Peran Morfotektonik DAS dalam Pengembangan Potensi Energi Milao Hidro di Cianjur-Garut Bagian Selatan (Sukyah, 8,, Sulakana, N,, Hendarmawqn., dan Rosana, M.F.)
Karakteristik Mineralogi Tanah Pesisir Pantai Aceh Utara yang Teipengaruh Tsunami (Khusrizal., Basyaru.ddin., Mulyanto, 8., dan Rauf, A.)
Aktivitas Anti Bakteri Sirryawalar.g (Petiveria alliaceae) tethadapBaheri yang Resisten dan Peka terhadap Antibiotik (Mulyani, Y., Sukandar E.Y, dan Adyona, LK)
Arti Fungal Activity of Methanolic Exhact o f Usnea sp. againsl Malassezia furfur (Rukayadi, Y, DiantinL A. dan Lestari, K.)
Pengaruh Iortoforesis Naf 2% dan KCl terhadap Kadar MMP-8 pada Gingival Crevicular Flurd (GCF) Dentin Hipersensitif Kelompok Usia Dewasa
(TlahajawatL 5., Maskoerx, A.M., dan Adhita, H.D.)
Bioproses Limbah Udang Windu melalui tahapan Deproteinasi dan Mineralisasi unhrk Meningkatkan Kandungan Gizi Pakau
(Abun., Balia, R.L., Aisjah,7., dan Darana, S.)
Keaneka Ragaman Ikan di Sungai Siak Riau (skandar J.. dan Dahiyar. Y.)
Perkembangan Ahivitas Enzim pada Saluran Pencemaan Larva Ikan Betok, (4 abas tertudineusBloch) (yulintine., Harris, E., Jusadi, D., Alfandi, R., dan Alimuddin)
Perbandingan Media Murashige & Skoog dan Penn State Cacao untuk Embriogenesis Somatik dari Eksplan Beberapa Bagian Bunga Kakao
(Ativi, 5., Hardjosoedarmo, 5., dan Hanono, S.P.)
Respons of Cacao Seedlings Fertilized with Papuan Ayamaru Phosphate Rock (PAPR1 Combined with Humic Acid. lnocula- tion ofAMF and Phosphate Solubilizing Bacteria
(Supamo, A., Yahya, 5., Sudrajat., Setiadi, Y, dan ldris, K.)
ISSN
: 1411-0903Bionatura
Jumal
Ilmu-ilmu
Hayati danFisik
Journal of Life and Physical Sciences PembinaPenanggung Jawab
Ketua Dewan Redaksi
Editor Pelaksana
Anggota
Pelaksana Tata Usaha
Pembantu Pelaksana Tata Usaha
Rektor Universitas Padjadj aran Pembantu Rektor
I
Pembantu Rektor
II
Direktr:r Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Anas Subamas
Suseno Amien Nenny Nurlaeni Ayi Bahtiar Ima Sufiawati Camellia Panatarani Diah Chaeran i
Dicky Muslim Siti Wahyuni
Ade M. Kramadibrata Eddy Afrianto
Henni Djuhaeni Suratman Usep Sahrudin
U. Santosa Kusumah Deni Rustiandi Rise Eltina Iwa
Kafiwa
Alamat Penerbit/Redaksi :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran Gedung Rektorat Lt. IV Jln. Raya Bandung-Sumedang
KM.2l
Jaiinangor 45363Tlp. 022-8428881 2, F ax. 022-84288896 E-mail: [email protected] Website: wwwbionatura.unpad.ac.id
(Terbit tiga kali dalam satu tahun : Maret, Juli, dan November) Terakreditasi B
Berdasarkan SK Dirjen
Dikti
Nomor:ll0/Dikti/Kep/2009
Bionatura-Jurnal llmu-ilmu Hayati dan Fisik ISSN 1411 - 0903
Vol. 14, No. 1, Maret 2012: l2 - 2l
KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH PESISIR PANTAI ACEH UTARA YANG TERPENGARUH TSUNAMI
Khusrizall., Basyaruddin2., Mulyanto, Br., dan Rauf, A.'z
rstaf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe 'zStaf Pengajar Universitas Islam Sumatera Utara, Medan
3Staf Pengajar Institut Pertanian Bogor, Bogor E-mail : [email protected]
ABSTRAK
penelitian
ini
bertujuan untuk mempelajari sifat mineralogi tanah pesisir pantai Aceh Utara yang terpengaruh Tsunami. Sembilan belas contoh tanah horison permukaan dan horison bawah dari delapan profil tanah telah diambil guna dianalisis sifat mineral fraksi pasir dan mineral fraksi liat. Penentuan posisi profil tanah dibuat berdasarkan ada tidaknya pengaruh Tsunami dan jarak dari pinggir pantai' Profit tanah dipengamhi Tsunami terdiri dari jarak <500 meter dari pinggir pantai dan jarak 1000-2500 meter dari pinggir pantai. Profil tanah tidak dipengaruhi Tsunami berjarak 3000-5000 meter dari pinggir pantai.Haiil
analisis mineral fiaksi pasir menunjukkan bahwa tanah yangditeliti
didominasi oleh mineral sukar lapuk (MSL). Selain mineral sukar lapuk juga dijumpai mineral mudah lapuk (MML) dan mineral hasil lapukan(MHL).
Tanahtanah terpengaruh Tsunami memilikiMML
lebih tinggi dibanding tanah tidak terpengaruh Tsunami. Hasil analisis diferensial termal (DTA) dan difraksi sinar-X (XRD) memperlihatkan tanah yangditeliti
didominasi oleh bahan amorf dan kaolinit. Bahan amorf pada tanah terpengaruh Tsunami lebih tinggi daripada tanah tidak terpengaruh Tsunami. Hasil analisisbte
bunul amorf dicirikan oleh reaksi endotermik suhu 84'C sampai 175'C, dan kaolinit oleh reaksi endotermik 576-578C. Hasil analisis XRD bahan amorf dicirikan oleh reaksi cembung tidak berpola dan kaolinit muncul melalui reaksi pertama berukuran '7.17-7.lgL dan kedua berukuran 3.56 A. Pada tanah terpenganrh Tsunami ditemukan adanya mineral goetit, sebaliknya pada tanah tidak terpengaruh Tsunami tidak ditemukan mineral ini. Lumpur Tsunami menyebabkan berbedanya pola puncak (peaD kurva mineral fraksi liat. Pada tanah terpengaruh Tsunami, pola puncak kurva mineral liat tidak tegas dan tidak menonjol, sedangkan pada tanah tidak terpengaruh Tsunami lebih tegas dan lebih menonjol.Kata kunci: Aceh utara, mineralogi, tanah pesisir pantai, tsunami
THE CHARACTERISTICS
OFSOIL MINERALOGY FROM COASTAL AREA AFFECTED BY TSUNAMI IN NORTH ACEH REGENCY
ABSTRACT
The obiective
of
this research wasto
study the mineralogy characteristicsof
thesoil
coastal line area affected by Tsunami in North Aceh Regency. Nineteen soil samples of surface and sub-surface horizons fiom eight profiles were taken for analyzing sand and clay fraction minerals. Determinationof
the soil profiles was based on the distance from the coastal line and the affected or not by Tsunami mud.
The distance ofsoil profiles affected by Tsunami consisted ofless than 500 metres and 1000-2500 metres from the coastal line. The distance
ofsoil
profiles which was not affected by Tsunami was 3000-5000 metres from coastal line. Resultsof
sand fraction mineral analysis showed that soils were dominated by resistant minerals,in
addition, the easily weathered minerals and weathering products were also found. The soil affected by Tsunami had easily weathered mineral higher than the soils not affect by Tsunami. The results of differential thermal analysis (DTA) and x-ray difraction (XRD) analysis showed domination ofamorphous materials andkaolinite. The amorphous material ofTsunami affected soils were higher than the soil not affect by the tsunami. On the resultsofDTA
analysis, the amorphous materials were identifled by endothermic reaction from 84"Cto
175'C, and kaolinite by endothermic reaction at 576-578"C. On the results ofXRD analysis, the amorphous materials were identified by convex reactionKarakte.istik Mineralogi Tanah Pesisir Pantai Aceh Utam
without pattemed, and kaolinite appeared through the first reaction where the size was 7.17
A
and the second reaction was 3.56A.
The soil affected by Tsunami contained goethite mineral, while the soil did not affect by Tsunami did not contain this mineral. Tsunami mud also caused a difference ofclay fraction minerals curve pattem. The curve pattem ofclay flaction minerals of Tsunami affected soil was not too prominent, but at the soil not affect by Tsunami was too prominent.Key words: coastal plain soil, mineralogy, nofih Aceh, tsunami
PENDAHULUAN
Mineral merupakan benda
alam, terbentukmelalui
proses anorganik, padat, dengan susunankimia-fisik
homogen dan umumnyakristalin.
Mineral tanah yang me- rupakan komponen hasil pelapukan batuanpenting dipelajari, karena materi
mineralmenempati hampir
setengahdari
volume tanah, dan keberadaannya sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Mengenaljenis
dankadar mineral dalam tanah
secara baik, maka akanlebih
mudah memahami bahan induk suatu tanah, menilai tingkat pelapukantanah, menilai potensi kesuburan
tanah,serta mengetahui sifat-sifat flsika, kimia dan fisiko-kimia dalam tanah (Tan,
1998;Schulze,
2002;
Sutanto, 2005).Di luar bi-
dang pertanian,misal
bidang perencanaan,konstruksi, pembangunan gedung, jalan hingga
pembangunanbandar udara juga
penting memahamikamkteristik fisika
dankimia mineral
tanah (Schulze, 2002). Olehkarena itu tanah dan mineral-mineral di
dalamnya dapat dikatakan sebagai pengatur kehidupan yang adadi
atasnya.Tanah mengandung susunan
dankadar mineral yang
berbeda,dan
sangat tergantung pada bahan induk pembentuknya serta proses-proseskimia-biokimia
di dalam tanah.Di
dalam tanah biasanya terdapat dua kelompok mineral, dikenal sebagai mineral primer dan mineral sekunder. Mineralprimer
adalahmineral yang terkristalisasi
selama proses pembekuan fiiagma, sedangkanmi- neral
sekundermerupakan mineral
yangterbentuk melalui proses pelapukan
ataupenggantian senyawa di dalam
mineralpu'imer. ataupun sebagai hasil
prosespenambahan pada mineral pdmer atau gelas
mlkanik
(Mulyanto, 2005).Mineral
primererdiri dari mineral pasir, debu,
agregatunikro. dan fragmen
batuan,tetapi
seringdikenal sebagai
mineral
fraksi pasir karenamemiliki
ukuran 2-0.05 mm (Hardjowigeno,2003;Pramuji&
Bastaman, 2009), sementara mineral sekunder berupa mineral liat danliat amof
(Hardjowigeno, 2003; Rachim, 2007), dan sering pula disebut mineral fraksi liat.Mineral primer dibedakan atas mineral sukar lapuk
(MSL)
dan mineral mudah lapuk(MML). Menurut Pramuji &
Bastaman(2009)
mineral
sukar lapuk adalah mineralyang sulit melapuk seiring
dengan prosespembentukan tanah, sedangkan
mineralmudah lapuk merupakan mineral
yang dapat melapuk dan melepaskan unsur-unsur penyusunnya ke dalam tanah pada saatproses pembentukantanah. Kuarsa dan
mineralopak
adalahcontoh mineral sukar
lapuk.Kedua mineral ini
sangattahan
terhadappelapukan (Mc Cracken, 1986; Dress
etal.,
1989).Mineral
tahan lapuk disebabkanmineral-mineral tersebut memiliki
ikatan silika-oksigen (Si-O) yang kuat, dan secara umum menceflninkan rendahnya kesuburantanah (Hardjowigeno, 2003;
Rachim, 2007). Fragmen batuan, labradorit, andesin, homblende,oligoklas, dan
gelasvolkanik
adalah beberapa contoh dad mineral mudah lapuk, dimana mineral-mineralini
ikatannyaterdiri aluminium-oksigen (A1-O), feri- oksida (Fe-O), magnesium-oksida (Mg- O),
kalsium-oksida(Ca-O),
sehingga lebih lemah, dan keberadaannya sangat, berperan dalam membantu proses pedogenesis senadapat menjadi indikasi tingginya nilai
kesuburan tanah (Buol et al., 1980; Rachim, 2007).Tanahtanah di kawasan pesisir pantai
umumnya terbenfuk dari bahan
sedimenmarin
serta bahanaluvium-koluvium
yang berasal dari landsekap yang telah melapuk.Oleh karena bahan i-nduk dan
prosespembentukannya,
tanah ini
secara umum banyak mengandung mineral semacampirit
(FeSr) (Suhardjo
et
al., 2000;Noor,
2004).Tanah pesisir pantai diketahui pula
memiliki kadar mineral sukar lapuk relatif
lebihtinggi
dibandingkanmineral
mudah lapuk, dan umumnya tanahini
kayatipe
mineralkaolinitik, terutama kuarsa (Maas,
2005;Yatno &
Tafakresnanto,2006;
Rachim, 2007).Peristiwa tsunami yang te{adi di
NanggroeAceh
Darussalamdan
SumateraUtara pada tahun 2004 lalu
adalah suatuperistiwa yang telah
mengubah ekosistem tanah kawasan pesisir pantai. Perubahanitu
dipahamikarenaTsunamimemiliki: ( 1 ) energiyang
dapat berpengaruh terhadap berbagai proses di dalam tanah, dan (2) bahan lumpur yangterdiri
dari bahan padat dan cair, yang dip erkirakan mengandung berbagai mineral seperti kuarsa, besi, mangan, khlorida, sulfat,kalium,
magnesium, serta mineral-mineral dalam.kondisireduktifyang
berasal dari laut (Maas, 2005; Antara News, 2005), sehinggaakan berpengaruh terhadap
komposisi mineralogi tanah-tanah pesisir pantai. Olehkarena itu penelifian ini bertujuan
untuk mengungkap karakteristik mineralogi fraksi pasir dan fraksi liat tanah pesisir pantai yang dipengaruhi Tsunami.SND
1 SYB.1
MUB-I (a)Jarak <
500
m daripartai
Khusrizal., Basyaruddin., Mulyanto,8., dan Rauf, A.
BAHAN DAN METODA
Sembilan belas contoh tanah horison
permukaan (A atau Ap) dan
horison bawah(B)
yang berasaldari
delapanprofil pewakil yaitu SYB-I, SND-I, MUB-I,
BBR.I, SYB-3, SND-2, LPG-5,
dANTNP-I
telahdiambil
sekitar bulan Oktoberdan Desember 2007 untuk dianalisis
di laboratorium. Lokasiprofil
tanah beradadi
enam kecamatanyaitu
Seuneudon (SND),Baktia
Barat(BBR),
Lapang(LPG),
Tanah Pasir(TNP),
SyamtaliraBayu (SYB),
danMuara Batu (MUB) yang masuk
dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara (Gambar 1).Penentuan profil didasarkan pada tanah-tanah terpengaruh Tsunami dan
tidak
terpengaruhTsunami. Profil-profil tanah
terpengaruhTsunami berada pada posisi jarak
<500 meter(SYB-l, SND-I, MUB-I)
danjarak
1000-2500 meter(BBR-1, SYB-3,
SND-2) daripinggir
pantai.Profil-profil
tanahtidak
terpengaruhTsunami berada pada
posisi jarak >3000-5000 meter (LPG-5 dan TNP-1) daripinggir
pantai (Gambar 2).Analisis
contoh tanahdi
laboratoriumterdiri
dari analisis mineral fraksi pasir dan analisismineral fraksi
1iat.Analisis
fraksipasir dilakukan di laboratorium
PusatBBR-I
SYB-3LPG-5
TNP-I(c)
Jarak
3500
5000 dari pantaig
SND.2
(b)
Jarak 1
000*
2500 m daripantai
Gambar 2. Penampang profil tanah terpenganrh tsunami (a,b) dan tidak terpengaruh tsunami (c)
Kamkteristik Mine.alogi Tanah Pesisir PantaiAceh Utara
Penelitian Tanah dan Agroklimat
Bogor, dengan menggunakanbahan fraksi
pasir yang berasal dari hasil analisis tekstur. Fraksipasir dicuci, dikeringkan, lalu
disaring.Bagian pasir yang berukuran 0,25-1,00 mm digunakan sebagai contoh untuk penetapan
jenis mineral. Unruk mengamati
jenis mineral dilakukan dengan cara menaburkan sejumlah contoh pasir secara meratadi
ataskaca preparat hingga merata,
kemudiandiberi
beberapa tetesnitro benzol
sebagai medium dan diaduk sampaitidak
ada pasir yang mengambang. Kaca preparat tersebutdiletakkan di
bawahmikroskop
polarisasi untuk diamati. Perhitunganjumlah
mineraldilakukan menurut cara perhitungan
linecounting sebanyak 100 butir
(Prasetyo,2005; Pramuji
&
Bastaman, 2009).Analisis
mineral fraksiliat
ditetapkan dengan dua metoda yaitu metodaDifferential Thermal Analysis (DTA) yang
bertujuanuntuk identifikasi mineral liat
amorfus, dilakukan di Balai Besar Keramik Bandung, dan metodaX-Ray Diffraction (XRD)
yangbermaksud mengidentifikasi mineral liat kristalin,
dilaksanakandi
Pusat Penelitian Tanah danAgroklimat Bogor. Fraksi liat yang digunakan adalah bahan liat yang berasal dari analisis tekstur. Analisis metoda XRD adalah merekamdan
memvisualisasikan pantulan sinarX
darikisi kristal
dalam bentuk grafik (Prasetyo, 2005).Grafik
tersebut dianalisis atau diidentifikasi berdasarkan padaciri-ciri
mineral standard hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan Tan ( 1998) dan Peterson&
Swaffield (1987).HASIL DAN PEMBAHASAN Nlineral Fraksi Pasir
Tabel 1
menunjukkankadar
mineralsukar lapuk, mineral hasil lapukan,
dan mineral mudah lapuk yang telah diolah dari data hasil analisis mineral fraksi pasir total.Tabel 1 memperlihatkan bahwa tanah-tanah yang
diteliti
didominasi oleh mineral sukar lapuk(MSL)
yangterdiri
dari kuarsa (keruh dan bening) dan mineral opak. SelainMSL
juga dijumpai mineral mudah lapuk(MML)
yang
terdiri
dari fragmen batuan, labradorit, hiperstin, andesin, sanidin,oligoklas,
albit,homblende (hijau dan coklat), augit, ortoklas, sanidin, muskovit, gelas vulkan, epidot yang
kadamya lebih rendah dibanding MSL,
kecuali pada profi1MUB-1.
Jumlah mineral hasil lapukan(MHL)
yang meliputi konkresibesi, limonit, dan lapukan mineral
yang dijumpai lebih rendah dari MSL danMML.
Mineral
SukarLapuk yang
dominan adalah kuarsa, sedangkanMML yang
do- minan adalah fragmen batuan dan labradorit.Mineral-mineral ini dijumpai
pada hampirsemua profil penelitian, dan
merupakan suatupetunjuk
bahwa tanah{anah tersebut adalah tanah muda yang belum mengalamipelapukan lanjut atau pelapukan
tingkatiuvenile
berdasarkankriteria Mohr &
Van Baren (1960) dalam Hardjowigeno (2003).Indikasi bahwa tanah ini tergolong muda
juga
dipertegasoleh
rendahnyajumlah
m'ineral hasil lapukan sertanisbahMHL/MML
(Tabel1). Hal yang
samajuga
dinyatakanArifin
(1994) bahwa besar kecilnya nisbahMHL/
MML
suatu tanah dapat digunakan sebagaipetunjuk untuk menilai tingkat
pelapukan tanah.Tsunami telah menyebabkan komposisi jumlah mineral fr aksi pasirberbeda. Tlanah- tanah terpengaruh
Tsunami baik yang diwakili
profil SYB-1,SND-l
danMUB-I
(arak <500meter dari pinggir pantai) maupun profil BBR-l
danSYB-3 (jarak
1000-2500 meter dari pinggir pantai) memiliki jumlahrrineral mudah lapuk lebih tinggi
dibandingkan dengantanah tidak
terpengaruh Tsunami (LPG-5). Fenomenaini
diperkirakan adanya tambahanMML yang
berasaldari
dalamlaut yang terbawa gelombang
Tsunami.Mineral
mudahlapuk
yang terdapat dalamlaut ini
sebelumnyarelatif sulit
terlapukkarena berada dalam kondisi
tergenang ataumiskin
oksigen, sedangkanMML
yang berada di daratan cenderung mudah terlapuk karena bersentuhan dengan udara sehinggajumlahnya menjadi
berkurang.Alasan ini pula
yang menyebabkan berbedanya kadarMML
antarsesama tanah terpengaruh Tsu- nami. Padaprofil-profil
tanah yang berjaraklebih dekat dari pantai (<500 meter
daripinggir pantai) kadar MML lebih tinggi
karena lebih banyak mendapat bahan lumpur Tsunami dibandingprofil-profil
tanah yangt6 Klusrizal., Basyaruddin., Muiyanlo, B., dan Rauf, A.
Tabel 1. Jumlah
mineral
sukar lapuk,hasil
lapukan, mineral mudahlapuk,
serta rasio hasil lapukan dan mineral mudah laPukKetebalan
MSLProfil Honson (cm)
(o,o)MHL
(%)Y#I
MHLA,IMLSYB-1 160 m dp
SND.I
200 m dp MUB-1
500 m dp
BBR-I
1200 m dp SYB-3
1500 m dp SND.2 2500 m dp LPG.5*
5000 m dp TNP-1*
4500 m
beriarak menengah
dari pantai
(1000-2500 meter dari pinggir Pantai).Tsunami dan Posisi Profil juga
memperlihatkan perbedaan terhadap
jumlah
MHL. Tanahlanah
terpengaruh Tsunami memiliki jumlahMHL
lebih tinggi dibanding tanah-tanah tidak terpengaruhTsunami (Tabel 1). Pada tanah-tanah terpengaruh Tsunami,jumlah MHL pada profil yang
berjarakdekat dari pantai lebih
tinggi
daripadaprofil
berjarak menengah yang semakinjauh
dari pantai. Fakta ini diduga terj adi akibatperananenergi mekanik yang dimiliki
gelombangTsunami melalui
gerakan-gerakanair
di permukaan dan sifat kimia air laut, sehingga mampu melapukkan dan mengubah mineralprimer maupun sekunder yang
terdapldi dalam tanah. Kondisi tersebut
dapi dipahami karena menurut Rachim (2007) a yang bergerak di permukaan tanahmemilil
energi pemecah yang sangat kuat dan mamtr meiarutkan butiran maupunpartikel-partik
ranah.Alasan
tersebutpula yang
menja'sebab tingginya
MML
danMHL di
horiscpermukaan dibanding horison
bawahnyPenggerusan dan pelarutan
mineral prim
lebih maksimal terj adi di horison permukaakarena gerakan aimya lebih
dominan horison permukaan daripada horison bawaditambah lagi horison permukaan
leb didukung kadar oksigen yang cukup.Ap Bg1 Ap Bw2
Ap
BA
BwgZ A AB Bw Ap Bw Bwg Ap BC0- l1 25-52
0-12 28-50
0-6
68-87 0-32 68-85 0-4 4-26 60-100
0-25 25-46 46-82 0-7 2t-41
64+
0-26 84+
69 48 64 61 33 13 82 83 14 77 73 88 87 81 76 82
8l
67 bJ
26 49 34
5t
64 84 18 17
0.20 0.06 0.06 0.05 0.05 0.04 0.00 0.00 0.08 0.04 0.08 0.00 0.00 0.06 0.04 0.00 0.06 0.03 0.05 24
28 25
t2
13
l8
23
l8
18 32 35 5
3 2 2 3 3
2
1
2
1 1
1 1
2 Ap
Bw2 Ap Bwg
Keterangan : MSL (mineral sukar lapuk; kuarsa keruh, kuarsa bening, opak), MHL (mineral hasil lapukan; konkrer besi, lapukan mineral, limonit), MML (mineral mudatr lapuk; ftagmen batuan, gelas volkan' albi otigoklas, andesin, labradorit, ortoklas, sanidin, muskovit, horblende hijau/coklat, augit, hiperstir epidot),mdp(meterdaripinggirpantai),*profiltidakterpengaruhtsunami'A(horisonminerr di permukaan tanah), Ap (horison A pengolahan/tercampur), AB (horison peralihan dari A ke I tebih mirip e), BA (horison peralihan dari A ke B, lebih mirip B), Bw (horison B awal oe]apukal perkembangan),Bwg(horisonSawalpelapukandanadapengaruhgleisasi),BC(horisonBberalr ke C, tetapi menYeruPai B )
E*mr E*rr
franrr,aoa re,mr firuerrulr
@r;*.trt'aorlttlultnt
Gambar 1.Peta Lokasi
Profil
Tanah PenelitianKarakteristik Mineralogi Tanah Pesisir Pantai Aceh Utara
\Iineral Fraksi Liat
Hasil analisis mineral fraksi liat hanya menyajikan tiga kurwa termogram
DTA
dandga kurva difraktogram XRD dari profil pewakil. Ketiga Kurva termogram DTA
terdiri dariprofil
SND-2 mewakili satuprofil berjarak <500 m dari pinggir pantai
dan terpengaruh Tsunami, profil SYB-3mewakili
satu profll berjarak 1000-2500 m dari
pinggir
pantai dan terpengaruh Tsunami, sertaprofil
LPG-5 yang merupakan satuprofil
pewakil berjarak >3000-5000m dari pinggir
pantaidan tidak terpengaruh Tsunami. Profil
SND-1, MUB-1, dan LPG-5 adalahtigaprofil
untuk tiga kurva difraktogram sinar-X yang masing-masing secara berurutanmewakili satu profil berjarak <500 m dari pinggir
pantai dan terpengaruh Tsunami, satuprofil berjarak
1000-2500m dari pinggir
panlaidan
terpengaruh Tsunami,dan
satuprofil
berjarak >3000-5000m dari pinggir
pantai : anglidak
rerpengaruh Tsunami.Hasil anaiisis DTA
menunjukkan bahwaumumnya tanah
daerah penelitiandidominasi oleh mineral liat amorf
dankaolinit.
Tanah-tanah terpengaruh Tsunami(Gambar 3 dan 4) mengandung
bahanamorf yang lebih tinggi dibanding
tanahtidak terpengaruh Tsunami (Gambar
5).Pada tanah-tanah terpengaruh
Tsunamibaik
padaprofil
tanah berjarak <500 meter maupunpada profil
tanahberjarak
1000- 2500 meter daripinggir
pantai bahanamorf tersebut dicirikan oleh lebamya
puncakreaksi
endotemik mulai
suhu84'C
sampai 175'C, dan puncak reaksi eksotermik suhu335-359'C.
Padatanah tidak
terpengaruh Tsunami bahan amorfdicirikan
oleh puncakreaksi endotermtk 166-282'C dan
puncakreaksi eksotermik 353'C. Ciri-ciri
reaksi endo dan eksotermik tersebut sesuai denganciri
bahan amorfusyang
dinyatakan Keeret al., (1949) dan Tan (1998).
Kehadiranmineral kaolinit yang ditunjukkan
oleh puncak reaksi endotermik suhu 576-578"C(Tan, 1998; De Coninck, 1998)
tidak memperlihatkan perbedaan yang tegas antaratanah
terpengaruhdan tidak
terpengaruhTsunami. Oleh karena itu
keberadaankaolinit diperkirakan
berasaldari
lapukan bahaninduk yaitu
bahan sedimen maupun dari pelapukan mineralprimer
dan mineral sekunderlainnya (Brown, i990;
Schulze, 2002).263
350Garnbar 3. Kurva termogram DTA profll SND-2 (angka pada kurua menjelaskan suhu
(oc)
Khusdzal., Basyaruddin., Mulyanto, B., dan Rauf, A.
Gambar 4. Kurva termoglam DTA profil SYB-3 (angka pada kurva menjelaskan suhu
(oc) ihdrorA,
!dil
Gambar 5. Kurva termogmm DTA profil LPG-5 (angka pada kurva menjelaskan suhu
(oc)
Cambar 6. Dilraktogram XRD lraksi liat profil SND-l
ft ar!
Gambar 7. Diftaktogram XRD fraksi liat profil MIJB- I
ll x.rlr
r,ra rlr
l{ll ta
irh?
hEa
rltl +tta
t
fl+[.Y
x l.+ Eoc
rlapl r,lu +rr I ',to
ffiilt4l;rn.rr]ti#
,"/,',V1*i".il
+ltr-r+
*Y
r
I+trC
Horison BwGambar 8. Diftaktogram XRD fraksi liat profil LPG-5
Karakteristik Mineraiogi Tanah Pesisir PanraiAceh Utara
Berdasarkan hasil analisis
difraksi sinar-X(XRD)
tanah terpengaruh Tsunamijuga
menunjukkan kandungan bahanamorf
1,anglebih tinggi dibanding tanah
tidak terpengaruh Tsunami (Gambar6-8).
Bahanamorf diidentifikasi oleh reaksi
cembung]ang tidak
berpola (Tan, 1998), sedangkankaolinit muncul
melalui reaksi puncak per- tama berukuran 7.17-7.19A
dan kedua 3.56-\
(Gambar6 (SND-l) dan 7 (MUB-I)).
Fakta ini diperkuat oleh
pemyataanSchwerftann & Taylor (1989) serta
DeConinck (1998) bahwa mineral kaolinit teridentifikasi
padadifraksi order
pertama mt;]al 7 .14-1 .20A
dandifraksi
order kedua berukuran 3.56A. Tingginya
bahanamorf lang diperkirakan
berasaldari dalam
laut dan terbawa gelombang Tsunamiini
dapat membantu proses pelapukan dan berpotensi meningkatkannilai
kesuburan tanah karena dapat menambah cadangan unsur hara.Hasil analisis difraksi sinar-X
yang diperlihatkan pada Gambar5,
bahwa padaanah
terpengaruh Tsunamijuga
dijumpaiadanya
mineral goetit
(4.17 A1. Kehadiran goetit diperkirakan terjadi karena(l)
contoh bahandiambil 3 tahun
setelah terjadinyaTsunami maka mineral pembentuk
besi lenomagnesian mengalami pelapukan dan melepaskanbesi, kemudian besi ini
ber-ubah menjadi goetit setelah
mengalamisentuhan dengan atmosfer terutama
di bagian pennukaan tanah(Mulyanto,
2003),{2)
banyaknyagel-gel amorf hidrat
yang terkandungdalam
bahanlumpur
Tsunami 1'ang kemudian memadat membentuk goetit,karena menurut Buol et al. (1980)
dan Rachim (2007)goetit
dapatjuga
terbentukdari memadatnya gel-gel amorf.
Selainmineral liat kaolinit
dangoetit,
pada hasilpenelitian juga dijumpai mineral
smektitr I -1.9 dan 17.3
A), vermikulit
(14.6 dan 14.3-i). illit
(10.0 dan 5.0A),
kuarsa (4.26 dan ,1.i4A),
serta labradorit (4.04;3.78 dan 3.20A).
Secaravertikal komposisi mineral liat
tanah-tanah terpengaruhTsunami
berbeda dengan tanah-tanahtidak
terpengaruh Tsu- nami. Komposisimineral liat
pada horison permukaan tanah terpengaruh Tsunami yangdirunjukkan
olehprofil SND-1 terdiri
darikaolinit, vermikulit,
dangoetit,
sedangkanhorison
bawahrya terdiri dari kaolinit
dan kuarsa (Cambar 6). Kondisi yang sama jugadiperlihatkan oleh profil MUB-1
bahwakomposisi mineral liat horison
permukaantanah ini terdiri dari kaolinit. vermikulit, kuarsa, illit, dan labradorit, namun
padahorison
bawah hanyaterdiri dari kaolinit, vermikulit,
kuarsa dan sedikitillit
(Gambar7).
Perbedaanini terkait
dengan salah satu sifat air gelombang Tsunami yaitu pencucian (leaching). Pencucian yang mungkin terjadidi sini
adalah pencucian yang bukan dalamkondisi ekstrim (ekstensif dan minim), melainkan pencucian sesuai
kedalaman sehingga menyebabkansifat sifat kimiawi talah
cukup bervariasi, dan dalam kondisi sepefliini
memungkinkan terbentuk mineral liat yang berbeda (Rachim, 2007).Hasil analisis difraksi sinar-X juga menunjuktan ada
perbedaanbentuk
ataupola kurva difraksi sinar-X
antara mineralliat
tanah-tanah terpengaruhTsunami
dantidak terpengaruh Tsunami. Pada
tanah terpengaruh Tsunami bentuk puncak (peak) curva difraksi mineralumumlya
tidak tegas/menonjol (Gambar 6 dan 7),
sedangkanpada tanah tidak terpengaruh
Tsunami bentuk tersebutlebih
tegas dan sangat me-nonjol (Gambar 8). Kenyataan ini
dapatdisebabkan tingginya kandungan
bahanamorf
yang terdapat pada tanah terpengaruh Tsunami sehingga mampu mengganggu polakurva
pada saatdiidentifikasi oleh
difraksi sinar-X.SIMPULAN
Tanah{anah yang
diteliti
umunnya memiliki kandungan mineral sukar lapuk(MSL)
lebihtinggi dari mineral mudah lapuk (MML)
dan mineral hasil lapukan
(MHL),
sehhggatergolong tanah yang belum
mengalami perkembanganlanjut.
Kandungan mineral mudahlapuk
pada tanah-tanah terpengaruhTsunami lebih tinggi dibanding
tanahtidak
terpengaruh Tsunami,dimana
tanah terpengaruh Tsunamimemiliki
bahan amorf lebih tinggi dibanding tanah tidak terpengaruh Tsunami, sehingga pola kuwa mineral kristal tanah terpengaruh Tsunami terganggu pada saat diidentifikasi oleh difraksi sinar-X.Kehadiran mineral mudah lapuk dan bahan amorfdapatmendorongproses pelapukan dan perkembangan tanah serta menambah potensi cadangan sumber hara. Tanah terpengaruh Tsunami
memiliki komposisi mineral liat
berbeda aatara
horison
permukaan denganhorison bawah, sebaliknya tanah tidak
terpengaruhTsunami memiliki
komposisi yang relatif seragam. Pada tanah terpengaruhTsunami, terutama di horison
permukaandijumpai
adanyamineral goetit,
sedangkan pada tanah tidak terpengaruh Tsunami tidak ditemukan mineral goetit.DAF'TARPUSTAKA
Antara News. 2005. Puluhan ribu
hektar sawahdi Aceh masih berpasir
laut.LKBN.
Antara.http:/ vrry.Att4ra.
co.id. Diakses 05 Juli 2006.
Arifin, M. 1994.
PedogenesisAndisol
BerbahanInduk Abu
Volkan Andesitdan Basalt pada Beberupa
ZonaAgroklimat
di Daerah Perkebunan Teh Jawa Barat. Disertasi Doktor. Program PascasarjanaInstitut
Pertanian Bogor.IPB Bogor. 202 p.
Brown, G. 1990. Structure,
CrystalChemistry, and Origin of the
Phy-llosilicate Mineral Common in
SoilClays. p. 7-38. dalam M.F. De Boodt,
M.H.B.
Hayes andA. Herbilion.
SoilColloids and Their Assosiations in
Aggregates. NATO
ASI
Series, Series B: Physics Vo1. 215Buol,
S.W., F.D.Hole &
R.J. McCracken.1980.
Soil
Genesis and Classification.Second Edition. Iowa State
University
Press. 406 p.
De Coninck, F.
1989.Soil
Genesis.Mine- ralogy Aspect. Geological
Institute(ITC), State University of
Ghent,Belgium.
138 p.Dress, L. R., L.P. Wilding., N.E. Smeck, & A.
L. Senyaki. 1989.
SilicainSoils:
Quartzand Disordered Silica
Polymoryhs.Klusrizal., Basyaruddin., Mulyanto, 8., dan Rauq A.
dalam Soil
Scienceof Arneica,677 South
SegoeRoad, Madison,
USA.Mineral in Soil Environments.
2ndEdition.
SSSABook Series,No.
1.Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi
Tanahdan Pedogenesis.
Akademi
Pressindo.Jakarta. 354 p.
Keer, P.F. J.L.
Kulp &
P.K.Hamilton.
1949.Differential Thermal Analysis of
Reference
Clay Minerals
Specimens.Preliminary
ReportNo. 3.
AmericanPetroleum Institute Project
49,Clay Minerals Standard.
Columbia University. New York. 46 p.Maas, A. 2005. Rehabilitasi tanah
yangtertimbun lumpur laut "Kasus
Lahan Pertanian di Aceh dan Sumatera Utara PascaTsunami"
http:i/www.kompas.com-cetaU 0 501 / 28 I geliatl I 524048
I
htm-47k 2005-e.pdf, 22 Pebruari 2006.
McCracken, R.J. 1986. Application of soil mineralogy to soil
classification investigation.p. 53-60.
dalamMine-
ralogy in Soil and Science
and Engineering. SSSA Special Publication Series No. 3. SSSAInc.MadisonUSA.
Mulyanto, B. 2005. Batuan Induk Tanah dan Proses Pembentukkannya. Departemen
Ilmu
Tanahdan
Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB. IPB Bogor. 85 p.Mulyaato, B. 2003. Chemical and
mine-ralogical aspects of
limestoneweathering in humid tropics West Java.
Gakuryoku Vol.
IX
No. 3. p: 20-30Noor, M. 2004. Lahan Rawa: Sifat
dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam.Divisi
Buku Perguruan Tinggi.PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.241 p.
I
Karakteristik Mineralogi Tanah Pesisir Pantai Aceh Urara
Peterson, E.
& R. Swaffield.
1987. Thermal analysis. p. 99- 132. dalam M. J. Wilson (eds)A Handbook of
Determinative Methodein Clay
Mineralogy.Blacky
and Son Ltd. New York.Pramuji & M.
Bastaman.2009.
Teknikanalisis mineral tanah untuk menduga cadangan sumber hara. Buletin Teknik Pertanian.
Vol.
14. No. 2. p: 80-82.?z.etr o. B.H.
2005. Laboratorium Tanah.Balai Penelitian Tanah.
BadanPenelitian dan
PengembanganPertanian, Bogor (Leaflet)
[TidakDipublikasikanl.
Rachinr, D.A.
2007.
Dasar-dasar Genesis Tanah. DepartemenIlmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas PertanianInstitut
PerlanianBogor. IPB
Bogor 364 p.Schulze, D.G. 2002. An introduction
tosoil
mineralogy.p. l-35. dalam
J.E.Amonette, W.F. Bleam,
D.G.
Schulze and J.B.Dixon
(eds). Soil Mineralogywith Environmental
Applications.Number 7
in
theSoil
Science Societyof America Book
Series.Soil Sci. of America, Inc. Madison,
Wisconsin, USA.Schwertmann, U.
&
R.M. Taylor. 1989. Iron oxides.p.
379-438. dalamJ.B. Dixon and S. B. Weed (eds). Minerals in Soi[
Environtments.Soil Sci.
Soc.of
America. Madison, Wisconsin. USA.
Suhardjo, H.,
Suratman.,T. Prihatini &
S. Ritung. 2000. Lahan Pantai
dan Pengembangannya. Sumber daya La-han Indonesia dan
Pengelolaannya.Puslittanak. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.Hal:
9'7 -126Sutanto. 2005.
Dasar-dasarIlmu
Tanah:Konsep dan Kenyataan.
Penerbit Kanisius. Yogyakarla 208 p.Tan,
K.H.
1998. Principleof
Soil Chemistry.Third Edition, Marcell Decker
Inc.New York. Basel.. 304 p.
Yatno, E & C.
Tafakresnanto.2006.
Sifatfisiko kimia
dan mineralogi tanah dari bahan induk batuliat
dan batu pasirdi
Kalimantan Barat. p. 45-54. Prosiding Seminar Nasional Sumber daya Lahan Perlanian.Balai
Besar Penelitian dan PengembanganSurber daya
Lahan Penanian. Balitbang Pertan ian.K]]MENTERIAN RISET. TEKNOLOGI, DAN P]]NDIDIKAN TINGGI TJNIVERSITASMALiKUSSALETI
Kdelor PublikasiMijrhh tlmi.h : - runE I
hiah hlerrasjofaL!
Kohngka|]8,trnsr
isibultL(t0%)
Itung
mBrrp,r' tcdr,
l(beri /pada karegori )irns
repo
llasilPoi hiar P.d.ltuurt
:Nasior.lTi&[Tenkn.] rsi
MaLsi'tr"r,rrn rninhpJrr,,,
Ite! e!r
A.ehuh.q
29Juril0lS JrdulJumr llinl (Anikcl) Kariklc,i\tk Nli'pr.lo-ll -lamr Peshn pr.i
Khuyizrl. tsasliruddin. Muly.nb Bdan Rauf,{
ISSN l.lll
0903/Vol l4 No.l
dda ilo.nasi &n
ncrodotogi (10%) Kec k@atr daDk.'ndrhir.tr
Igltl = O(ll]'/.)
4
I 4'1!
J I
a -
Kehntt,LrBn
uatrr,
rnlun i5pcn{bI
Ui tl('13 lJlu
DsPem :r
KEMENTERIAN RIS]]T, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MALIKl]SSALEII
Jrdtrl Ju.nal lLmia[ (Anikel)
Karrkrqktik Mi'tnLo3i lrnah Pesisn p rloi Aceh Urar
vadgKhuyizal. Basyaiuldin. Mullan$
B danRaulA
ISsN l4l
l-0903/v.l l4 No.l
K
eeori Ptr6LikasiMaialahllnish E lumrl llmi.lr
I'nemrsioml(hcri/padrkaE8oriyatrgtepri) E Jurra ll
lah NasionalT*.krtdilasi
. r$MllLn ih
Nasnnrtrlr dak rerukredirasi H,sil PenllaiarP.d
Rdu?r' :I ffi,,rl;;all,iir6r-,)
- -
, (driqkanan nrur isibukr
aL0%Jb. Roaiglingkq d
kedrlimanc
Kcctrktrpandh k.trlhhnrn
dadirlonn{si drn
nctodologi 110%)d.
Keletrgk.pM!nsurdsf
knalil.s pemibilReu
en!
AcehUrd'.29
Juni20l5.*.mn
utrir
kcrja:
rrkuLhs PerDianr, +.i
\J
KEMENTEzuAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UN]VERS]TAS MALIKUSSALEIJ
Judrl
Jri.l
ILmiah (Anikel)K
ecod Poblik,siMaiakhIlmiall (bsi /prdr
kdeBori yrtrg tepat)rl,silPenil.i.f I.rr
Rvio
:ttr- o(lar
D. k
Lh! mAtt'r Ml
Unil
k*ji:
Foktrhf,s l'jertxniisISSN
l4l l-0901/ Vol l4N..l
Irl DANC
aT^! /'EX Atrl/E',l
Kr?kerisrik Mheralosi Tsirh
Pesisir PonraiAceh Ura! ]ans
Khu$izal. Dasyatuddi\ Mullanto
B danRaul-A
E a
E
.rrmaLll,niiI Nisioml T*ikrcdihsi
Jurnal ILLnLlh Nasioral Tidak Tcmkeditasi
Retrleur Ac.h
uam.:9Jui:015
Unn
kerjr:
FrkuldsPod0ri!!
N iiMnkiin'ltri|'trIllmirl /IJ,(,,,
tr l4 T',l
t,135.
b
Rtr,trglirgktrpdatrkedalarn.r' pembahasao(307r- ..
Ke.ukupaidarkeN .hn
d rinr.m$i
Jar ndodoloei'
(1070)d
Kelctr!:kapailisurd
k0.liras p€nerhir7
J t,t
1-R.