1
Kajian Kuat Tarik Belah Fiber Reinforced Engineered Cementitious Composites yang dimodifikasi dengan Penambahan Low Volume Fly Ash dan Abu Sekam Padi
William Wijaya Pratama1, Muhammad Aswin2,*
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
1Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara
2Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
E-mail: 1[email protected], 2[email protected]
Abstrak.Beton merupakan bahan bangunan dan bahan konstruksi yang penggunaannya semakin meningkat tetapi pemenuhan akan bahan baku beton semakin berkurang. Salah satu alternatifnya adalah penggunaan Fiber Reinforced Engineered Cementitious Composites (FR-ECC) dengan cara mengganti sebagian agregat halus dengan Fly Ash dan Abu Sekam Padi serta dengan penambahan serat Polypropylene (PP). Pada penelitian ini, akan dilakukan penelitian tentang dampak penggunaan Low Volume Fly Ash (FA) dengan persentase 0%; 5%;
15% dari berat semen dan Abu Sekam Padi (ASP) dengan konsentrasi 0%; 15% dari berat semen terhadap kuat tarik belah FR-ECC. Sampel dibuat sebanyak 72 buah benda uji berupa silinder dengan ukuran 100 mm x 200 mm dengan 6 jenis variasi campuran abu sekam padi dan FA dimana tiap variasi campuran tersebut terdapat 4 variasi polypropylene fibre (PP) yaitu 0%;0,1%;0,2%;0,3%. Jumlah sampel untuk tiap variasi adalah 3 buah sampel. Sampel yang sudah dicetak direndam di bak rendam selama 22 hari kemudian dikeluarkan dari bak perendam dan dibiarkan kering dengan suhu ruangan sampai hari ke-28. Pengujian kuat tarik belah FR- ECC dilakukan pada umur 28 hari dengan menggunakan compression machine test.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan konstruksi di Indonesia sedang sangat pesat sehingga terdapat banyak inovasi-inovasi baru yang memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan. Inovasi yang memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan disebut dengan sebutan green concrete. Green concrete ini menjadi topik favorit untuk para peneliti untuk mengembangkan inovasi beton terbaru, sehingga saat ini telah banyak jenis jenis beton ramah lingkngan yang ada tetapi dari penemuan yang udah ada dianggap masi kurang banyak untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan kita, sehingga pengembangan green concrete ini terus gencar dilakukan oleh para peneliti. Berbagai cara ataupun metode telah dilakukan oleh para peneliti untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan. Dengan semakin banyaknya penggunaan energi batubara yang ada pada industri saat ini maka semakin banyak juga limbah sisa pembakaran batubara yang merupakan limbah yang tidak dapat didaur ulang.Maka dengan semakin banyaknya limbah batubara yang tidak dapat diperbarui lagi akan menjadi sebuah tantangan
2
untuk mencari cara agar bisa limbah dari batubara ini dapat dimanfaatkan lagi. Fly ash atau juga abu hasil pembakaran batubara merupakan salah satu jenis limbah B3 yang mengandung bahan berbahaya ataupun beracun sehingga dapat mencemari dan merusak lingkungan.Dari hasil penelitian terhadap kandungan yang ada pada fly ash, ternyata fly ash memiliki 𝑆𝑖𝑂2 dimana silika oksida ini dapat membentuk perekat 𝐶𝑆𝐻 ketika bereaksi dengan 𝐶𝑎(𝑂𝐻)2 yang merupakan hasil dari hidrasi semen.Sehingga fly ash dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti semen secara parsial 1.2 Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk :
1. Memanfaatkan abu sekam padi dan material by-product (Fly Ash) sehingga dapat berperan serta dalam mencapai produk yg ramah lingkungan.
2. Mengkaji kuat tarik belah FR-ECC yang menggunakan low volume fly ash (LVFA) dan Abu Sekam Padi
3. Mengkaji pola retak silinder beton setiap variasi FR-ECC yang berbasis LVFA dengan abu sekam padi.
2.Tinjauan Pustaka
2.1.Teori Engineered Cementitious Composite (ECC)
Daya tahan dari bahan memiliki peran penting dalam infrastruktur beton secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, efek samping limbah industri pada daya tahan harus dikendalikan. Engineered Cementitious Composite (ECC) diidentifikasi sebagai kandidat untuk penghijauan material dengan tujuan meningkatkan keberlanjutan secara keseluruhan. ECC adalah sebuah komposit cementitious (HPFRCC) berkinerja tinggi yang dirancang untuk menahan kekuatan tarik dan geser yang besar sambil tetap kompatibel dengan beton biasa dalam hampir semua hal seperti kekuatan tekan dan suhu. Seperti yang dicatatkan oleh Lepech dan Li (2008), bahan ECC sangat tahan di sejumlah lingkungan yang keras.
2.2. Fly Ash
Fly ash merupakan hasil atau produk dari industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya, merupakan butiran halus dan ringan, bundar dan tidak berporous serta bersifat pozzolanik.
Penambahan fly ash ke dalam campuran beton dapat menjadi bahan additive yang baik karena
mengandung silika yang akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa membentuk senyawa bersifat cementitious
(
Eva Arifi, 2015)2.3. Abu Sekam Padi
Sekam padi adalah bahan yang mengandung berligino-selulosa yang umumnya mengandung silika yang cukup tinggi dimana kandungan kimia dari sekam padi itu sendiri terdiri dari 50% selulosa, 25-30%
lignin dan 15-20% silika. Abu sekam padi didapatkan melalui proses pembakaran dari sekam padi itu sendiri yang dari hasil pembakan ini menghasilkan sifat pozzolan yang tinggi karena dalam kandungan kimia dari sekam padi ini mengandung silika (Hidayati, 2008)
3. Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan dan Rekayasa Beton Fakultas Teknik USU. Penelitian ini dilakukan berdasarkan dengan kajian yang eksperimental. Adapun prosedur pada kegiatan penelitian ini meliputi: a. Mempersiapkan material yang akan digunakan, b. Melakukan uji chemical content dari
abu sekam padi yang akan digunakan dan
fly ash, c. Pemeriksaan keterediaan alat, d. Mempersiapkan mix design ECC, e. Melaksanakan Trial mix
3
dan flowability test, f. Pembuatan benda uji silinder, g. Proses curing, h. Pengujian kuat tarik belah pada umur 28 hari dan i. Analisis data.3.1. Mix Design
Untuk mendapatkan mix design pada penelitian ini dilakukan beberapa kajian trial and error yang mengacu pada penelitian dari Victor Li, Adapun hasil dari trial and error ini didapatkan hasil mix design sebagai berikut:
Tabel 1. Mix Design FR- ECC
Material Berat (kg/m3)
Semen 490.00
Fly Ash 73.50
Abu Sekam Padi 73.50
Air 147.00
Pasir Silika 294.00
Super Plasticizer 21.98
PP Fiber 2.76
Berat volume ECC 1102.74
Sumber : Data Primer 3.2. Matrix Benda Uji
Sebelum pembuatan benda uji terlebih dahulu dilakukan mix design atau rancangan campuran ECC.
Benda uji yang digunakan pada penelitian ini adalah silinder beton dengan dimensi 10 cm × 20 cm.
Jumlah benda uji dari setiap variasi fly ash dan abu sekam padi berjumlah 3 buah untuk umur uji kuat tarik belah 28 hari dapat dilihat pada tabel 2.
4
Tabel 2. Matrix Benda UjiNo Variasi
Fly Ash
Polypropylene Fiber
Abu sekam
padi Uji Kuat Tarik Belah 28 hari
1 0%
0%
0%
3
0,1% 3
0,2% 3
0,3% 3
2 0%
0%
15%
3
0,1% 3
0,2% 3
0,3% 3
3 5 %
0%
0%
3
0,1% 3
0,2% 3
0,3% 3
4 5%
0%
15%
3
0,1% 3
0,2% 3
0,3% 3
5 15%
0%
0%
3
0,1% 3
0,2% 3
0,3% 3
6 15%
0%
15%
3
0,1% 3
0,2% 3
0,3% 3
Total 72
Sumber : Data Primer
5
3.3. Uji Berat VolumeBerat volume (BV) merupakan perbandingan antara berat dan volume total daripada benda uji silinder FR-ECC dihitung menurut persamaan berikut:
𝐵𝑉 = 𝑀
𝑉... (1) Keterangan:
BV = Berat Volume (kg/m3) M = Massa (kg)
V = Volume (m3)
3.3.Uji Kuat Tarik Belah
Perhitungan Kuat Tarik Belah dapat dilakukan dengan rumus berikut:
𝑓𝑐𝑡= 𝜋𝑙𝑑2 𝑃𝑠𝑡
𝑠𝑡 ...(2) Keterangan :
𝑃𝑠𝑡 = kuat tekan maksimum(N) 𝑙 = panjang benda uji (mm) 𝑑𝑠𝑡 = diameter benda uji (mm)
4. Hasil dan Pembahasan
4.1.Berat Volume
Berat volume FR-ECC pada penelitian ini ditambahkan dengan tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui perbandingan berat antara LVFA FR-ECC dengan ECC tanpa campuran fly ash dan abu sekam padi. Perbandingan berat volume dari FR-ECC ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 1.
Tabel 3: Berat Volume LVFA FR-ECC
No Variasi BERAT VOLUME ECC (kg/mᶟ)
0 % PP 0,1 % PP 0,2 % PP 0,3 % PP 1 FA0-RHA0 2626.887 2063.66974 2061.693 1921.518 2 FA0-RHA15 2571.095 2082.552848 2075.43401 1998.67297 3 FA5-RHA0 2633.833 2091.394013 2076.420213 2049.400422 4 FA5-RHA15 2513.356905 2096.650209 2094.063996 2086.436652 5 FA15-RHA0 2633.682514 2125.185613 2116.324603 2094.419893 6 FA15-RHA15 2550.987576 2169.710036 2128.572231 2125.503189
Sumber : Data Primer
6
Sumber : Data PrimerGambar 1: Berat Volume LVFA FR-ECC
Dari Tabel 3 dan Gambar 1 dapat dilihat bahwa penambahan dari material fly ash dan abu sekam padi dapat meningkatkan berat volume dari FR-ECC, tetapi seiring dengan pertambahan jumlah variasi fiber pada campuran FR-ECC dapat menurunkan berat volume dari FR-ECC seperti pada campuran FA 0 – RHA 0 dapat dilihat penurunan berat volume benda uji seiring dengan pertambahan jumlah fiber yang digunakan pada benda uji tersebut.
4.2.Uji Kuat Tarik Belah
Pengujian kuat tarik belah dilakukan pada umur beton 28 hari yang telah dilakukan proses curing.
Adapun kuat tarik belah rata-rata yang terjadi pada setiap variasi FR-ECC adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Kuat Tarik Belah FR-ECC (FA0-RHA0)
No Variasi Kuat Tarik Belah (MPa)
1 FA0-RHA0-0% 4,78
2 FA0-RHA0-0.1% 4,83
3 FA0-RHA0-0.2% 5,10
4 FA0-RHA0-0.3% 4,30
Sumber : Data Primer
2617.887 2562.095 2624.833 2504.356905 2624.682514 2541.987576
2054.66974 2073.552848 2082.394013 2087.650209 2116.185613 2160.710036
2052.692878 2066.43401 2067.420213 2085.063996 2107.324603 2119.572231
1912.518274 1989.67297 2040.400422 2077.436652 2085.419893 2116.503189
500 1500 2500 3500
0-0 0-15. 5-0. 5-15. 15-0. 15-15.
Berat Volume
Variasi
Berat Volume Rata-rata LVFA FR-ECC Umur 28 hari
0% 0.10% 0.20% 0.30%
7
Sumber : Data PrimerGambar 2. Kuat Tarik Belah FR-ECC (FA0-RHA0) Tabel 5.Kuat Tarik Belah FR-ECC (FA0-RHA15)
No Variasi Kuat Tarik Belah (MPa)
1 FA0-RHA15-0% 4.87
2 FA0-RHA15-0.1% 4.94
3 FA0-RHA15-0.2% 5.73
4 FA0-RHA15-0.3% 4.46
Sumber : Data Primer
Sumber : Data Primer
Gambar 3. Kuat Tarik Belah FR-ECC (FA0-RHA15) 4.78
4.83
5.1
4.3
3.8 4 4.2 4.4 4.6 4.8 5 5.2
0% 0,1% 0,2% 0,3%
Kuat Tarik Belah (MPa)
Polyproyplene Fiber
KUAT TARIK BELAH FR-ECC (FA0-RHA0)
4.87 4.94
5.73
4.46
0 1 2 3 4 5 6 7
0-15-0% 0-15-0,1% 0-15-0,2% 0-15-0,3%
Kuat Tarik Belah ( Mpa)
Kuat Tarik Belah FR-ECC FA 0 RHA 15
8
Tabel 6. Kuat Tarik Belah FR-ECC (FA5-RHA0)No Variasi Kuat Tarik Belah (MPa)
1 FA5-RHA0-0% 4.94
2 FA5-RHA0-0.1% 5.89
3 FA5-RHA0-0.2% 6.06
4 FA5-RHA0-0.3% 4.6
Sumber : Data Primer
Sumber : Data Primer
Gambar 4. Kuat Tarik Belah FR-ECC (FA5-RHA0)
Tabel 7. Kuat Tarik Belah FR-ECC (FA5-RHA15)
No Variasi Kuat Tarik Belah (MPa)
1 FA5-RHA15-0% 5.1
2 FA5-RHA15-0.1% 6.69
3 FA5-RHA15-0.2% 6.78
4 FA5-RHA15-0.3% 4.78
Sumber : Data Primer
4.94
5.89 6.06
4.6
0 1 2 3 4 5 6 7
5-0-0% 5-0-0,1% 5-0-0,2% 5-0-0,3%
Kuat Tarik Belah ( Mpa)
Kuat Tarik Belah FR-ECC FA 5 RHA 0
9
Sumber : Daata PrimerGambar 5. Kuat Tarik Belah FR-ECC (FA5-RHA15)
Tabel 8. Kuat Tarik Belah FR-ECC (FA15-RHA0)
No Variasi Kuat Tarik Belah (MPa)
1 FA15-RHA0-0% 6.26
2 FA15-RHA0-0.1% 6.69
3 FA15-RHA0-0.2% 7.24
4 FA15-RHA0-0.3% 4.88
Sumber : Data Primer
Sumber : Data Primer
Gambar 6. Kuat Tarik Belah FR-ECC (FA15-RHA0)
5.1
6.69 6.78
4.78
0 1 2 3 4 5 6 7 8
5-15-0% 5-15-0,1% 5-15-0,2% 5-15-0,3%
Kuat Tarik Belah ( Mpa)
Kuat Tarik Belah FR-ECC FA 5 RHA 15
6.26 6.69
7.24
4.88
0 1 2 3 4 5 6 7 8
15-0-0% 15-0-0,1% 15-0-0,2% 15-0-0,3%
Kuat Tarik Belah ( Mpa)
Kuat Tarik Belah FR-ECC FA 15 RHA 0
10
Tabel 9. Kuat Tarik FR-ECC (FA15-RHA15)No Variasi Kuat Tarik Belah (MPa)
1 FA15-RHA15-0% 6.31
2 FA15-RHA15-0.1% 6.92
3 FA15-RHA15-0.2% 7.45
4 FA15-RHA15-0.3% 5.1
Sumber : Data Primer
Sumber : Data Primer
Gambar 7. Kuat Tarik FR-ECC (FA15-RHA15)
Berdasarkan Tabel dan Gambar didapatkan hasil bahwa penggunaan variasi fiber sebesar 0,2%
memberikan efek yang maksimal terhadap kuat tarik belah dari FR-ECC. Pengunaan abu sekam padi juga dapat memberikan efek terhadap kuat tarik belah dari FR-ECC dimana di dapatkan hasil pada FA15-RHA0 0,2% sebesar 7.24 Mpa dan FA15-RHA15 0,2% sebesar 7.45 Mpa. Diketahui juga apabila penggunaan fiber yang terlalu banyak juga dapat menurunkan kekuatan dari FR-ECC dimana setiap variasi yang menggunakan fiber sebesar 0,3% menghasilkan data yang paling rendah dari setiap variasi.
Penggunaan polypropylene fiber juga meningkatkan kuat tarik pada FR-ECC untuk persentase 0%;0,1%;0,2% tetapi pada saat persentase fiber 0,3% nilai kuat tarik mengalami penurunan.
4.3.Analisa Pola Retak FR-ECC
Pengujian kuat tarik belah silinder FR-ECC menghasilkan pola retak pada setiap masing-masing benda uji, dimana setiap variasi dari benda uji memiliki pola retak masing-masing yang berbeda
6.31
6.92
7.45
5.1
0 1 2 3 4 5 6 7 8
15-15-0% 15-15-0,1% 15-15-0,2% 15-15-0,3%
Kuat Tarik Belah ( Mpa)
Kuat Tarik Belah FR-ECC FA 15 RHA 15
11
Pola retakan setiap variasi setelah dilakukan pengujian tarik ditunjukkan oleh gambar berikut ini:
Sumber : Data Primer
Gambar 8: Kondisi keruntuhan FR-ECC (FA0-RHA0): a) fiber 0%; b) fiber 0,1%; c) fiber 0,2%; d) fiber 0,3%
(a) (b)
(c) (d)
12
Sumber : Data Primer
Gambar 9: Kondisi keruntuhan FR-ECC (FA0-RHA15): a) fiber 0%; b) fiber 0,1%; c) fiber 0,2%; d) fiber 0,3%
(a) (b)
(c) (d)
13
Sumber : Data Primer
Gambar 10: Kondisi keruntuhan FR-ECC (FA5-RHA0): a) fiber 0%; b) fiber 0,1%; c) fiber 0,2%; d) fiber 0,3%
(b)
(c) (d)
(a)
14
‘
Sumber : Data Primer
Gambar 11: Kondisi Pola Retak FR-ECC (FA45-RHA5): a) fiber 0%; b) fiber 0,1%; c) fiber 0,2%; d) fiber 0,3%
(a) (b)
(c) (d)
15
Sumber : Data Primer
Gambar 12: Kondisi keruntuhan FR-ECC (FA15-RHA0): a) fiber 0%; b) fiber 0,1%; c) fiber 0,2%; d) fiber 0,3%
(a) (b)
(d) (c)
16
Sumber : Data Primer
Gambar 13: Kondisi keruntuhan FR-ECC (FA15-RHA15): a) fiber 0%; b) fiber 0,1%; c) fiber 0,2%;
d) fiber 0,3%
Berdasarkan hasil pola retak pada gambar diatas diketahui bahwa pola retak FR-ECC yang menggunakan polypropylene fiber dengan persentase 0,1%; 0,2%; dan 0,3% dapat dilihat semakin banyak jumlah fiber maka beton tidak mudah terbelah.
(a) (b)
(c) (d)
17
5. Kesimpulan dan Saran5.1.Kesimpulan
Berdasarkan penelitian Kajian Kuat Tarik Belah Fiber Reinforced Engineered Cementitious Composites yang Dimodifikasi dengan Penambahan Low volume Fly Ash dan Abu Sekam Padi, dihasilkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sesuai dengan hasil pengujian komposisi dari Abu Sekam Padi (RHA) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) diketahui kandungan yang paling banyak adalah silika oksida (𝑆𝑖𝑂2) sebesar 81,28% yang dapat menjadikan abu sekam padi sebagai bahan substitusi parsial semen.
2. Sesuai dengan hasil pengujian komposisi dari Fly Ash di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) diketahui kandungan yang paling banyak adalah silika oksida (𝑆𝑖𝑂2) sebesar 34,88%
yang dapat menjadikan abu sekam padi sebagai bahan substitusi parsial semen.
3. Penambahan fly ash dan abu sekam padi dapat meningkatkan kuat tarik belah pada benda uji dimana dari penelitian ini didapatkan hasil yang maksimal pada variasi FA15-RHA15.
4. Penggunaan polypropylene fiber dapat mempengaruhi kuat tarik dari benda uji, tetapi memerlukan kadar yang tepat dari polypropylene fiber agar dapat mencapai kuat tarik belah yang maksimum pada benda uji, dimana didapatkan hasil yang maksimum dari penggunaan polypropylene fiber yaitu sebanyak 0,2%. Kekuatan beton terus bertambah sesuai dengan jumlah variasi dari polypropylene fiber yang ditambahkan tetapi setelah mencapai 0,3%
penggunaan polypropylene fiber benda uji mengalami penurunan kuat tarik belah.
5. Berat volume dari benda uji juga mengalami perubahan sesuai dengan material yang
digunakan dimana pada variasi FA0-RHA0 mempunyai berat volume yang paling rendah dan pada variasi FA15-RHA15 mempunyai berat volume yang paling besar, tetapi penggunaan dari material polypropylene fiber dapat menurunkan berat volume dari benda uji dimana penggunaan material polypropylene fiber semakin banyak maka berat volume juga semakin menurun.
5.2.Saran
Untuk penelitian lebih lanjut dalam peningkatan dari pemanfaatan material fly ash dan abu sekam padi sebagai bahan pengganti sebagian semen dalam campuran FR-ECC, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlu adanya tempat pembakaran khusus untuk membakar abu sekam padi dimana suhu pembakaran dapat diatur sehingga pembakaran dapat terjadi secara sempurna dimana jika pembakaran yang sempurna dapat menghasilkan kualitas abu sekam padi yang lebih baik juga.
2. Sebelum fly ash digunakan akan lebih baik apabila kehalusan dari fly ash untuk diuji terlebih dahulu jika terdapat partikel yang kasar maka efek penggunaan fly ash juga tidak akan maksimal.
3. Abu sekam padi yang digunakan diayak terlebih dahulu atau mengambil abu sekam yang paling halus sehingga dapat dijadikan sebagai perbandingan terhadap penelitian ini.
4. Melakukan uji durabilitas LVFA FR-ECC
5. Dalam penyimpanan material abu sekam padi dan fly ash diperlukan ruangan yang kering yang tidak lembab agar kualitas dari fly ash dan abu sekam padi tidak menurun yang perlu dijaga agar abu sekam padi dan fly ash tidak basah.
6. Daftar Pustaka
Badan Standardisasi Nasional. (2014). SNI 2460:2014 Spesifikasi abu terbang batubara dan pozolan alam mentah atau yang telah dikalsinasi untuk digunakan dalam beton. 16.
18
Eldho, A. T. (2016). Evaluation of Mechanical Properties of Engineered Cementitious Composites. 7(10),5–9.
Lepech, M. D., Li, V. C., Robertson, R. E., & Keoleian, G. A. (2008). Design of green engineered cementitious composites for improved sustainability. ACI Materials Journal, 105(6), 567–575.
https://doi.org/10.14359/20198
Mohammed, B. S., Nuruddin, M. F., Aswin, M., Mahamood, N., & Al-Mattarneh, H. (2016). Structural Behavior of Reinforced Self-Compacted Engineered Cementitious Composite Beams. Advances in Materials Science and Engineering, 2016. https://doi.org/10.1155/2016/5615124
Sahmaran, M., Anil, O., Lachemi, M., Yildirim, G., Ashour, A. F., & Acar, F. (2015). Effect of corrosion on shear behavior of reinforced engineered cementitious composite beams. ACI Structural Journal, 112(6), 771–782. https://doi.org/10.14359/51687749
SNI 03-2491. (2002). Metode pengujian kuat tarik belah beton. Badan Standar Nasional Indonesia, 14.
SNI 03 6820-2002. (2002). Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen. 2002, 6820.
Umiati, S., Thamrin, R., & Harti, N. (2019). Pengaruh Penambahan Superplasticizer Terhadap Kuat Tekan Beton.
Uttamraj, S., Ashwanth, K., & Rafeeq, D. M. (2016). An comparative study on Conventional concrete and Engineered Cementitious Composites (ECC-PVA)- REVIEW. IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering, 16(053), 19–25. https://doi.org/10.9790/1684-16053011925
Wang, S., & Li, V. C. (2007). Engineered cementitious composites with high-volume fly ash. ACI Materials Journal, 104(3), 233–241. https://doi.org/10.14359/18668
Zhang, W., Yin, C., Ma, F., & Huang, Z. (2018). Mechanical properties and carbonation durability of engineered cementitious composites reinforced by polypropylene and hydrophilic polyvinyl alcohol fibers. Materials, 11(7). https://doi.org/10.3390/ma11071147
Zhou, Y., Xi, B., Yu, K., Sui, L., & Xing, F. (2018). Mechanical properties of hybrid ultra-high performance engineered cementitous composites incorporating steel and polyethylene fibers.
Materials, 11(8). https://doi.org/10.3390/ma11081448
Badan Standardisasi Nasional. (2014). SNI 2460:2014 Spesifikasi abu terbang batubara dan pozolan alam mentah atau yang telah dikalsinasi untuk digunakan dalam beton. 16.
Eldho, A. T. (2016). Evaluation of Mechanical Properties of Engineered Cementitious Composites. 7(10), 5–9.
Lepech, M. D., Li, V. C., Robertson, R. E., & Keoleian, G. A. (2008). Design of green engineered cementitious composites for improved sustainability. ACI Materials Journal, 105(6), 567–575.
https://doi.org/10.14359/20198
Mohammed, B. S., Nuruddin, M. F., Aswin, M., Mahamood, N., & Al-Mattarneh, H. (2016). Structural Behavior of Reinforced Self-Compacted Engineered Cementitious Composite Beams. Advances in Materials Science and Engineering, 2016. https://doi.org/10.1155/2016/5615124
Sahmaran, M., Anil, O., Lachemi, M., Yildirim, G., Ashour, A. F., & Acar, F. (2015). Effect of corrosion
19
on shear behavior of reinforced engineered cementitious composite beams. ACI Structural Journal, 112(6), 771–782. https://doi.org/10.14359/51687749SNI 03-2491. (2002). Metode pengujian kuat tarik belah beton. Badan Standar Nasional Indonesia, 14.
SNI 03 6820-2002. (2002). Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen. 2002, 6820.
Uttamraj, S., Ashwanth, K., & Rafeeq, D. M. (2016). An comparative study on Conventional concrete and Engineered Cementitious Composites (ECC-PVA)- REVIEW. IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering, 16(053), 19–25. https://doi.org/10.9790/1684-16053011925
Wang, S., & Li, V. C. (2007). Engineered cementitious composites with high-volume fly ash. ACI Materials Journal, 104(3), 233–241. https://doi.org/10.14359/18668
Zhang, W., Yin, C., Ma, F., & Huang, Z. (2018). Mechanical properties and carbonation durability of engineered cementitious composites reinforced by polypropylene and hydrophilic polyvinyl alcohol fibers. Materials, 11(7). https://doi.org/10.3390/ma11071147
Zhou, Y., Xi, B., Yu, K., Sui, L., & Xing, F. (2018). Mechanical properties of hybrid ultra-high performance engineered cementitous composites incorporating steel and polyethylene fibers.
Materials, 11(8). https://doi.org/10.3390/ma11081448