Fasilitator :
Alex Candra Widodo
Halaman 1 dari 84
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN ………. 2
A. Latar Belakang ………. 2
B. Tujuan ………..……….. 2
C. Ruang Lingkup ………. 3
D. Landasan Hukum ………. 3
E. Pengertian ... 3
BAB II KONDISI KEBENCANAAN ………. 6
A. Gambaran Umum Wilayah .………. 6
B. Kajian Desa Partisipatif ……….. 26
C. Potensi Bencana Wilayah ………. 39
BAB III PENGKAJIAN RISIKO BENCANA ………….………. 43
A. Penilaian Ancaman ………...………. 43
1. Pemeringkatan Ancaman ……… 43
2. Penilaian Karakter Ancaman ……… 44
B. Penilaian Risiko ……….……… 47
1. Tingkat Kerentanan ………. 47
2. Tingkat Kapasitas ……….……. 53
3. Tingkat Risiko ………. 59
C. Pemetaan Risiko Bencana ……… 65
BAB IV REKOMENDASI ………..……….. 66
A. Rekomendasi Kebijakan ………...……….. 66
B. Rekap Rekomendasi ……….. 72
BAB V PENUTUP ………….………..…………..……….. 80
A. Kesimpulan ………….………...……….. 80
B. Rencana Tindak Lanjut ..……… 80
Lampiran ………. 82
Halaman 2 dari 84
BABI.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat internasional menjuluki Indonesia sebagai “supermarket bencana”. Karena segala macam bentuk bencana bisa terjadi di Indonesia. Menyebabkan kerugian nyawa dan harta benda. Jenis bencana di Indonesia bisa berasal dari ancaman alamiah maupun akibat kegiatan manusia. Mulai dari tsunami, banjir, erupsi gunungapi dan lahar hujan, gempa bumi, longsor, angin puting beliung, gelombang pasang, abrasi, kekeringan, kebakaran hutan, kebakaran, elevasi, pencemaran lingkungan, kegagalan teknologi, wabah penyakit, konflik sosial, terorisme dan kecelakaan transportasi.
Terbitnya Undang Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, menjadi langkah maju Indonesia dalam menata upaya penanggulangan bencana. Undang Undang tersebut kemudian ditindaklajuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Salah satu turunan dari PP 21/2008 tersebut adalah Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.
Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang melanda.
Potensi dampak negatif yang timbul dihitung berdasarkan tingkat kerentanan dan kapasitas kawasan tersebut. Potensi dampak negatif ini dilihat dari potensi jumlah jiwa yang terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mendorong terwujudnya masyarakat tangguh dan mampu melakukan pengurangan risiko bencana secara mandiri dan berkelanjutan.
Halaman 3 dari 84
2. Tujuan Khusus
a. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana desa Tegalarum.
b. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana desa Tegalarum
c. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana desa Tegalarum.
d. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana desa Tegalarum.
e. Meningkatnya kerjasama pengurangan risiko bencana oleh para pemangku kepentingan desa Tegalarum.
C. Ruang Lingkup
1. Wilayah pengkajian meliputi wilayah Desa Tegalarum 2. Subyek kajian meliputi ancaman, kerentanan dan kapasitas D. Landasan Hukum
1. UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 36 ayat (1) dan (2) 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Pasal 6
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana
E. Pengertian
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis;
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor
Halaman 4 dari 84
3. Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana; Perubahan iklim adalah suatu perubahan statistik yang signifikan pada pengukuran keadaan rata-rata atau ketidakkonsistenan iklim di suatu tempat atau daerah selama periode waktu yang panjang, yang diakibatkan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh dampak kegiatan manusia pada komposisi atmosfer global atau oleh ketidakkonsistenan alam.
4. Manajemen Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek dari mulai perencanaan hingga tanggap darurat dalam bencana. Dan manajemen disini adalah manajemen juga yang berhubungan dengan resiko dan dampak bencana, serta aktifitas yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana. Siklus MB dapat dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
5. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat;
6. Kerawanan adalah peristiwa yang luar biasa yang memiliki potensi untuk mengancam kehidupan manusia, baik dirinya, harta benda, kehidupannya, maupun lingkungannya.
Contoh : Tanah longsor, tsunami, banjir, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran, dan lain – lain.
7. Kerentanan adalah sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk menyiapkan diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana.
8. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna;
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana;
10. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang-wenang;
Halaman 5 dari 84
11. Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana;
12. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sesegera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana;
13. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
14. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
15. Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat
Halaman 6 dari 84
BABII.KONDISIKEBENCANAAN
A. Gambaran Umum Wilayah
Desa Tegalarum adalah adalah salah satu desa dari 7 (tujuh) desa di wilayah Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Tegalarum sendiri berada di berada di bagian tengah Kabupaten Banyuwangi dimana dahulunya masuk dalam wilayah adminisitratif kecamatan Genteng. Kemudian semenjak tahun 1995 berdasarkan peraturan pemerintah nomor 37 tahun 1995 dibentuklah kecamatan baru yaitu kecamatan Sempu. Pada tahun yang sama, Desa Tegalarum dibentuk yang merupakan pemekaran dari Desa Sempu.
Desa Tegalarum sendiri termasuk dalam wilayah dataran tinggi yang berbukit- bukit serta lembah yang tidak terlalu jauh dari wilayah pinggiran hutan dimana tipologi desanya merupakan persawahan (prodeskel 2022). Saat ini dalam perkembangannya menurut Indeks Desa Membangun (IDM), Tegalarum masuk dalam status Mandiri dengan dengan skor 0,8311 (IDM 2022), sementara untuk SDG’s Desa mencapai skor 46,35 (SDG’s 2023). Sedangkan berdasarkan profil perkembangan desa masuk dalam klasifikasi SWASEMBADA dengan kategori MULA (prodeskel 2022).
1. Letak Geografis
Secara geografis Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi berada pada 114.15575 BT dan - 8.340804 LS.
2. Letak Administratif
Secara administratif desa Tegalarum masuk dalam wilayah kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi. Desa Tegalarum ini merupakan dataran tinggi yang berbukit- bukit serta dataran yang terdapat beberapa gumuk dan dilalui oleh sungai salah satunya sungai Setail.
Akses jalan menuju Tegalarum dari ibukota Kabupaten Banyuwangi sejauh ±33 km yang dapat ditempuh dengan kendaraan selama ±1 jam. Sedangkan dari ibukota Kecamatan Sempu menuju Tegalarum hanya berjarak ±0,5 km.
Halaman 7 dari 84
Secara administratif, desa Tegalarum berbatasan dengan : Tabel 1. Batas Administratif wilayah Desa Tegalarum
Batas Wilayah Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten Sebelah Utara Desa Jambewangi Kecamatan Sempu/ Kabupaten
Banyuwangi
Sebelah Selatan Desa Gentengkulon dan Desa Gentangwetan Kecamatan Genteng/ Kabupaten Banyuwangi
Sebelah Timur Desa Karangsari Kecamatan Sempu/Kabupaten Banyuwangi
Sebelah Barat Desa Sempu dan Desa Setail Kecamatan Sempu dan Kecamatan Genteng/ Kabupaten Banyuwangi
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023
Gambar 1. Peta Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi DESA TEGALARUM
Jawa Timur Kab.
Banyuwangi
Kec. Sempu
Halaman 8 dari 84
3. Sejarah Desa
Desa Tegalarum merupakan pemekaran wilayah dari desa Sempu yang terjadi di tahun 1995. Sehingga sejarah desa Tegalarum tidak lepas dari sejarah desa Sempu.
Desa Sempu sendiri menurut sejarah lisan, berasal dari nama sebuah pohon, yang dulu banyak terdapat di hutan dekat gunung Raung, dimana di hutan tersebut banyak ditumbuhi berbagai macam pohon besar maupun kecil. Salah satu spesies tumbuhan yang banyak tumbuh dihutan dekat gunung Raung ini adalah pohon yang terkenal dengan nama pohon Sempu. Diambil dari nama pohon ‘Sempu’ inilah yang kemudian menjadi cikal bakal nama desa Sempu. Orang-orang yang berada dekat hutan tersebut enggan membuka lahan dan area baru untuk ditempati sebagai tempat tinggal, karena takut pada mistik dan tahayul dari pengaruh pohon Sempu tersebut.
Pada saat itu masyarakat pendatang maupun masyarakat sekitar hutan dekat gunung Raung ini berusaha mencari lahan yang akan digunakan sebagai tempat tinggal yang posisinya tidak di sekitar hutan yang ditumbuhi pohon Sempu tersebut.
Akhirnya masyarakat pendatang berhasil menemukan lahan untuk tempat tinggal dan tempat bercocok tanam yang masih berada dikawasan hutan tersebut, kemudian lahan tersebut dibabat oleh masyarakat untuk tempat tinggal dan lahan bercocok tanam atau yang sering dikenal dengan nama "babat alas". Seiring dengan bertambahnya waktu lama kelamaan masyarakat yang tinggal di daerah hutan gunung Raung tersebut bertambah banyak, dan sebagian besar dari mereka juga mendirikan pemukiman ditempat yang agak jauh dari kaki gunung Raung, dan komunitas masyarakat ini kemudian menjadi sebuah desa yang dinamakan desa Sempu. Nama Sempu sendiri diambil dari nama pohon besar yang banyak terdapat di hutan Gunung Raung yang terkenal mempunyai aura mistis itu, dimana pohon Sempu ini juga banyak terdapat di sepanjang jalan desa Sempu yang baru dibentuk.
Dari asal-usul pohon Sempu inilah desa Sempu berdiri pada tahun 1890 yang kemudian berkembang mengikuti dinamika masyarakat dan perkembangan jaman, dan pada tahun 1911, pada saat masa pemerintahan Kepala Desa Dul Jalal, desa Sempu dikarenakan wilayahnya terlalu luas kemudian dipecah menjadi dua desa yakni desa Jambewangi dan desa Sempu sendiri. Desa Jambewangi letaknya paling
Halaman 9 dari 84
dekat dari wilayah kawasan Hutan Gunung Raung sedangkan desa Sempu sendiri yang wilayahnya lebih mendekati pusat keramaian ibukota kecamatan Genteng.
Pada tahun 1995 berdasarkan surat keputusan desa Sempu Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi dilakukan lagi pemecahan desa Sempu menjadi dua desa, yakni Desa Tegalarum sebagai Desa pecahan baru dan Desa Sempu sendiri.
Dari pemecahan ini, desa Tegalarum memiliki 2 (dua) wilayah dusun yakni ; 1. Dusun Tegalyasan
2. Dusun Darungan
Dalam pelaksanaan pemerintahan desa Sempu dipimpin oleh seorang Kepala Desa dengan dibantu oleh dua orang Kepala Dusun, sekretaris desa, lima (5) kaur dan satu (1) orang staf, dibantu oleh BPD dan LPMD.
Pembangunan di Desa Tegalarum dimulai sejak dipimpin oleh Lurah/Kepala Desa Pertama terus dilakukan guna memenuhi harapan masyarakat. Kebijakan Dana Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Tegalarum. Semenjak kebijakan kewenangan desa dalam pengelolaan Dana Desa ini muncul dari tahun 2015 sampai sekarang, Desa Tegalarum bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang.
Namun demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan tersebut baik fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama karena terbatasnya dana swadaya dari masyarakat serta masih sedikitnya Pendapatan Asli Desa (PAD).
Di masa lalu, masyarakat desa yang berada jauh dari ibukota kabupaten, apabila mau menjual hasil bumi dan lain-lain ke pasar harus berjalan kaki dan dipikul atau dengan menggunakan sepeda gayung dan dokar dengan kondisi jalan masih berupa tanah. Kemudian angkutan bussempat berkembang menjadi moda transportasi utama, sebelum kemudian masyarakatnya lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi.
Kebijakan Dana Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Tegalarum.
Semenjak kebijakan ini muncul, dari tahun 2015 s/d sekarang dengan adanya program DD, Desa Tegalarum bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang. Namun demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan tersebut baik
Halaman 10 dari 84
fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama karena terbatasnya Dana Swadaya masyarakat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan asli desa (PAD) guna pembiayaan pembangunan ini adalah dengan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sehingga pada tahun 2015 kepala desa saat itu menetapkan dibentukanya BUMDes dengan Perdes Nomor 08 tahun 2015 tentang Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ‘’Arum Wangi’’ Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi. Dalam Perdes tersebut salah satu tujuan pembentukan BUMDes ini untuk memberikan kontribusi PAD sebesar 25% dari sisa hasil usaha. Sampai saat ini BUMDes ‘’Arum Wangi’’ terus menerus melakukan berbagai inovasi usaha untuk menjalankan fungsinya sebagai salah satu sumber PAD desa.
Berikut Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Petinggi maupun Kepala Desa Tegalarum yang pernah dilaksanakan selama menjabat di Desa Tegalarum.
Tabel 2. Daftar Nama Kepala Desa Desa Tegalarum No. N a m a MASA JABATAN KETERANGAN
1. Djojo Redjo 1930 – 1931 sebelum pemekaran 2. Astro Prawiro alias
Astro Bagus 1932 – 1947 sebelum pemekaran 3. Sastro Hardjono 1948 – 1967 sebelum pemekaran 4. Toekiran 1968 – 1992 sebelum pemekaran 5. Ali Zubaidi, BA 1993 - 2005 sebelum pemekaran 6. Achmad Turmudzi 2005 - 2021
7. Achmad Turmudzi 2021 - sekarang Sumber : profil desa Tegalarum dan desa Sempu
4. Kondisi Fisik Desa
Di kawasan desa Tegalarum terdapat gumuk-gumuk yang beberapa masih dipertahankan seperti kondisi alaminya. Sebagian terdapat gumuk, desa Tegalarum juga dilalui oleh aliran sungai yang salah satunya adalah sungai Setail. Selain sungai Setail yang paling besar, setidaknya ada 6 (enam) sungai lainnya yang melalui desa Tegalarum.
Halaman 11 dari 84
a. Topografi
Desa Tegalarum terletak berdekatan dengan ibukota kecamatan Genteng yang menjadi salah satu pusat kegiatan di Kabupaten Banyuwangi. Sebagaian diwilayah ini merupakan kawasan yang berbukit. Secara umum kondisi topografi di Desa Tegalarum merupakan dataran tinggi dan berbukit. Desa Tegalarum ini dahulunya merupakan areal tepian hutan yang kini telah menjadi kawasan luar hutan dengan didominasi lahan persawahan serta perkebunan. Dengan keberadaan sungai serta saluran irigasi yang sudah lama dibangun, karenanya pertanian padi sawah menjadi salah satu hasil pertanian yang menonjol.
Tinggi tempat dari permukaan laut : 297 mdpl
Bentang wilayah : dataran tinggi
Topografi
- Berbukit-bukit : 10,00 Ha - Dataran tinggi/pegunungan : 585,38 Ha
b. Iklim
Kondisi iklim di Desa Tegalarum seperti halnya di Kecamatan Sempu pada umumnya termasuk berhawa sejuk yang mendukung mayoritas mata pencaharian penduduk di bidang pertanian khususnya untuk komoditas holtikultura. Petani masih mengolah lahan dengan cara tradisional dengan alat-alat pertanian tradisional seperi cangkul, sabit, parang dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat desa Tegalarum menggunakan kotoran ternak sebagai tambahan pupuk untuk menyuburkan tanah.
Jumlah bulan hujan : 6 bulan
Curah hujan : 45 mm
Suhu rata-rata harian : 29° celcius
Kelembaban : 80 %
Struktur pengelolaan sawah dilakukan secara intensif karena ketersediaan air yang mencukupi. Karenanya dalam dapat menghasilkan 3 kali panen padi, meskipun dalam prakteknya dilakukan 2 kali tanam padi dengan 1 kali tanaman
Halaman 12 dari 84
lainnya. Selain padi, belakangan ini buah naga juga marak dibudidayakan secara intensif.
Di daerah perkebunan, terutama di dusun Darungan masih terdapat tanaman kelapa yang diambil niranya untuk dijadikan gula jawa. Meskipun jumlahnya sudah banyak berkurang, tetapi masih terdapat beberapa penderes yang secara rutin mengambil nira untuk diolah sebagai gula jawa dengan cara tradisional.
c. Luas Tanah Desa
Wilayah Desa Tegalarum terbagi dalam 2 (dua) wilayah dusun yang dikepalai oleh seorang Kepala Dusun. Dari 2 (dua) wilayah dusun tersebut kemudian dibagi lagi menjadi 14 wilayah RW (Rukun Warga) dan 52 RT (Rukun tetangga). Total keseluruhan luasan 597,00 Ha dengan gambaran penggunaan lahan adalah sebagai berikut ;
Tabel 3. Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Tegalarum Areal/penggunaan lahan Luas
1 Luas tanah sawah 225,00 Ha
1.1. Sawah irigasi teknis 225,00 Ha
2. Luas tanah kering 334,00 Ha
2.1 Tegal/Ladang 334,00 Ha
2.2 Pemukiman - 2.3 Pekarangan -
3. Tanah Perkebunan 13,00 Ha
3.1 Tanah perkebunan rakyat 13,98 Ha
4. Tanah fasilitas umum 24,02 Ha
4.1 Kas Desa 24,02 Ha
4.2 Tempat Pemakaman desa/umum - 4.3 Lapangan olahraga - 4.4 Perkantoran Pemerintah - 4.5 Bangunan Sekolah - 4.6 Ruang Publik/Taman 53,42 Ha
4.7. Agrowisata 3,00 Ha
5 Tanah Hutan 3,00 Ha
5.1 Hutan Milik Perorangan 3,00 Ha
Total 597,00 ha
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022
Halaman 13 dari 84
d. Kondisi Sarana dan Prasarana
Saat ini dengan perkembangan semakin banyaknya jumlah kendaraan pribadi, jumlah kendaraan umum yang melalui jalan-jalan utama antar wilayah yang melalui Tegalarum sudah sangat menurun. Kendaraan pribadi telah menjadi pilihan sebagai moda transportasi penduduknya.
Dahulu delman menjadi salah satu moda transportasi utama yang melewati desa Tegalarum. Bahkan salah satu dusun di Tegalarum, yakni dusun Tegalyasan dikenal banyak wilayah yang banyak memelihara kuda serta sebagai penarik delman. Namun seiring waktu, moda transportasi ini berlahan sudah tidak diminati berganti dengan kendaraan bermotor. Upaya untuk mempertahankan delman ini pernah diupayakan seperti sebagai kendaraan wisata atau juga ditampilkan sebagai arak-arakan kegiatan kebudayaan.
Akses penghubung jalan di desa Tegalarum sendiri sudah cukup memadai dimana jalan-jalan penghubung utama sudah berupa aspal sedangkan sisanya berupa jalan cor yang dibangun baik secara swadaya maupun oleh pemerintah daerah. Sedangkan jalan penghubung antar pemukiman sebagian besar berupa konblok yang dibangun dari swadaya masyarakat.
Tabel 4. Ketersediaan prasarana jalan di Desa Tegalarum
Kategori Jenis Prasarana Baik Rusak Jumlah Tahun data
1 Jalan Desa Jalan tanah 7 km - 7 km 2023
2 Jalan Desa Makadam 2 km - 2 km 2023
3 Jalan Desa Konblok/semen/
beton 6 km - 6 km 2023
4 Jalan Desa Aspal 2 km - 2 km 2023
5 Jalan antar Desa/
Kecamatan Aspal 4,5 km 0,5
km 5 km 2023
6 Jalan Provinsi Aspal 4 km - 4 km 2015
7 Jalan Kabupaten Makadam 6 km - 6 km 2015
8 Jalan antar Desa/
Kecamatan Makadam 6 km - 6 km 2014
9 Jalan Kabupaten Konblok/semen/
beton 6 km - 6 km 2014
10 Jembatan Jembatan beton 0,16
km - 0,16 km 2023 11 Jembatan Jembatan besi 0,3 km - 0,3 km 2023 12 Jembatan Jembatan kayu 1 km 2 km 3 km 2019
Halaman 14 dari 84
Kategori Jenis Prasarana Baik Rusak Jumlah Tahun data
13 Sarana transportasi Ojek 3 - 3 2023
14 Sarana transportasi Kendaraan
umum, truk 70 - 70 2023
15 Sarana transportasi Becak 2 - 2 2019
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan mempunyai peranan sangat strategis terutama dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat maupun dalam mendorong pertumbuhan perekonomian.
Di Desa Tegalarum sendiri masyarakatnya banyak mengandalkan air sumur.
Beberapa rumah juga memanfaatkan sumber air yang dikelola melalui PDAM.
Berikut ini tabel Prasarana Air bersih dan Sanitasi di Desa Tegalarum.
Tabel 5. Ketersediaan prasarana air bersih dan sanitasi Desa Tegalarum
Jenis Prasarana Jumlah Pemanfaat
1 Mata air titik
2 Sumur gali 753 unit 1.354 keluarga
3 PAM 2 unit 1.062 keluarga
4 Sungai 7 sungai 651 keluarga
5 Depot isi ulang 4 unit 421 keluarga
6 Keluarga dengan WC sehat 2.152 keluarga
7 Keluarga dengan WC kurang
mememnuhi strander kesehatan n/a 142keluarga 8 Keluarga yang buang air besar
(BAB) di sungai/parit/kebun n/a 64 keluarga
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022
Agama memiliki otoritas tersendiri bagi pemeluknya melalui seperangkat nilai dan norma yang terkandung dalam ajarannya. Agama sendiri dapat mendukung keberhasilan pembangunan. Kehidupan beragama di desa Tegalarum yang sangat religius dengan mayoritas pemeluknya bergama Islam sangat menunjang proses dan tujuan pembangunan agar senantiasa sesuai dengan nilai- nilai ajaran yang ada. Di Desa Tegalarum, Islam menjadi mayoritas agama yang dianut warganya.
Adapun ketersediaan tempat peribadatan di Tegalarum adalah sebagai berikut:
Halaman 15 dari 84
Tabel 6. ketersediaan sarana peribadatan di Desa Tegalarum Jenis sarana peribadatan Jumlah
1 Masjid 12 unit
2 Mushola 32 unit
3 Geraja 1 unit
4 Vihara Pura -
5 Pura -
Total 45 unit
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2022
Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat hidup produktif. Dalam konteks kebencanaan, sarana Kesehatan termasuk dalam kapasitas yang dapat dimobilisasi untuk mengurangi kerentanan. Kesehatan ini sangat dipengaruhi ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan yang tersedia.
Adapun ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan di Tegalarum adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Kondisi sarana dan tenaga kesehatan di Desa Tegalarum Jenis ketersediaan Jumlah Jarak Kemudahan
untuk mencapai 1. Rumah Sakit umum 0 unit 6,8 km Sangat mudah 2 Rumah Sakit bersalin 0 unit 17 km Sangat mudah 3. Puskesmas dengan rawat inap 0 unit 1,1 km Sangat mudah 4. Puskesmas tanpa rawat inap 0 unit 6,1 km Sangat mudah 5. Puskesmas pembantu - 5,4 km Sangat mudah 6. Poliklinik/Balai Pengobatan 1 unit - -
7. Tempat praktik dokter 2 unit - -
8. Rumah Bersalin 0 unit 5,4 km Sangat mudah 9. Tempat praktik bidan 2 unit - -
10. Poskesdes 0 unit 19 km Sangat mudah
11. Polindes 1 unit -
12. Apotek 2 unit -
13. Toko obat/jamu 6 unit - -
14. Pelayanan Posyandu 1 bulan 1 kali 13 unit 15. Dokter umum pria menetap di
desa 2 orang
16. Dokter umum wanita menetap di
desa 2 orang
17. Bidan menetap di desa 9 orang
18. Perawat 7 orang
Halaman 16 dari 84
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak Kemudahan untuk mencapai 19 Dukun bersalain terlatih 1 orang
20 Dukun pengobatan alternatif 1 orang
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum 2022
Selain Kesehatan, fasilitas pendidikan dasar di Desa Tegalarum sudah cukup memadai. Fasilitas Pendidikan ini menunjang terutama pada tingginya angka pendidikan dasar masyarakat Desa Tegalarum. Sampai saat ini, fasiltas pendidikan di desa Tegalarum masih sebatas sampai jenjang Pendidikan dasar.
Berikut ini kondisi ketersediaan akses pendidikan di desa Tegalarum
Tabel 8. Ketersediaan akses, sarana dan prasarana pendidikan di desa Tegalarum Jenis ketersediaan Negeri Swasta Jarak Kemudahan
untuk diakses
1. PAUD 1 unit -
2. TK - 3 unit -
3. SD/MI 4 unit 1 unit -
4. SMP/MTS 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
5. SMU/MA 0 unit 0 unit 3,5 km Sangat mudah
6. SMK 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
7. Akademi/Perguruan tinggi 0 unit 0 unit 5,3 km Sangat mudah 8. Lembaga Pendidikan
agama 15 unit
9. Perpustakaan desa 1 unit
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum & profil desa tegalarum 2022
5. Demografi Desa
Secara demografi Desa Tegalarum dengan perbandingan luasan wilayah 597 hektar dan total penduduk mencapai 6974 jiwa tersebut mencapai kepadatan 1168,17 jiwa/per km2 yang menyebar di 2 (dua) wilayah dusun yang terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3352 orang - Jumlah perempuan : 3622 orang - Jumlah KK : 2416 KK
Halaman 17 dari 84
Tabel 9. Penduduk berdasarkan rentang usia di Desa Tegalarum No Penduduk Usia Laki-laki
(orang) Perempuan (orang) 1 Usia 0 - 4 (tahun) 229 204 2 Usia 5 - 9 (tahun) 215 224 3 Usia 10 - 14 (tahun) 247 224 4 Usia 15 - 19 (tahun) 244 267 5 Usia 20 - 24 (tahun) 250 280 6 Usia 25 - 29 (tahun) 269 225 7 Usia 30 - 34 (tahun) 254 215 8 Usia 35 - 39 (tahun) 227 233 9 Usia 40 - 44 (tahun) 260 282 10 Usia 45 - 49 (tahun) 246 296 11 Usia 50 - 54 (tahun) 262 272 12 Usia 55 - 59 (tahun) 215 235 13 Usia 60 - 64 (tahun) 176 173 14 Usia 65 - 69 (tahun) 104 125 15 Usia 70 - 74 (tahun) 90 96 16 Usia 75 (tahun)
keatas 113 113
Sumber: SDGs Desa Tegalarum update 29 mei 2023
6. Kondisi Sosial ekonomi
Wilayah Desa Tegalarum berada di luar kawasan hutan. Terdapat 2,416 keluarga, 12 unit kerja perangkat desa, serta BPD dengan jumlah Anggota 8 orang. Menurut sejarahnya, desa Tegalarum merupakan pemekaran wilayah kecamatan Genteng dan desa Sempu. Karenanya, sejarah desa Tegalarum tak lepas dari sejarah desa Sempu yang dahulunya merupakan satu kesatuan wilayah kawasan hutan gunung Raung.
Desa Sempu sendiri wilayahnya lebih mendekati pusat keramaian kecamatan Gendeng.
Setelah makin banyaknya penduduk serta alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian serta pemukiman penduduk, kemudian dijadikanlah pemekaran wilayah yang menjadikan desa Tegalarum menjadi wilayah desa sendiri yang dikukuhkan dengan SK Bupati Banyuwangi Nomor 188 Tahun 2000 Tentang Penetapan Desa Persiapan Tegalarum Kecamatan Sempu Menjadi Desa Tegalarum.
Halaman 18 dari 84
Sebagai wilayah di luar kawasan hutan yang dahulunya juga merupakan bekas pembukaan hutan, desa Tegalarum memiliki lahan pertanian yang subur. Selain itu wilayah ini memiliki sumber pengairan yang melimpah dengan keberadaan sungai Kalisetail serta keberadaan bendungan yang memasok saluran irigasi bagi lahan pertanian yang meliputi kecamatan Sempu, Genteng dan sekitarnya. Dengan keberadaan sumber daya alam dan dukungan infrastruktur irigasi tersebut, pertanian dan peternakan menjadi sumber penghidupan utama masyarakat Tegalarum.
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum sendiri cukup unik, karena bercirikan masyarakat Jawa, dimana dicirikan gaya bahasa jawa sebagai bahasa pergulan sehari hari, menjunjung etika sopan santun dan sering menggunakan bahasa simbolik dalam menyampaikan maksudnya, menjalankan ritual keagamaan dengan balutan tradisi Jawa. Suku jawa ini yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut
"Orang Mentaraman" (Kerajaan Mataram) karena dahulu orang-orang Mentaraman datang bermigrasi ke Banyuwangi.
Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, meskipun juga terdapat pemeluk Kristen Protestan, Katolik dan sedikit agama Hindu serta Budha. Masyarakat Desa Tegalarum juga cukup religus dimana agama Islam menjadi mayoritas yang dianut penduduknya. Budaya Islam dengan akulturasi budaya Jawa sangat mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakatnya dengan adanya berbagai kegiatan pengajian, tahlilan, yasinan, brokohan, Baritan, dsb. Bentuk kesenian bernuansa islami yang masih lestari di desa Tegalarum yakni Kencrengan Sholawatan.
Gambar 2. Kesenian hadrah yang menjadi salah satu kesenian spiritual yang menggambarkan masyarakat Tegalarum yang religius.
Mata pencaharian penduduk Tegalarum di sektor pertanian dan peternakan dengan komoditi utama padi serta buah-buahan. Di bidang peternakan sebagian
Halaman 19 dari 84
masyarakatnya memelihara ternak berupa kambing, sapi, ayam, bebek dan lain-lain.
Dengan melimpahnya air, perikanan air tawar juga cukup berkembang di Tegalarum Tingkat kemasyarakatan di Desa Tegalarum Kecamatan Sempu cukup baik hal ini dilihat ketika ada kegiatan gotong royong masyarakat turut mengikutinya baik bersifat secara pribadi maupun umum dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.
Sementara, Penduduk Tegalarum sendiri meskipun dibilang religius, tetapi tradisi jawa juga masih dilestarikan.
Adapun bentuk kegiatan sosial yang di ikuti masyarakat di Desa Tegalarum yang bersifat sosial antara lain keikutsertaanya dalam kegiatan kemasyarakatan atau kegiatan sosial budaya yang masih dilestarikan beberapa diantaranya : Baritan, Mauludan, Doa bersama, Istighosah, ruwatan, Slametan bersih desa, gotong royong dan lain-lain.
Dalam kegiatan gotong ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan misalnya membangun jalan, tempat ibadah, kebersihan lingkungan jalan atau membantu tetangga yang terkena musibah.
Berikut ini mata pencaharian pokok Desa Tegalarum:
Tabel 10. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Tegalarum No Jenis Pekerjaan Laki-Laki (orang) Perempuan
(orang) Jumlah
(Orang) Prosen tase 1 Petani 986 orang 964 orang 1950 orang 34,50%
2 Buruh tani 400 orang 512 orang 912 orang 16,14%
3 Buruh migran 87 orang 198 orang 285 orang 5,04%
4 Pegawai Negeri
Sipil 36 orang 42 orang 78 orang 1,38%
5 Pedagang barang
kelontong 215 orang 395 orang 610 orang 10,79%
6 Montir 19 orang 0 orang 19 orang 0,34%
7 Perawat swasta 5 orang 3 orang 8 orang 0,14%
8 Bidan swasta 0 orang 9 orang 9 orang 0,16%
7 Ahli pengobatan
alternatif 6 orang 2 orang 8 orang 0,14%
8 TNI 6 orang 0 orang 6 orang 0,11%
9 POLRI 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
10 Pedagang keliling 14 orang 9 orang 23 orang 0,41%
11 Tukang kayu 12 orang 0 orang 12 orang 0,21%
Halaman 20 dari 84
No Jenis Pekerjaan Laki-Laki (orang) Perempuan
(orang) Jumlah
(Orang) Prosen tase 12 Karyawan
Perusahaan Swasta
271 orang 286 orang 557 orang
9,85%
13 Purnawirawan/Pe
nsiunan 20 orang 4 orang 24 orang 0,42%
14 Perangkat Desa 8 orang 4 orang 12 orang 0,21%
15 Buruh harian lepas 175 orang 392 orang 567 orang 10,03%
16 Kontraktor 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
17 Buruh usaha hotal dan penginapan lainnya
2 orang 0 orang 2 orang
0,04%
18 Jasa penyewaan
peralatan pesta 5 orang 0 orang 5 orang 0,09%
19 Tukang kue 9 orang 252 orang 261 orang 4,62%
20 Tukang rias 1 orang 14 orang 15 orang 0,27%
21 Tukang sumur 3 orang 0 orang 3 orang 0,05%
22 Juru masak 8 orang 52 orang 60 orang 1,06%
23 Karyawan honorer 86 orang 98 orang 184 orang 3,26%
24 Tukang cukur 5 orang 19 orang 24 orang 0,42%
25 Tukang las 8 orang 0 orang 8 orang 0,14%
26 Apoteker 1 orang 3 orang 4 orang 0,07%
27 Akuntan 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum dikenal sebagai masyarakat yang religius serta menggantungkan kehidupan mereka dari sumber daya alam yang ada. Pada awalnya masyarakat memiliki keyakinan Hindu-Budha sebelum datangnya penyebaran agama Islam di wilayah tersebut dan sampai saat ini keyakinan agama di masyarakat Tegalarum adalah Islam dan juga masih ada yang menganut keyakinan kejawen (agama Jawa) serta masyarakat suku Osing. Keyakinan kejawen merupakan budaya, tradisi, ritual, seni, sikap dan pandangan hidup orang Jawa yang juga berarti kebatinan atau Spiritualitas Jawa. Keyakinan kejawen ini dibawa dari pendatang yang berasal dari daerah Mataraman. Sementara suku Osing yang dahulunya memiliki kepercayaan pada agama Hindu Budha, dahulunya merupakan keturunan dai Majapahit. Setelah penyebaran Islam, akulturasi dengan budaya Osing ini juga mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakatnya.Dengan keberadaan akulturasi
Halaman 21 dari 84
antara Kejawen, Osing serta Islam ini, Nahdlatul Ulama menjadi organisasi kemasyarakat Islam yang berkembang luas di desa Tegalarum.
Berikut ini komposisi agama yang dianut masyarakat desa Tegalarum ; Tabel 11. Jumlah penganut agama di Desa Tegalarum
No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Islam 3315 orang 3593 orang 6908 orang
2 Kristen 28 orang 21 orang 29 orang
3 Katolik 5 orang 7 orang 12 orang
4 Hindu - 1 orang 1 orang
5 Budha 4 orang - 4 orang
6 Konghucu - - -
Total 3352 orang 3622 orang 6974 orang
Sumber : isian profil desa Tegalarum 2022
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan perekonomian. Pendidikan juga menjadi salah satu aspek yang guna mengurangi kerentanan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan membuka akses pada kesempatan kerja, permodalan dan jaringan yang lebih luas. Prosentase tingkat pendidikan Desa Tegalarum rata-rata telah menempuh pendidikan Dasar.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Tegalarum adalah sebagai berikut;
Tabel 12. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tegalarum
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Usia 3 - 6 tahun yang sedang
Tk/Play Group 71 orang 44 orang 115 orang
2 Usia 7 - 18 tahun yang tidak pernah sekolah
3 Usia 7 - 18 tahun yang sedang
sekolah 754 orang 834 orang 1588 orang
4 Usia 18 - 56 tahun tidak pernah sekolah
5 Tamat SD/sederajat 10 orang 6 orang 16 orang 7 Tamat SMP/Sederajat 268 orang 288 orang 556 orang 10 Tamat SMA/Sederajat 979 orang 995 orang 1974 orang
11 Tamat D-1 168 orang 95 orang 263 orang
Halaman 22 dari 84
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
12 Tamat D-2 87 orang 106 orang 193 orang
13 Tamat D-3/Sederajat 624 orang 597 orang 1221 orang 14 Tamat S-1/Sederajat 588 orang 456 orang 1044 orang 15 Tamat S-2/Sederajat
16 Tamat SLB B 3 orang 1 orang 4 orang
909 orang 1043 orang 1949 orang
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022
Dalam konteks kebencanaan, kemiskinan menjadi salah satu faktor penyebab kerentanan. Kemiskinan membuat individu atau kelompok sosial tidak memiki kemampuan dalam mengupayakan pembiayaan kegiatan/aktivitas yang dapat mengurangi individu atau kelompok tersebut dari paparan risiko bencana. Salah satu hal paling sering terjadi adalah bagaimana keluarga miskin mau tidak menempati rumah yang lokasinya berada di daerah aliran sungai yang rawan terkena banjir atau longsor plengsengan/talud. Mereka secara ekonomi tidak punya kemampuan untuk memilih lokasi lain karenanya dihadapkan pada tidak adanya pilihan lain selain menempati rumah tersebut. Upaya mekanisme coping misalnya dengan meninggikan pondasi rumah atau membuat tanggul pengaman memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Tabel 13. Lokasi rumah di wilayah rentan atau dalam kondisi rentan yang ditempati oleh keluarga di Tegalarum
Lokasi rumah penduduk Jumlah keluarga 1 Rumah di bawah SUTT/SUTTAS 74 keluarga 2 Rumah di bantaran sungai 32 keluarga
3 Rumah dirasakan kumuh 2 keluarga
4 Rumah di bukit/perengan 4 keluarga
Sumber: SDGs Desa Tegalarum 2022
Di Desa Tegalarum sendiri masih terdapat keluarga miskin yang saat ini difasilitasi oleh desa selain secara swadaya sosial juga menerima sasaran program penanggulangan kemiskinan seperti; PKH, BLT, Bansos dsb.
Tabel 14. Jumlah keluarga penerima bantuan sosial pemerintah di Tegalarum Jenis bantuan sosial Jumlah keluarga Prosentase 1 Penerima BLT Dana Desa Desa 142 Keluarga 27,05%
2 Penerima Program Keluarga Harapan 183 Keluarga 34,86 % 3 Penerima Bantuan Sosial Tunai 82 Keluarga 15,62 %
Halaman 23 dari 84
Jenis bantuan sosial Jumlah keluarga Prosentase 4 Penerima Bantuan Presiden / Banpres 13 Keluarga 2,48 % 5 Penerima Bantuan UMKM 10 Keluarga 1,90 % 6 Penerima Bantuan Untuk Pekerja 5 Keluarga 0,95 % 7 Penerima Bantuan Pendidikan Anak 20 Keluarga 3,81 % 8 Penerima Bantuan Lainnya 70 Keluarga 13,33 % 9 TOTAL PENERIMA BANTUAN SOSIAL 262 Keluarga 100 %
Sumber: SDGs Desa Tegalarum 2022
Tabel 15. Jumlah keluarga menurut tingkat kesejahteraan
Tingkat Kesejahteraan Jumlah keluarga 1 Keluarga Prasejahtera (KK) 229 keluarga 2 Keluarga Sejahtera 1 (KK) 424 keluarga 3 Keluarga Sejahtera 2 (KK) 519 keluarga 4 Keluarga Sejahtera 3 (KK) 713 keluarga 5 Keluarga Sejahtera 3+ (KK) 489 keluarga Jumlah Kepala Keluarga 2374 keluarga
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2023
Kedaulatan pangan menjadi salah satu tujuan untuk menekan kemiskinan.
Kedaulatan pangan menargetkan tidak ada kelaparan di desa, juga desa mencapai kedaulatan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan. Berdasarkan hasil pendataan, dari total 1998 penduduk terdapat 0 (nol) orang jumlah penduduk yang menderita stunting (SDG’s Desa 2023).
Selain penderita stunting, penyandang disabilitas menjadi salah satu kelompok yang diprioritaskan dalam konteks kelompok rentan. Di Desa Tegalarum sendiri terdapat beberapa penduduk yang menjadi penyandang disabilitas. Berikut ini data penyandang disabilitas di Desa Tegalarum;
Tabel 16. Penyandang disabilitas di Desa Tegalarum
No Jenis Disabilitas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tunanetra 3 orang 1 orang
2 Tunarungu 217 orang
3 Tunarungu -wicara (tuli & bisu) 15 orang
4 Tunawicara 2 orang 1 orang
5 Cacat fisik/tuna daksa lainnya 18 orang 6 orang
6 Tunagrahita Idiot 7 orang 4 orang
7 Stress 5 orang 3 orang
8 Pernah Cacat Kusta 1 orang
9 Cacat Ganda (fisik & mental) 8 orang
Sumber: Profil desa Tegalarum 2023 dan SDGs Desa Tegalarum 2023
Halaman 24 dari 84
Ketersediaan sumber daya alam yang banyak tersedia di desa Tegalarum sangat mempengaruhi penghidupan masyarakatnya yang punya pertalian erat dengan dalam kehidupan sehari-hari sebagai masyarakat pedesaan. Sumber daya alam yang mempengaruhi penghidupan masyakat desa tegalarum ini dalam konteks kebencanaan juga perlu dikelola sebagai bentuk kapasitas yang dimiliki sekaligus di satu sisi punya kondisi kerentanan.
Pertanian sebagai sektor yang erat kaitannya dengan penghidupan masyarakat desa ini meliputi pengelolaan lahan pertanian milik masyarakat desa Tegalarum sendiri dan juga milik desa yang di garap oleh warga dengan bagi hasil yang telah di sepakati. Pengelolahan lahan pertaniannya kebanyakan masih menggunakan cara tradisional, dengan alat seperti cangkul, sabit, parang dan sebagainya. Dahulunya pembajakan sawah menggunakan tenaga kerbau atau sapi sebelum akhirnya digantikan oleh mesin traktor bajak sawah. Petani disana juga menyadari pentingnya penggunaan kotoran ternak sebagai tambahan pupuk untuk menyuburkan tanah. Jika hanya mengandalkan pupuk kimia, maka ketika selesai masa panen kondisi tanah akan mengganggu dan menjadi lebih labil karena kondisi tanah yang berada di lereng pegunungan.
Terkait dengan hasil-hasil pertanian ini, berikut ini tabel produksi tanaman pangan, holtikultura, buah-buahan serta perkebunan Desa Tegalarum ;
Tabel 17. produksi tanaman pangan dan holtikultura Desa Tegalarum No Komoditas Luas Panen (hektar) Produksi (ton)
2020 2021 2020 2021
1. Padi Sawah 654 640 4317 4244
2. Padi ladang 0 0 0 0
3. Jagung 11 0 72 0
4. Kedelai 0 0 0 0
5. Kacang tanah 3 0 0 0
6. Kacang hijau 0 0 0 0
7. Ubi kayu 4 4 89 96
8. Ubi jalar 19 2 405 43
9. Tumpang sari - 2 - 32
10. Bayam - 1 - 10
11. Jamur - 0,6 - 2,1
12. Kacang Panjang - 1 - 25
13. Buncis - 0,3 - 3
Halaman 25 dari 84
No Komoditas Luas Panen (hektar) Produksi (ton)
2020 2021 2020 2021
14. Cabe - 17 - 629
15. Sawi - 5 - 12,5
Sumber : Profil Desa Tegalarum 2023
Di bidang perkebunan, buah-buahan menjadi komoditas unggulan, dimana salah satu hasil buah-buahan yang saat ini marak dibudidayakan adalah tanaman buah naga.
Sedangkan areal persawahan banyak diami tanaman padi, sayuran serta palawija.
Seperti halnya desa-desa lain di Kecamatan Sempu, di desa Tegalarum masih juga terdapat lahan kebun kelapa dimana nantinya akan diambil sarinya yang merupakan bahan baku pembuatan gula jawa. Aktivitas mengambil sari kelapa ini disebut
"nderes". Sampai saat ini, meskipun sudah banyak berkurang masih terdapat beberapa petani penderes kelapa serta pembuat gula jawa terutama di dusun Darungan.
Tabel 18. produksi buah-buahan, hasil perkebunan dan tanaman herbal di desa Tegalarum
No Komoditas Luas Panen Produksi Tahun data
1 Pepaya 4 ha 24 ton 2023
2 Durian 5 ha 76,5 ton 2021
3 Duku 0,5 ha 0,25 ton 2020
4 Mangga 0,5 ha - 2018
5 Pisang 5 ha 10 ton 2023
6 Manggis 12 ha 164,4 ton 2023
7 Lengkeng 0,25 ha 0,03 ton 2020
8 Salak 1 ha 1 ton 2020
9 Rambutan 6 ha 37,8 ton 2023
10 Tebu 2 ha 80 ton 2019
11 Coklat/kakao 37 27 ton 2021
12 Vanili 0,5 ha - 2019
13 Kelapa kopra 32 49 ton 2021
14 Kelapa deres 17 49,1 ton 2021
15 Jahe 0,25 ha 0,25 ton 2023
16 Kunyit 0,28 ha 0,83 ton 2023
17 Lengkuas 0,1 ha 0,1 ton 2023
18 Jamur 0,25 ha - 2017
19 Daun sirih 0,5 ha - 2015
20 Kencur 0,1 ha 0,1 ton 2021
21 Temulawak 0,2 ha 0,1 ton 2023
Sumber : Profil Desa Tegalarum 2023 dan kecamatan Sempu dalam angka
Halaman 26 dari 84
Selain pertanian, usaha-usaha di bidang peternakan juga berkembang di desa Tegalarum.
Berikut ini gambaran ternak yang berkembang di desa Tegalarum ; Tabel 19. Jenis Ternak di Desa Tegalarum
No Komoditas Jumlah
Pemilik Perkiraan
jumlah Data tahun
1 Sapi 92 orang 184 ekor 2023
2 Kerbau - -
3 Ayam Kampung 1599 orang - 2023
4 Ayam potong/broiler 14 orang 28000 ekor 2023
5 Ayam petelor
6 Bebek 12 orang 50 ekor 2023
7 Burung puyuh
8 Burung dara
9 Kambing 77 orang 189 ekor 2023
10 Domba - -
11 Angsa 1 orang 3 ekor 2021
12 Kelinci 5 orang 15 ekor 2021
13 Kolam 0,99 hektar 2021
14 Mina padi 0,95 hektar 2021
Sumber : profil Desa Tegalarum 2023 dan kecamatan Sempu dalam angka
B. Kajian Desa Partisipatif
Kajian desa partisipatif digunakan untuk memotret keadaan desa dari berbagai macam arah melalui proses partisipasif. Seperti halnya kajian risiko bencana partisipatif, kajian desa partisipatif ini pada prosesnya merupakan alat analisa sosial yang dapat menumbuhkan ‘kesadaran kritis’ masyarakat terhadap permasalahan-permasalahan yang ada.
Melalui alat analisa ini, masyarakat lebih terdorong untuk mengkritisi permasalahan-permasalahan di desa dan terlibat lebih aktif terlibat dalam perencanan pembangunan desa. Dalam konteks kebencanaan, kajian desa partisipatif menghasilkan data lebih mendalam pada faktor-faktor penyebab kerentanan, permasalahan akses terhadapa sumber daya, serta potensi-potensi yang dapat dimobilisasi menjadi kapasitas sehingga rekomendasi-rekomendasi dalam kegiatan pengurangan risiko bencana nantinya lebih mengakomodir sesuai dengan karakteristik masyarakatnya.
Halaman 27 dari 84
a) Kajian aktivitas harian penduduk
Tabel 20. Aktivitas harian laki-laki & perempuan desa Tegalarum Kajian desa : Aktivitas harian
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur
LAKI LAKI
1. Ibadah (sholat subuh), Bangun jam 06.00, minum kopi, merawat ternak
2. Berkebun/bertani, Berangkat kerja 3. Pulang dari lahan
4. Sholat dluhur, istirahat siang, bersantai 5. Bertani, Merumput/mencari pakan ternak 6. Ibadah (sholat ashar), Mandi sore,
7. Istirahat, Ngopi, bersantai, aktivitas rumah, merawat ternak
8. Ibadah (sholat magrib & isya’), makan, bersantai, bercengkrama dengan keluarga 9. Kumpulan, Tidur
PEREMPUAN 1.Bangun, ibadah (sholat subuh), 2.Memasak, bersih-bersih rumah 3.Mengantar sekolah
4.Menyuci, setrika, pekerjaan rumah, berkebun, Memasak, bersih-bersih, pekerjaan rumah 5.Sholat dluhur, istirahat (tidur siang) 6.Menjemput sekolah, berkebun
7.Pulang dari kebun, Ibadah (sholat ashar) 8. Bersih-bersih rumah, mandi
9. ibadah (sholat magrib, ngaji, sholat isya), Mendampingi anak belajar,
10. Bersantai, Tidur ANAK LAKI-LAKI
1. Bangun (jam 06.00) 2. Mandi dan sarapan 3. Berangkat sekolah 4. Pulang dan main
5. Istirahat, Ngaji & belajar 6. Main HP
7. Istirahat & tidur
ANAK PEREMPUAN 1. Bangun (jam 06.00)
2. Mandi dan sarapan 3. Berangkat sekolah
4. Pulang sekolah, membantu ibu, pekerjaan rumah 5. Istirahat, Ngaji & belajar
6. Main HP 7. Istirahat & tidur Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Analisa : Dalam hal pembagian peran, perempuan memilki peran yang lebih banyak daripada laki-laki. Dimulai dari mengurusi dapur, mendampingi anak, mencari kayu bakar sampai dengan berladang. Karena kesenjangan peran yang demikian menuntut mobilitas perempuan lebih tinggi, sehingga perempuan memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Halaman 28 dari 84
b) Kajian mobilitas harian penduduk
Tabel 21. Peta Mobilitas Harian Penduduk Desa Tegalarum Kajian desa : Peta Mobilitas harian penduduk
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur
Jalur Bepergian Jarak Waktu tempuh Biaya Tujuan
1 Pasar sempu 3 km 5-10 menit Rp. 5.000 Perdagangan
2 Terminal Genteng 5 km 10 menit Rp. 5-10 ribu Perjalanan luar kota
3 Bank BRI 3 km 10 menit Rp. 5.000 Simpan pinjam
4 SMPN Sempu 3 km 5-10 menit Rp. 2-3 ribu Belajar
5 Puskesmas Sempu 2 km 3-5 menit Rp. 2- 3 ribu Berobat
6 Stasiun Kalisetail 3 km 5 menit Rp. 5.000 Perjalanan luar kota 7 Kantor Kecamatan
Sempu 1 km 1 menit Rp. 1.000 Mengurus administrasi
kependudukan
8 KUA Sempu 3 km 3 menit Rp. 5.000 Mengurus pernikahan
9 SDN I Tegalarum 0,5 km 1 menit Rp. 500 Belajar
10 SDN II Tegalarum 0,5 km 4 menit Rp. 500 Belajar 11 SDN III Tegalarum 1 km 5 menit Rp. 1.000 Belajar 12 Rumah sakit/RSUD 8 km 15 menit Rp. 10.000 Berobat
14 SMK PGRI Sempu 2 km 8 menit Rp. 5.000 Belajar
16 Pasar Hewan
Genteng 6 km 15 menit Rp. 15.000 Perdagangan ternak
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Analisa : Dengan kondisi geografis yang ada, mobilitas masyarakat untuk bekerja lebih banyak dilakukan di dalam desa, sedangkan anaka-anak untuk mengakses pendidikan di jenjang menengah sampai atas harus menempuh jarak yang jauh di luar desa, bahkan sampai dengan luar Kecematan. Dari gambaran diatas, anak-anak memiliki kerentanan yang cukup tinggi dikarenakan mobilitas hariannya yang cukup jauh.
Halaman 29 dari 84
c) Kajian kalender musim
Tabel 22. Kalender Musim Desa Tegalarum Kajian desa : Kalender musim
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur
MUSIM /MONGSO
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Musim penghujan v v v v v v
Musim kemarau v v v v v v v v
Musim tanam padi v v
Musim tanam palawija v
Musim panen padi + +
Musm panen palawija +
Musim hama v v v v v v
Musim penyakit v v v v v v
Musim angin kencang v v
Musim banjir v v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023
Analisa : Dari kalender musim tersebut tergambarkan potensi-potensi positif yang muncul di musim-musim tertentu, seperti panen padi, panen palawija dsb.
Di satu sisi tergambarkan adanya potensi ancaman yang sifatnya musiman yakni angin kencang dan banjir.
Halaman 30 dari 84
d) Kajian kalender musim bulan Jawa
Tabel 23. Kalender musim tradisi bulan Jawa masyarakat desa Tegalarum Kajian desa : Kalender musim tradisi bulan Jawa
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur
MUSIM /MONGSO
SAWAL SELO BESAR SURO SAFAR MULUD BAKDA MULUD JUMADIL AWAL Jumadil Akhir REJEB RUWAH POSO
Musim warga punya hajat v v
Budaya sholat tarawih,
tadarus, poso v
Budaya bagi ta’jil v
Budaya santunan anak yatim v
Budaya baritan v
Budaya perayaan maulid v
Budaya silaturahmi v v
Budaya nyekar v v
Budaya kupatan v
Budaya rejeban v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023
Analisa : Dari kalender musim bulan Jawa tersebut tergambarkan bentuk-bentuk budaya spiritual yang masih dilestarikan. Bentuk-bentuk spiritual tersebut syarat akan nilai-nilai luhur termasuk dalam hal ini nilai-nilai pelestarian lingkungan. Dalam konteks penanggulangan bencana, Nilai pelestarian lingkungan ini salah satu strategi utama. Karenanya apabila bentuk-bentuk budaya spiritual diatas diangkat serta dimajukan dalam aksi penanggulangan bencana, akan lebih diterima sebagai bagian tradisi yang telah mandarah daging.
Halaman 31 dari 84
e) Kajian trend/kecenderungan
Tabel 24.. Analisa Trend/kecenderungan Desa Tegalarum Kajian desa : Trend/Kecenderungan
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur
Kurun waktu Jenis (tahun) Kecenderungan
1973 1983 1993 2003 2013 2023
Budidaya kelapa
Budidaya pisang
Budidaya salak
Budidaya singkong
Buddidaya rambutan
Budidaya jeruk
- -
Budidaya buah naga - - - -
Budidaya Durian - - -
Ternak kambing
Ternak sapi
Ternak kerbau
Ternak ayam
Ternak kuda
-
Ternak lele - -
Kesuburan tanah
Trend kejadian banjir -
Cuaca ekstrim (angin kencang)
- - -
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Analisa : Dalam setiap komoditi mengalami peningkatan dan penurunan mengikuti trend dalam setiap dekade. Bahkan ada yang hilang sama sekali. Dari Analisa trend juga tergambarkan trend perubahan yang sifatnya negatif (peningkatan ancaman serta kerentanan) salah satunya kualitas kesuburuan tanah, kejadian angin serta kejadian banjir. Dalam konteks ini tergambarkan hubungan antara terjadinya trend peningkatan ancaman dan tingkat kerentanan dengan dampak dari perubahan iklim.
Halaman 32 dari 84
f) Kajian analisa mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan
Tabel 25. Bagan mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan desa Tegalarum Kajian desa : Bagan mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur
Kelompok mata
pencaharian Karakteristik/ukuran kesejahteraan Tingkat
kesejahteran Prosen- tase (%)
Kelompok pemilik lahan, pengusaha, PNS
- Kepemilikan lahan ¼ sd 1 hektar - Punya unggas ≥ 1000 ekor
- Punya sapi 2-6 ekor, kambing ≥ 5 ekor - Pengepul buah
- PNS/karyawan gaji diatas UMR
Sejahtera 10 %
Kelompok menengah, pengusaha kecil sampai menengah, karyawan, pengrajin,
- Kepemilikan lahan 1000 sd 2000 m² - Punya sapi 1 – 2 ekor
- Punya toko kelontong, pedagang buah - Pengrajin, mebel, bengkel motor, mobil
Pra sejahtera 20%
Kelompok petani kecil, peternak kecil,
- Kepemilikan lahan 500 sd 1000 m²
- Petani yang membudidayakan jagung, palawija - Punya kambing 1-2 ekor, ternak unggas ≤ 50 ekor
Kurang
sejahtera 30%
Kelompok Buruh tani, kuli bangunan, pekerja serabutan
- Tidak punya lahan - Biasanya buruh tani
- Biasanya melakukan gaduh (memelihara ternak milik orang lain)
- Pekerja serabutan
- Tingkat Pendidikan rendah
Kurang
mampu 40%
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Analisa : Dari bagan mata pencaharian diatas menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat di Tegalarum berkaitan dengan kepemilikan lahan, kepemilikan alat produksi serta ternak, serta tingkat pendidikan yang dimilikinya.
Adanya gap yang besar (30%) antara prosentasi masyarakat ‘kurang mampu’ (40%) dengan masyarakat sejahtera (10%).
Halaman 33 dari 84
g) Kajian transek/isisan desa
Tabel 26. Transek Desa Tegalarum Kajian desa : Transek/jelajah desa
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur
ZONA
ANALISA SUNGAI PERSAWAHAN GUMUK &
TEBING TEGALAN PEMUKIMAN AKSES JALAN PERKANTORAN PASAR
Jenis tanah /
jenis air - Sungai sertu - Tanah basah - Tanah liat
- Tanah sertu - Tanah kering - Air hujan &
irigasi -
- Tanah kering
- Air sumur - Aspal - Paving - Cor - Makadam
(pengerasan)
- Tanah kering - Tanah kering
Tingkat Kesuburan/
kejernihan air - Subur - Subur - Subur - Subur - Subur - - -
Potensi & sejarah - Bendungan
pleret - Bercocoktana
m - Gumuk jokosio
- Tambang - Ekonomi - Tanah
pemajakan
- Tempat tinggal - Tempat ibadah - Sekolahan
- Arah stasiun - Arah kota - Arah kecamatan
- Ekonomi - Perdagangan
Penggunaan
lahan - Pengairan
- Perikanan - Bercocok
tanam - Bercocok tanam Makam
- Bercocok
tanam - Tempat tinggal - Untuk melaku
kan aktivitas
- Transportasi umum
- Jalan usaha tani
- Ekonomi - Perdagangan
Status lahan - Milik desa - Dinas
pengarian - BBWS
- Milik pribadi
- Tanah kas desa - Milik desa - Milik pribadi - Milik pemda
- Milik pribadi - Milik pribadi - Milik desa - Milik pemda - Milik negara
- Milik Lembaga
- Milik instansi - Milik Pemda - Milik desa
Halaman 34 dari 84 ZONA
ANALISA SUNGAI