• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Mekanisme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kajian Mekanisme"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Konstruksi Hukum dan Harmonisasi Peraturan

Perundang-Undangan Terkait Kompensasi Pemanfaatan

BMN Sebagai Perlintasan Ketenagalistrikan

DR. SUNNY UMMUL FIRDAUS, S.H., M.H.

(2)

Salus Populis Suprema Lex

Esto

(3)

Konsideran Menimbang UU CIPTA KERJA

a. bahwa untuk mewujudkan tujuan pembentukan Pemerintah Negara Indonesia dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara perlu melakukan berbagai upaya untuk memenuhi hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan melalui cipta kerja;

b. bahwa dengan cipta kerja diharapkan mampu menyerap tenaga kerja Indonesia yang seluas-luasnya di tengah persaingan yang semakin kompetitif dan tuntutan globalisasi ekonomi;

c. bahwa untuk mendukung cipta kerja diperlukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja;

d. bahwa pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja yang tersebar di berbagai Undang-Undang sektor saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan hukum untuk percepatan cipta kerja sehingga perlu dilakukan perubahan;

e. bahwa upaya perubahan pengaturan yang berkaitan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja dilakukan melalui perubahan Undang-Undang sektor yang belum mendukung terwujudnya sinkronisasi dalam menjamin percepatan cipta kerja, sehingga diperlukan terobosan hukum yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam beberapa Undang-Undang ke dalam satu UndangUndang secara komprehensif; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang tentang Cipta Kerja;

(4)

Konsideran Menimbang PP NO. 25 TAHUN 2021

Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 39, Pasal 41, Pasal 42, dan Pasal 185 huruf b

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja, perlu menetapkan Peraturan

Pemerintah tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral;

(5)

ARAH PENGATURAN

 Mekanisme teknis perlintasan dengan memperhatikan aspek keselamatan; dan

 Pemberian kompensasi berupa sewa barang

(6)

Besaran Faktor Penyesuai Sewa Ketenagalistrikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115 Tahun

2020

0% (nol persen) untuk pembangkit listrik:

1.

minihydro dan mikrohydro ( < 10 MW); dan

2.

tenaga air.

1% (satu persen) sampai dengan 30% (tiga puluh persen) untuk pembangkit listrik:

1.

tenaga surya fotovoltaik;

2.

tenaga bayu;

3.

tenaga biomassa;

4.

tenaga biogas;

5.

tenaga sampah; dan

6.

tenaga panas bumi.

1 % (satu persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen) untuk transmisi,

distribusi, dan instalasi tenaga listrik

(7)

Pengamanan dan Pemeliharaan BMN dalam Pasal 92 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115 Tahun 2020

Mitra Pemanfaatan BMN wajib melakukan pengamanan dan pemeliharaan atas BMN objek Pemanfaatan BMN.

Pengelola Barang dapat meminta mitra Pemanfaatan BMN untuk menyediakan deposit pada tahun terakhir Pemanfaatan BMN, yang dapat dicairkan oleh Pengelola Barang dalam hal mitra Pemanfaatan BMN tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan dan pengamanan.

Dalam hal Pemanfaatan BMN berupa KSP, BGS/BSG, KSPI, dan KETUPI, mitra Pemanfaatan BMN wajib melakukan pengamanan dan pemeliharaan atas barang hasil Pemanfaatan BMN.

Pengamanan se bagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dan ayat (3) ditujukan untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi dan hilangnya BMN objek Pemanfaatan BMN dan hasil Pemanfaatan BMN.

Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) ditujukan untuk menJaga kondisi dan memperbaiki BMN objek Pemanfaatan BMN dan hasil Pemanfaatan BMN agar selalu dalam keadaan baik dan layak fungsi, serta siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Seluruh biaya pengamanan dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (3) menjadi beban mitra Pemanfaatan BMN.

(8)

PRINSIP KESELAMATAN

KETENAGALISTRIKAN Mekanisme teknik perlintasan dengan memperhatikan prinsip keselamatan ketenagalistrikan bertujuan mewujudkan kondisi:

1. Andal dan Aman (A2) bagi instalasi (keselamatan instalasi).

2. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

3. Tenaga kerja (keselamatan kerja).

4. Masyarakat umum (keselamatan umum).

5. Ramah lingkungan (keselamatan lingkungan).

Ketentuan keselamatan listrik meliputi:

6. Pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik.

7. Pengamanan instalasi tenaga listrik.

8. Pengamanan pemanfaat tenaga listrik.

(9)

Pengaturan Kompensasi

dalam Kerangka Welfare State

Dengan Sewa

• Kekayaan BUMN bukan kekayaan negara

• Harus ada kejelasan adanya kompensasi persewaan, termasuk dalam hal pemeilharan dan operasional

Tanpa Uang Sewa

• Menjamin adanya keterbukaan kalkulasi anggaran

• Menjamin ringannya

biaya TDL untuk

masyarakat

(10)

Kekayaan BUMN Bukan

Merupakan Kekayaan Negara

Prof. Erman Radjagukguk mengatakan bahwa kekayaan BUMN bukanlah kekayaan negara. Status kepemilikan negara terhadap suatu BUMN berbeda dengan suatu kepemilikan BUMN terhadap kekayaanya. Aset BUMN bukan Aset Negara. Sehingga, dengan refleksi inilah sebenarnya tidak masalah ketika suatu BMN dikenakan sewa, dalam hal ini adalah PLN, akan tetapi harus ada jaminan bahwa adanya uang sewa tersebut harus dipergunakan dalam hal operasional pemeliharaan termasuk dalam hal menciptakan lapangan kerja dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Sebaliknya, jika uang sewa terhadap suatu BMN diperingan atau bahkan

ditiadakan maka harus ada jaminan kepastian bahwa Tarif dasar listrik

terhadap rakyat semakin ringan dengan prinsip keterbukaan.

Referensi

Dokumen terkait

mengadakan penelitian tentang “ Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah di Night Market Ngarsopuro oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil. Menengah (UMKM) Kota Surakarta

TIM EKSTERNAL PEMANTAU PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGEMBANGAN SEKTOR RIIL DAN PEMBERDAYAAN USAHA.. MIKRO, KECIL

Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah selanjutnya disingkat Koperasi dan UMKM adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Dunia Usaha

“ Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah Dan Koperasi Melalui Daftar Negatif Investasi” belum pernah ditulis atau diteliti dalam bentuk yang sama. Namun,

Unit Organisasi : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sub Unit Organisasi : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah U P B : Dinas Koperasi dan Usaha

Pelaksanaan Pemberdayaan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kabupaten Jember terhadap Pengusaha Mikro Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jember (Studi

bahwa dalam rangka percepatan pengembangan sektor rill, pemberdayaan dan pengelolaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan untuk meningkatkan tata kelola pelaksanaan

Peraturan Pemerintah PP Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 7