipergunakan dalam penyusunan dokumen ini adalah:

 Pengamatan dan pengukuran secara langsung di lapangan pada lokasi IUP Eksplorasi PT. Trinusa Bangun Perkasa.

 Analisa geologi, potensi, dan cadangan batuan andesit.

1.4. Pelaksana Studi

Kajian ekonomi dan studi kelayakan ini dikerjakan oleh tim konsultan yang ditunjuk oleh PT. Trinusa Bangun Perkasa selaku pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi, tim konsultan tersebut terdiri dari:

 2 (dua) orang ahli geologi

 1 (satu) orang ahli pertambangan

 1 (satu) orang ahli ekonomi, dan

 1 (satu) orang juru gambar (drafter).

(12)

BAB II KEADAAN UMUM

2.1. Lokasi dan Luas Wilayah

Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi batuan andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa seluas 11 hektar secara administratif terletak di Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Sedangkan letak geografis wilayah IUP Eksplorasi batuan andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa dapat dilihat dalam tabel koordinat seperti berikut ini:

Tabel 2.1

Koordinat Wilayah IUP Eksplorasi Batuan Andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa

NO. BUJUR TIMUR LINTANG SELATAN

° °

1 107 20 34.44 6 57 30.37

2 107 20 34.44 6 57 29.72

3 107 20 36.26 6 57 29.72

4 107 20 36.26 6 57 30.19

5 107 20 36.83 6 57 30.19

6 107 20 36.83 6 57 30.83

7 107 20 37.41 6 57 30.83

8 107 20 37.41 6 57 31.57

9 107 20 38.20 6 57 31.57

10 107 20 38.20 6 57 31.92

11 107 20 38.81 6 57 31.92

12 107 20 38.81 6 57 32.29

13 107 20 39.39 6 57 32.29

14 107 20 39.39 6 57 32.73

15 107 20 39.75 6 57 32.73

16 107 20 39.75 6 57 33.06

17 107 20 40.34 6 57 33.06

18 107 20 40.34 6 57 33.33

19 107 20 40.94 6 57 33.33

20 107 20 40.94 6 57 34.24

21 107 20 40.62 6 57 34.24

22 107 20 40.62 6 57 34.70

23 107 20 40.26 6 57 34.70

24 107 20 40.26 6 57 36.10

25 107 20 40.71 6 57 36.10

26 107 20 40.71 6 57 36.48

27 107 20 40.93 6 57 36.48

28 107 20 40.93 6 57 37.07

29 107 20 41.22 6 57 37.07

(13)

30 107 20 41.22 6 57 37.47

31 107 20 41.56 6 57 37.47

32 107 20 41.56 6 57 37.99

33 107 20 41.99 6 57 37.99

34 107 20 41.99 6 57 38.86

35 107 20 42.41 6 57 38.86

36 107 20 42.41 6 57 40.40

37 107 20 41.87 6 57 40.40

38 107 20 41.87 6 57 41.01

39 107 20 41.19 6 57 41.01

40 107 20 41.19 6 57 41.63

41 107 20 40.76 6 57 41.63

42 107 20 40.76 6 57 41.95

43 107 20 39.78 6 57 41.95

44 107 20 39.78 6 57 42.22

45 107 20 38.37 6 57 42.22

46 107 20 38.37 6 57 41.86

47 107 20 36.74 6 57 41.86

48 107 20 36.74 6 57 42.31

49 107 20 36.31 6 57 42.31

50 107 20 36.31 6 57 42.75

51 107 20 35.85 6 57 42.75

52 107 20 35.85 6 57 43.23

53 107 20 34.70 6 57 43.23

54 107 20 34.70 6 57 42.81

55 107 20 34.01 6 57 42.81

56 107 20 34.01 6 57 42.20

57 107 20 33.51 6 57 42.20

58 107 20 33.51 6 57 41.75

59 107 20 32.97 6 57 41.75

60 107 20 32.97 6 57 41.52

61 107 20 32.52 6 57 41.52

62 107 20 32.52 6 57 41.16

63 107 20 31.77 6 57 41.16

64 107 20 31.77 6 57 40.85

65 107 20 31.20 6 57 40.85

66 107 20 31.20 6 57 40.50

67 107 20 30.62 6 57 40.50

68 107 20 30.62 6 57 40.31

69 107 20 29.91 6 57 40.31

70 107 20 29.91 6 57 39.79

71 107 20 29.52 6 57 39.79

72 107 20 29.52 6 57 39.40

73 107 20 28.98 6 57 39.40

74 107 20 28.98 6 57 37.28

75 107 20 30.16 6 57 37.28

(14)

76 107 20 30.16 6 57 36.23

77 107 20 30.79 6 57 36.23

78 107 20 30.79 6 57 35.23

79 107 20 29.99 6 57 35.23

80 107 20 29.99 6 57 34.00

81 107 20 30.64 6 57 34.00

82 107 20 30.64 6 57 32.99

83 107 20 31.30 6 57 32.99

84 107 20 31.30 6 57 31.28

85 107 20 31.91 6 57 31.28

86 107 20 31.91 6 57 30.81

87 107 20 32.52 6 57 30.81

88 107 20 32.52 6 57 30.37

2.2. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat

Secara administratif, lokasi IUP Eksplorasi PT. Trinusa Bangun Perkasa atau daerah penyelidikan terletak di Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

Gambar 2.1 Peta Lokasi IUP Eksplorasi PT. Trinusa Bangun Perkasa (tanpa sekala).

Sumber: Peta Rupabumi Digital Indonesia Sekala 1:25.000, Ciakar (Lembar 1209- 221), Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional, 1999.

(15)

Dari Kota Bandung yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat, daerah penyelidikan tersebut dapat dijangkau melalui jalan lintas provinsi sejauh ±40 km hingga mencapai Kabupaten Bandung Barat, kemudian dilanjutkan ke arah Utara melalui jalan kabupaten sampai ke lokasi sejauh ±17 Km. Waktu tempuh hingga sampai ke lokasi penyelidikan adalah ±1,5 – 2 jam baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

2.3. Keadaan Lingkungan, Daerah, Penduduk, Mata Pencaharian, Iklim, Flora dan Fauna, Sosial Ekonomi, dan lain-lain

Kecamatan Cipongkor terletak di wilayah Barat dari Ibukota Kabupaten Bandung Barat, secara geografis berada di antara 6° 3,73’ – 7° 1,031’ Lintang Selatan dan 107°

1,10’ – 107° 4,40’ Bujur Timur pada ketinggian 700 – 1500 meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah ±79,96 km2. Secara administratif, wilayah Kecamatan Cipongkor berbatasan secara langsung antara lain:

 Di sebelah Utara dengan Kecamatan Cipatat dan Kabupaten Cianjur,

 Di sebelah Selatan dengan Kecamatan Rongga dan Kecamatan Sindangkerta,

 Di sebelah Barat dengan Kecamatan Gunung Halu, dan

 Di sebelah Timur dengan Kecamatan Cililin dan Kecamatan Batujajar.

Kecamatan Cipongkor merupakan daerah bukan pesisir namun memiliki lahan yang subur dan mempunyai banyak aliran sungai yang mengakibatkan sebagian besar luas wilayahnya dimanfaatkan untuk pertanian. Penggunaan lahan dibedakan atas lahan sawah (30%), lahan bukan sawah (59%), dan lahan non pertanian (11%). Lahan bukan sawah antara lain berupa tegalan/kebun dan perikanan, sedangkan lahan non pertanian antara lain berupa pemukiman, bangunan, dan fasilitas lainnya. Sementara itu, tata guna lahan di sekitar rencana lokasi penambangan batuan andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa di Desa Karang Sari merupakan areal tanaman kayu kering dan semak belukar, dimana terdapat beberapa perkebunan palawija milik penduduk setempat yang ditanami oleh pohon kelapa dan jagung.

Kecamatan Cipongkor terdiri dari 14 wilayah administrasi desa yang didukung oleh satuan lingkungan setempat yakni 119 Rukun Warga (RW), 461 Rukun Tetangga (RT), dan 56 Dusun. Perkembangan jumlah RT dan RW pada periode tahun 2013–2014, yaitu masing-masing tumbuh sebesar 1,69% dan 3,64%. Daerah penyelidikan yang

(16)

terletak di Desa Karang Sari, salah satu dari 14 desa di Kecamatan Cipongkor, memiliki 8 RW, 27 RT, dan 4 Dusun.

Pada tahun 2014, jumlah penduduk di Kecamatan Cipongkor tercatat sebanyak 87.393 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 44.791 jiwa dan perempuan sebanyak 42.602 jiwa. Dengan luas wilayah sekitar 79,96 km2, maka kepadatan penduduk di Kecamatan Cipongkor pada akhir tahun 2014 mencapai 1.093 jiwa/km2. Desa Karang Sari yang juga merupakan daerah penyelidikan dimana lokasi IUP Eksplorasi PT. Trinusa Bangun Perkasa berada memiliki jumlah penduduk paling sedikit, yaitu sebanyak 4.345 jiwa atau hanya sebesar 4,97% dari jumlah penduduk Kecamatan Cipongkor, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 2.189 jiwa dan perempuan sebanyak 2.156 jiwa.

Disamping itu, komposisi penduduk di Desa Karang Sari pada tahun 2014 juga tercermin pada piramida penduduknya yang didominasi oleh kelompok umur usia produktif yaitu penduduk berusia 15-64 tahun. Kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah dalam menyiapkan lapangan usaha agar penduduk usia produktif ini tidak menjadi pengangguran potensial.

Berdasarkan hasil survei Sosial Ekonomi Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014, jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja di Kecamatan Cipongkor mencapai 24.973 orang yang terdiri dari 23.542 orang pekerja laki-laki (94,27%) dan 1.431 orang pekerja perempuan (5,73%). Para pekerja tersebut antara lain berada pada sektor pertanian sebesar 41,18%, sektor perdagangan/hotel/restoran (PHR) dan jasa masing-masing sebesar 13,29% dan 5,45%, sektor industri sebesar 8,16%, dan selebihnya yaitu sebesar 31,92% bekerja pada sektor-sektor lain seperti konstruksi, pengangkutan, penggalian, dan penambangan.

Ditinjau dari status pekerjaannya, penduduk yang bekerja di Kecamatan Cipongkor sebesar 27,36% merupakan penduduk yang bekerja dengan status berusaha sendiri. Terdapat pula pengusaha yang dibantu buruh tetap dan tidak tetap masing-masing sebesar 0,35% dan 15%. Penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan hanya sebesar 8,25%, sementara pekerja bebas sebesar 47,81% dan pekerja tidak dibayar sebesar 1,23%.

Pada akhir tahun 2014, penduduk usia 10 tahun ke atas di Kecamatan Cipongkor yang tidak tamat sekolah mencapai 9,45%, sementara yang menamatkan jenjang pendidikan Sekolah Dasar mencapai 46,37%, tamat pada jenjang pendidikan SLTP dan

(17)

SLTA masing-masing sebesar 8,95% dan 3,34%, sedangkan yang tamat pada jenjang Perguruan Tinggi mencapai 4,18%.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung Barat tahun 2014, sektor pertanian adalah sektor yang paling memberikan kontribusi terhadap perekonomian di Kecamatan Cipongkor. Produksi padi pada akhir tahun 2014 di Kecamatan Cipongkor mencapai 28 ribu ton dengan luas panen baik sawah maupun ladang mencapai 4.655 hektar. Selain itu, Kecamatan Cipongkor juga menghasilkan produksi jagung sebesar 760 ton, ubi kayu dan kedelai masing-masing sebesar 2.194 ton dan 8 ton, sedangkan produksi ubi jalar sebesar 43 ton.

Perindustrian di Kecamatan Cipongkor didominasi oleh perusahaan industri makanan dan minuman yang mencapai 1.081 unit. Diikuti oleh industri anyaman dan industri dari kayu masing-masing sebanyak 179 unit dan 29 unit. Salah satu industri yang berpotensi untuk dikembangkan adalah industri gula aren. Sektor lain yang turut memberikan kontribusi besar bagi perekonomian adalah sektor perdagangan. Sebanyak 13,29% dari penduduk usia 10 tahun ke atas di Kecamatan Cipongkor merupakan pekerja di sektor perdagangan. Sarana perdagangan yang dapat dijumpai di Kecamatan Cipongkor antara lain adalah pasar tidak tetap sebanyak 9 unit, pasar tradisional, toko- toko kelontong, hingga pusat perbelanjaan berupa minimarket dan supermarket. Desa Karang Sari merupakan desa yang paling banyak memiliki toko kelontong dengan jumlah mencapai 140 unit.

Dari hasil survei Sosial Ekonomi Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014 diketahui bahwa rumahtangga yang telah menggunakan listrik PLN sebagai alat penerangan di Kecamatan Cipongkor telah mencapai 99,86%. Sementara itu masih terdapat 5,54% rumahtangga yang belum menggunakan air bersih. Sumber air bersih di Kecamatan Cipongkor diperoleh antara lain dari sumur, mata air, ledeng, dan air kemasan. Selain listrik dan air bersih, ketersediaan sarana kesehatan merupakan komponen penting berikutnya dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Di Kecamatan Cipongkor hanya terdapat 2 unit puskesmas dan pelayanan kesehatan oleh dokter atau bidan melalui praktek secara perorangan. Desa Karang Sari sendiri memiliki fasilitas kesehatan yang sudah cukup memadai dengan adanya 2 unit puskesmas pembantu dan 13 unit posyandu. Jumlah tenaga medis di Desa Karang Sari pada tahun

(18)

2014 terdiri dari dokter sebanyak 24 orang, paramedis sebanyak 115 orang, dan bidan desa sebanyak 24 orang.

2.4. Topografi dan Morfologi

Lokasi IUP Eksplorasi PT. Trinusa Bangun Perkasa terletak di Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Desa Karang Sari yang luas daerahnya 7,615 km2 ini memiliki topografi yang didominasi oleh kontur tanah perbukitan (95%) dengan relief bergelombang kuat dan kemiringan lereng yang terjal berkisar antara 15 – 25%. Hanya sekitar 5% saja dari luas daerah Desa Karang Sari yang berupa dataran dengan relief bergelombang lemah dan kemiringan lereng berkisar antara 8 – 15%.

Bentukan morfologi di daerah penyelidikan tersebut merupakan perbukitan dan lembah volkanik, dengan elevasi berkisar di antara 750 – 950 meter di atas permukaan laut. Gambaran rona awal permukaan di daerah penyelidikan/lokasi IUP Eksplorasi PT.

Trinusa Bangun Perkasa dan sekitarnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.2 Peta Rona Awal Permukaan di Daerah Penyelidikan dan sekitarnya.

Sumber: Data SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission) Tahun 2006.

(19)

BAB III GEOLOGI DAN KEADAAN BATUAN ANDESIT

3.1. Geologi Regional

Geologi regional di daerah penyelidikan dan sekitarnya telah diteliti oleh Sudjatmiko (1972), dan termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Cianjur. Daerah penyelidikan tersusun atas Andesit (a), yaitu: augit, hipersten, dan horenblenda dengan matrik yang mengaca, berbentuk retas (daerah penyelidikan merupakan batuan terobosan); serta breksi tufaan, lava, batupasir, dan konglomerat (Pb), yang terdiri atas breksi bersifat andesit dan basal, lava, batupasir tufaan, dan konglomerat. Kedua tipe litologi tersebut membentuk punggungan-punggungan tak teratur, puncak-puncak yang tersendiri, kadang curam dimana batuan penyusunnya berumur Pliosen. Daerah penyelidikan berada di bagian tenggara dalam Peta Geologi Lembar Cianjur seperti dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Gambar 3.1 Peta Geologi Lembar Cianjur (Sudjatmiko, 1972) diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung (tanpa sekala).

Daerah Penyelidikan 

(20)

3.1.1. Stratigrafi Regional

Menurut Martodjojo (2003), wilayah Jawa Barat dapat dibagi menjadi 4 mandala sedimentasi, yaitu:

 Mandala Paparan Kontinen Utara terletak pada lokasi yang sama dengan Zona Dataran Pantai Jakarta pada pembagian Zona Fisiografi Jawa Bagian Barat oleh van Bemmelen (1949). Mandala ini dicirikan oleh endapan paparan yang umumnya terdiri dari batugamping, batulempung, dan batupasir kuarsa, serta lingkungan pengendapan umumnya laut dangkal. Pada mandala ini pola transgresi dan regresi umumnya jelas terlihat. Struktur geologinya sederhana, umumnya sebagai pengaruh dari pergerakan isostasi dari batuan dasar. Ketebalan sedimen di daerah ini dapat mencapai 5.000 m.

 Mandala Sedimentasi Banten kurang begitu diketahui karena sedikitnya data yang ada. Pada Tersier Awal, mandala ini cenderung menyerupai Mandala Cekungan Bogor, sedangkan pada Tersier Akhir, ciri dari mandala ini sangat mendekati Mandala Paparan Kontinen.

 Mandala Cekungan Bogor terletak di selatan Mandala Paparan Kontinen Utara.

Pada pembagian Zona Fisiografi Jawa Barat oleh van Bemmelen (1949), mandala ini meliputi Zona Bogor, Zona Bandung, dan Zona Pegunungan Selatan. Mandala sedimentasi ini dicirikan oleh endapan aliran gravitasi, yang kebanyakan berupa fragmen batuan beku dan batuan sedimen, seperti andesit, basalt, tuf, dan batugamping. Ketebalan sedimen diperkirakan lebih dari 7.000 m.

 Mandala Pegunungan Selatan Jawa Barat terletak di selatan Mandala Cekungan Bogor. Pada pembagian Zona Fisiografi Jawa Barat menurut van Bemmelen (1949), mandala ini meliputi Pegunungan Selatan Jawa Barat dan Zona Bandung.

Berdasarkan pembagian mandala sedimentasi di atas, daerah penyelidikan terletak pada Mandala Cekungan Bogor. Mandala Cekungan Bogor menurut Martodjojo (2003) mengalami perubahan dari waktu ke waktu sepanjang zaman Tersier–Kuarter. Mandala ini terdiri dari tiga siklus pengendapan. Pertama-tama diendapkan sedimen laut dalam, kemudian sedimen darat yang berangsur berubah menjadi sedimen laut dangkal, dan yang terakhir diendapkan sedimen dengan mekanisme aliran gravitasi. Siklus pertama dan kedua sedimen berasal dari utara, sedangkan siklus ketiga berasal dari selatan. Lebih

(21)

lanjut, Martodjojo (2003) telah membuat penampang stratigrafi terpulihkan utara-selatan di Jawa Barat seperti dalam gambar di bawah ini:

Gambar 3.2 Penampang Stratigrafi Utara-Selatan Jawa Barat. (Martodjojo, 2003)

3.1.2. Tatanan Tektonik dan Struktur Geologi

Pulau Jawa merupakan bagian dari sistem busur kepulauan yang mengalami interaksi konvergen antara Lempeng Samudera Hindia-Australia dengan Lempeng Eurasia. Interaksi ini terjadi dengan Lempeng Samudera Hindia-Australia bergerak ke utara yang menunjam ke bawah tepian Benua Eurasia yang relatif tidak bergerak (Asikin, 1992). Interaksi konvergen ini juga menyebabkan terbentuknya jalur subduksi yang berkembang semakin muda ke arah baratdaya-selatan dan ke arah utara (Katili, 1975 dalam Asikin, 1992).

Pada Zaman Kapur-Paleosen, jalur subduksi ini dapat ditelusuri dari Jawa Barat bagian selatan (Ciletuh), Pegunungan Serayu (Jawa Tengah), dan Laut Jawa bagian timur sampai ke bagian tenggara Kalimantan dengan jalur magmatik yang terdapat pada daerah lepas Pantai Utara Jawa. Jalur subduksi ini membentuk punggungan bawah permukaan laut yang terletak di selatan Pulau Jawa selama Zaman Tersier. Hal ini menunjukkan pada

(22)

akhir Zaman Kapur hingga Oligo-Miosen terjadi pergerakan jalur subduksi ke arah selatan. Pada Neogen sampai Kuarter, jalur magmatik Pulau Jawa kembali bergerak ke arah utara dengan jalur subduksi yang relatif tidak bergerak. Hal ini menunjukkan pada Neogen penunjamannya lebih landai dibanding dengan pada Zaman Paleogen.

Gambar 3.3 Pola Struktur Pulau Jawa. (Pulonggono dan Martodjojo, 1994)

Evolusi tektonik di atas dikuatkan oleh hasil penelitian Pulunggono dan Martodjojo (1994), yang menyimpulkan bahwa pada dasarnya di Pulau Jawa terdapat empat arah kelurusan struktur yang dominan yaitu:

 Pola Meratus yang berarah timurlaut-baratdaya, terbentuk pada 80-53 juta tahun yang lalu (Kapur Akhir-Eosen Awal) dan merupakan pola tertua di Jawa. Pola Meratus ini diwakili oleh Sesar Cimandiri di Jawa Barat, yang dapat diikuti ke timur laut sampai batas timur Cekungan Zaitun dan Cekungan Biliton, Sesar naik Rajamandala serta sesar-sesar lainnya di daerah Purwakarta.

 Pola Sunda yang berarah utara-selatan, terbentuk pada 53-32 juta tahun yang lalu (Eosen Awal-Oligosen Akhir). Pola ini diwakili oleh sesar-sesar yang membatasi Cekungan Asri, Cekungan Sunda, dan Cekungan Arjuna.

 Pola Jawa yang berarah barat-timur, yang terbentuk sejak 32 juta tahun yang lalu.

Pola ini merupakan pola struktur yang paling muda, memotong dan merelokasi

(23)

Pola Struktur Meratus dan Pola Struktur Sunda. Pola ini diwakili Sesar Baribis, sesar-sesar di Lembah Cimandiri dan Gunung Walat.

Gambar 3.4 Sistem Struktur Patahan di Pulau Jawa berdasarkan Konsep Wrenching Faults Tectonics. (Situmorang, 1976) 3.1.3. Sejarah Geologi

Cekungan di Jawa Barat berkembang pada kala Eosen (van Bemmelen, 1949) setelah Orogenesa Larami yang menyebabkan pengangkatan geosinklin Kapur yang tidak disertai oleh kegiatan volkanisme. Pada awal Miosen aktivitas volkanisme bersamaan dengan gejala penurunan dan menghasilkan endapan erupsi yang bersifat andesit dan basaltik. Kegiatan volkanisme berkurang pada awal Miosen Tengah dan diikuti oleh pembentukan geantiklin Pengunungan Selatan Jawa Barat.

Sedimentasi yang terbentuk oleh Formasi Subang terjadi menjelang Miosen Atas yakni selama volkanisme Miosen Atas dan batuan Zona Bandung serta Zona Bogor pada waktu itu telah mengalami erosi yang kuat. Hingga Pliosen Tengah pengendapan terus berlangsung dan kegiatan volkanisme kembali kuat sehingga terbentuk fasies volkanik.

Pada jalur transisi Zona Bandung dan Zona Bogor kegiatan volkanisme berlangsung pada Pliosen Atas. Sebagian dari gunungapi ini mungkin menjadi kelanjutan dari volkanisme pada Mio-Pliosen.

(24)

Geantiklin yang bersumbu pada Zona Bandung terbentuk pada periode tektonik Plio-Pleistosen dengan Pegunungan Selatan Jawa Barat sebagai sayapnya di bagian selatan, sayap utaranya runtuh ke bagian utara dan menekan Zona Bogor serta mengakibatkan perlipatan kuat dan sesar naik. Kegiatan volkanisme muncul kembali seiring dengan perlipatan pada Plio-Pleistosen, pada jalur sistem sesar longitudinal pada Pegunungan Selatan Jawa Barat dan Zona Bandung, serta pada daerah transisi antara Zona Bandung dan Zona Bogor.

3.2. Geologi Daerah Penyelidikan 3.2.1. Geomorfologi

Berdasarkan pengamatan citra SRTM (Gambar 3.5) dan pengamatan yang dilakukan di lapangan, maka daerah penyelidikan dibagi menjadi 2 satuan geomorfologi, yaitu Satuan Perbukitan Volkanik dan Satuan Lembah Volkanik. Lokasi IUP Eksplorasi PT. Trinusa Bangun Perkasa atau daerah penyelidikan termasuk ke dalam Satuan Perbukitan Volkanik.

Gambar 3.5 Citra SRTM yang menunjukkan Bentukan Morfologi dari Daerah Penyelidikan (kotak merah menunjukkan batas IUP Eksplorasi).

(25)

3.2.1.1. Satuan Perbukitan Volkanik

Satuan ini dicirikan oleh morfologi berupa perbukitan dengan bentuk puncak cenderung tajam dan kemiringan lereng yang terjal (Gambar 3.6). Elevasi pada satuan ini berkisar 800 sampai 911 meter di atas permukaan laut. Bentukan relief yang kasar pada satuan ini menunjukkan bahwa satuan ini memiliki tingkat ketahanan tinggi terhadap proses geomorfik. Satuan geomorfologi ini di susun oleh litologi breksi tufaan dan andesit berupa intrusi dan lava. Proses geologi utama yang mengontrol pembentukan satuan morfologi ini berupa aktivitas volkanik.

Gambar 3.6 Foto Satuan Perbukitan Volkanik di Daerah Penyelidikan.

3.2.1.2. Satuan Lembah Volkanik

Satuan Lembah Volkanik dicirikan oleh morfologi berupa dataran dengan kemiringan lereng yang cukup landai (Gambar 3.7). Elevasi pada satuan ini berkisar 760 sampai 800 meter di atas permukaan laut. Bentukan relief yang sedang-tinggi pada satuan ini menunjukkan bahwa satuan ini memiliki tingkat ketahanan sedang terhadap proses geomorfik. Satuan geomorfologi ini disusun oleh litologi breksi tufaan. Proses geomorfik yang berkembang pada satuan ini adalah erosi dan pelapukan.

Baratlaut Tenggara

(26)

Gambar 3.7 Foto Satuan Lembah Volkanik di Daerah Penyelidikan.

3.2.2. Litologi

Berdasarkan ciri litologi yang dijumpai di lapangan, maka daerah penyelidikan dapat dibedakan menjadi 2 satuan litostratigrafi tidak resmi, yaitu: Satuan Breksi Tufaan dan Satuan Andesit.

3.2.2.1. Satuan Breksi Tufaan

Penyusun utama dari satuan ini adalah breksi tufaan (Gambar 3.8). Satuan ini menempati ±3% total luasan dan berada di sebelah utara dan timur daerah penyelidikan.

Gambar 3.8 Foto Singkapan Breksi Tufaan yang ditemukan di Daerah Penyelidikan.

(27)

. Breksi tufaan dijumpai dalam kondisi segar, berwarna coklat kekuningan, kompak, polimik, fragmen berukuran kerikil-kerakal terdiri dari batupasir dan andesit, kemas terbuka, pemilahan buruk, matriks berukuran pasir halus – pasir sangat kasar.

3.2.2.2. Satuan Andesit

Satuan ini menempati ±97% dari total luasan dan berada di bagian selatan, tengah sampai barat hampir menutupi seluruh daerah penyelidikan. Singkapan andesit yang ditemukan adalah andesit berupa intrusi yang ditandai oleh kehadiran kekar-kekar kolom yang cukup intensif dan setempat dijumpai struktur aliran lava (Gambar 3.9).

Gambar 3.9 Foto Singkapan Andesit yang diamati di Daerah Penyelidikan.

Andesit, masif, berwarna abu-abu terang, hipokristalin, inequigranular, tekstur porfiritik, fenokris (30%) terdiri dari kuarsa, hornblende, biotit, plagioklas, massa dasar (70%) berwarna abu-abu. Berdasarkan posisi urutan stratigrafi dan umur relatif, satuan ini berumur lebih muda dibandingkan dengan Satuan Breksi Tufaan. Hubungan satuan ini dengan satuan lainnya adalah tidak selaras.

3.2.3. Struktur Geologi

Struktur geologi yang dijumpai di daerah penyelidikan berupa kekar kolom dan aliran lava. Hal ini berkaitan dengan aktivitas volkanik yang terjadi pada daerah penyelidikan dan sekitarnya.

(28)

3.3. Keadaan Batuan Andesit

3.3.1. Bentuk dan Penyebaran Batuan Andesit

Batuan andesit yang dijumpai di daerah penyelidikan merupakan hasil dari aktivitas volkanisme. Berdasarkan pengamatan di lapangan, batuan andesit tersebut merupakan batuan beku ekstrusif yang ditafsirkan berbentuk lava dome (kubah lava) dan lelehan lava di permukaan. Batuan andesit yang diamati dalam kondisi segar, masif, berwarna abu-abu terang, hipokristalin, inequigranular porfiritik. Fenokris (30%) terdiri dari kuarsa, hornblende, biotit, plagioklas yang berada dalam masadasar (70%) terdiri dari mikrolit plagioklas dan kuarsa serta gelas volkanik.

Potensi batuan andesit menempati hampir seluruh (±97% dari total luasan) daerah penyelidikan dengan sebaran mulai dari arah utara ke selatan, serta dari timur ke barat.

Material penutup berupa tanah yang sangat tipis dan hanya ditumbuhi oleh semak belukar, sehingga singkapan batuan andesit dapat diamati dengan baik hampir di seluruh daerah penyelidikan.

3.3.2. Sifat dan Kualitas Batuan Andesit

Pada pelaksanaan kegiatan penyelidikan geologi permukaan di daerah penyelidikan, dilakukan pula pengambilan conto/sampel batuan andesit. Dari seluruh sampel yang diambil di daerah penyelidikan, dipilih 2 buah sampel yang representatif untuk dianalisis di Laboratorium Pusat Sumber Daya Air, Bandung. Hasil analisis laboratorium batuan andesit disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Hasil Analisis Sifat Fisik dan Mekanik Batuan Andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa – Karang Sari, Cipongkor Kode

Sampel

Natural Density

Natural Water Content

Saturated Density

Absorption/

Str. Water Content

Dry Density

d s d

(gr/cm3) (%) (gr/cm3) (%) (gr/cm3) TBP-01 2.617 1.53 2.627 1.91 2.577

TBP-02 2.657 1.31 2.661 1.46 2.622

Kode Sampel

Degree of

Saturation Porosity Apparent Specific Gravity

True Specific Gravity

Void Ratio

S n e

(%) (%) - - -

TBP-01 80.00 4.91 2.627 1.91 2.577

TBP-02 89.47 1.31 2.661 1.46 2.622

(29)

3.3.3. Volume dan Sumber Daya Batuan Andesit

Berdasarkan hasil penyelidikan geologi permukaan dan survei topografi di daerah penyelidikan, maka dapat dihitung potensi volume (dalam m3) dan sumber daya andesit dengan klasifikasi sumber daya hipotetik. Klasifikasi ini didasarkan pada sumber daya batuan andesit dimana kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan dari data-data hasil penyelidikan geologi permukaan dan hasil analisis laboratorium.

Perhitungan sumber daya batuan andesit tersebut didasarkan atas beberapa aspek, antara lain: perkiraan panjang dan lebar bukaan tambang, perkiraan beda ketinggian antara bukaan tambang, dan berat jenis (specific gravity) dari batuan andesit. Dari hasil perhitungan, maka diperoleh sumber daya andesit (hipotetik) dengan volume sebesar 2.717.000 m3 atau 6.792.500 ton.

Tabel 3.2

Perhitungan Potensi Volume dan Sumber Daya Batuan Andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa – Karang Sari, Cipongkor Nama

Lokasi IUP

Panjang Bukaan Tambang

Lebar Bukaan Tambang

Beda Tinggi

Berat Jenis Batuan Andesit

Potensi Volume Batuan Andesit

Sumber Daya Hipotetik - (m) (m) (m) (ton/m3) (m3) (ton)

PT. TBP 290 113 100 2.5 2,717,000 6,792,500

(30)

Gambar 3.10 Peta Blok Perhitungan Cadangan Batuan Andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa.

(31)

BAB IV RENCANA PENAMBANGAN

Sebelum dilakukan penentuan tata cara kegiatan penambangan ini, terlebih dahulu dilakukan pengkajian dan pertimbangan dari berbagai aspek, antara lain: aspek teknis, aspek keekonomian, aspek lingkungan dan aspek sosial budaya. Tujuan dari kajian ini adalah untuk memperoleh tata cara pelaksanaan kegiatan penambangan yang efektif, aman, ekonomis dan berwawasan lingkungan.

4.1. Sistem dan Metode Penambangan

PT. Trinusa Bangun Perkasa merencanakan teknik penambangan batu andesit dengan cara tambang terbuka berbentuk jenjang (bench). Rencana penambangan pada lokasi IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa di Gunung Karang, Desa Karang Sari akan dimulai pada elevasi kontur 910 meter dan berakhir pada elevasi kontur 810 meter.

Sesuai dengan bentuk topografi dan kondisi awal Gunung Karang pada saat ini, penambangan akan dilakukan secara terbuka dengan penambangan/pemotongan jenjang (bench cut) yang akan dimulai dari jenjang paling atas (hingga habis) kemudian dilanjutkan pada jenjang berikutnya dengan penempatan primary crusher di lokasi dekat permuka tambang (mining front).

Rencana arah penambangan yang akan dilakukan adalah membuat box cut (dengan peledakan) pada sisi N 45° E untuk penempatan primary crusher. Sementara itu, pemberaian atau pembongkaran batuan andesit dari batuan induk akan dilakukan dengan cara peledakan. Mekanisme kerja atau tata cara penambangan batuan andesit yang akan dilaksanakan selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 4.1.

4.2. Tahapan Kegiatan Penambangan

Penambangan batuan andesit pada lokasi IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa di Gunung Karang, Desa Karang Sari ini akan dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan penambangan. Secara garis besar, kegiatan penambangan yang direncanakan antara lain meliputi penyediaan sarana tambang dan pekerjaan penambangan itu sendiri.

(32)

Gambar 4.1 Bagan Alir Tahap Penambangan Batuan Andesit pada Lokasi IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa.

Drilling, Bla sting, Sto c k ROM

Prima rySe c o nda ryTe rtia ry C rushing

Ag re g g a te Pro duc tio n

Pe njua la n

(33)

4.2.1. Penyediaan Sarana Tambang

Penyediaan sarana tambang yang berhubungan langsung dengan operasional penambangan meliputi:

4.2.1.1. Pembuatan jalan tambang

Jalan tambang yang akan disiapkan adalah jalan dua alur (two way) untuk dump truck HINO 20 payload dengan lebar 15 meter dilengkapi dengan saluran drainase jalan dan tanggul pengaman (safety berm) pada bibir tebing. Kemiringan jalan dibuat antara 0 – 12%. Dikarenakan pada lokasi penambangan batuan andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa di Gunung Karang, Desa Karang Sari tersebut pernah dilakukan penambangan dan sudah tersedia jalan tambang, maka rencana yang akan dilakukan adalah pembenahan, pelebaran, serta penguatan jalan tambang yang sudah ada.

4.2.1.2. Penyediaan Permuka Kerja Tambang (Mining Front)

Berdasarkan analisa peta topografi bahwa puncak Gunung Karang (kontur 917 meter di atas permukaan laut) adalah lahan yang terbuka dan relatif rata (bekas penambangan Proyek Saguling I), maka pekerjaan pengupasan tanah penutup relatif tidak dilakukan. Rencana pekerjaan yang akan dilakukan adalah penataan dan pembersihan lahan dari bongkah batuan yang tertinggal dengan menggunakan buldozer. Kemudian akan dilakukan pembuatan box cut sebagai titik dimulainya penambangan dan dilanjutkan dengan pembuatan lokasi primary crusher serta jalur sistem conveyor.

4.2.1.3. Pengadaan Sarana Tambang

Sarana konstruksi yang vital dan berhubungan erat dengan produksi tambang adalah:

 Sistem penirisan

 Konstruksi dan pemasangan crushing plant

Stockyard

Emplacement

 Kolam pengendapan lumpur

(34)

 Bangunan-bangunan, antara lain: kantor, bengkel, gudang peralatan, garasi, gudang handak, rumah genset, tangki bahan bakar, gudang pelumas, mess karyawan, pos satpam, dan lain-lain.

Khusus untuk settling pond direncanakan akan dibangun pada bagian utara lokasi.

Adapun bentuknya terdiri dari dua kompartemen yang saling berhubungan, masing- masing berukuran panjang 50 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 4 meter.

4.2.2. Pekerjaan Penambangan

Tahapan pekerjaan penambangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

4.2.2.1. Pemboran Lubang Tembak (Blasthole Drilling)

Pemboran dilakukan oleh 2 crawler rock drill (CRD) dengan diameter mata bor 3,5 inch dan kemiringan 70° – 90°, serta kecepatan pemboran diperkirakan 13 – 15 meter per jam. Produksi quarry (blasting) yang direncanakan adalah sebesar 199.756 LCM atau setara 499.392 ton per tahun (termasuk asumsi mining loss sebesar 5%). Rencana produksi harian adalah 665.86 BCM atau setara 1.664,64 ton. Untuk mencapai rencana produksi tersebut, pemboran yang ditargetkan adalah sebanyak 28 lubang dengan geometri peledakan adalah sebagai berikut:

– Spasi : 2,5 meter

– Burden : 2,0 meter

– Sub-drilling : 1,0 meter – Tinggi Jenjang : 12,0 meter – Kedalaman lubang bor : 13,0 meter

– Stemming : 3,0 meter

4.2.2.2. Peledakan

Peledakan direncanakan akan dilakukan 2 kali dalam seminggu dengan target 28 lubang tembak yang masing-masing terdiri dari 3 deret dimana penyelaan dilaksanakan secara delayed blasting. Sebelum pengisian bahan peledak ke dalam lubang tembak terlebih dahulu akan dilakukan pengujian kedalaman. Jika kondisi lubang tembak basah, maka terlebih dulu dilakukan pengeringan dengan semprotan angin kompresor atau

(35)

digunakan kantong plastik (kondom) sebagai wadah bahan peledak di dalam lubang.

Berdasarkan perhitungan, kebutuhan bahan peledak untuk setiap kali peledakan adalah:

– Detonator Listrik (Electric Blasting Cap) : 1 unit

– Detonator Nonel : 28 unit

– Power Gel : 25,4 kg

– ANFO : 1.323 kg

Hasil peledakan yang diharapkan berukuran -750 mm, sedangkan untuk yang berukuran +750 mm akan dilakukan pemecahan menggunakan hydraulic breaker.

4.2.2.3. Pemuatan dan Pengangkutan

Kegiatan pemuatan menggunakan 2 unit excavator Komatsu PC 300-7 dengan kapasitas 1,4 LCM, sedangkan pengangkutan direncanakan menggunakan 4 unit dump truck HINO dengan kapasitas 20 ton (setara dengan 12,5 LCM). Hasil peledakan akan diumpankan ke feeder primary crusher dengan menggunakan 1 unit wheel loader Komatsu yang berkapasitas 3,2 m3. Waktu edar (cycle time) untuk short load dan haul maksimum diperkirakan 90 detik (1,5 menit). Hasil pengolahan pada primary crusher diangkut dengan belt conveyor ke secondary crusher.

4.3. Rencana Produksi

Rencana produksi quarry pada lokasi penambangan batuan andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa di Gunung Karang, Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor adalah sebesar 199.756 LCM atau setara 499.392 BCM per tahun (termasuk asumsi mining loss sebesar 5%). Rencana produksi harian adalah sebesar 665.86 LCM atau 1.664,64 BCM.

Beberapa aspek yang mempengaruhi laju produksi penambangan batuan andesit adalah sebagai berikut:

a. Penjadwalan waktu (time scheduling)

Waktu kerja efektif yang dijadwalkan adalah 14 jam per hari dengan 12 jam efektif, dimulai dari jam 07.00 s/d 21.00. Perhitungan hari kerja dalam satu tahun diasumsikan sebanyak 300 hari.

b. Kapasitas subsistem kegiatan pertambangan terkecil

Dalam hal ini, kapasitas subsistem kegiatan pertambangan terkecil adalah 2 unit wheel loader Komatsu WA-500 dengan kapasitas bucket 3,2 LCM per unit.

(36)

c. Efisiensi kerja tambang

Efisiensi kerja tambang akan mempengaruhi butir (b) sebesar ±75% (45 menit).

d. Keserasian kerja

Keserasian kerja disini dititikberatkan pada kemampuan alat muat untuk memasok unit feeder pengolahan sesuai target efisiensi pada butir (c). Perhitungan target produksi per hari (T) adalah seperti berikut ini:

, , % , % T , LCM

Catatan: Swell factor untuk batuan hasil peledakan diasumsikan sebesar 57,80%.

Maka, rencana target produksi dari penambangan batuan andesit setelah dikoreksi dengan faktor mining loss sebesar 5% adalah sebagai berikut:

– Rencana Produksi Harian = 1.664,64 BCM

– Rencana Produksi Bulanan = 41.616,00 BCM

– Rencana Produksi Tahunan = 499.392,00 BCM

4.4. Peralatan dan Sarana Pendukung Kegiatan Penambangan 4.4.1. Peralatan Penambangan

Peralatan tambang yang akan digunakan dalam penambangan batuan andesit di lokasi PT. Trinusa Bangun Perkasa ini cukup banyak sesuai dengan target produksi yang telah direncanakan. Peralatan yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Daftar Peralatan Penambangan yang Direncanakan PT. Trinusa Bangun Perkasa – Karang Sari, Cipongkor

Pekerjaan / Peralatan Merk Type Kapasitas Jumlah I PEMBORAN

1. CRD (+ compresor) Atlascopco 3,5” 2 unit 2. Air Compresor (+ bengkel) Airman 175 psi 2 unit

3. Jackhammer Toyo 5 unit

II PELEDAKAN

1. Blasting Machine Nippon K T-200 200 Cap 2 unit

2. Alat Ukur Arus S-100 1 unit

3. Penangkal Petir 4 unit

4. Bendera Peledakan 4 buah

5. Megaphone 12 Volt 1 buah

(37)

Pekerjaan / Peralatan Merk Type Kapasitas Jumlah III STRIPPING,LOADING,HAULING

1. Buldozer (+ ripper) Komatsu D85SS 200 HP 1 unit 2. Wheel Loader Komatsu WA-500 4,4 m3 2 unit 3. Excavator Komatsu PC300-7 1,4 m3 2 unit

4. Dump Truck HINO 20 ton 4 unit

5. Hydraulic Breaker Montabert 2 unit 6. Grader Komatsu GD705A4 133 HP 1 unit IV CRUSHING PLANT

Primary Crusher – Secondary Crusher – Tertiary Crusher, Conveyor, Feeder, Grizzly, Screen, Genset, dan lain-lain.

V PERALATAN PENUNJANG

1. Service Truck HINO 5 ton 1 unit 2. Water Tank Truck Dyna Rhino 5000 liter 1 unit 3. Jeep Operasional Triton 2500 cc 2 unit 4. Jeep Pickup Isuzu 2500 cc 2 unit 5. Sepeda Motor Trail Suzuki 150 cc 4 unit 6. Peralatan Bengkel + Listrik 1 set

7. Peralatan P3K 1 set

8. Alat Pemadam Api 20 buah

9. Genset Produksi Caterpillar 3200KVA 140 kVa 6 unit 10. Genset Penerangan Caterpillar CD-040 45 kVa 2 unit

4.4.2. Sarana Pendukung Penambangan

Pada tahap konstruksi akan dibangun sejumlah sarana konstruksi dan pendukung lainnya untuk mendukung lancarnya operasi penambangan. Daftar sarana pendukung tersebut adalah:

Tabel 4.2

Jenis Konstruksi dan Sarana Pendukung yang Direncanakan PT. Trinusa Bangun Perkasa – Karang Sari, Cipongkor

Konstruksi Dimensi Jumlah

1 Pondasi Crushing Plant Beton bertulang

10 ⨯10 m2 2 buah

2 Jalan Tambang 15 ⨯ 1000 meter 1 buah

3 Sistem Penirisan Paritan dan kolam 1 buah

4 Emplacement 2 Ha dipadatkan 1 buah

5 Workshop 10 ⨯17 m2 1 buah

6 Kantor (adm, teknik) 12 ⨯24 m2 1 buah

7 Gudang Bahan Peledak

a. Gudang Nonel + EB Cap 3 ⨯ 3 m2 1 buah

b. Gudang Power Gel 5 ⨯ 5 m2 1 buah

c. Gudang ANFO 5 ⨯ 5 m2 1 buah

8 Rumah Genset 5 ⨯ 10 m2 1 buah

9 Gudang Bahan Bakar dan Pelumas 10 ⨯10 m2 1 buah

10 Mess Karyawan 10 ⨯ 30 m2 2 buah

(38)

Konstruksi Dimensi Jumlah

11 Klinik 5 ⨯ 8 m2 1 buah

12 Pos Keamanan 4 ⨯8 m2 1 buah

13 Sumur dan Pompa Air Submersibel 5 HP 2 buah 4.5. Jadwal Rencana Penambangan dan Umur Tambang

Jadwal rencana penambangan batuan andesit pada lokasi PT. Trinusa Bangun Perkasa di Gunung Karang, Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Berdasarkan data hasil eksplorasi, sumber daya terunjuk (indicated resources) batuan andesit pada lokasi PT. Trinusa Bangun Perkasa adalah 2.717.000 m3, atau jika diasumsikan berat jenis rata-rata batuan andesit 2,5 ton/m3, maka setara dengan 6.792.500 ton. Jika target produksi penambangan batuan andesit itu sebesar 41.616 m3/bulan atau sebesar 499.392 m3/tahun, maka umur tambang adalah:

. .

. ,

4.6. Rencana Pemanfaatan Bahan Galian

Penambangan batuan andesit di lokasi IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa di Gunung Karang, Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor ini secara khusus bertujuan untuk memproduksi batu pecah (split/aggregate) yang akan disuplai ke Kontraktor Pembangunan Proyek Reservoir Cisokan – Saguling II, serta pembangunan dan perawatan ruas jalan di sekitar proyek.

Dalam hal ini, PT. Trinusa Bangun Perkasa selaku pemohon Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi telah membuat Nota Kesepahaman (MoU) dengan pihak PT. PLN (Persero) Unit Pembangunan VI dengan Nomor 031/TBP-PLN/VII/2015 per tanggal 12 Agustus 2015.

(39)

Tabel 4.3

Jadwal Rencana Penambangan

PT. Trinusa Bangun Perkasa – Karang Sari, Cipongkor

I I I I I I I V I I I I I I I V I I I I I I I V I I I I I I I V I I I I I I I V I I I I I I I V I I I I I I I V I PERSI APAN PENAMBANGAN

1.1. Pengadaan Alat dan Bahan 1.2. Pengadaan Tenaga Kerj a 1.3. Mobilisasi Alat dan Bahan 1.4. Mobilisasi Tenaga Kerj a 1.5. Penyiapan Lahan 1.6. Pembersihan Lahan

1.7. Penyediaan Sarana Tambang 1.8. Penyediaan Basecamp dan Mess

I I OPERASI PENAMBANGAN Kegiatan Operasi Produksi

I I I REKLAMASI Kegiatan Reklamasi

KEGI ATAN

NO 2020 2021

TAHUN

TRI WULAN

2015 2016 2017 2018 2019

(40)

BAB V RENCANA PENGOLAHAN

5.1. Tata Cara Pengolahan

Maksud dari kegiatan pengolahan pada penambangan batuan andesit ini adalah untuk mendapatkan ukuran material (batuan) sesuai dengan keinginan konsumen.

Mekanisme kerja atau tata cara pengolahan batuan andesit yang akan dilaksanakan selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Bagan Alir Kegiatan Pengolahan Batuan Andesit yang Direncanakan.

(41)

Kegiatan pengolahan ini terbagi menjadi 3 tahapan seperti dalam Gambar 5.1 diatas, meliputi:

5.1.1. Tahap Primer (Primary Crushing)

Pada tahap ini batuan dari tambang yang merupakan hasil peledakan dan pemecahan hydraulic breaker berukuran 0 – 750 mm. Selanjutnya batu diumpankan ke Vibrating Grizzly Feeder (opening 175 mm), oversize (+175 – 750 mm) menjadi umpan Jaw Crusher (setting 200 mm), dan undersize (0 – 175 mm) menjadi umpan Vibrating Screen (opening 400 mm). Hasil peremukan tahap primer adalah:

1) Fraksi berukuran +100 – 200 mm yang menjadi umpan tahap sekunder, 2) Fraksi berukuran +25 – 100 mm yang menjadi umpan tahap sekunder, dan 3) Fraksi berukuran 0 – 25 mm yang menjadi produk akhir serta dinilai tidak

ekonomis digunakan sebagai base course.

5.1.2. Tahap Sekunder (Secondary Crushing)

Pada tahap ini digunakan Cone Crusher tipe 1560-SX sebagai secondary crusher.

Setelah terjadi proses peremukan, produk berukuran 0 – 75 mm dialirkan ke Vibrating Screen dengan 3 dek yang menghasilkan:

1) Fraksi berukuran +40 – 75 mm yang menjadi umpan tahap tersier, 2) Fraksi berukuran +20 – 40 mm yang langsung menjadi produk akhir, 3) Fraksi berukuran +5 – 20 mm yang menjadi umpan tahap tersier, dan 4) Fraksi berukuran +0 – 5 mm yang langsung menjadi produk akhir.

5.1.3. Tahap Tersier (Tertiary Crushing)

Tahap peremukan yang terakhir ini memproses umpan dari ayakan (Vibrating Screen) tahap sekunder. Mesin peremuk yang dipergunakan adalah jenis Cone Crusher tipe HP300-SX dengan setting 19 mm, dan dirangkaikan secara “closed circuit

(hubungan tertutup) dengan 2 (dua) unit Vibrating Screen. Hasil peremukan tahap tersier adalah:

1) Fraksi berukuran +20 mm yang menjadi umpan kembali (feedback) dari peremuk tersier (tertiary crusher).

2) Fraksi berukuran +14 – 20 mm yang langsung menjadi produk akhir;

(42)

3) Fraksi berukuran +5 – 14 mm yang dialirkan menuju unit vibrating screen yang kedua, dimana produknya terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

a. Produk akhir fraksi yang berukuran +10 – 14 mm, b. Produk akhir fraksi yang berukuran +5 – 10 mm, dan c. Produk akhir fraksi yang berukuran +0 – 5 mm.

4) Fraksi berukuran 0 – 5 mm yang menjadi produk akhir (ash/abu batu).

5.2. Peralatan Unit Pengolahan

Jenis, nama alat, tipe, dan kapasitas elemen peralatan unit pengolahan batuan andesit dapat dilihat dalam Tabel 5.1 seperti berikut ini:

Tabel 5.1

Jenis Peralatan Unit Pengolahan yang Direncanakan PT. Trinusa Bangun Perkasa – Karang Sari, Cipongkor

No. Nama Alat Jenis Alat Kapasitas Jumlah 1. Primary Crusher Zenith, termasuk unit conveyor 500 ton/jam 1 unit 2. Secondary Crusher Zenith Omnicone Crusher

tipe 1560-SX

300 ton/jam 1 unit

3. Tertiary Crusher Zenith Omnicone Crusher tipe HP300-SX

150 ton/jam 1 unit

4. Screen Zenith, 8 20 feet, triple deck dengan vibrating

3 unit

5. Belt Conveyor Portable 20 unit

6. Peralatan Lainnya (Auxiliary)

Ramsey Belt Scale Belt Feeder Metal Detector Ding Magnet

5 unit 15 unit

2 unit 1 unit 7. Struktur Baja Untuk crushing plant dan

permesinan

520 ton 1 unit

8. Peralatan Listrik Portable Genset 720KW

Fixed Genset 2100 KW

Electrical Control System

Secondary Motor Control Room

Secondary Plant Control Room

Tertiary MCC Room

Tertiary Plant Control Room

Plant Cabling dari MCC ke Motor

Lampu pada transfer point dan setiap 15 meter conveyor

1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit

1 unit

(43)

5.3. Kapasitas Unit Pengolahan

Unit pengolahan diperkirakan menerima umpan sebesar 499.392 ton per tahun atau ± 95% dari total bahan mentah, maka dengan waktu kerja efektif 12 jam per hari dan kapasitas produksi unit pengolahan 250 ton per jam untuk ukuran -75 mm, maka efisiensi produk unit pengolahan (effective utilization / E) adalah:

.

% %

5.4. Lokasi Unit Pengolahan

Unit pengolahan untuk secondary crusher dan tertiary crusher ditempatkan di sebelah utara dari lokasi Blok IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa, dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Teknis

Relatif lebih landai dan luasnya cukup untuk penempatan mesin stonecrusher dan stockpile hasil produksi kegiatan penambangan batuan andesit.

b. Ekonomis

Selaras dengan butir a, lokasi di sebelah utara Blok IUP lebih ekonomis.

c. Lingkungan

Relatif jauh dari pemukiman penduduk dan tidak berada di depan daerah peledakan.

(44)

BAB VI RENCANA PENGANGKUTAN

6.1. Pengangkutan di Lokasi Tambang

Pengangkutan di lokasi tambang terbagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu:

pengangkutan tanah penutup atau material bongkah sisa penambangan sebelumnya dan pengangkutan hasil peledakan.

a. Pengangkutan tanah penutup atau bongkah sisa penambangan

Pengangkutan tanah penutup atau bongkah batuan sisa penambangan sebelumnya dari lokasi pengupasan ke lokasi penumpukan dengan menggunakan 3 (tiga) unit dump truck HINO Tronton dengan kapasitas 20 ton.

b. Pengangkutan hasil peledakan

Pengangkutan hasil peledakan menuju feeder primary crusher dengan menggunakan cara short load & haul menggunakan 4 (empat) unit dump truck HINO Tronton dengan kapasitas 20 ton.

6.2. Pengangkutan Penjualan

Untuk pengangkutan dalam penjualan direncanakan menggunakan dump truck SCANIA Tronton dengan kapasitas 20 ton (tronton dengan bak cargo 13,3 m3). Adapun tujuan pengangkutan pemasaran produk dikhususkan mencukupi kebutuhan proyek pembangunan Bendungan Saguling II. Rute jalan yang akan dipergunakan sudah tersedia yang telah dibuat pada waktu pelaksanaan proyek pembangunan Bendungan Saguling I.

Perawatan jalan existing (yang telah tersedia) merupakan tanggung jawab pihak PT.

Trinusa Bangun Perkasa, yang mana hal tersebut merupakan bagian dari kerjasama dengan PT. PLN.

Banyaknya dump truck yang akan dipergunakan dalam rencana pengangkutan hasil produksi penambangan batuan andesit di lokasi Blok IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa ini diperkirakan berjumlah 30 unit atau lebih, yang mana nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan pengangkutan.

Jarak angkut yang akan dilalui oleh dump truck tersebut dalam rencana pengangkutan diperkirakan antara 10 km sampai dengan 15 km serta akan disesuaikan dengan perkembangan kemajuan proyek bendungan. Dump truck untuk pengangkutan material hasil akhir pengolahan batu andesit ini rencananya akan dioperasikan dalam satu

(45)

shift kerja atau disesuaikan dengan permintaan (supply). Pelaksanaan pekerjaan pengangkutan hasil akhir produk batu pecah (split/aggregate) dimungkinkan terkonsentrasi ke satu tempat suplai atau dimungkinkan terbagi ke beberapa tujuan kirim di sekitar proyek pembangunan bendungan.

6.3. Peralatan Pengangkutan

Jenis, nama alat, dan kapasitas peralatan pengangkutan dalam kegiatan penambangan batuan andesit pada lokasi Blok IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa dapat dilihat dalam Tabel 6.1 seperti berikut ini:

Tabel 6.1

Jenis Peralatan Pengangkutan yang Direncanakan PT. Trinusa Bangun Perkasa – Karang Sari, Cipongkor

No. Nama Alat Jenis Alat Kapasitas Jumlah

1. Dump Truck HINO, tronton 20 ton 8 – 10 unit

2. Dump Truck SCANIA, tronton dengan bak cargo 13,3 m3

20 ton 30 – 40 unit

(46)

BAB VII DAMPAK LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)

7.1. Dampak Lingkungan

7.1.1. Dampak Kegiatan Penambangan dan Pengolahan a. Perubahan Topografi

Penambangan merupakan kegiatan yang pasti akan merubah topografi areal yang ditambang. Kondisi awal wilayah Blok IUP PT. Trinusa Bangun Perkasa (Gunung Karang) berupa bukit berbentuk kerucut yang terpotong di puncaknya, dimana ketinggian puncaknya adalah 917 meter di atas permukaan laut. Gunung Karang ini menjulang sekitar 110 meter dari areal di sekitarnya. Dampak yang timbul dari perubahan topografi adalah:

1. Hilangnya tubuh bukit datau bagiannya

Dengan adanya kegiatan penambangan sudah pasti tubuh Gunung Karang secara berangsur-angsur akan menghilang. Hilangnya tubuh bukit merupakan konsekuensi dari kegiatan penambangan dan tidak dapat dihindarkan.

2. Hilangnya data triangulasi

Data triangulasi yang merupakan petunjuk ketinggian lokasi dan berfungsi sebagai titik pengikatan biasanya terdapat pada puncak bukit. Mengingat seluruh bukit masuk ke dalam wilayah Blok IUP dan penambangan akan dimulai dari kontur yang paling tinggi, maka segala sesuatu yang terdapat di puncak bukit termasuk titik triangulasi akan hilang.

3. Timbulnya tumpukan timbunan tanah penutup

Mengingat volume lapisan penutup yang harus dikupas ini cukup banyak, maka akan menyebabkan timbulnya timbunan tanah penutup, yang biasanya dapat menimbulkan dampak lanjutan seperti pelumpuran dan sedimentasi terhadap areal dan sumberdaya lain.

b. Perubahan Stabilitas Lahan 1. Longsoran

Kemungkinan longsoran akan terjadi pada daerah-daerah dengan kondisi kestabilan yang rendah. Kestabilan tersebut mudah terganggu apabila di

(47)

sekitarnya terjadi aktivitas. Kondisi ini akan terjadi pada lereng permukaan tanah yang digali serta daerah timbunan tanah penutup yang terlalu tinggi dengan sudut lereng yang curam.

2. Erosi

Peningkatan intensitas erosi dapat terjadi sebagai akibat dari hilangnya vegetasi tanah penutup dan timbulnya tumpukan material yang mudah tererosi. Perubahan stabilitas lahan ini terjadi antara lain diakibatkan oleh:

 Kegiatan land clearing yang akan menimbulkan dampak hilangnya penahan limpasan air hujan. Hal tersebut menyebabkan laju erosi da

Referensi

Dokumen terkait