PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Hipertensi
- Definisi
- Patofisiologi
- Pathway
- Etiologi
- Penatalaksanaan
Pada titik ini, neuron pre-ganglionik melepaskan Asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf postganglionik menuju pembuluh darah, dimana pelepasan norepinefrin mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Pada saat yang sama ketika sistem saraf simpatik menstimulasi pembuluh darah sebagai respons terhadap rangsangan emosional, kelenjar adrenal juga terstimulasi, sehingga menghasilkan aktivitas vasokonstriksi tambahan. Tujuan dari setiap program pengobatan untuk setiap pasien adalah untuk mencegah kesakitan dan kematian terkait dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.
Wijaya & Putri (2013) menjelaskan bahwa pengobatan non farmakologis yang terdiri dari berbagai metode modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah hipertensi. Pengobatan hipertensi nonfarmakologis terdiri dari berbagai metode perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah. Anda juga bisa mengatasi obesitas dengan menjalani pola makan rendah kolesterol namun kaya serat dan protein. Jika berhasil menurunkan 2,5 – 5 kg, tekanan darah diastolik bisa turun 5 mmHg.
Salah satu pengobatan alternatif yang bisa menjadi pilihan untuk menurunkan tekanan darah adalah terapi herbal. Berkurangnya cairan dalam sirkulasi akan menurunkan resistensi perifer, sehingga otomatis tekanan darah akan turun.
Konsep Keperawatan keluarga
- Struktur keluarga
- Tipe keluarga
- Peran keluarga
- Fungsi keluarga
- Tugas keluarga
- Peran perawat keluarga
Laki-laki dan perempuan yang sudah lanjut usia dan belum mempunyai anak, keduanya/salah satu bekerja di luar rumah. Dalam peran formal keluarga, ada peran yang memerlukan keterampilan dan kemampuan tertentu, dan ada juga peran yang tidak terlalu rumit sehingga dapat didelegasikan kepada anggota keluarga lain yang kurang terampil. Dalam peran ini, anggota keluarga mengembangkan citra diri yang positif, rasa memiliki dan terhubung, rasa bermakna, dan menjadi sumber kasih sayang.
Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memerlukan pertolongan atau bantuan profesional. Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya mendapat tindakan atau pengobatan lebih lanjut agar tidak timbul masalah yang lebih serius. Jika Anda mengalami kondisi atau permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga Anda, sebaiknya keluarga tersebut dapat memanfaatkan fasilitas perawatan yang ada di daerah tersebut.
Keperawatan kesehatan keluarga merupakan pelayanan kesehatan yang menitikberatkan pada keluarga sebagai satuan pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Penyedia layanan, yang memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan memantau pelayanan/pembinaan yang diberikan untuk meningkatkan pelayanan terhadap keluarga.
Konsep Asuhan Keperawatan
- Diagnosis Keperawatan Keluarga
- Intervensi Keperawatan Keluarga
- Implementasi Keperawatan Keluarga
- Evaluasi Keperawatan Keluarga
Asesmen merupakan fase dimana seorang perawat menerima informasi secara berkelanjutan dari anggota keluarga yang dirawat. Data umum yang ditinjau adalah nama kepala rumah tangga, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan daftar anggota rumah tangga. Stress keluarga dan coping yang akan diteliti adalah stressor yang dimiliki oleh kemampuan keluarga dalam merespon stressor, strategi coping yang digunakan, dan strategi coping disfungsional.
D.0017) Risiko tidak efektifnya perfusi serebral berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Setelah data dianalisis dan masalah keperawatan keluarga ditentukan, maka masalah kesehatan keluarga yang ada harus diprioritaskan pada keluarga. Tujuan jangka pendek penderita hipertensi antara lain: setelah menerima informasi kepada keluarga tentang hipertensi, keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengambil tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang menderita hipertensi. Dengan respon verbal, keluarga mampu menyatakan arti, tanda dan gejala, penyebab dan pengobatan hipertensi.
Menanamkan rasa percaya diri dalam merawat kerabat yang sakit, dengan mendemonstrasikan cara merawat, menggunakan alat dan fasilitas di rumah, serta membimbing keluarga dalam bertindak. Namun, implementasi tindakan-tindakan tersebut secara keseluruhan tidak berjalan dengan baik; ada faktor-faktor yang mempersulit keluarga yang menghalangi minat keluarga terhadap . berkolaborasi untuk melaksanakan tindakan kesehatan ini, yaitu.
METODE PENELITIAN
- Pendekatan (Desain Penelitian)
- Subyek penelitian
- Batasan istilah (Definisi operasional)
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Teknik dan instrumen pengumpulan data
- Keabsahan Data
- Analisis Data
Berdasarkan tabel 4.7 fungsi keluarga klien 1 dan klien 2 diketahui bahwa klien 1 mengatakan kadang sakit kepala biasanya terjadi pada pagi hari namun tidak mengganggu aktivitas. Berdasarkan Tabel 4.10 data terfokus pada klien 1 dan klien 2 diketahui bahwa kedua klien mempunyai masalah keperawatannya masing-masing. Berdasarkan tabel 4.12 daftar diagnosa keperawatan klien 1 dan klien 2 ditentukan bahwa setiap klien mempunyai 2 masalah keperawatan.
Berdasarkan Tabel 4.14 pemberian skor masalah prioritas pada klien 1 dengan diagnosis koping keluarga tidak efektif, diperoleh total 2 4/3 yang akan menjadi masalah keperawatan kedua yang harus ditangani. Berdasarkan Tabel 4.16, skor masalah prioritas klien 1 dengan diagnosis asuhan keperawatan tidak efektif berjumlah 3, yang akan menjadi masalah keperawatan kedua yang harus ditangani. Berdasarkan Tabel 4.17 diperoleh hasil bahwa urutan prioritas masalah pada klien 1 adalah defisit pengetahuan Tn.
Klien 1 dengan diagnosis coping keluarga tidak efektif dalam memberikan edukasi coping keluarga dan demonstrasi terkait pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil studi kasus penerapan asuhan keperawatan keluarga pada klien 1 dan klien 2 penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Batu Ampar, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
- Pengkajian
- Diagnosa
- Perencanaan
- Implementasi dan Evaluasi
Berdasarkan tabel 4.2 komposisi keluarga klien 1 dan 2 diketahui klien 1 mempunyai 1 anak dan klien 2 mempunyai 3 orang anak, dimana anak pertama sudah menikah dan tinggal serumah dengan klien. Dari data di atas maka penulis menyatakan permasalahan tidak efektifnya pemeliharaan kesehatan lingkungan pada klien 2. Berdasarkan tabel 4.8 stres dan coping serta harapan keluarga pada klien 1 dan klien 2 diketahui bahwa klien 1 mengatakan ada satu hal yang bapak . cemas
Berdasarkan Tabel 4.13 dimana masalah prioritas diberi skor untuk Klien 1 dengan diagnosis defisit pengetahuan, ditentukan bahwa masalah nyeri akut akan menerima total 4 2/3, yang akan menjadi masalah keperawatan pertama yang ditangani. Berdasarkan peringkat prioritas masalah pada Tabel 4.15 untuk Klien 2 dengan diagnosis defisit pengetahuan, Anda mendapatkan total 4 2/3, yang akan menjadi masalah keperawatan pertama yang harus ditangani. Pada pembahasan kali ini penulis membahas tentang kesesuaian atau ketidaksesuaian teori dengan hasil studi kasus asuhan keperawatan keluarga pada Klien 1 dan Klien 2 penderita hipertensi.
Pada data pemeriksaan fisik klien 1 dan klien 2 tidak ditemukan kelainan atau gangguan. Implementasi yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan disesuaikan dengan permasalahan keperawatan yang ditemukan pada klien. Pada klien 1 terdapat satu diagnosa keperawatan tambahan yaitu koping keluarga tidak efektif, sedangkan pada klien 2 terdapat satu diagnosa keperawatan tambahan yaitu pemeliharaan kesehatan keluarga tidak efektif.
Penerapan yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 telah sesuai dengan rencana tindakan yang disusun peneliti berdasarkan teori yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan klien penderita hipertensi. Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan keluarga pada klien hipertensi diperlukan adanya perubahan dan perbaikan, antara lain: Dalam pengembangan keperawatan diharapkan dapat menambah keluasan pengetahuan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga pada klien hipertensi di ruang rawat inap. wilayah kerja Puskesmas Batu Ampar.
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Ditemukan bahwa kedua klien penderita hipertensi menunjukkan tanda dan gejala yang hampir sama dan merupakan salah satu tanda hipertensi. Gejala yang muncul dan dirasakan klien 1 adalah nyeri pada bagian kepala, sedangkan pada klien 2 bagian leher terasa tegang namun tidak nyeri. Ada beberapa masalah keperawatan yang didapat dari pengkajian yang berbeda yaitu klien 1 mengatakan khawatir dengan masa depan anaknya karena orang tuanya sudah mulai memasuki fase lansia dan pendapatan yang tidak stabil membuat keluarga bingung bagaimana cara mengatasi masalah tersebut, dan klien 2 mengatakan dia menyukai. untuk memelihara ayam dan ayam. Ayamnya ada di belakang rumah, kalau dibuang sampahnya dipungut lalu dibakar, tapi kalau musim hujan hanya bisa dikumpulkan dan butuh waktu lama untuk membakarnya.
Intervensi yang digunakan pada kasus kedua klien disesuaikan dengan masalah keperawatan yang ditetapkan berdasarkan kriteria hasil, tanda dan gejala serta kondisi klien selama masa pengobatan. Evaluasi dilakukan pada klien 1 selama 6 hari dan pada klien 2 selama 6 hari yang dilakukan dalam bentuk SOAP. Sedangkan pada evaluasi akhir yang peneliti lakukan pada klien 2 terdapat 1 diagnosis teratasi dan 1 diagnosis teratasi sebagian.
Diagnosis yang terselesaikan merupakan masalah kurangnya pengetahuan, dan diagnosis yang hanya terselesaikan sebagian merupakan masalah pelayanan kesehatan yang tidak efektif.
Saran
Data yang terkumpul kemudian dianalisis sehingga dapat dirumuskan permasalahan kesehatan yang terjadi dalam keluarga. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatannya kepada pasien, sehingga diharapkan keluarga dapat berpartisipasi aktif pada kegiatan selanjutnya. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada pasien, kemudian keluarga diharapkan berperan aktif pada kegiatan selanjutnya.
Setelah tindakan keperawatan selesai, klien dan keluarga dapat mencapai 5 tugas kesehatan keluarga yang berhubungan dengan coping keluarga (dikurangi). Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada pasien kemudian bersama keluarga memprioritaskan masalah kesehatan yang ada, sehingga diharapkan keluarga dapat berperan aktif dalam kegiatan selanjutnya. Setelah tindakan keperawatan selesai, klien dan keluarga dapat mencapai 5 tugas kesehatan keluarga yang berhubungan dengan coping keluarga (dikurangi).
Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada pasien, kemudian keluarga diharapkan berperan aktif pada kegiatan selanjutnya. Setelah melakukan tindakan keperawatan, klien dan keluarga dapat menyelesaikan 5 tugas kesehatan keluarga terkait dengan pemeliharaan kesehatan yang tidak efektif. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada pasien kemudian bersama keluarga memprioritaskan masalah kesehatan yang ada sehingga diharapkan keluarga dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
Setelah melakukan tindakan keperawatan, klien dan keluarga dapat mencapai 5 tugas kesehatan keluarga terkait dengan pemeliharaan kesehatan yang tidak efektif.