• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAPITALISASI PARIWISATA NGLINGGO di Kalurahan Pagerharjo, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah istimewa Yogyakarta

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KAPITALISASI PARIWISATA NGLINGGO di Kalurahan Pagerharjo, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah istimewa Yogyakarta"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Di Indonesia sistem ekonomi pancasila diberlakukan oleh para founding fathers bangsa dan diabadikan dalam undang-undang dasar 1945 untuk dilaksanakan oleh pemerintah, namun dalam prakteknya telah digantikan oleh sistem ekonomi kapitalis yang sangat awet dalam prakteknya di Indonesia. pedesaan, dimana sistem ekonomi kapitalis lebih mengutamakan modal sebagai basis usaha dengan mengupayakan keuntungan sebesar-besarnya demi kekayaan pribadi. Dalam proses pembangunan yang diupayakan pemerintah di desa, untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat masih banyak dirasakan ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat akibat hegemoni sistem ekonomi. 4 Tahun 2007 dimana pengurus desa diberi mandat untuk mengelola aset desa yang digunakan seluruhnya untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat desa.

Badan desa sebagai pemegang peran dan garda depan pemerintahan dan pembangunan, badan desa juga diberikan tugas sebagaimana diamanatkan undang-undang desa No. 6 Tahun 2014 bahwa badan desa mempunyai hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri. urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul dan adat istiadat masyarakat setempat. Namun dengan minimnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah desa Pagerhajo maka segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan kepentingan masyarakat masih sangat minim baik dari segi pengelolaan sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang ada di desa Pagerharjo. Hasil penelitian pendahuluan yang ditemukan oleh penulis adalah adanya praktik kapitalis yang menguasai ikon wisata Nglinggo sehingga menimbulkan ketidakadilan di masyarakat, dan minimnya peran pemerintah dalam pemanfaatan dan pengelolaan wisata Nglinggo, sehingga Komunitas wisata Nglinggo hanyalah pelaku wisata yang hasilnya tidak menjamin kesejahteraan masyarakat. secara lokal, keberadaan wisata nglinggo yang seharusnya menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan asli desa, namun hal tersebut tidak mampu memberikan kontribusi yang nyata berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan. masyarakat Desa Pagerharjo.

Masalah mendasar dalam praktik kapitalisme di desa adalah cara produksi kapitalis yang dengan menguasai alat-alat produksi mengeksploitasi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia di desa Pagerharjo. Serta peran pemerintah kota pagerharjo yang masih minim dalam keterlibatannya dalam pengelolaan dan pemanfaatan wisata nglinggo dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki pemerintah kota pagerharjo dalam pemanfaatan dan pengelolaan wisata nglinggo.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kerangka Teori

Jadi dapat dikatakan bahwa kapitalisme adalah paham yang meyakini bahwa modal merupakan dasar usaha untuk mencapai keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya produksi yang seminimal mungkin. Karl Marx, Menurut Karl Marx, kapitalisme adalah pola atau metode kelompok kapitalis, gaya yang dimaksud adalah dasar dan dorongan untuk berpikir dan memahami ekonomi dengan memperkaya diri sendiri. Bentuk atau model aktivitas produktif yang bertujuan menghasilkan sesuatu yang dipertukarkan bukanlah aktivitas yang hanya ada dalam formasi sosial kapitalisme.

Karena itu kita harus membedakan konsep antara cara produksi kapitalis dan formasi sosial kapitalisme. Mode produksi kapitalis dikenal sejak zaman feodal dalam formasi sosialnya dan juga selama periode perbudakan. Sedangkan cara produksi kapitalis adalah sesuatu yang berkaitan atau terkait dengan proses kegiatan produktif yang menghasilkan barang atau komoditas sebagai tujuan akhir dengan menggunakan pekerja upahan sebagai proses produksi.

Dalam sistem formasi sosial pada masa feodalisme, corak produksi kapitalis bukanlah bagian dari corak produksi yang dominan, tetapi corak produksi pada tahap itu merupakan corak produksi yang diterapkan dalam sistem feodal yang lebih dominan. ekonomi-politik. Seiring berjalannya waktu, corak produksi kapitalis akhirnya berbenturan dengan sistem sosial politik feodal yang tidak lagi searah dan sejalan dengan kapitalisme. Perkembangan yang meningkat dan pengaruh besar borjuasi dalam politik dan ekonomi memiliki pengaruh besar pada perluasan cara produksi kapitalis dengan menggunakan metodenya untuk lebih memperkuat cara produksi kapitalis dan posisi borjuasi dengan sosio-feodal. sistem politik yang menurut Engles terjadi dalam tiga peristiwa besar revolusi borjuis di Eropa, seperti Reformasi Protestan di Jerman, Revolusi Besar di Inggris, dan revolusi borjuis di Perancis (Engles.

Para pemilik modal yang memiliki banyak alat produksi memungkinkan keuntungan besar dengan menyediakan upah besi atau upah alami bagi para pekerja, yaitu sekadar untuk bertahan hidup. Surplus nilai produktivitas kerja diduduki atau dinikmati oleh para pemilik modal, yang disebut Marx sebagai nilai-lebih. Semakin rendah upah yang diterima oleh para pekerja, semakin besar nilai tambah yang dinikmati oleh para pemilik modal, semakin besar eksploitasi atau eksploitasi pemilik modal terhadap para pekerja.

Dalam proses penjualan tentunya harus ada pasar atau market place agar barang yang dihasilkan dapat terjual. Pemerintah desa harus benar-benar profesional dalam pengelolaan barang milik desa yang dimiliki desa sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan pendapatan asli desa (PAD). Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dan berlangsung dari satu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan berusaha (berusaha) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, melainkan semata-mata untuk kesenangan perjalanan untuk jalan-jalan dan rekreasi. memenuhi berbagai keinginan (yoeti.

Metodelogi Penelitian

  • Jenis penelitian
  • Ruang lingkup penelitian
  • Subyek penelitian
  • Teknik pengumpulan data

Mengingat betapa luasnya topik penelitian yang perlu digali, maka penulis membuat ruang untuk memudahkan penulis dalam penelitian. Subyek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan sebagai sumber informasi yang diperlukan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek adalah responden, yaitu orang yang menanggapi suatu perlakuan yang diberikan kepadanya.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung atau tidak langsung terhadap objek/gejala yang diamati. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau kelompok subjek penelitian untuk dijawab. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data berupa catatan, gambar, karya, peraturan kebijakan, teks monografi yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dan mempelajari hasil yang diperoleh dan pendaftaran lainnya. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis dengan cara meringkas pokok-pokok pokok, membuang data yang tidak perlu dan memperdalam atau mempertajam data yang dianggap penting agar peneliti dapat mengaitkan data tersebut menjadi satu bagian yang padu guna membentuk gambaran yang jelas sebagai peneliti. . .

Dalam hal ini, semua data yang dianggap penting, baik berupa teks normatif, gambar maupun tabel, akan disajikan sebagaimana adanya. Setelah melakukan kegiatan reduksi data, langkah selanjutnya dalam analisis data adalah menampilkan atau menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat berupa uraian singkat, grafik, hubungan antar kategori, diagram alir, dan sejenisnya.

Pernyataan ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Nasution (2003, p.128), ia mengungkapkan bahwa: Data yang tumpang tindih dan laporan lapangan yang tebal akan sulit untuk dipahami. Berdasarkan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013, p.249) “...yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks naratif”. Merujuk pada pendapat para ahli di atas, peneliti menyajikan data dalam bentuk deskripsi naratif.

DESKRIPSI KALURAHAN PAGERHARJO

KEADAAN UMUM KLURAHAN PAGERHARJO

ANALISIS KAPITALISASI WISATA NGLINGGO

Deskripsi informan

Pembahasan

PENUTUP

KESIMPULAN

Gambar

Gambar II.1
Tabel II.1
Tabel II.2
Tabel II. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan kegiatan perikanan dimulai dengan menggunakan perahu motor tempel sebagai sarana penangkapan ikan serta peningkatan jenis-jenis dan jumlah alat tangkap yang

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis upaya pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam

Stratigarafis daerah penelitian terdiri dari 9 satuan dengan urutan dari yang tua ke muda adalah Satuan Batupasir, Satuan Batulanau Lempungan, Satuan Batupasir Karbonatan,

(5) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak dilaksanakan oleh KPM paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak yang bersangkutan diangkat memangku

Dengan tersusunnya Rencana Zonasi Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Kulon Progo, maka materi kebijakan, program dan kegiatan yang termuat dalam Rencana

Kepala Daerah Yang Mewakili Pemerintah Daerah Dalam Kepemilikan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Pada Perusahaan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat KPM adalah

Salah satu kegiatan yang dapat menunjuang program pengembangan desa wisata di Desa Gerbosari yaitu pembuatan taman edukasi pertanian, namun kurangnya pengetahuan dan

BPKL harus bisa lebih produktif dalam penyelenggaraan musyawarah dengan masyarakat karena BPKal lah yang menjadi penyelenggara musyawarah dengan tujuan untuk mengetahui usulan-usulan