• Tidak ada hasil yang ditemukan

karya tulis ilmiah - Repository Poltekkes Kaltim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "karya tulis ilmiah - Repository Poltekkes Kaltim"

Copied!
204
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan data Riskesdas Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan (Infodatin) tahun 2018, angka kejadian diabetes tertinggi di Indonesia terdapat di provinsi DKI Jakarta dengan prevalensi sebesar 3,4%, disusul provinsi Kalimantan Timur pada peringkat ke-2 dengan prevalensi. sebesar 3,1%. DM tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur terdapat di Kota Samarinda sebesar 4,1%, disusul Kutai sebesar 4%, Tarakan 2,6%, Nunukan 2,1% dan Balikpapan menempati peringkat ke-4 dengan prevalensi 1,9. Penderita tukak diabetik relatif sulit diobati karena adanya kerusakan pada pembuluh darah menuju lokasi luka.

Ulkus diabetik seringkali diawali dengan kerusakan jaringan lunak kaki, terbentuknya retakan di sela-sela jari kaki atau di area kulit kering, atau terbentuknya kapalan. Infeksi ulkus diabetikum, jika tidak ditangani secara serius, akan menyebar dengan cepat dan menyerang jaringan yang lebih dalam (Scott, 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Husniawati, 2015), diperoleh hasil bahwa kualitas hidup penderita tukak diabetik rata-rata sangat buruk karena tingginya angka kematian akibat tukak diabetik.

Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di rumah pada pasien ulkus diabetikum adalah mengatur dan menjaga kadar gula darah melalui disiplin pola makan pasien, serta ikut serta dalam perawatan luka dan mencegah infeksi. Maka dalam hal ini penulis tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien penderita ulkus diabetikum di wilayah Desa Damai secara komprehensif untuk mendapatkan gambaran yang nyata.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Kembangkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai untuk perawatan di rumah pada klien dengan tukak diabetik. D.

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Tempat Penelitian
  • Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Home Care

  • Tujuan
  • Manfaat
  • Peran Perawat

Kebutuhan pasien akan terpenuhi sehingga pasien menjadi lebih nyaman dan puas dengan pelayanan keperawatan yang profesional (Parellangi, 2018). Jika perawat di rumah sakit mempunyai tim kerja yang dapat berkoordinasi setiap saat, maka perawat di home care haruslah ahli yang memiliki multi skill karena harus mampu mengatasi setiap permasalahan yang timbul.

Konsep Dasar Medis

  • Definisi
  • Anatomi Fisiologi
  • Klasifikasi
  • Etiologi
  • Patofisiolosgi
  • Faktor Resiko
  • Manifestasi Klinik
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Komplikasi
  • Penatalaksaan
  • Pathway

DM tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) merupakan kelainan katabolisme yang ditandai dengan defisiensi insulin absolut, peningkatan glukosa darah, pemecahan lemak dan protein dalam tubuh. DM tipe 1 ditandai dengan rusaknya sel beta pankreas yang terbagi menjadi dua subtipe, yaitu tipe 1A dan tipe 1B. Pada DM tipe 2, jumlah insulin yang diproduksi pankreas biasanya cukup untuk mencegah ketoasidosis, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

DM tipe 2 sering dialami oleh orang lanjut usia yang berusia di atas 40 tahun dan juga lebih sering terjadi pada orang yang kelebihan berat badan (Damayanti, 2015). Menurut Tjdrawinata (2016), DM tipe 2 merupakan kelainan hormon endokrin yang ditandai dengan berkurangnya sensitivitas insulin dan sekresi insulin. Selain kerusakan sel beta yang progresif, salah satu faktor yang mempengaruhi sekresi insulin pada pasien DM tipe 2 adalah tidak adanya sekresi insulin.

Pada DM tipe 2 terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu jumlah insulin yang hilang (defisiensi insulin) dan jumlah reseptor insulin pada permukaan sel berkurang sehingga terjadi resistensi insulin akibat berkurangnya glukosa yang masuk ke dalam sel. Semakin tua usia, semakin tinggi risiko terkena DM tipe II, dan paling sering terjadi pada orang dewasa setelah usia 45 tahun (Isnaini & Ratnasari, 2018).

Gambar 2.1  (Hartanto, 2015)  b.  Fisiologi
Gambar 2.1 (Hartanto, 2015) b. Fisiologi

Konsep Masalah Keperawatan

  • Pengertian Masalah Keperawatan
  • Kriteria Mayor dan Minor
  • Kondisi Terkait

Target: Perilaku protektif (misalnya postur menghindari nyeri), kewaspadaan, perubahan pola tidur, anoreksia, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri. Obyektif : Pengisian kapiler > 3 detik, nadi perifer menurun atau tidak teraba, akrilik dingin bila disentuh, warna kulit pucat, dan turgor kulit menurun. Tujuan: Tingginya kadar glukosa dalam darah/urin 2) Gejala dan tanda ringan.. a) Subyektif: Mulut kering dan rasa haus meningkat.

Tujuan : Tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur 2) Gejala dan tanda minor.. a) Subjektif : mengeluh pusing, anoreksia, jantung berdebar, berorientasi pada masa lalu. Sasaran : frekuensi pernafasan meningkat, denyut nadi meningkat, tekanan darah meningkat, diaforesis, gemetar, wajah tampak pucat, suara bergetar, kontak mata buruk, sering buang air kecil, perasaan tidak berdaya. Risiko hipovolemia b.d. Defisiensi cairan aktif (D.0034) Definisi: Risiko berkurangnya volume cairan intravaskular, interstisial, fundus, atau intraseluler.

Tujuan: Tekanan darah meningkat/menurun, nadi perifer terasa lemah, waktu pengisian kapiler >3 detik, oliguria, warna kulit pucat dan/atau sianosis. Tujuan: perubahan tekanan darah >20% dari kondisi istirahat, gambar EKG menunjukkan aritmia saat/sesudah beraktivitas, gambar EKG menunjukkan iskemia, sianosis.

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Intervesi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Perencanaan keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya, kapan akan dilakukan, dan siapa yang akan melakukan seluruh tindakan keperawatan (Tim Pokja DPP PPNI SDKI, 2017). Diagnosa : Nyeri Kronis b.d Kondisi Muskuloskeletal Kronis (D.0078) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada pasien diharapkan tingkat nyeri dapat berkurang. Diagnosa : Resiko Infeksi d.d Pengaruh Prosedur Invasif (D.0142) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat infeksi dapat menurun.

Denyut nadi meningkat, nadi terasa lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, selaput lendir meningkat, volume urin menurun, rasa haus, lemas, berat badan menurun dalam waktu singkat). Diagnosa : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload (D.0008) Tujuan : Setelah melakukan tindakan keperawatan diharapkan curah jantung meningkat. Pengkajian keperawatan merupakan pengkajian respon pasien setelah intervensi keperawatan dan peninjauan asuhan keperawatan yang telah diberikan (Setiadi, 2012).

Evaluasi asuhan keperawatan merupakan tahap terakhir dari serangkaian proses keperawatan, yang berguna terlepas dari apakah tujuan tindakan keperawatan yang dilakukan telah tercapai atau diperlukan pendekatan yang berbeda.

Pendekatan/Desain Penelitian

Subjek Penelitian

Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Klien mengatakan kadang merasa kesal saat minum obat, terdapat luka pada kaki kanan dengan ukuran P : 10 cm L : 5 cm dan kedalaman 2 cm, warna 90%. Keluarga klien mengatakan bahwa keluarga mendukung pengobatan klien dan selalu memberikan keberanian kepada klien. Terdapat ulkus diabetikum pada kaki kiri klien dengan luka 1 (P 6 cm L 3 cm), luka 2 (L 3 cm dan L 2). cm), Luka 3 (P : 1 cm dan L : 1 cm) dan kedalaman 2 cm, tidak berbau.

Lokasi Waktu Penelitian

Prosedur Penelitian

Siswa menyelesaikan proposal ujian, setelah proposal disetujui oleh penguji, penelitian dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data melalui tinjauan kasus.

Keabsahan Data

Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

  • Gambaran Lokasi Penelitian
  • Data Asuhan Keperawatan

Klien mengatakan ia hanya berbaring di tempat tidur karena merasa paha dan kakinya lemas serta sering kram. Klien mengatakan bahwa ia telah mengalami luka di kaki kirinya selama 4 bulan dan tidak kunjung sembuh. 16.05 1.7 Pengajaran non teknik Klien mengatakan nyeri farmakologis dikurangi dengan teknik pernafasan anti nyeri (teknik nafas dalam).

Keluarga klien mengatakan bahwa keluarga mendukung pengobatan klien dan selalu memberi semangat kepada klien. Lukanya mulai membaik seiring dengan kondisinya. Pada kaki kanan, lukanya berukuran L: 10 cm L: 5 cm dan dalam 2 cm berwarna. dari 80% kuning kehijauan 20%. Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah dilakukan teknik nafas dalam. Lukanya mulai membaik seiring dengan kondisinya. Pada kaki kanan terdapat luka dengan ukuran L: 10 cm, L: 5 cm, kedalaman 2 cm, warna kuning kehijauan 80%. 20% berwarna. S : Klien mengatakan hanya berbaring di tempat tidur karena merasa lemas pada paha dan kaki serta sering kram.

Tabel 4.6 Implementasi Pada Klien 1 ( Ny.S) dengan Ulkus  diabetikum di Wilayah Kelurahan Damai
Tabel 4.6 Implementasi Pada Klien 1 ( Ny.S) dengan Ulkus diabetikum di Wilayah Kelurahan Damai

Pembahasan

  • Intervensi Keperawatan

Klien menyatakan menderita maag di kaki kirinya sudah 4 bulan dan tidak kunjung sembuh. Klien menyatakan gula darah klien tidak terkontrol dan muncul luka di kaki klien yang tidak kunjung sembuh. Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah dilakukan teknik pernafasan dalam. Luka mulai membaik dengan kondisi Terdapat luka pada kaki kanan dengan ukuran P : 10 cm L : 5 cm dan kedalaman 2 cm. Warnanya 80% kuning kehijauan, 20% merah muda dan sedikit berbau.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saat melakukan pengkajian pada kedua klien penderita ulkus diabetik, ditemukan data serupa yaitu klien yang sama mengalami kadar gula darah yang tidak stabil dan terdapat luka pada kaki yang menyebabkan nyeri. Pada pasien 1 terdapat masalah nyeri kronik, body image terganggu, perfusi perifer tidak efektif, kadar gula darah tidak stabil, integritas kulit/jaringan berkurang dan mobilitas fisik berkurang. Intervensi pada setiap diagnosis dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien dan memperhatikan kondisi klien serta kemampuan kerjasama keluarga.

Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien 1 dan pasien 2 sudah sesuai dengan intervensi yang direncanakan berdasarkan teori yang ada dan sesuai kebutuhan pasien ulkus diabetikum. Peneliti mengevaluasi Klien 1 dan Klien 2 berdasarkan ukuran hasil yang dibuat untuk tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh klien. Peringkat pelanggan 1 tidak memiliki masalah yang diperbaiki dan pelanggan 2 hanya memiliki 1 masalah yang diperbaiki.

Sedangkan pada klien, diagnosa keperawatan yang belum terselesaikan ada 2, ada 5 yaitu diagnosa nyeri kronik, kadar glukosa darah tidak stabil, penurunan integritas kulit/jaringan, resiko infeksi, dan perfusi perifer tidak efektif. belum teratasi karena memerlukan kepatuhan pengobatan dan waktu yang lama untuk melihat perkembangannya. .

Saran

Gambar

Gambar 2.1  (Hartanto, 2015)  b.  Fisiologi
Tabel 4.6 Implementasi Pada Klien 1 ( Ny.S) dengan Ulkus  diabetikum di Wilayah Kelurahan Damai

Referensi

Dokumen terkait

LEMBAR HASIL PENII.AIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW HASIL PENELITIAN YANG DIDESIMINASIKAN DAI,AM BENTUK PIOSTER Judul Poster Pengaruh Dukungan Manajemen Terhadap lnsiden