• Tidak ada hasil yang ditemukan

karakteristik bahasa bugis dialek sinjai

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "karakteristik bahasa bugis dialek sinjai"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Terutama bahasa Bugis dialek Sinjai di daerah perbatasan Kabupaten Bulukumba dan Bone. Penggunaan dialek Sinjai yang berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba pasti akan dipengaruhi oleh dialek Konjo sedangkan dialek Sinjai yang berbatasan dengan Bone akan dipengaruhi oleh dialek tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini mencoba mengungkap ciri-ciri bahasa Bugis dialek Sinjai dilihat dari variasi zamannya.

Diagram 1. Tulang Ikan (Fishbone) Penelitian Dialek
Diagram 1. Tulang Ikan (Fishbone) Penelitian Dialek

Rumusan Masalah

Misalnya di Kecamatan Tellulimpoe yang berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba, kata air menggunakan kata uhae, sedangkan di Kabupaten Sinjai utara yang berbatasan dengan Bone, jika menyebut kata air menggunakan kata wae. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Herawati (2013) yang melaporkan bahwa penggunaan dialek Sinjai dipengaruhi oleh dialek Konjo baik dalam sistem fonologi maupun variasi leksikal. Penggunaan variasi bentuk kata tersebut terlihat pada dua daerah yang berbeda yaitu Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Bone.

Tujuan Penelitian

LANDASAN TEORI

Kajian Teori

  • Linguistik
  • Dialek
  • Fonologi
  • Morfologi
  • Leksikostatistik

Sehingga dapat ditelusuri bahwa ilmu fonologi merupakan ilmu yang membahas tentang seluk beluk bunyi bahasa dan perubahannya. Abdul Chaer mendefinisikan bahwa fonetik adalah cabang ilmu fonologi yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Menurut Ahmad Muaffaq (2012: 8), fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa, yang meliputi produksi, transmisi, dan persepsinya, tanpa mempertimbangkan fungsinya sebagai pembeda makna.

Fonemik Menurut Abdul Chaer fonemik adalah cabang ilmu fonologi yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi-bunyi tersebut sebagai pembeda makna. Fonem juga berfungsi untuk membedakan bunyi bahasa yang dihasilkan, yang kemudian juga digunakan sebagai bukti bunyi. Nurhayati dan Siti Mulyani dalam Rini Agustina dkk mendefinisikan bahwa morf adalah ilmu yang membahas kosa kata dan morfemisasinya.

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa bentuk asli merupakan bentuk yang tetap tanpa adanya perlakuan morfologi. Seperti bentuk aslinya sufiks memiliki ciri khas tersendiri dan jika digabungkan dengan bentuk aslinya akan mengubah kelas kata dari bentuk aslinya. Pertama, repetisi mutlak adalah repetisi, yaitu bentuk asli yang mengalami repetisi alamiah, yang berasal dari kata benda, misalnya seperti kupu-kupu, kura-kura, dll.

Kedua, pengulangan terjadi akibat perubahan fungsi dan makna bentuk aslinya sesuai dengan konteks keberadaan kata tersebut, sehingga digunakan pembaharuan.

Penelitian Relevan

Berdasarkan data 03 di atas, terdapat perbedaan penggunaan kata biru dalam bahasa Indonesia oleh penutur Sinjai dan penutur Bona dalam bahasa Bugis. Berdasarkan data 05 di atas, ditemukan adanya perbedaan penggunaan kata demi kata malam dalam bahasa Indonesia oleh penutur Sinjai dan penutur Bona dalam bahasa Bugis. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, ditemukan adanya perbedaan kata panas pada penutur bahasa Bugis penutur bahasa Sinjai dan penutur bahasa Bona.

Gambar 2.1  Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Kerangka Teori

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Data dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pembahasan

Pertama, h dan w, ditemukan delapan perbedaan dialek penggunaan kata yang menggunakan huruf h dan w dalam bahasa Bugis, penutur bahasa Sinjai dan Bone. Baik f ​​maupun p menemukan 12 perbedaan dialek penggunaan kata yang menggunakan huruf f dan p pada penutur bahasa Bugis, Sinjai dan Bone. Tiga mata dan c, ditemukan tiga penggunaan kata yang berbeda dialek yang menggunakan huruf sy dan c dalam bahasa Bugis penutur bahasa Sinjai dan Bone.

Empat s dan c ditemukan penggunaan kata dialek lain yang menggunakan huruf s dan c dalam bahasa Bugis yang berbicara bahasa Sinjai dan Bone. Kelima, d dan r, kata dalam dialek lain yang digunakan menggunakan huruf d dan r dalam bahasa Bugis yang dituturkan Sinjai dan Bone. Dengan kata lain, penutur Sinjai dan penutur Bone, meskipun sama-sama menggunakan bahasa Bugis, memiliki pola yang berbeda dalam bahasa Bugis.

Penggunaan bahasa Bugis penutur Sinjai dan penutur Bona memiliki gaya penggunaan kata tertentu yang berbeda karena letak geografis yang berbeda. Hasil penelitian tentang kesamaan penggunaan kata pada kata tertentu menunjukkan bahwa ada tiga kata yang memiliki kemiripan antara bahasa Bugis penutur bahasa Sinjai dan Bone, yaitu kata afi, maccellak dan maccillak. Kemiripan penggunaan kata tersebut dimungkinkan karena penutur Sinja dan penutur Kosti berakar dari rumpun bahasa yang sama, yaitu Bugis.

Kemiripan penggunaan kata tersebut terjadi karena penutur Sinjai dan penutur Bone berakar pada rumpun bahasa yang sama, yaitu Bugis.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Dari data 01 di atas terlihat adanya perbedaan penggunaan kata abu dalam bahasa Indonesia dan penggunaan kata abu oleh penutur Sinjai dan penutur Bona.

Dari analisis data yang dilakukan, ditemukan adanya perbedaan penggunaan kata biru dalam bahasa Indonesia dan biru dalam bahasa Bugis bagi penutur Sinjai dan penutur Bona.

Analisis data yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan kata pada kata di bawah dalam bahasa Indonesia dengan kata di bawah pada penutur bahasa Sinjai dan penutur Bone.

Dari analisis data yang telah dilakukan, ditemukan adanya perbedaan kata kata malam dalam bahasa Indonesia dan kata malam dalam bahasa Bugis, penutur Sinjai dan penutur Bone.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, ditemukan bahwa terdapat perbedaan kata nafas dalam bahasa Indonesia dengan kata nafas dalam bahasa Bugis, penutur Sinjai dan penutur Bone.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, ditemukan adanya perbedaan kata untuk kata tertawa dalam bahasa Indonesia dan kata tawa dalam bahasa Bugis, penutur bahasa Sinjai dan penutur bahasa Bone.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tampak adanya perbedaan kata menggembungkan dalam bahasa Indonesia dan kata menggembungkan dalam bahasa Bugis, penutur Sinjai dan penutur Bone.

Sehingga terdapat perbedaan pengucapan ketika menyebut paha dalam bahasa Bugis bagi penutur Sinjai dan penutur Bone. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, ditemukan bahwa terdapat perbedaan kata dalam bahasa pendek bahasa Indonesia dengan kata pendek dalam bahasa Bugis, penutur Sinjai dan penutur Bone.

Sehingga terdapat perbedaan lafal penyebutan peras dalam bahasa Bugis bagi penutur Sinjai dan penutur Bone. Sehingga terdapat perbedaan pengucapan 'memilih' dalam bahasa Bugis bagi penutur Sinjai dan penutur Bone. Sehingga terdapat perbedaan pengucapan kata dalam bahasa Bugis bagi penutur Sinjai dan penutur Bone.

Sehingga terdapat perbedaan pengucapan saat memanggil sayap dalam bahasa Bugis bagi penutur Sinjai dan penutur Bone. Sehingga terdapat perbedaan pengucapan saat memanggil bot dalam bahasa Bugis untuk penutur Sinjai dan penutur Bone. Jadi terdapat perbedaan pelafalan usus dalam bahasa Bugis bagi penutur Sinjai dan penutur Bone.

Dengan demikian, terdapat perbedaan lafal penyebutan warna merah dalam bahasa Bugis bagi penutur Sinjai dan penutur Bone. Dengan demikian, terdapat perbedaan lafal penyebutan a dalam bahasa Bugis bagi penutur Sinjai dan penutur Bone. Dengan demikian, terdapat perbedaan lafal Bugis bagi penutur Sinjai dan penutur Bone.

Tabel  data  21  di  atas  menunjukkan  perbedaan  penggunaan  kata  pada  kata  celak dalam bahasa Indonesia dengan penggunaan kata  celak pada penutur  Sinjai  dan  penutur  Bone
Tabel data 21 di atas menunjukkan perbedaan penggunaan kata pada kata celak dalam bahasa Indonesia dengan penggunaan kata celak pada penutur Sinjai dan penutur Bone

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terdapat perbedaan kata untuk kata potong dalam bahasa Indonesia dan kata potong dalam bahasa Bugis, penutur Sinjai dan penutur Bone.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, ditemukan adanya perbedaan kata putih dalam bahasa Indonesia dan kata putih dalam bahasa Bugis, penutur Sinjai dan penutur Bone.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, ditemukan adanya perbedaan kata untuk kata sayap dalam bahasa Indonesia dengan kata sayap dalam bahasa Bugis penutur bahasa Sinjai dan penutur bahasa Bona.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, ditemukan bahwa terdapat perbedaan kata celak dalam bahasa Indonesia dengan kata celak dalam bahasa Bugis, penutur Sinjai dan penutur Bone.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, ditemukan adanya perbedaan kata merah dalam bahasa Indonesia dengan kata merah dalam bahasa Bugis, penutur bahasa Sinjai dan penutur Bone.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terdapat perbedaan kata sempit bahasa Indonesia dengan kata sempit penutur bahasa Bugis, Sinjai dan Bone.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan daftar Swadesh dalam dialek Sinjai (dialek Ennak) dan dialek Bone (dialek Palakka), ditemukan kesamaan penggunaan kata. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, ditemukan bahwa kata api dalam bahasa Indonesia bersinonim dengan kata api dalam bahasa Bugis, penutur Sinjai, dan penutur Bone.

Tabel  simpulan  di  atas  merupakan  rangkuman  hasil  analisis  data  yang  menunjukkan  perbedaan  penggunaan  kata  pada  kata  tertentu  dan  didapatkan  hasil  berupa  perbedaan  huruf  pada  kata  yang  ditemukan  dalam  penggunaan  bahasa  Bugis  p
Tabel simpulan di atas merupakan rangkuman hasil analisis data yang menunjukkan perbedaan penggunaan kata pada kata tertentu dan didapatkan hasil berupa perbedaan huruf pada kata yang ditemukan dalam penggunaan bahasa Bugis p

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, didapati perkataan bercelak dalam bahasa Indonesia mirip dengan perkataan bercelak dalam bahasa Bugis penutur Sinjai dan penutur Bona.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, ditemukan kata merona dalam bahasa Indonesia dengan kata merona dalam bahasa Bugis, penutur Sinjai dan penutur Kacang.

Berdasarkan pemaparan data dan analisis data di atas, kesamaan penggunaan kata dengan kata tertentu di antara penutur Sinjai dan penutur Bone disajikan dalam ringkasan temuan penelitian yang ditunjukkan pada tabel berikut. Hasil penelitian tentang perbedaan penggunaan kata pada kata tertentu ditemukan sebanyak 25 perbedaan kata antara penutur Sinjai dan penutur Bone. Perbedaan penggunaan kata tersebut menunjukkan adanya perbedaan dialek dan logat (tekanan bunyi pada kata) dalam penggunaan bahasa Bugis.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada temuan variasi fonem (d dan r) antara penutur Sinjai dan Bone. Termasuk bahasa Bugis yang terbagi menjadi 10 penutur yaitu Luwu, Wajo, Bone (Palakka), Sinjai (Ennak), Soppeng, Sidrap, Pare-Pare, Pinrang (Sawitto), Barru dan Maros (Camba). Kemudian ditegaskan dengan adanya peta bahasa oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang juga membagi dialek bahasa Bugis dari 10 penutur di Sulawesi Selatan, bukan penggunaan bahasa Bugis di luar lingkungan bahasa asli mereka.

Kedua, dari segi kesamaan ditemukan tiga kata yang memiliki kesamaan antara bahasa Bugis penutur Sinjai dan Bone, yaitu kata afi, maccellak dan maccillak. Setelah menemukan perbedaan dan persamaan antara dialek penutur Sinjai dan penutur Bone, mereka mengajukan usulan kepada pihak terkait bahasa dan penggunanya. Maka tujuan dari usulan penulis ditujukan kepada beberapa pihak yaitu (1) pengguna bahasa daerah. khusus dalam penelitian ini yaitu bahasa bugis untuk mengajarkan bahasa bugis lebih tertib dan santun.

Korespondensi fonemik Bugis dialek Soppeng dan Ennak.

Tabel  4.2  Rangkuman  Persamaan  Penggunaan  Kata  pada  Penutur  Bahasa Bugis Sinjai dan Penutur Bone
Tabel 4.2 Rangkuman Persamaan Penggunaan Kata pada Penutur Bahasa Bugis Sinjai dan Penutur Bone

Gambar

Diagram 1. Tulang Ikan (Fishbone) Penelitian Dialek
Gambar 2.1  Bagan Kerangka Pikir
Tabel  data  21  di  atas  menunjukkan  perbedaan  penggunaan  kata  pada  kata  celak dalam bahasa Indonesia dengan penggunaan kata  celak pada penutur  Sinjai  dan  penutur  Bone
Tabel data 25 di atas menunjukkan perbedaan penggunaan kata pada kata di  dalam bahasa Indonesia sebagai preposisi dengan penggunaan kata  di pada  penutur  Sinjai  dan  penutur  Bone
+3

Referensi

Dokumen terkait

terdapat dalam Kamus Umum Basa Sunda, tetapi tidak disertai dengan penjelasan kata dialek.. Kosakata tersebut dianggap kata dari bahasa Sunda (Darpan,

Adapun hasil temuan penelitian ini adalah (1) berdasarkan deskripsi perbedaan dialek bahasa Sunda di Kecamatan Purbaratu ditemukan perbedaan fonologi berjumlah 82

Kalimat yang berinterferensi adalah adanya penggunaan unsur-unsur dialek Melayu Pontianak dalam acara Dialog Interaktif TVRI Kalimantan Barat, seperti penggunaan kata bagar,

Klausa nom in ~ ialah klausa yang P-nya terdiri dari kata atau frase golongan N. Dalam bahasa Melayu Riau dialek Kuantan ditemukan juga tipe kalimat seperti ini.

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi penutur bahasa Manggarai dialek Colol Manggarai Timur menggunakan makian, yaitu (i) menunjukkan keakraban, (ii) mengungkapkan

Fokus permasalahan penelitian ini adalah; (1) bagaimanakah gambaran penggunaan bahasa Kaili dewasa ini menurut ranah pergaulan sehari-hari?, (2) apakah penutur

Sering kali dialek ini tidak dimengerti oleh penutur asing karena perbedaan kosa kata, sususan kalimat, dan singkatan singkatan-singkatan.Paper ini akan mengupas kelebihan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 perbedaan fonologis yaitu Variasi dialek bahasa Bugis yang muncul di dua daerah pengamatan mengalami perbedaan fonologis yang terdiri dari proses