• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH - Repository Poltekkes Kaltim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH - Repository Poltekkes Kaltim"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perawatan yang dijalani anak penderita thalassemia juga memberikan dampak berupa perubahan fisik dan psikis. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak penderita thalassemia di rumah sakit.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Perawat Ruangan
  • Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Medis Thalasemia

  • Pengertian
  • Klasifikasi
  • Etiologi
  • Anatomi Fisiologi
  • Patofisiologi
  • Manifestasi Klinis
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Penatalaksanaan
  • Komplikasi

Klien 1 terdiagnosis reaksi rawat inap terkait perubahan status kesehatan, namun klien 2 tidak. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada klien 1 dengan masalah keperawatan reaksi rawat inap terkait perubahan status kesehatan tidak sesuai dan tidak termasuk dalam Standar Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Standar Hasil Keperawatan Indonesia (SLKI). Hasil evaluasi diperoleh setelah 2 hari perawatan pada klien 1 dengan masalah keperawatan, reaksi rawat inap terkait perubahan status medis teratasi.

Hasil pengkajian yang didapat setelah 3 hari perawatan pada klien 2 dengan gangguan tumbuh kembang masalah keperawatan terkait dampak kecacatan fisik tidak teratasi.

Gambar 2.1  Thalasemia
Gambar 2.1 Thalasemia

Masalah Keperawatan

  • Pengertian Masalah Keperawatan
  • Komponen Masalah Keperawatan
  • Pathway
  • Faktor yang Berhubungan
  • Masalah Keperawatan pada Thalasemia

Konsep Asuhan Keperawatan Thalasemia

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna tanpa memperhatikan apakah tujuan tindakan keperawatan yang dilakukan telah tercapai atau diperlukan pendekatan yang berbeda. Evaluasi keperawatan mengukur keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan klien.

Konsep Keperawatan Anak

  • Paradigma Keperawatan Anak
  • Prinsip Keperawatan Anak
  • Batasan Usia Anak
  • Pertumbuhan dan Perkembangan
  • Peran Perawat Anak
  • Konsep Hospitalisasi pada Anak

Dalam keperawatan anak, individu (klien) adalah anak yang didefinisikan sebagai seseorang yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, yang mempunyai kebutuhan khusus, yaitu kebutuhan jasmani, rohani, sosial, dan spiritual. Dalam memberikan pelayanan keperawatan, anak selalu diutamakan, mengingat kemampuan memecahkan masalah masih dalam proses kematangan yang berbeda dibandingkan orang dewasa karena struktur fisik anak dan orang dewasa berbeda baik dari ukuran hingga aspek kematangan fisik. Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang relevan adalah lingkungan eksternal dan internal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak.

Pelayanan keperawatan anak bertujuan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak, karena anak adalah generasi penerus bangsa. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak, sehingga perawat mempunyai tanggung jawab yang luas dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Praktik keperawatan anak melibatkan kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, menilai, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan mereka, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etika) dan hukum (legal).

Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan kematangan atau kedewasaan anak dan remaja yang sehat sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Kedepannya tren keperawatan anak akan fokus pada ilmu tumbuh kembang karena akan mempelajari aspek kehidupan anak. Perawat pada tingkat kualifikasi tertentu harus mampu melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan mutu praktik keperawatan anak.

METODE PENELITIAN

  • Rancangan Penelitian
  • Subyek Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Metode dan Instrument Pengmpulan Data
  • Keabsahan Data
  • Analisa Data

Ibu klien mengatakan setelah melahirkan klien dapat menyusu ASI ibunya dan klien tidak ada keluhan. Berdasarkan hasil analisa peneliti, penerapan masalah keperawatan pada klien 2 sesuai dengan SDKI yaitu intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Intervensi dilakukan pada klien 1 dengan tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan perfusi jaringan tercukupi.

Intervensi keperawatan yang telah disusun pada klien 2 dengan masalah keperawatan defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, tujuan tindakannya adalah setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan asupan makanan tercukupi. Begitu juga dengan pelaksanaan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan, reaksi rawat inap terkait perubahan status kesehatan klien 1, semua tindakan dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang dilakukan. Menurut analisa peneliti, waktu pengkajian keperawatan dengan masalah keperawatan perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2 jaringan pada klien 1 tidak sesuai dengan intervensi keperawatan yang dilakukan.

Hasil evaluasi yang didapat setelah 3 hari perawatan pada klien 2 dengan masalah keperawatan defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan teratasi sebagian. Hasil evaluasi diperoleh setelah 3 hari perawatan pada klien 2 dengan masalah keperawatan terkait aktivitas. Hasil evaluasi diperoleh setelah 3 hari perawatan pada klien 2 dengan masalah keperawatan, risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak mencukupi: penurunan hemoglobin menghilang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Gambara Lokasi Penelitian
  • Asuhan Keperawatan

Setelah Natal, ibu klien melaporkan bahwa klien sudah dapat menghisap ASI ibunya setelah melahirkan dan klien tidak ada keluhan. Tidur siang ± 1 jam per hari, malam ± 6 jam per hari, tidak ada keluhan gangguan tidur. Pola eliminasi : Belum buang air besar, frekuensi buang air kecil 3 kali sehari, warna kuning cerah dan tidak ada kelainan atau gangguan.

Data lain yang diperoleh dari hasil anamnesis adalah, pada klien 1 ekspresi wajah afek dan emosi klien murung dan gelisah, klien cemas dan sering bertanya tentang perkembangan kesehatannya, klien selalu mengeluh dan bosan. di rumah sakit klien mengatakan ingin cepat pulang dan bisa bersekolah kembali, sedangkan untuk klien 2 tidak ada data yang dicantumkan. Rambut hitam merata, rambut mudah dicabut, mahkota lebat dan tidak ada kelainan. Refleks cahaya pupil terdapat dan bentuk isokor kanan dan kiri, iris kanan dan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan.

Pergerakan sendi bebas, turgor kulit baik. leher Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar parotis. Klien 1 teraba hepatomegali pada kuadran I, kira-kira 3 cm (2 jari) dibawah arkus kosta terbawah, tepi lancip, kelenjar limfe tegas, tegas, teraba (splenomegali), S4 (titik 4 garis Shcufner), sedangkan tidak ada klien 2. Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa. 3) Ujian penunjang. A : - Klien terlihat lebih segar dari kemarin - Tidak ada tanda dan gejala infeksi A : Masalah belum teratasi.

Tabel 4.1 Hasil anamnesis Klien dengan Thalasemia
Tabel 4.1 Hasil anamnesis Klien dengan Thalasemia

Pembahasan

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2 jaringan pada klien 1 untuk menegakkan diagnosis keperawatan sesuai Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI) yaitu perfusi perifer yang tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin. Berdasarkan asumsi peneliti, seharusnya klien 1 dapat membuat diagnosa keperawatan risiko infeksi yang dibuktikan dengan penurunan hemoglobin. Intervensi keperawatan pada klien : 1 tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan intervensi yang disiapkan masalah keperawatan reaksi rawat inap sehubungan dengan perubahan status kesehatan dengan tujuan : setelah melakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan timbul efek rawat inap akan minimal.

Intervensi asuhan keperawatan klien mengacu pada intervensi yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan SIKI dan SLKI. Intervensi keperawatan yang telah disusun pada klien 2 dengan intoleransi aktivitas Masalah keperawatan berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, adapun tujuan tindakannya adalah : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien dapat kembali beraktivitas. Intervensi keperawatan yang telah disusun pada klien 2 dengan masalah keperawatan gangguan tumbuh kembang berkaitan dengan dampak kecacatan fisik.Tujuan dari tindakan tersebut adalah setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keluarga dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan klien.

Berdasarkan perencanaan sebelumnya di KTI Putri (2015) untuk mengatasi masalah keperawatan perubahan perfusi jaringan terkait penurunan suplai O2 ke jaringan pada klien 1, semua tindakan dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang dilakukan. Menurut analisa peneliti, waktu pemberian intervensi pada masalah keperawatan perubahan perfusi jaringan terkait penurunan suplai O2 ke jaringan pada klien 1 tidak sesuai dengan waktu pelaksanaannya. Selanjutnya pelaksanaan keperawatan adalah untuk mengatasi masalah keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen pada klien 2 sesuai intervensi keperawatan yang dilakukan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pada kasus ini ditemukan data gejala yang sama yaitu pada klien 1 dan klien 2 konjungtiva anemia. Namun terdapat perbedaan antara klien 1 dan 2 yaitu pada klien 1, pada pemeriksaan fisik teraba hepatomegali di kuadran I, kurang lebih 3 cm (2 jari) dibawah batas kosta terbawah, tepi lancip, padat, elastis, teraba. organ limfatik (splenomegali), S4 (titik garis Shcufner ke-4), sedangkan pada klien 2 tidak nyeri dan tidak ada massa. Sebagaimana dikemukakan beberapa ahli sebelumnya, daftar diagnosa keperawatan pada Bab 2 menunjukkan kesenjangan kasus aktual pada kedua klien penderita thalassemia.

Kesenjangan tersebut adalah dari 10 diagnosa keperawatan berdasarkan teori yang disampaikan ahli kepada klien, 6 diagnosa keperawatan tidak. Pada klien 2 juga terdapat 3 diagnosa keperawatan yang tidak muncul yaitu pola nafas tidak efektif, resiko rusaknya integritas kulit/jaringan, dan gangguan body image (Tunnaim, 2019). Perencanaan yang digunakan pada kasus kedua klien adalah hampir seluruh intervensi pada setiap diagnosis dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien.

Pelaksanaan tindakan keperawatan dalam hal ini dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah dilakukan, sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan dan sesuai dengan analisa data serta kebutuhan klien Thalassemia. Pada pengkajian yang peneliti lakukan pada klien 1, berdasarkan kriteria yang peneliti kembangkan, terdapat 2 diagnosa keperawatan yang terselesaikan dengan baik sesuai rencana yaitu perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan dan reposisi reaksi rumah sakit terkait dengan perubahan status kesehatan (Putri, 2015). Sedangkan pada klien 2 juga terdapat 3 diagnosa keperawatan yang ditetapkan untuk teratasi, 1 diagnosa keperawatan teratasi sebagian dan 1 diagnosa keperawatan tidak teratasi yaitu perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen, terbukti risiko infeksi. dengan perlindungan sekunder tubuh yang tidak mencukupi: penurunan hemoglobin, defisit nutrisi terkait dengan kurangnya asupan makanan dan gangguan tumbuh kembang terkait dengan dampak cacat fisik (Tunnaim, 2019).

Saran

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sudah bisa menyusui setelah melahirkan dan pasien tidak ada keluhan. Ibu pasien mengatakan tidak ada masalah pada rahim selama hamil, ibu hamil 9 bulan dan melahirkan secara normal/spontan dengan bantuan bidan. Tidak ada aktivitas bermain di rumah sakit Tidak ada aktivitas bermain di rumah sakit Pola tidur Siang ± 1 jam, malam ± Tidak tidur siang, malam ± 7 jam.

6 jam sehari, tidak ada masalah tidur. per hari, tidak ada gangguan tidur, pola keputihan, tidak buang air besar dan kecil, frekuensi 3 kali sehari, warna kuning jernih dan tidak ada gangguan atau kelainan. Buang air besar 1 kali sehari, buang air kecil 4 kali sehari, berwarna kuning jernih dan tanpa gangguan atau kelainan. Bulu-bulunya merata, bulu-bulu hitamnya mudah dihilangkan, mahkotanya besar dan tidak ada penyimpangan.

Refleks cahaya pada pupil terdapat bentuk isokorik kanan dan kiri, iris kanan dan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan. Pemeriksaan leher Kelenjar getah bening teraba, kelenjar tiroid teraba, posisi trakea di tengah, tidak ada kelainan. Pemeriksaan auskultasi : bunyi jantung pertama pada saat auskultasi, bunyi jantung normal dan teratur, bunyi jantung kedua : bunyi jantung normal dan teratur pada saat auskultasi, bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi jantung tambahan dan tidak ada kelainan.

Pemeriksaan : Bentuk perut bulat pipih, tidak terdapat benjolan/massa pada perut, tidak tampak bayangan pembuluh darah pada perut, tidak terdapat luka operasi. Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan anggota gerak, tidak ada kelainan tulang belakang, turgor kulit baik.

Tabel 3.1 Riwayat Imunisasi
Tabel 3.1 Riwayat Imunisasi

Gambar

Gambar 2.1  Thalasemia
Tabel 4.1 Hasil anamnesis Klien dengan Thalasemia
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Klien Anak dengan Thalasemia
Tabel 4.3  Hasil Pemeriksaan Penunjang pada Klien Anak dengan  Thalasemia
+7

Referensi

Dokumen terkait

This study gives a general overview of the traits of the resource approach, which supports strategic management and strengthens businesses' capacities and competences to