BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia mempunyai iklim yang cocok untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman terutama buah-buahan. Buah mengandung nutrisi yang baik bagi kesehatan manusia. Indonesia juga merupakan negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia karena terletak di wilayah khatulistiwa, dimana terdapat tipe hutan tropis yang sangat unik, yang kekayaan jenis tumbuhannya belum dapat diukur secara pasti di hutan Indonesia (Susi, 2014).
Menurut Dodo (2015) menyatakan hingga saat ini, setidaknya terdapat 30.000 spesies tanaman berbunga yang sebagian besar masih tumbuh liar di hutan-hutan berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini, hanya sekitar 4.000 spesies yang diketahui telah dimanfaatkan langsung oleh masyarakat, dan hanya sekitar seperempat dari spesies tersebut yang telah dibudidayakan, bahkan mungkin kurang dari 10 persen. Oleh karena itu, masih banyak jenis tumbuhan yang belum diketahui, terutama kelompok tanaman buah-buahan lokal Indonesia yang semakin langka (Rahayu & Pribadi, 2012).
Menurut Jurnal Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI menjelaskan bahwa terdapat 226 jenis tanaman buah-buahan yang dapat dimakan di Indonesia, sebagian besar tumbuh liar di hutan (184 jenis), hanya sebagian kecil yang dibudidayakan (62 jenis), dan 18 jenis diantaranya bersifat endemik. Buah memberikan kontribusi yang signifikan dalam melengkapi pola makan seseorang, karena buah merupakan sumber tambahan karbohidrat serta vitamin dan mineral (Angio & Irawanto, 2019). Efek serat pada buah-buahan dapat bermanfaat dalam meminimalkan risiko penyakit yang berhubungan dengan pola makan yang buruk akibat gaya hidup. Jika dikelola dengan baik, buah-buahan juga dapat memberikan kontribusi ekonomi yang penting dan menjadi sumber pendapatan bagi petani kecil (Kayadoe et al., 2017).
Secara umum buah-buahan mengandung berbagai macam nutrisi terutama vitamin dan mineral, yang cukup tinggi. Komposisi nutrisi setiap buah berbeda- beda tergantung beberapa faktor yaitu perbedaan varietas, kondisi iklim tempat
budidaya, perawatan tanaman, cara pemanenan, derajat kematangan pada saat panen, kondisi pada saat pemasakan dan kondisi penyimpanan (Sutrisno, 2019).
Salah satu permasalahan yang berulang kali muncul dalam beberapa tahun terakhir adalah derasnya arus masuk buah-buahan impor. Menurut Setyabudi dkk.
(2008), impor Tiongkok menduduki peringkat pertama di antara negara-negara pengimpor buah-buahan, dengan nilai impor mencapai US$134,6 juta pada Januari hingga September 2006 meningkat sebesar US$73,8 juta. Meskipun impor buah-buahan hanya mewakili sebagian kecil dari total jumlah buah yang dikonsumsi konsumen dalam negeri, namun penyebarannya yang bahkan sampai ke pelosok-pelosok negara, merupakan hal yang sangat memprihatinkan. Ketika impor buah meningkat maka akan terus merugikan daya saing pasar buah nasional (Niagara et al., 2018). Oleh karena itu, kepedulian harus terus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas buah-buahan lokal.
Pada umumnya masyarakat lebih mengenal buah-buahan impor yang cukup mudah ditemukan baik di pasar tradisional maupun di pedagang eceran buah dan sayur.di pasar modern. Buah-buahan impor seperti apel, anggur, pir, kiwi, anggur dan lain-lain sangat digemari masyarakat dibandingkan dengan buah-buahan lokal seperti nanas, buah naga, pisang, pepaya, salak dan lainnya (D. Salusu, 2020).
Kurang dimanfaatkan dan belum diketahui potensi dari buah-buah local oleh masyarakat membuat hasil hutan semakin langka. Buah umumnya mengandung vitamin C dan provitamin A, ada juga vitamin B, asam folat, vitamin E dan vitamin K (Ramayulis, 2016). Untuk mengetahui kandungan yang terdapat didalam buah maka perlu dilakukan analisis kandungan nutrisi buah-buahan lokal tersebut. Masyarakat umum dapat mengenali potensi buah lokal dan menanamnya. Karena merupakan buah lokal yang langka, maka sifat fisik buah juga harus diperhatikan selain kandungan nutrisinya (Komarayanti, 2017).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan maka didapatkan rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Apa saja kandungan nutrisi yang terdapat didalam berbagai jenis buah- buahan lokal?
2. Bagaimana pengaruh buah-buah import terhadap buah-buahan lokal di pasar dalam negeri?
3. Apa saja perbedaan buah-buahan import dan buah-buahan lokal?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kandungan nutrisi yang terdapat didalam berbagai jenis buah-buahan lokal.
2. Mengetahui pengaruh buah-buah import terhadap buah-buahan lokal di pasar dalam negeri.
3. Memahami perbedaan buah-buahan import dan buah-buahan lokal.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengenalkan kepada pembaca mengenai kandungan nutrisi yang terdapat didalam berbagai jenis buah-buahan lokal.
2. Untuk memahami pengaruh dari buah-buah import terhadap buah-buahan lokal di pasar dalam negeri.
3. Untuk mengetahui perbedaan buah-buahan import dan buah-buahan lokal.
1.5 Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif berkelanjutan.dengan penelitian pengembangan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember sampai Januari 2023 di Lampung Tengah.
Subyek penelitian ini adalah buah-buahan lokal Lampung Tengah yang dikumpulkan dari data ringkasan statistik buah-buahan, Laporan Status Tanaman Hortikultura Tahunan Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015- 2016, dan dijadikan sampel di 4 kecamatan.
Prosedur penelitian ini, khususnya hasil pengamatan berdasarkan rangkuman data statistik. Buah-buahan, laporan tahunan status tanaman hortikultura Dinas Pertanian Lampung Tengah, menjadi ensiklopedia keanekaragaman buah-buahan lokal Lampung Tengah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Buah-Buahan Lokal
Keanekaragaman hayati adalah kekayaan kehidupan di Bumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, dan ekosistem yang mereka ciptakan dalam lingkungan hidup mereka (Angio &
Irawanto, 2019). Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat genetik, keanekaragaman tingkat spesies, dan keanekaragaman tingkat ekosistem (Susi, 2014). Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena banyak spesies asli yang menjadi bahan baku terciptanya varietas berkualitas tinggi.
Ketika salah satu komponen suatu ekosistem terganggu, maka konservasi keanekaragaman hayati dalam ekosistem tersebut terganggu karena komponen ekosistem tersebut dapat mengakibatkan terjadinya perubahan struktur ekosistem (Rusmiati et al., 2021).
Buah-buahan merupakan sumber antioksidan dan fitokimia yang baik seperti vitamin C, karoten, flavonoid, dan polifenol. Buah-buahan merupakan sumber nutrisi terutama vitamin (A dan C) dan mineral. Selain itu, buah-buahan juga mengandung karbohidrat, lemak, dan protein (Sutrisno, 2019). Komposisi kimia (nilai gizi) suatu buah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor genetik, waktu panen (kematangan), dan lingkungan tumbuh. Oleh karena itu, terdapat perbedaan komposisi kimia buah antar spesies dalam spesies yang sama atau antar spesies dalam genus yang sama (Rahayu & Pribadi, 2012). Pada umumnya buah yang masih muda atau belum matang mempunyai kandungan air yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah yang matang, namun buah yang
masih muda (mentah) memiliki kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan dengan buah yang matang. Kandungan vitamin C dan asam total lebih tinggi pada buah muda (D. Salusu, 2020).
Tanaman buah-buahan adalah sekelompok jenis tanaman hortikultura, selain tanaman sayur-sayuran, obat-obatan atau tanaman perkebunan, yang buahnya, baik utuh maupun sebagian, dapat dikonsumsi mentah atau setelah diolah (Martiningsih E. N., Suryana. M., Sutiadipraja, 2015). Buah-buahan merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral sehingga fungsinya sangat penting dalam metabolisme tubuh (Vikaliana et al., 2021). Belakangan ini konsumsi buah-buahan yang banyak mengandung nutrisi sedang menarik perhatian, artinya prospek pertumbuhan buahnya bagus. Yang dimaksud dengan buah-buahan dalam bidang pertanian (hortikultura) adalah hortikultura terdiri dari kata “hortus” (kebun) dan “colere” (budidaya). Istilah hortikultura secara harafiah berarti usaha menanam buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias (Komarayanti, 2017).
Segala produk dan turunannya yang diperoleh dari tanaman buah segar lokal dianggap sebagai produk buah dalam negeri. Buah-buahan asli meliputi dua jenis.
Salah satunya adalah varietas tanaman asli Indonesia dan buahnya ditanam oleh petani Indonesia. Kedua adalah buah-buahan yang varietas tanamannya berasal dari negara lain dan ditanam oleh petani Indonesia. Oleh karena itu, buah-buahan lokal adalah buah-buahan yang dihasilkan oleh petani Indonesia, apapun varietasnya (Rohanah et al., 2023).
2.2 Jenis Buah-Buahan di Indonesia
Meskipun banyak jenis buah-buahan tropis yang ditanam di berbagai wilayah di Indonesia, sebagian besar buah-buahan tersebut hanya tersedia dalam jumlah melimpah di pasar lokal pada musim panen utama. Hanya ada beberapa jenis buah yang tersedia di supermarket dan pasar di seluruh dunia (Rahmadini et al., 2020). Berdasarkan jumlah komponennya, buah-buahan dibedakan menjadi beberapa kelompok. Itu adalah:
a) Buah sederhana, yaitu buah yang berkembang dari bakal buah. Buah-buahan sederhana selanjutnya diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:
1. Buah sederhana berdaging (bagian buahnya berdaging). Menurut (Amalia, 2019), buah-buahan ini selanjutnya dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:
a. Jenis buah beri seperti tomat dan anggur (Vitis vinifera)
b. Jenis buah batu seperti zaitun, persik, ceri, plum dan sebagainya.
c. Jenis buah pome seperti apel (Malus domestica) d. Jenis Hesperidium seperti jeruk (Citrus sp.)
2. Buah sederhana tanpa daging buah (pericarp kering). Hal ini dapat digolongkan sebagai berikut: (H. D. Salusu et al., 2021)
a. Kelompok dehiscence (biji terbuka dan menyebar bila sudah masak).
Selanjutnya dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:
1. Jenis polong-polongan, misalnya kacang-kacangan.
2. Jenis folikuler, misalnya Peony dan Hekea 3. Jenis kapsuler, misalnya spesies Eucalyptus 4. Jenis silique, misalnya biji sawi (Brassica nigra).
b. Kelompok non-dehiscent (biji tidak terbuka dan berkembang walaupun sudah matang). Selanjutnya dapat dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut: (H. D. Salusu et al., 2021)
1. Jenis achene, misalnya buah bunga matahari (Helianthus annuus) 2. Jenis pericarp (sereal), misalnya buah jagung
3. Jenis kacang-kacangan, misalnya buah hazelnut 4. Jenis samara, misalnya buah maple.
b) Buah berkelompok, yaitu buah yang timbul dari beberapa bakal buah bunga yang sama dan menyatu membentuk satu buah, baik buahnya bergerombol maupun tersebar pada kelopaknya. Contoh jenis buah ini adalah tanaman strawberry (Fragaria vesca) (Kusmiyati et al., 2022).
c) Buah majemuk, yaitu buah yang berkembang dari beberapa bakal buah beberapa bunga dan bergabung membentuk suatu tandan. Contoh buah jenis ini adalah tanaman nanas (Ananas comosus) (Juariah & Wati, 2020). Berdasarkan asal usul pohon buah-buahan, tumbuhan dapat digolongkan menjadi:
a. Tanaman buah subtropis. Tanaman buah subtropis biasanya berasal dari daerah dengan garis lintang antara 230o LU dan 400o LS. Misalnya kacang mete, pir, dll.
b. Pohon buah-buahan tropis tumbuh dari dekat khatulistiwa hingga garis lintang 230 derajat. Contoh: rambutan, durian manggis, duku, dll.
Tanaman buah-buahan subtropis biasanya masih dapat dikembangkan di daerah tropis seperti daerah pegunungan (di atas 1000 meter dpl), namun tanaman buah-buahan tropis lebih sulit dikembangkan di daerah subtropis (Rahmadini et al., 2020).
Buah-buahan merupakan salah satu dari sekian banyak daerah dengan keanekaragaman hayati tinggi di Indonesia. Lebih dari 329 jenis buah-buahan dibudidayakan di Indonesia. Sayangnya kekayaan yang melimpah ini belum dimanfaatkan secara optimal (Laksemi et al., 2023). Banyak jenis pohon buah- buahan potensial yang masih dibiarkan tumbuh di alam liar atau tidak dibudidayakan, sehingga buah yang dihasilkan dianggap tidak memiliki nilai komersial yang signifikan. Berbagai jenis pohon buah-buahan tersebut dikhawatirkan semakin terabaikan dan populasinya terus menurun hingga langka (Setiyani et al., 2023). Data produksi berbagai buah-buahan pada tahun 2022 disajikan dalam sebuah Tabel 2.1. Berdasarkan Tabel 2.1 tersebut terlihat produksi buah tertinggi pada tahun 2022 adalah pisang yang mencapai 92.454.270 ton.
Tabel 2.1 Nilai Produksi Jenis Buah dan Sayur di Indonesia Tahun 2022 No
.
Jenis Tanaman Produksi Buah-Buahan dan Sayuran Tahunan (TON)
1 Alpukat/Avocado 8.657.802
2 Anggur/Grape 135.159
3 Apel/Apple 5.235.955
4 Belimbing/Star Fruit 1.286.323 5 Duku/Langsat/Kokosan 2.052.600
6 Durian/Durian 15.821.718
7 Jambu Air/Water Apple 2.375.647 8 Jambu Biji/Guava 4.726.864
9 Jengkol/Jengkol 1.559.089
10 Jeruk Besar/Pomelo 1.329.793 11 Jeruk Siam/Keprok/
Orange/Tangerine 25.519.988
No .
Jenis Tanaman Produksi Buah-Buahan dan Sayuran Tahunan (TON)
12 Mangga/Mango 33.088.947
13 Manggis/Mangosteen 3.436.627 14 Melinjo/Gnetum/Melinjo 2.624.049 15 Nangka/Cempedak/Jackfrui
t 8.137.560
16 Nenas/Pineapple 32.037.752
17 Pepaya/Papaya 10.895.781
18 Petai/Twisted Cluster Bean 4.442.771
19 Pisang/Banana 92.454.270
20 Rambutan/Rambutan 8.551.622 21 Salak/Snakefruit 11.474.735 22 Sawo/Sapodilla/Sawo 1.674.404
23 Sirsak/Soursop 1.423.901
24 Sukun/Breadfruit 1.650.324 25 Buah Naga/Hylocereus
polyrhizus
3.673.002 26 Jeruk Lemon/Lemon 542.330 27 Lengkeng/Dimocarpus
longan
418.172 Total 285.227.185
Sumber: Badan Pusat Statistik Produksi Buah dan Sayur, 2022
2.2 Pengertian Buah Import
Buah adalah bagian penting dari pola makan sehat. Buah-buahan kaya akan berbagai vitamin, mineral, dan serat makanan, itulah sebabnya buah-buahan menempati urutan kedua setelah sayuran dalam hal diet seimbang. Asupan buah yang dianjurkan mengurangi risiko kekurangan zat gizi mikro dan serangan penyakit tidak menular. Asupan buah yang buruk bertanggung jawab atas risiko kematian tertinggi ke-10 di dunia (Uji, 2007).
Buah impor adalah buah yang didatangkan dari luar negeri. Beragam buah- buahan impor yang dipamerkan antara lain apel Fuji, apel Red Dell, pir, jeruk mandarin, kurma, dan kiwi (Zaenab et al., 2021). Penyebaran buah-buahan impor ke pasar dalam negeri semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya pedagang dan pengecer yang berminat menjual buah-buahan impor (Nurchayati &
Hikmah, 2014). Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS), impor buah ke Indonesia tercatat mencapai 749,6 juta kilogram (kg) pada tahun
2022. Pasokan buah-buahan impor sangat banyak sehingga tidak sulit untuk memasarkannya. Meski buah-buahan melimpah di Indonesia, namun sebagian masyarakat masih memilih buah impor dibandingkan buah lokal (Muchtadi, 2012).
Secara nasional, konsumsi buah masyarakat Indonesia masih rendah, dengan rata-rata konsumsi buah sebesar 88,56 gram per orang per hari pada tahun 2020, yaitu 59,04% dari batas minimal konsumsi buah WHO yaitu 150 gram per orang per hari. Idris (2020) menyatakan survei BPS tahun 2020 menunjukkan konsumsi buah dan sayur sebesar 209,89 gram per orang, yang menurut WHO masih jauh dari angka anjuran yaitu 400 gram per orang dalam mengonsumsi sayuran dan buah-buahan (Nurchayati & Hikmah, 2014).
Referensi:
Amalia, R. F. (2019). Pengembangan Pop-Up Book sebagai Upaya Mengenalkan Pentingnya Konsumsi Sayur dan Buah Pada Anak Usia Sekolah di SD Negeri 2 Berkoh. Repository Universitas Muhammadiyah Purwokerto, vol.
65, no. 21, pp. 205-214. http://repository.ump.ac.id/9506/.
Angio, M. H., & Irawanto, R. (2019). Pendataan Jenis Buah Lokal Indonesia Koleksi Kebun Raya Purwodadi. Jambura Edu Biosfer Journal, vol. 1, no. 2, pp. 41–46. https://doi.org/10.34312/jebj.v1i2.2476.
Juariah, S., & Wati, D. (2020). Meditory Efektifitas Ekstrak Bonggol Nanas (Ananas comosus L . Merr) Terhadap Escherichia coli. vol. 8, no. 5, pp. 95–
100.
Kayadoe, M., Koibur, J. F., & Warmetan, H. (2017). Komposisi Kimia dan Komponen Serat Berbagai Jenis Pakan Lokal yang Berasal dari Habitat Asal Kuskus dan Penangkaran. Sains Peternakan, vol. 12, no. 1, pp. 15.
https://doi.org/10.20961/sainspet.v12i1.4766.
Komarayanti, S. (2017). Encyclopedia of Local Fruits Based On Natural. Journal of Biology and Biology Learning, vol. 2, no. 1, pp. 61–75.
Kusmiyati, Rasmi, D. A. C., Sedijani, P., & Khairrudin. (2022). Penyuluhan
Tentang Pentingnya Konsumsi Buah untuk Menjaga Imunitas Tubuh. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, vol. 5, no. 4, pp. 6–11.
https://doi.org/10.29303/jpmpi.v5i4.2222.
Laksemi, I. G. A. A., Rai, I. N., & Mayadewi, N. N. A. (2023). Identifikasi Karakter Morfologi dan Analisis Kandungan Nutrisi Buah Pisang Mas, Buluh, dan Lumut Lokal Bali. Agrotrop : Journal on Agriculture Science, vol. 13, no. 1, pp. 27-33. https://doi.org/10.24843/ajoas.2023.v13.i01.p03.
Martiningsih E. N., Suryana. M., Sutiadipraja, N. (2015). Identifikasi Kualitas Dan Bobot Masa Simpan Beberapa Jenis Buah Salak Bali (Salacca Zalacca Var. Amboinensis). Agrimeta, vol. 5, no. 9, pp. 1–9.
http://jurnal.unmas.ac.id/index.php/agrimeta/article/download/90/67.
Muchtadi, D. T. R. (2012). Jenis, Varietas, dan Sumber Bahan Pangan Nabati Sayuran dan Buah- buahan. Pengetahuan Bahan Pangan Nabati, vol. 1, no.
1, pp. 1–29.
Niagara, N., Daningsih, E., & Titin, T. (2018). Sifat Fisik Dan Kandungan Gizi Buah Peluntan, Senare, Dan Ara’ Di Kalimantan Barat. Edukasi: Jurnal
Pendidikan, vol. 16, no. 1, pp. 68-24.
https://doi.org/10.31571/edukasi.v16i1.837.
Nurchayati, & Hikmah. (2014). Pola Distribusi Buah Lokal Dan Buah Import : Studi Kasus. Seminar Nasional Dan Call for Paper (Sancall 2014):
Research Methods And Organizational Studies, Sancall, vol. 32, no.1, pp.
40–50.
Produksi Buah–Buahan dan Sayuran Tahunan Menurut Jenis Tanaman, 2022 - Tabel Statistik - Badan Pusat Statistik Indonesia (bps.go.id).
Produksi Tanaman Buah-buahan - Tabel Statistik - Badan Pusat Statistik Indonesia (bps.go.id).
Rahayu, E. S., & Pribadi, P. (2012). Kadar Vitamin Dan Mineral Dalam Buah Segar Dan Manisan Basah Karika Dieng (Carica Pubescens Lenne&K.Koch). Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, vol.
4, no. 2, pp. 89–97.
Rahmadini, F., Julianti, E., & Lubis, Z. (2020). Warna Kulit Dan Komposisi Kimia Buah Asam Gelugur (Garcinia Atroviridis Griffith Et Anders.) Pada
Tingkat Kematangan Yang Berbeda. Agrointek, vol. 14, no. 2, pp. 270–277.
https://doi.org/10.21107/agrointek.v14i2.6159.
Rohanah, R., Puspita, R. R., Wijaya, R. D., Pratiwi, R. D., & Hareva, J. A. (2023).
Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus) Dan Buah Bit (Beta Vulgaris) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin. Holistik Jurnal Kesehatan, vol. 17, no. 6, pp. 465–472. https://doi.org/10.33024/hjk.v17i6.11800.
Rusmiati, R., Sari, S. G., & Amalia, K. R. (2021). Analisis Kandungan Proksimat Daging Buah dan Biji Tiga Varietas Durian (Durio Zibethinus Murr.) yang Berasal dari Tempat Tumbuh yang Berdekatan. Bioscientiae, vol. 18, no. 1, pp. 1. https://doi.org/10.20527/b.v18i1.4063.
Salusu, D. (2020). Kandungan Vitamin C pada Tiga Jenis Buah-Buahan Genus Baccaurea. Buletin Loupe, vol. 16, no. 02, pp. 12–16.
https://doi.org/10.51967/buletinloupe.v16i02.237.
Salusu, H. D., Nurmarini, E., Beze, H., Hamka, & Yulianto. (2021). Potensi Kandungan Metabolit Primer Pada 10 Jenis Buah-Buahan Hutan. Buletin
Poltanesa, vol. 22, no. 2, pp. 204–208.
https://doi.org/10.51967/tanesa.v22i2.908.
Setiyani, R., Dewi Lestari, R., & Dwi Saputri, A. (2023). Perilaku Konsumen Dalam Mengonsumsi Buah Dan Produk Olahannya Dimasa Pandemi Covid- 19. Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian, vol. 25, no. 1, pp. 9–18.
https://doi.org/10.33061/innofarm.v25i1.8484.
Susi. (2014). Potensi Pemanfaatan Nilai Gizi Buah Eksotik Khas Kalimantan Selatan. Ziraa’ah Majalah Ilmiah Pertanian, vol. 39, no. 3, pp. 144–150.
Sutrisno, A. D. (2019). Identifikasi Kandungan (Antioksidan, Vitamin C Dan Serat Kasar) Pada Buah Lokal Dan Impor (Jeruk, Apel Dan Mangga).
Pasundan Food Technology Journal, vol. 6, no. 1, pp. 1-9.
https://doi.org/10.23969/pftj.v6i1.1502.
Uji, T. (2007). Review : Species Diversity Of Indigenous Fruits In Indonesia And Its Potential. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, vol. 8, no. 2, pp.
157–167. https://doi.org/10.13057/biodiv/d080217.
Vikaliana, R., Arifin, A. L., Mariam, S., Irwansyah, I., & Hidayat, Y. R. (2021).
Faktor-Faktor Keputusan Pembelian Buah Lokal Pada Masa Pandemi Covid-
19. Jurnal Ekonomi : Journal of Economic, vol. 12, no. 2, pp. 41-50.
https://doi.org/10.47007/jeko.v12i02.4309.
Zaenab, Z., Rasjid, A., & Saputri, V. S. (2021). Analisis Formalin Pada Buah Import (Study Literatur). Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika Dan Masyarakat, vol. 21, no. 1, pp. 127.
https://doi.org/10.32382/sulolipu.v21i1.2094.