• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH - Repository Poltekkes Kaltim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH - Repository Poltekkes Kaltim"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe II di ruang flamboyan RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Kalimantan Timur”. Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemia. Ada tiga jenis komplikasi metabolik akut pada diabetes melitus yang berhubungan dengan gangguan jangka pendek pada keseimbangan kadar gula darah, antara lain:

Komplikasi mikrovaskuler lainnya adalah kerusakan ginjal, yang pada pasien diabetes melitus ditandai dengan albuminuria persisten (>300 mg/24 jam). Penelitian ini dilakukan pada pasien dengan diagnosa medis diabetes melitus tipe II di Ruang Flamboyan RS Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Implementasi keperawatan pada pasien 1 dan pasien 2 sudah sesuai dengan intervensi yang direncanakan berdasarkan teori yang ada dan sesuai dengan kebutuhan pasien diabetes melitus tipe II.

Hubungan kecemasan dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus di RS DKT Yogyakarta.

Manfaat Penulisan

  • Bagi Penulis
  • Bagi Tempat Penelitian
  • Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas, mengontrol kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya (Brunner & Suddart, 2015). Diabetes melitus, lebih sederhananya disebut kencing manis, merupakan suatu kondisi kronis yang terjadi ketika terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah karena tubuh tidak dapat memproduksi cukup hormon insulin atau menggunakan insulin secara efisien (International Diabetes Federation, 2017). Insulin adalah hormon penting yang diproduksi di kelenjar pankreas tubuh, dan mengangkut glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk diubah menjadi energi.

Kurangnya insulin, atau ketidakmampuan sel merespons insulin, menyebabkan kadar gula darah tinggi, atau hiperglikemia, yang merupakan ciri khas diabetes. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin, atau tidak dapat berfungsi secara normal, padahal hormon ini mempunyai peranan utama dalam mengatur kadar glukosa dalam darah.

Klasifikasi

Diabetes melitus jenis khusus adalah penyakit kencing manis yang terjadi karena adanya kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen yang mengganggu sel beta pankreas sehingga mengakibatkan insulin tidak dapat diproduksi secara teratur sesuai kebutuhan tubuh.

Kriteria Diagnosis

Kadar glukosa plasma saat ini merupakan hasil penelitian jangka pendek dalam satu hari tanpa memperhitungkan waktu makan terakhir.

Etiologi

Faktor Resiko

Tekanan darah lebih tinggi dari 120/90 mmHg memiliki risiko dua kali lipat terkena diabetes melitus dibandingkan orang dengan tekanan darah normal (Brunner & Suddart. Kebiasaan merokok. Penelitian Slagter dkk (2013) menunjukkan bahwa kebiasaan merokok dapat mempengaruhi ketebalan plasma darah. dinding pembuluh darah (aterosklerosis) dan dapat menyebabkan komplikasi kardiovaskular. Penuaan menyebabkan terjadinya resistensi insulin yang berakibat pada ketidakstabilan kadar gula darah sehingga mengakibatkan banyak kasus penyakit diabetes melitus, salah satunya disebabkan oleh faktor degeneratif penuaan yang menyebabkan penurunan kadar gula darah. dalam penyebab fungsi tubuh.

Hal ini terjadi karena DNA pada penderita diabetes juga akan diberitahu oleh gen berikut, yang berhubungan dengan berkurangnya produksi insulin (Ehsa, 2010). Fakta menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ibu penderita diabetes mempunyai risiko 3,4 kali lebih tinggi terkena diabetes dan risiko 3,5 kali lebih tinggi jika memiliki ayah. Jika kedua orang tuanya menderita diabetes, maka risiko terkena diabetes 6,1 kali lebih besar (Sahlasaida Ras dan Etnis.

Di Amerika Serikat, orang Hispanik, Negro, beberapa penduduk asli Amerika, dan orang Asia memiliki insiden diabetes lebih tinggi dibandingkan orang kulit putih.

Manifestasi Klinik

Implementasi Keperawatan Pasien I Diabetes Melitus Tipe I di Ruang Flamboyan RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Dari hasil studi kasus tersebut diketahui bahwa masalah nyeri telah teratasi, yaitu pada pasien I (Mr. mg/dL.

Dari hasil studi kasus ini diketahui bahwa kekurangan gizi teratasi pada pasien 1 (Bapak L) dan pasien 2 (Bapak pasien diabetes melitus tipe II), penulis menemui beberapa kendala yang menjadi keterbatasan dalam penyusunan studi kasus ini.

Sedangkan pada pasien II terdapat masalah nyeri akut, ketidakstabilan kadar glukosa darah, gangguan integritas jaringan, kecemasan, defisit perawatan diri dan ketidakpatuhan.

Tabel 2.2 Kisaran kalori tubuh
Tabel 2.2 Kisaran kalori tubuh

Patofisiologi/Pathway

Komplikasi

Angka kematian akibat ketoasidosis dan infeksi pada pasien diabetes tampaknya terus menurun, namun kematian akibat komplikasi kardiovaskular dan ginjal meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan. Komplikasi pada pembuluh darah kecil (mikrovaskular) yaitu kerusakan pada retina mata (retinopati), yaitu suatu mikroangiopati yang ditandai dengan kerusakan dan penyumbatan pembuluh darah kecil pada retina mata (Brunner & Suddart, 2015). Kelainan ini tampak bervariasi secara klinis tergantung lokasi sel saraf yang terkena (Brunner &.. 2) Komplikasi pada pembuluh darah besar (makrovaskular).

Komplikasi pada pembuluh darah besar (makrovaskular), yaitu perubahan aterosklerotik pada pembuluh darah koroner menyebabkan peningkatan angka kejadian infark miokard pada pasien diabetes. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah pada pasien yang mengeluhkan semua gejala di atas (Brunner & Suddart, 2015). Perubahan aterosklerotik pada pembuluh darah besar ekstremitas bawah menjadi penyebab meningkatnya kejadian penyakit oklusi arteri perifer pada pasien diabetes.

Bentuk penyakit oklusif arteri yang parah pada ekstremitas bawah ini merupakan penyebab utama meningkatnya kejadian gangren dan amputasi pada pasien diabetes (Brunner & Suddart, 2015).

Penatalaksanaan

Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi pada diabetes, yaitu: a) Jenis bahan makanan yang dianjurkan bagi penderita diabetes adalah. a) Karbohidrat yang dianjurkan adalah 45-65% dari total asupan energi. ADI). f) Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat diberikan makanan ringan seperti buah-buahan atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori harian (PERKENI, 2015). a) Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% dari kebutuhan kalori dan tidak boleh melebihi 30% dari total asupan energi. Aktivitas fisik sehari-hari dan olahraga teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), jeda antar olahraga maksimal 2 hari berturut-turut.

Latihan fisik dapat menurunkan berat badan dan meningkatkan sensitivitas insulin sehingga meningkatkan kontrol gula darah. Intensitas latihan jasmani pada penderita diabetes melitus yang relatif sehat dapat ditingkatkan, sedangkan pada penderita diabetes melitus yang disertai komplikasi maka intensitas latihannya harus dikurangi dan disesuaikan dengan individu. Dengan mengontrol kadar gula darah, hiperglikemia dan hipoglikemia dapat dihindari dan komplikasi dapat terjadi.

Pemberian obat antihiperglikemik oral dan insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, kemudian ditingkatkan secara bertahap sesuai respon kadar gula darah (PERKENI, 2015).

Tabel 2.3 Jadwal makan pada pasien Diabetes Melitus
Tabel 2.3 Jadwal makan pada pasien Diabetes Melitus

Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

  • Pengkajian Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Perencanaan Keperawatan
  • Tindakan Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

01 April 2019 (D.0109) Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal, yang ditandai dengan : Pasien mengatakan sulit menggerakkan kakinya, pasien dibantu dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri oleh keluarga, pasien dibantu dalam kebutuhan toileting. Pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan akibat ulkus diabetikum, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, berat terasa 2 dan nyeri terasa datang silih berganti selama kurang lebih 1 menit. Pasien mulai terlihat nyaman. Pasien mengatakan rasa lelahnya berkurang. S : Pasien mengatakan nyeri pada kaki kanannya grade 3, datang dan pergi seperti ditusuk-tusuk, durasinya 2 menit.

S : Kata pasien nyeri tungkai kaki kanan merupakan tukak diabetik dengan skala nyeri 6 yang datang dan pergi seperti ditusuk-tusuk dan berlangsung selama 2 menit. S : Kata pasien, kakinya nyeri di kaki kanan, skala 4, bintitannya hilang, nyerinya seperti ditusuk. S : Kata pasien, kakinya nyeri di kaki kanan, tukak diabetik dengan skala nyeri 2, datang silih berganti, nyeri seperti ditusuk-tusuk, berlangsung selama 1 menit.

S : Pasien mengatakan nyeri pada kaki kanan, tukak diabetik, skala nyeri 2, hilang, seperti tertusuk tusukan, berlangsung 1 menit.

Tabel 2.5 Intervensi Keperawatan
Tabel 2.5 Intervensi Keperawatan

METODE PENULISAN

Subjek Studi Kasus

Subyek penelitian dalam studi kasus ini adalah pasien dengan diagnosa medis diabetes melitus tipe II sebanyak dua orang responden yang dirawat di Ruang Flamboyan RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Kalimantan Timur sesuai dengan kriteria subjek.

Batasan Istilah

Lokasi dan Waktu Studi Kasus

Prosedur Penulisan

Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Data yang diperoleh berupa hasil pengukuran, observasi, wawancara, pemberian asuhan keperawatan hingga kasus yang dijadikan subjek studi kasus. Dokumentasi adalah suatu berkas yang memuat semua data yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis keperawatan, tindakan keperawatan dan pengkajian tindakan keperawatan, yang telah disusun secara sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan (Ali, 2009). Setiap hari setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus dilakukan pendokumentasian yang dituangkan dalam format asuhan keperawatan untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.

Alat pengumpul data yang digunakan adalah format penilaian asuhan keperawatan pada kasus diabetes melitus.

Keabsahan Data

Validitasnya dilakukan dengan mengumpulkan data primer, yaitu sumber data penelitian yang diambil langsung dari sumber aslinya berupa wawancara terhadap individu pasien atau observasi terhadap objek dan peristiwa. Data sekunder meliputi sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara maupun tidak langsung seperti data kerabat atau keluarga pasien. Diperoleh dari catatan perawatan klien atau client record, yaitu riwayat penyakit atau pengobatan klien di masa lalu.

Analisis Data

Pasien mengatakan bahwa ia khawatir dengan kondisinya saat ini karena takut dengan penyakitnya. Pasien melaporkan menderita ulkus diabetikum pada kaki kanan, luka akibat lemparan batu pada tumit kaki kanan, luka pada telapak kaki kanan, luas luka (Luka 1 L x W = 5 cm x 3,5 cm, Luka 2 D x L = 5,5 cm x 3 cm). Pasien melaporkan nyeri pada kaki kanan pada skala 6, dirasakan sebentar-sebentar seperti ditusuk dan berlangsung selama 1 menit.

S : Kata pasien, kakinya nyeri pada kaki kanan, skala nyeri 4, datang dan pergi seperti ditusuk, nyeri saat digerakkan kaki. S : Pasien mengatakan nyeri pada kaki kanan, skala nyeri 2, datang dan pergi seperti ditusuk, dan hilang timbul selama 1 menit. S : Pasien mengatakan tidak suka makan karena terlalu banyak pantangan makanan, pasien mengatakan tidak mempunyai alergi atau intoleransi terhadap makanan apapun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Lokasi Penelitian

01, Desa Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Rumah Sakit Daerah ini dibangun pada tahun 1933, RSUD Abdul Wahab Sjahranie merupakan rumah sakit tipe A sebagai rumah sakit rujukan, mempunyai fasilitas pelayanan IGD 24 jam, Poliklinik Khusus , Laboratorium, Fasilitas Radiologi, Fasilitas Bedah Sentral, Farmasi, Fasilitas Gizi, Histologi/Kamar Mayat, Fisioterapi, Ruang Kemoterapi, CSSD, Ruang Perawatan Intensif Terpadu, Ruang Hemodialisis, Ruang Bersalin/VK, Gedung Paviliun, Instalasi Rumah Sakit (kelas III, II, , dan VIP). Dalam studi kasus ini peneliti melakukan studi kasus di ruang Flamboyan yaitu ruangan rumah sakit untuk pasien yang diterima langsung dari IGD atau dari poliklinik.

Data Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Analisa Data
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan

Gambar

Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus  No.  Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus
Tabel 2.2 Kisaran kalori tubuh
Tabel 2.3 Jadwal makan pada pasien Diabetes Melitus
Tabel 2.4 Jadwal, Jenis dan Jumlah Diit Pasien Diabetes Melitus
+2

Referensi

Dokumen terkait

TCA20株が,カルシウムイオン(Ca2+)やマグネ シウムイオン(Mg2+)といった2価の陽イオンを利用 してべん毛を回転させる世界初のべん毛モーターをもつ ことが明らかとなった1.TCA20株が分離された温泉 水は,湧き出る温泉中のカルシウムイオン量が牛乳並に 多い(約1,740 mg/L)弱アルカリ性塩化物泉として知 られている.