• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Instansi Pendidikan
  • Bagi Masyarakat
  • Bagi Peneliti

TINAJAUAN PUSTAKA

Leukemia

  • Defenisi Leukemia
  • Jenis Leukemia
  • Epidemilogi Leukemia
  • Patofisiologi Leukemia
  • Gejala Klinis
  • Mekanisme Leukemia Dalam Darah

Leukemia adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan penumpukan leukosit ganas di sumsum tulang dan darah. Sel-sel abnormal ini menimbulkan gejala akibat kegagalan sumsum tulang (yaitu anemia, neutropenia, trombositopenia) dan infiltrasi organ (misalnya hati, limpa, kelenjar getah bening) (Hoffbrand et al, 2005). Normalnya, sel darah putih berkembang biak ketika tubuh membutuhkannya atau ada tempat untuk sel darah itu sendiri.

Tubuh manusia akan sering memberikan tanda/sinyal ketika sel-sel darah diharapkan dapat berkembang biak kembali (Rammalia .A, dalam Masroh, 2019). Leukemia kronis mempunyai perjalanan penyakit yang tidak terlalu cepat sehingga memiliki angka harapan hidup yang lebih panjang, hingga lebih dari 1 tahun, bahkan ada yang hingga 5 tahun. Leukemia akut ditandai dengan perjalanan penyakit yang sangat cepat, fatal, dan memburuk (Ghozali dkk, 2016).

Angka kejadian leukemia di dunia sebanyak 351.965 kasus, data statistik dunia menunjukkan leukemia di dunia mencapai sekitar 500-600 juta orang. Leukemia adalah penyakit kanker yang disebabkan oleh pertumbuhan sel darah putih/leukosit yang tidak normal, dimana sel-sel leukosit yang baru tidak matang dengan baik, melainkan menjadi sel yang disebut sel leukemia (UICC, dalam Isnaini, 2016). International Cancer Parents Organization (ICPO) Hal ini membuktikan bahwa leukemia merupakan masalah kesehatan yang serius, terutama dampaknya.

Berdasarkan data Global Cancer Observatory (WHO) tahun 2018, kematian akibat leukemia di Indonesia pada tahun lalu merenggut 11.314 nyawa. Kematian akibat kanker darah merupakan angka kematian tertinggi kelima setelah kanker paru-paru, payudara, leher rahim, dan hati. Jika dilihat dari jumlah kasusnya, pada tahun lalu terdapat 13.498 kasus kanker darah, jumlah kasus kanker darah ini merupakan yang tertinggi kesembilan di Indonesia setelah kasus kanker payudara, leher rahim, paru-paru, hati, nasofaring, usus besar, dan non-limfoma. Misalnya seseorang dengan gejala down syndrome mempunyai risiko tinggi terkena leukemia (Darmono, dalam Ellya, 2016).

Leukemia disebabkan oleh adanya kerusakan pada sumsum tulang, didalam sumsum tulang terdapat tahapan sel yang terbentuk sebelum sel darah matang dan dikeluarkan ke aliran darah, jika sel darah belum matang tidak dapat dikeluarkan ke aliran darah. Pada penderita leukemia, sel induk di sumsum tulang menjadi ganas (sesuatu yang tidak normal), menyebabkan sel tersebut membelah secara tidak normal. Ada pula sel darah yang belum matang/muda yang terlepas ke aliran darah dan akhirnya dianggap asing oleh sistem imun tubuh kita.

Pemeriksaan Darah

  • Hemoglobin
  • Leukosit
  • Eritrosit
  • Trombosit
  • Hematokrit
  • Kerangka Konsep

Leukosit adalah sel pembentuk komponen darah yang melawan infeksi dan melindungi tubuh dengan memfagosit organisme asing serta memproduksi atau mengangkut dan mendistribusikan antibodi. Ada dua jenis utama sel darah putih yaitu granulosit yang terdiri dari neutrofil, eosinofil, dan basofil. Leukosit yang bertugas mempertahankan tubuh terhadap benda asing, termasuk kuman penyebab infeksi, adalah monosit, neutrofil, dan limfosit.

Dalam darah manusia normal dijumpai rata-rata jumlah sel leukosit/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000 disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Eritrosit atau sel darah merah merupakan sel yang sudah banyak berdiferensiasi dan mempunyai fungsi khusus untuk pengangkutan oksigen. Fungsi eritrosit adalah mengikat O2 dari paru-paru untuk didistribusikan ke seluruh tubuh dan dikeluarkan melalui paru-paru (Kementerian Kesehatan RI, dalam Pratiwi, 2018).

Patogenesis keadaan protrombotik pada leukemia sangat kompleks dan melibatkan beberapa mekanisme seperti aktivasi koagulasi oleh zat prokoagulan yang dilepaskan oleh sel leukemia, kegagalan jalur fibrinolitik dan perubahan endotel. Berkurangnya jumlah trombosit pada leukemia akut biasanya disebabkan oleh infiltrasi sumsum tulang atau kemoterapi, namun bisa juga disebabkan oleh faktor lain. Hematokrit adalah persentase seluruh volume seluruh eritrosit dalam darah dan diambil dari volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara diputar dalam tabung khusus dengan kecepatan tertentu yang nilainya dinyatakan dalam persentase.

Gambar 2.1 Struktur Hemoglobin
Gambar 2.1 Struktur Hemoglobin

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Waktu Dan Tempat Penelitian
  • Populasi Dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Metode Dan Prinsip Penelitian
    • Metode Penelitian
    • Prinsip Penelitian
  • Persiapan Alat Dan Bahan
    • Alat
    • Bahan
  • Prosedur Kerja
    • Prossedur Pengambilan Darah Vena
    • Pemeriksaan Darah Dengan Hematologi Analyzer
  • Alur Penelitian
  • Analisa Data

Data yang diambil adalah hasil pemeriksaan darah (Hb, jumlah leukosit, eritrosit, trombosit dan hematokrit) berdasarkan usia dan jenis kelamin. Pada tabel 4.1 di atas diketahui mayoritas (81%) penderita leukemia berusia diatas 15 tahun dan mayoritas (52%) berjenis kelamin laki-laki. Pada tabel 4.2 di atas diketahui sebagian besar penderita leukemia mempunyai kadar hemoglobin rendah (87%), leukosit tinggi (64%), eritrosit rendah (90%), trombosit rendah (64%) dan hematokrit rendah (87%). ). ).

Pada Tabel 4.3 diatas diketahui kadar hemoglobin pada penderita leukemia berdasarkan umur sebagian besar (81%) rendah pada umur >15 tahun dan berdasarkan jenis kelamin sebagian besar (52%) rendah pada wanita. Pada tabel 4.4 diatas diketahui bahwa jumlah leukosit pada penderita leukemia berdasarkan usia sebagian besar (85%) tinggi pada kelompok usia >15 tahun dan berdasarkan jenis kelamin sebagian besar (60%) tinggi pada laki-laki. Pada tabel 4.5 diatas diketahui bahwa jumlah eritrosit pada penderita leukemia berdasarkan usia sebagian besar (82%) rendah pada kelompok usia >15 tahun dan berdasarkan jenis kelamin sebagian besar (54%) rendah pada wanita.

Pada tabel 4.6 diatas diketahui bahwa jumlah trombosit pada penderita leukemia berdasarkan usia biasanya (75%) rendah pada usia >15 tahun dan berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar (50%) rendah pada wanita dan pria. Pada tabel 4.7 diatas diketahui bahwa nilai hematokrit pada penderita leukemia berdasarkan usia biasanya (81%) rendah pada usia >15 tahun dan berdasarkan jenis kelamin terbanyak (52%) pada wanita. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat 31 pasien yang didiagnosis menderita leukemia oleh dokter, yang diklasifikasikan berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Berdasarkan usia, sebagian besar pasien leukemia (81%) berusia >15 tahun, dengan usia termuda 4 tahun dan tertua 73 tahun. Penelitian ini sesuai dengan teori Bacta bahwa penderita leukemia lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Berdasarkan nilai acuan laboratorium klinik RS M.Natsir Solok, sebagian besar pasien leukemia mengalami anemia, trombositopenia, dan leukositosis.

Hasil laboratorium pemeriksaan darah ini sesuai dengan teori Turgeon, Price, Wilson, dan Ciesla bahwa sebagian besar pasien leukemia mengalami anemia yang ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin serta mengalami leukositosis dan trombositopenia. Hasil pemeriksaan darah lengkap (hemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit, hematokrit) sebagian besar adalah kadar hemoglobin rendah, leukosit tinggi, eritrosit rendah, trombosit rendah, dan hematokrit rendah. Dari segi usia, sebagian besar penderita leukemia berusia >15 tahun dan sebagian besar adalah laki-laki.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pembahasan

Mohammad Hoesin Palembang menyatakan bahwa penderita leukemia lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan (Rahadyanto, dkk. 2014). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Iwan Simamora di RS H. Adam Malik tahun 2004-2007 yang menemukan bahwa 58%. Pada penelitian ini distribusi hasil pemeriksaan darah (hemoglobin, jumlah leukosit, eritrosit, trombosit dan hematokrit) pada pasien leukemia dinyatakan dalam bentuk minimum, median dan maksimal untuk melihat hasil pemeriksaan darah pada pasien leukemia.

Kebanyakan penderita leukemia mempunyai jumlah hemoglobin, eritrosit, trombosit dan hematokrit yang distribusinya mengarah pada nilai minimum, sedangkan untuk leukosit distribusinya mengarah pada nilai maksimal. Hal ini disebabkan adanya penumpukan sel leukemia di sumsum tulang sehingga mengakibatkan terganggunya produksi darah normal yang ditandai dengan anemia, trombositopenia, leukopenia, atau leukositosis akibat mutasi DNA somatik. Mutasi ini biasanya muncul secara spontan atau karena pengaruh radiasi atau paparan zat karsinogen dan berkaitan erat dengan faktor genetik (Kurnianda, dalam Hardyanto dkk. 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD M.Natsir Solok, terdapat 31 pasien yang didiagnosis dokter menderita leukemia. Perlu ditambahkan beberapa tahun lagi untuk mengambil lebih banyak sampel dan menambahkan beberapa pemeriksaan laboratorium lainnya, seperti pemeriksaan bercak darah tepi.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Hemoglobin
Gambar 2.4 Basofil
Gambar 2.5 Limfosit
Gambar 2.7 Eritrosit  2.2.4 Trombosit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan muskuloskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan MSDs adalah gangguan dalam struktur tubuh seperti otot, sendi, tendon, ligamen, saraf, tulang atau sistem sirkulasi darah