• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kapasitas Pertumbuhan dan Produksi Empat Varietas Kacang Tanah(Arachis hypogea L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Kapasitas Pertumbuhan dan Produksi Empat Varietas Kacang Tanah(Arachis hypogea L.)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kapasitas Pertumbuhan dan Produksi Empat Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogea L.)

Diah Eka Puspita1) Syariani Br. Tambunan2)

1)Fakultas Pertanian, Universitas Abulyatama Aceh Besar

2)Fakultas Pertanian, Universitas Gunung Leuser, Kutacane, Aceh Tenggara Email korespondensi :1)[email protected]

2[email protected] ABSTRACT

This research aims to determine the capacity of growing power and yield power of some peanut varieties, namely varieties of Rabbit, varieties of Jerapah, varieties Talam1, and varieties Takar2. The research was conducted in Prapat Hulu Village, Babussalam District, Southeast Aceh Regency, with altitude of ± 300 m above sea, from May to September 2016. The research method used non factorial randomized block design consisting of 4 treatment levels and 3 replications . Parameters observed were plant height (cm), number of branches, number of mature pods, number of empty pods, production per plot, harvest age. The results showed that the parameters of plant height, number of branches, number of empty pods, production per plot and harvest age were significantly different in BNT α 5%. Meanwhile, for mature pod parameter showed no significant difference for all varieties tried.

Keywords: peanuts, varieties, production, growth

PENDAHULUAN

Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia.

Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi pangan, serta meningkatnya kapasitas industri pakan dan makanan di Indonesia. Namun produksi kacang tanah dalam negeri belum mencukupi kebutuhan Indonesia yang masih memerlukan subsitusi impor dari luar negeri. Oleh sebab itu pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah produksi melalui intensifikasi, perluasan areal pertanaman dan penggunaan pemupukan yang tepat (Adisarwanto, 2000).

Biro Pusat Statistik (2013) menyatakan terjadi penurunan jumlah produksi kacang tanah selama periode enam tahun terakhir, yaitu 838.096 ton pada tahun 2006 (produksi tertinggi) menjadi 709.063 ton pada tahun 2012. Luas lahan pertanaman kacang tanah juga mengalami penurunan dari 706.753 ha pada tahun 2006 menjadi 561.960 ha pada tahun 2012. Untuk mencukupi kebutuhan kacang tanah dapat dilakukan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi selain itu juga dapat melalui upaya perbaikan teknologi budidaya seperti dan perbaikan kultur teknis budidaya tanaman kacang tanah seperti pemakaian bahan organic sebagai pembenah tanah dan pemakaian varietas unggul. Salah satu penurunan produksi kacang tanah dapat

(2)

disebabkan oleh ketidakmampuan ginofor sampai ke dalam tanah sehingga menyebabkan ginofor gagal membentuk polong (Pitojo, 2005).

Produktivitas tanaman selain ditentukan oleh faktor lingkungan tumbuh juga dipengaruhi kemampuan varietas untuk beradaptasi pada lingkungan tumbuhnya.

Upaya peningkatan hasil kacang tanah telah banyak dilakukan, namun masih mengalami berbagai masalah sehingga hasil yang dicapai masih rendah. Oleh karena itu peningkatan produksi dapat dilakukan dengan pemakaian varietas unggul (Deptan RI, 2008). Penggunaan beragam varietas tanaman pada suatu daerah yang sama akan memberikan gambaran mengenai kemampuan varietas tersebut untuk tumbuh dan berproduksi secara baik karena itu kemampuan adaptasi suatu varietas perlu di uji.

Kasno (2005) melaporkan bahwa berkaitan dengan jenis varietas yang ditanam untuk meningkatkan produksi, telah dilepas sejumlah varietas unggul ke pasaran.

Varietas unggul yang berproduktivitas tinggi dan mempunyai sifat ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas daya tumbuh dan daya hasil beberapa varietas kacang tanah di Kabupaten Aceh Tenggara.

BAHAN DAN METODE

Penelitian telah dilaksanakan di Desa Prapat Hulu Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara, dengan ketinggian tempat ± 300 m di atas permukaan laut mulai bulan Mei s/d September 2016. Bahan yang digunakan dalam penelitiaan adalah benih kacang tanah varietas Jerapah, varietas Talam1, varietas Kelinci, dan varietas Takar2. Alat alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, meteran, tali rafia, gunting/cutter, papan perlakuan, pacak sampel, timbangan, buku tulis, kalkulator, serta alat tulis. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non factorial yang terdiri atas 4 taraf perlakuan dan 3 ulangan. Pelaksanaan penelitian dimulai persiapan lahan dan pembuatan plot percobaan. Setelah itu setiap plot ditebarkan pupuk organic kotoran sapi dengan dosis 20 g/lubang. Sebagai pupuk dasar dipergunaka Urea, SP-36 dan KCl. Dengan dosis 150 kg/ha, 100 kg/ha dan 100 kg /ha.

Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam cara menugal dengan kedalaman 3 cm sebanyak 2 benih/lubang tanam dengan jarak tanam 30 x 20 cm. Pupuk dasar tersebut diberikan dua kali yaitu pada 7 Hari Setelah Tanam (HST) dan 35 HST Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman yang dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari, penyisipan dilakukan 7 HST. Bersamaan dengan hal tersebut dilakukan penjarangan dimana hanya 1 tanaman sehat yang dibiarkan pada setiap lubang tanam.

Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang tumbuh di areal pertanaman dengan tangan dan membersihkan gulma di parit drainase dengan cangkul. Bersamaan dengan hal tersebut dilakukan pembumbunan yang dimaksudkan untuk memudahkan ginofor menembus tanah agar polong dapat terbentuk dengan sempurna. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai keadaan dilapang.

Pemanenan dilakukan pada saat 96 hari setelah tanam dengan kriteria batang mulai mengeras, daun menguning dan sebagian berguguran, polong sudah berisi penuh dan keras, dan warna polong coklat kehitaman.

(3)

yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut BNTα 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong bernas, jumlah polong hampa, produksi perplot, dan umur panen terrangkum diuraikan sebagai berikut.

Tinggi Tanaman dan Jumlah Cabang

Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman, dan jumlah cabang pertanaman ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman, dan jumlah cabang per tanaman Perlakuan

(Varietas)

Tinggi Tan.

(Cm)

Jlh Cab. per Tan.

(Buah)

Jerapah 37.81 abc 5.68 b

Talam 1 36.93 ab 5.48 b

Takar 2 34.60 a 5.83 b

Kelinci 43.34 d 3.77 a

KK (%) 3.20 0.68

BNT 5% 5.91 1.27

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5%

Tinggi tanaman yang dicapai keempat varietas menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Tinggi tanaman yang tertinggi dicapai oleh varietas Kelinci (43,34 cm) disusul varietas Jerapah (37.81 cm) dan Talam1(36.93 cm), yang terrendah adalah varietas Takar2 (34,60 cm).

Paramater jumlah cabang menunjukkan hasil berbeda nyata. Varietas Takar 2 menunjukkan jumlah cabang yang paling banyak (5.8) tidak berbeda secara statistic dengan Varietas Jerapah (5.68) dan Varietas Talam 1 (5.48). Hasil terrendah terdapat pada Varietas Kelinci (3.77). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Juliarina (2012) yang menyebutkan bahwa rata-rata jumlah cabang saat panen , terbanyak di miliki oleh varietas Jerapah.

Dari hasil pengamatan terhadap dua parameter ini terlihat bahwa varietas kelinci cenderung mengalami pertumbuhan ke atas yang ditunjukkan dengan tinggi tanaman yang mendominasi dari Varietas lainnya. Sedangkan varietas Takar2 memiliki jumlah cabang paling banyak tetapi paling rendah dalam parameter tinggi tanaman.

(4)

Jumlah Polong Bernas dan Jumlah Polong Hampa

Hasil pengamatan terhadap jumlah polong bernas dan jumlah polong hampa ditunjukkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Rataan jumlah polong bernas, jumlah polong hampa Perlakuan

(Varietas)

Jlh Polong Bernas (Butir)

Jlh Polong Hampa (Butir)

Jerapah 20.15 3.80 bc

Talam 1 23.50 3.45 b

Takar 2 21.25 3.75 bc

Kelinci 18.85 1.75 a

KK (%) 2.68 0.89

BNT 5% - 1.65

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5%

Parameter jumlah polong bernas menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara varietas. Tetapi hasil tertinggi diperoleh varietas talam 1 (23.50) dan terrendah pada varietas Kelinci (18.85). Pembentukan polong bernas di awali dengan kemunculan bunga kemudian terbentuk ginophore, cipo dan polong bernas. Bunga kacang tanah mulai muncul sejak umur 15 hari hingga satu minggu sebelum panen tergantung dengan varietas dan kondisi lingkungannya (Sufianto, 2005).

Bunga yang dapat jadi polong adalah bunga yang berhasil dibuahi, terletak pada posisi ruas 1 - 4 Jumlah bunga beberapa varietas yang muncul dalam satu siklus dapat mencapai 392 -518 bunga (Sufianto, 2006), akan tetapi yang dapat menjadi buah bernas persentasenya sangat kecil.

Berdasarkan hasil penelitian Suwarno (1980) hanya berkisar 2,8 – 5 % dan berdasarkan hasil penelitan (Sufianto, 2006) berkisar 6,6 – 10 %, katagori masih tergolong rendah. Rendahnya bunga jadi buah dikarenakan tidak semua bunga dapat dibuahi, besarnya jumlah bunga yang muncul di atas ruas ke 4, bunga muncul tidak serentak dan pembentukan polong bernas di dalam tanah.

Parameter jumlah polong hampa menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Hasil tertinggi ada pada varietas Jeraph (3.80) disusul varietas Takar 2 (3.75), varietas Talam 1 (3.45) dan yang terrendah varietas Kelinci (1.75).

Produksi per Plot dan Umur Panen

Hasil pengamatan terhadap Produksi perplot dan umur panen ditunjukkan dalam Tabel 3 berikut.

(5)

Tabel 3. Rataan tinggi tanaman, dan jumlah cabang per tanaman, jumlah polong bernas, jumlah polong hampa, produksi per plot, dan umur panen.

Perlakuan (Varietas)

Prod. per Plot (Gram)

Umur Panen (Hari)

Jerapah 6.09 a 69.25 a

Talam 1 8.05 b 71.00 ab

Takar 2 8.52 bc 69.25 a

Kelinci 8.77 bc 78.75 c

KK (%) 0.89 3.35

BNT 5% 1.66 6.189

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5%

Hasil uji lanjut untuk parameter ini menunjukkan bahwa varietas Jerapah memiliki hasil produksi per plot yang paling rendah (6.09 gr/plot) berbeda nyata dengan ketiga varietas lainnya. Untuk hasil tertinggi ada pada varietas Kelinci (8.77 gr/plot) disusul varietas Takar 2 (8.57 gr/plot) dan varietas Talam 1 (8.05 gr/plot) .

Pada parameter umur panen hasil uji lanjut menunjukkan bahwa varietas kelinci memiliki umur panen yang paling tinggi (78.75 hari) berbeda nyata dengan ketiga varietas lainnya. Umur panen varietas talam 1 (71 hari) sedangkan varietas Takar 2 (69.25 hari) tidak berbeda nyata dengan varietas jerapah (69,25 hari).

Dari hasil di atas dapat disebutkan bahwa varietas Kelinci memiliki umur panen yang lebih lama tetapi memiliki hasil per plot yang lebih tinggi di banding varietas Jerapah yang memiliki umur panen paling cepat tetapi produksi per plot paling rendah.

Kemungkinan ini berkaitan dengan kapasitas fotosintesis. Hasil penelitian Juliarina (2012) menunjukkan bahwa kapasitas fotosintesis varietas Gajah, Jerapah dan Kancil lebih tinggi daripada varietas Badak dan Kelinci. Dengan lebih rendahnya kapasitas fotosintesis, memungkinkan pematangan buah pada varietas kelinci menjadi lebih lama.

Penutup Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kacang tanah varietas Kelinci unggul dalam parameter tinggi tanaman, produksi per plot juga memiliki jumlah cabang yang paling sedikit dan umur panen yang paling lama. Sementara itu varietas Jerapah memiliki potensi produksi per plot paling rendah tetapi umur panen paling singkat.

Untuk dua varietas lainnya yaitu varietas Talam 1 dan Takar 2 cenderung tidak menonjol untuk beberapa parameter yang diamati.

(6)

DAFTAR RUJUKAN

Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan kering. Penebar Swadaya, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Kacang Tanah Nasional. Biro Pusat Statistik Nasional, Jakarta.

Badan Litbang Pertanian, 2004. Teknologi Budidaya Kacang-kacangan dan Umbi- umbian

Juliana, NWS. 2012. Kapasitas Fotosintesis Lima Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea. L) dalam Hubungannya dengan Produktivitas. Skripsi. IPB. Bogor Kasno, A. 2005. Profil dan Perkembangan Teknik Produksi Kacang Tanah di

Indonesia. Makalah Seminar. Seminar Rutin Puslitbang Tanaman Pangan Bogor.

Pitojo Setijo, 2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan varietas berbeda nyata terhadap parameter panjang tanaman 2-9 minggu setelah tanam, jumlah cabang 5-9 minggu setelah tanam, rataan umur berbunga, rataan umur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi kacang tanah berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman jagung, jumlah daun jagung, produksi kacang tanah per plot,

Varietas gajah memiliki umur pendek yaitu 95-100 hari dan merupakan tipe Spanish (batang tanaman tumbuh tegak). Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah

Hasil uji beda pengaruh pemberian bokasih Ampas Tebu dan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Dekamon 22, 43 L terhadap produksi polong per plot tanaman

Pengaruh Varietas dan Dosis Pupuk Sp-36 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah, Skripsi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala.. Pengaruh Konsentrasi

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa varietas tertentu dapat berpengaruh terhadaptinggi tanaman dan jumlah cabang primer.Tinggi tanaman pada varietas Hypoma 2 lebih

Varietas gajah memiliki umur pendek yaitu 95-100 hari dan merupakan tipe Spanish (batang tanaman tumbuh tegak). Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah

Jumlah polong per tanaman kacang tanah yang berbiji dua (Gajah, Jepara, dan Biawak) lebih banyak apabila dibandingkan dengan Varietas Panter dan Garuda biga