• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Kurnia Pratiwi Rev2

N/A
N/A
Fica Merilian Cannavaro

Academic year: 2024

Membagikan " Karya Tulis Kurnia Pratiwi Rev2"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai iklim yang cocok untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman terutama buah-buahan. Buah mengandung nutrisi yang baik bagi kesehatan manusia. Indonesia juga merupakan negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia karena terletak di wilayah khatulistiwa, dimana terdapat tipe hutan tropis yang sangat unik, yang kekayaan jenis tumbuhannya belum dapat diukur secara pasti di hutan Indonesia (Susi, 2014).

Menurut Dodo (2015) menyatakan hingga saat ini, setidaknya terdapat 30.000 spesies tanaman berbunga yang sebagian besar masih tumbuh liar di hutan-hutan berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini, hanya sekitar 4.000 spesies yang diketahui telah dimanfaatkan langsung oleh masyarakat, dan hanya sekitar seperempat dari spesies tersebut yang telah dibudidayakan, bahkan mungkin kurang dari 10 persen. Oleh karena itu, masih banyak jenis tumbuhan yang belum diketahui, terutama kelompok tanaman buah-buahan lokal Indonesia yang semakin langka.

Menurut Jurnal Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI menjelaskan bahwa terdapat 226 jenis tanaman buah-buahan yang dapat dimakan di Indonesia, sebagian besar tumbuh liar di hutan (184 jenis), hanya sebagian kecil yang dibudidayakan (62 jenis), dan 18 jenis diantaranya bersifat endemik. Buah memberikan kontribusi yang signifikan dalam melengkapi pola makan seseorang, karena buah merupakan sumber tambahan karbohidrat serta vitamin dan mineral.

Efek serat pada buah-buahan dapat bermanfaat dalam meminimalkan risiko penyakit yang berhubungan dengan pola makan yang buruk akibat gaya hidup.

Jika dikelola dengan baik, buah-buahan juga dapat memberikan kontribusi ekonomi yang penting dan menjadi sumber pendapatan bagi petani kecil (Kayadoe et al., 2017).

Secara umum buah-buahan mengandung berbagai macam nutrisi terutama vitamin dan mineral, yang cukup tinggi. Komposisi nutrisi setiap buah berbeda- beda tergantung beberapa faktor yaitu perbedaan varietas, kondisi iklim tempat

(2)

budidaya, perawatan tanaman, cara pemanenan, derajat kematangan pada saat panen, kondisi pada saat pemasakan dan kondisi penyimpanan (Sutrisno, 2019).

Salah satu permasalahan yang berulang kali muncul dalam beberapa tahun terakhir adalah derasnya arus masuk buah-buahan import. Menurut Setyabudi dkk. (2008), import Tiongkok menduduki peringkat pertama di antara negara- negara pengimport buah-buahan, dengan nilai import mencapai US$134,6 juta pada Januari hingga September 2006 meningkat sebesar US$73,8 juta. Meskipun import buah-buahan hanya mewakili sebagian kecil dari total jumlah buah yang dikonsumsi konsumen dalam negeri, namun penyebarannya yang bahkan sampai ke pelosok-pelosok negara, merupakan hal yang sangat memprihatinkan. Ketika import buah meningkat maka akan terus merugikan daya saing pasar buah nasional. Oleh karena itu, kepedulian harus terus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas buah-buahan lokal.

Pada umumnya masyarakat lebih mengenal buah-buahan import yang cukup mudah ditemukan baik di pasar tradisional maupun di pedagang eceran buah dan sayur.di pasar modern. Buah-buahan import seperti apel, anggur, pir, kiwi, anggur dan lain-lain sangat digemari masyarakat dibandingkan dengan buah-buahan lokal seperti nanas, buah naga, pisang, pepaya, salak dan lainnya (D. Salusu, 2020).

Kurang dimanfaatkan dan belum diketahui potensi dari buah-buah lokal oleh masyarakat membuat hasil hutan semakin langka. Buah umumnya mengandung vitamin C dan pro-vitamin A, ada juga vitamin B, asam folat, vitamin E dan vitamin K. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat didalam buah maka perlu dilakukan analisis kandungan nutrisi buah-buahan lokal tersebut.

Masyarakat umum dapat mengenali potensi buah lokal dan menanamnya. Karena merupakan buah lokal yang langka, maka sifat fisik buah juga harus diperhatikan selain kandungan nutrisinya (Komarayanti, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan maka didapatkan rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

(3)

1. Apa saja kandungan nutrisi yang terdapat didalam berbagai jenis buah- buahan lokal?

2. Bagaimana pengaruh buah-buah import terhadap buah-buahan lokal di pasar dalam negeri?

3. Apa saja perbedaan buah-buahan import dan buah-buahan lokal?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kandungan nutrisi yang terdapat didalam berbagai jenis buah-buahan lokal.

2. Mengetahui pengaruh buah-buah import terhadap buah-buahan lokal di pasar dalam negeri.

3. Memahami perbedaan buah-buahan import dan buah-buahan lokal.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengenalkan kepada pembaca mengenai kandungan nutrisi yang terdapat didalam berbagai jenis buah-buahan lokal.

2. Untuk memahami pengaruh dari buah-buah import terhadap buah-buahan lokal di pasar dalam negeri.

3. Untuk mengetahui perbedaan buah-buahan import dan buah-buahan lokal.

1.5 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif berkelanjutan.dengan penelitian pengembangan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember sampai Januari 2023 di Lampung Tengah.

Subyek penelitian ini adalah buah-buahan lokal Lampung Tengah yang dikumpulkan dari data ringkasan statistik buah-buahan, Laporan Status Tanaman Hortikultura Tahunan Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015- 2016, dan dijadikan sampel di 4 kecamatan.

(4)

Prosedur penelitian ini, khususnya hasil pengamatan berdasarkan rangkuman data statistik. Buah-buahan, laporan tahunan status tanaman hortikultura Dinas Pertanian Lampung Tengah, menjadi ensiklopedia keanekaragaman buah-buahan lokal Lampung Tengah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Buah-Buahan Lokal

Keanekaragaman hayati adalah kekayaan kehidupan di Bumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, dan ekosistem yang mereka ciptakan dalam lingkungan hidup mereka.

Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat genetik, keanekaragaman tingkat spesies, dan keanekaragaman tingkat ekosistem.

Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena banyak spesies asli yang menjadi bahan baku terciptanya varietas berkualitas tinggi. Ketika salah satu komponen suatu ekosistem terganggu, maka konservasi keanekaragaman hayati dalam ekosistem tersebut terganggu karena komponen ekosistem tersebut dapat mengakibatkan terjadinya perubahan struktur ekosistem (Rusmiati et al., 2021).

Buah-buahan merupakan sumber antioksidan dan fitokimia yang baik seperti vitamin C, karoten, flavonoid, dan polifenol. Buah-buahan merupakan sumber nutrisi terutama vitamin (A dan C) dan mineral. Selain itu, buah-buahan juga mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Komposisi kimia (nilai gizi) suatu buah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor genetik, waktu panen (kematangan), dan lingkungan tumbuh. Oleh karena itu, terdapat perbedaan komposisi kimia buah antar spesies dalam spesies yang sama atau antar spesies dalam genus yang sama. Pada umumnya buah yang masih muda atau belum matang mempunyai kandungan air yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah yang matang, namun buah yang masih muda (mentah) memiliki kandungan gula

(5)

yang lebih rendah dibandingkan dengan buah yang matang. Kandungan vitamin C dan asam total lebih tinggi pada buah muda (D. Salusu, 2020).

Tanaman buah-buahan adalah sekelompok jenis tanaman hortikultura, selain tanaman sayur-sayuran, obat-obatan atau tanaman perkebunan, yang buahnya, baik utuh maupun sebagian, dapat dikonsumsi mentah atau setelah diolah (Martiningsih E. N., Suryana. M., Sutiadipraja, 2015). Buah-buahan merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral sehingga fungsinya sangat penting dalam metabolisme tubuh. Belakangan ini konsumsi buah-buahan yang banyak mengandung nutrisi sedang menarik perhatian, artinya prospek pertumbuhan buahnya bagus. Yang dimaksud dengan buah-buahan dalam bidang pertanian (hortikultura) adalah hortikultura terdiri dari kata “hortus” (kebun) dan “colere” (budidaya). Istilah hortikultura secara harafiah berarti usaha menanam buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias.

Segala produk dan turunannya yang diperoleh dari tanaman buah segar lokal dianggap sebagai produk buah dalam negeri. Buah-buahan asli meliputi dua jenis.

Salah satunya adalah varietas tanaman asli Indonesia dan buahnya ditanam oleh petani Indonesia. Kedua adalah buah-buahan yang varietas tanamannya berasal dari negara lain dan ditanam oleh petani Indonesia. Oleh karena itu, buah-buahan lokal adalah buah-buahan yang dihasilkan oleh petani Indonesia, apapun varietasnya (Rohanah et al., 2023).

2.2 Jenis Buah-Buahan di Indonesia

Meskipun banyak jenis buah-buahan tropis yang ditanam di berbagai wilayah di Indonesia, sebagian besar buah-buahan tersebut hanya tersedia dalam jumlah melimpah di pasar lokal pada musim panen utama. Hanya ada beberapa jenis buah yang tersedia di supermarket dan pasar di seluruh dunia (Rahmadini et al., 2020). Berdasarkan jumlah komponennya, buah-buahan dibedakan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:

a) Buah Sederhana

(6)

Buah sederhana yaitu buah yang berkembang dari bakal buah. Buah-buahan sederhana selanjutnya diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

1. Buah sederhana berdaging (bagian buahnya berdaging). Menurut (Amalia, 2019), buah-buahan ini selanjutnya dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

a. Jenis buah beri seperti tomat dan anggur (Vitis vinifera)

b. Jenis buah batu seperti zaitun, persik, ceri, plum dan sebagainya.

c. Jenis buah pome seperti apel (Malus domestica) d. Jenis Hesperidium seperti jeruk (Citrus sp.)

2. Buah sederhana tanpa daging buah (pericarp kering). Hal ini dapat digolongkan sebagai berikut: (H. D. Salusu et al., 2021)

a. Kelompok dehiscence (biji terbuka dan menyebar bila sudah masak).

Selanjutnya dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

1. Jenis polong-polongan, misalnya kacang-kacangan.

2. Jenis folikuler, misalnya Peony dan Hekea 3. Jenis kapsuler, misalnya spesies Eucalyptus 4. Jenis silique, misalnya biji sawi (Brassica nigra).

b. Kelompok non-dehiscent (biji tidak terbuka dan berkembang walaupun sudah matang). Selanjutnya dapat dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut: (H. D. Salusu et al., 2021)

1. Jenis achene, misalnya buah bunga matahari (Helianthus annuus) 2. Jenis pericarp (sereal), misalnya buah jagung

3. Jenis kacang-kacangan, misalnya buah hazelnut 4. Jenis samara, misalnya buah maple.

b) Buah Berkelompok

Buah berkelompok yaitu buah yang timbul dari beberapa bakal buah bunga yang sama dan menyatu membentuk satu buah, baik buahnya bergerombol maupun tersebar pada kelopaknya. Contoh jenis buah ini adalah tanaman strawberry (Fragaria vesca) (Kusmiyati et al., 2022).

c) Buah Majemuk,

Buah majemuk yaitu buah yang berkembang dari beberapa bakal buah beberapa bunga dan bergabung membentuk suatu tandan. Contoh buah jenis ini

(7)

adalah tanaman nanas (Ananas comosus) (Juariah & Wati, 2020). Berdasarkan asal usul pohon buah-buahan, tumbuhan dapat digolongkan menjadi:

a. Tanaman buah subtropis. Tanaman buah subtropis biasanya berasal dari daerah dengan garis lintang antara 230o LU dan 400o LS. Misalnya kacang mete, pir, dll.

b. Pohon buah-buahan tropis tumbuh dari dekat khatulistiwa hingga garis lintang 230 derajat. Contoh: rambutan, durian, manggis, duku, dll.

Tanaman buah-buahan subtropis biasanya masih dapat dikembangkan di daerah tropis seperti daerah pegunungan (di atas 1000 meter dpl), namun tanaman buah-buahan tropis lebih sulit dikembangkan di daerah subtropis (Rahmadini et al., 2020).

Buah-buahan merupakan salah satu dari sekian banyak daerah dengan keanekaragaman hayati tinggi di Indonesia. Lebih dari 329 jenis buah-buahan dibudidayakan di Indonesia. Sayangnya kekayaan yang melimpah ini belum dimanfaatkan secara optimal. Banyak jenis pohon buah-buahan potensial yang masih dibiarkan tumbuh di alam liar atau tidak dibudidayakan, sehingga buah yang dihasilkan dianggap tidak memiliki nilai komersial yang signifikan.

Berbagai jenis pohon buah-buahan tersebut dikhawatirkan semakin terabaikan dan populasinya terus menurun hingga langka (Setiyani et al., 2023). Data produksi berbagai buah-buahan pada tahun 2022 disajikan dalam sebuah Tabel 2.1 terdapat produksi buah tertinggi pada tahun 2022 adalah pisang yang mencapai 92.454.270 ton.

Tabel 2.1 Nilai Produksi Jenis Buah dan Sayur di Indonesia Tahun 2022 No

. Jenis Tanaman Produksi Buah-Buahan dan Sayuran Tahunan (TON)

1 Alpukat/Avocado 8.657.802

2 Anggur/Grape 135.159

3 Apel/Apple 5.235.955

4 Belimbing/Star Fruit 1.286.323

5 Duku/Langsat/Kokosan 2.052.600

6 Durian/Durian 15.821.718

7 Jambu Air/Water Apple 2.375.647

8 Jambu Biji/Guava 4.726.864

9 Jengkol/Jengkol 1.559.089

10 Jeruk Besar/Pomelo 1.329.793

(8)

No

. Jenis Tanaman Produksi Buah-Buahan dan Sayuran Tahunan (TON) 11 Jeruk Siam/Keprok/

Orange/Tangerine 25.519.988

12 Mangga/Mango 33.088.947

13 Manggis/Mangosteen 3.436.627

14 Melinjo/Gnetum/Melinjo 2.624.049

15 Nangka/Cempedak/Jackfrui

t 8.137.560

16 Nenas/Pineapple 32.037.752

17 Pepaya/Papaya 10.895.781

18 Petai/Twisted Cluster Bean 4.442.771

19 Pisang/Banana 92.454.270

20 Rambutan/Rambutan 8.551.622

21 Salak/Snakefruit 11.474.735

22 Sawo/Sapodilla/Sawo 1.674.404

23 Sirsak/Soursop 1.423.901

24 Sukun/Breadfruit 1.650.324

25 Buah Naga/Hylocereus

polyrhizus 3.673.002

26 Jeruk Lemon/Lemon 542.330

27 Lengkeng/Dimocarpus

longan 418.172

Total 285.227.185

Sumber: Badan Pusat Statistik Produksi Buah dan Sayur, 2022

2.2 Pengertian Buah Import

Buah adalah bagian penting dari pola makan sehat. Buah-buahan kaya akan berbagai vitamin, mineral, dan serat makanan, itulah sebabnya buah-buahan menempati urutan kedua setelah sayuran dalam hal diet seimbang. Asupan buah yang dianjurkan mengurangi risiko kekurangan zat gizi mikro dan serangan penyakit tidak menular. Asupan buah yang buruk bertanggung jawab atas risiko kematian tertinggi ke-10 di dunia (Uji, 2007).

Buah import adalah buah yang didatangkan dari luar negeri. Beragam buah- buahan import yang dipamerkan antara lain apel Fuji, apel Red Dell, pir, jeruk mandarin, kurma, dan kiwi. Penyebaran buah-buahan import ke pasar dalam negeri semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya pedagang dan pengecer yang berminat menjual buah-buahan import. Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS), import buah ke Indonesia tercatat

(9)

mencapai 749,6 juta kilogram (kg) pada tahun 2022. Pasokan buah-buahan import sangat banyak sehingga tidak sulit untuk memasarkannya. Meski buah-buahan melimpah di Indonesia, namun sebagian masyarakat masih memilih buah import dibandingkan buah lokal (Muchtadi, 2012).

Secara nasional, konsumsi buah masyarakat Indonesia masih rendah, dengan rata-rata konsumsi buah sebesar 88,56 gram per orang per hari pada tahun 2020, yaitu 59,04% dari batas minimal konsumsi buah WHO yaitu 150 gram per orang per hari. Idris (2020) menyatakan survei BPS tahun 2020 menunjukkan konsumsi buah dan sayur sebesar 209,89 gram per orang, yang menurut WHO masih jauh dari angka anjuran yaitu 400 gram per orang dalam mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

Menurut geografis Kabupaten Lampung Tengah terletak di tengah Provinsi Lampung dengan luas wilayah 4.789,82 km2. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104o35'-105o50 Bujur Timur dan 4o30'-4o15' Lintang Selatan. Beriklim tropis dan suhu rata-rata 26°C-28°C. Ketinggian sebagian besar wilayah adalah 15-65 meter di atas permukaan laut dan kemiringan lereng 0-2% (92,29%).

Penelitian ini bertujuan untuk mengenali keanekaragaman buah lokal dan import di Kecamatan Lampung Tengah meliputi empat kecamatan yaitu Kecamatan Teranggi Besar, Terusan Nunyai, Kota Gajah dan Seputih Agung. Buah-buahan yang teridentifikasi terdiri dari 58 buah, 37 buah lokal dan 21 buah import. Adapun buah lokal yang ditemukan seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jenis Buah-Buahan Lokal

Nama Buah Nama Buah

Alpukat Mangga

Anggur Manggis

Apel Nangka

(10)

Belimbing Nanas

Duku Pepaya

Jambu Air Pisang

Jambu Biji Rambutan

Jeruk Besar Salak

Jeruk Siam Sirsak

Jeruk Lemon Buah Naga

Lengkeng Cempedak

Jengkol Petai

Sementara buah import yang ditemukan antara lain yaitu ditampilkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Jenis Buah-Buahan Import

Nama Buah Nama Buah

Anggur Calmeria Pear Packham

Anggur Thomson Pear Golden

Anggur Red Globe Pear Singo RRC

Apel Fuji Rosy Blash Pear Xiang Lie

Apel Red Dell USA Pear Ya lie

Apel Green Smiit Persimmon

Apel Royal Gala NZL Plum Merah

Jeruk Kino Kiwi Kuning

Jeruk Navel Kiwi Hijau

Banyaknya keaneka ragaman buah lokal dan importt di Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Keanekaragaman Buah-Buahan Lokal dan Import di Kabupaten Lampung Tengah

No Kategor i Buah

Kecamatan Terbanggi Besar

Kecamatan Terusan Nunyai

Kecamata n Kota Gajah

Kecamata n Seputih Agung

1 Lokal 32 25 29 23

2 Import 21 6 7 5

Berdasarkan Tabel 3.3 menjelaskan keanekaragaman buah-buahan lokal dan import dari setiap kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah.

Keanekaragaman buah lokal paling banyak berada di Kecamatan Terbanggi Besar sebanyak 32 jenis buah, Kota Gajah sebanyak 29 jenis, Kecamatan Terusan Nunyai sebanyak 25 jenis, dan Kecamatan Seputih Agung sebanyak 23 jenis buah. Sedangkan keanekaragaman buah import yang paling mendominasi

(11)

dibandingkan dengan kecamatan lainnya yaitu di kecamatan Terbanggi Besar yaitu sebanyak 21 jenis buah. Hal ini dikarenakan di Kecamatan Terbanggi Besar memiliki outlet buah yang berada di pasar Bandar Jaya dan Chandra Mart Bandar Jaya.

Buah-buahan umumnya mengandung kandungan air yang tinggi yaitu dalam kisaran 65-90% kadar protein dan lemak rendah (Muchtadi, 2008). Menurut de Ita dkk. (2015), secara umum komposisi air yang terkadung dalam buah dan sayuran adalah air 80-90%, karbohidrat 20-25%, serat 2%, vitamin, protein, lemak, mineral, aroma dan pigmen kurang dari 0,5%. Buah-buahan yang kaya akan air merupakan salah satu sumber gula alami, asam amino, garam mineral dan vitamin, hal ini sangat bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan pada makanan dan minuman buatan yang mengandung hal serupa.

Makanan yang bergizi merupakan faktor utama penentu kesehatan manusia.

Adapun zat gizi yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya supaya dapat tumbuh dengan baik dan sehat, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Pada penelitian ini kandungan zat gizi yang diuji adalah kadar air, protein, karbohidrat, vitamin C dan kandungan mineral seperti kalsium.

Hasil analisis kandungan nilai gizi beberapa jenis buah lokal ditampilkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kandungan Nilai Gizi Buah-Buahan Lokal N

o

Hasil Uji Parameter

Jenis Buah-Buahan Lokal Manggi

s Salak Duria

n Kedondon

g Jambu

Air 1 Kadar Air (gr/100

gr) 83 78 65 70 87

2 Protein (gr/100 gr) 0,6 0,4 2,4 1,0 0,8

3 Karbohidrat (gr/100 gr)

15,6 20,9 28 10,3 3

4 Vitamin C (mg/100

gr) 2 0,73-

1,28 0,53 30 16,7

5 Kalsium (mg/100

gr) 0,8 0,4 7,4 15 2

Berdasarkan Tabel 3.4 diperoleh bahwa buah jambu air memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan buah lokal lainnya yang diuji sebesar 87 gr, kemudian diikuti dengan buah manggis sebesar 83 gr, salak sebesar 78 gr, dan

(12)

kedondong sebesar 70 gr. Buah durian memiliki kadar air yang paling rendah sebesar 65 gr. Kadar air secara umum diperlukan untuk kelangsungan proses biokimia organisme hidup.

Protein merupakan kelompok makronutrisi berupa senyawa asam amino yang berfungsi sebagai zat pembangun dan pendorong metabolisme dalam tubuh.

Protein yang terdapat pada buah atau tumbuhan pada umumnya biasa disebut protein nabati. Kandungan protein pada kelima buah yang dianalisis menunjukkan bahwa buah durian memiliki kandungan protein sebesar 2,4 gr, disusul buah kedondong sebesar 1 gr, buah jambu air sebesar 0,8 gr, buah manggis sebesar 0,6 gr, dan terakhir buah salak sebesar 0,4 gr.

Karbohidrat merupakan hasil utama fotosintesis oleh tumbuhan hijau yang kelebihannya disimpan di tempat-tempat penyimpanan cadangan makanan termasuk buah, merupakan makro nutrien penting karena sebagai sumber energi utama bagi sebagian besar makhluk. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi sebagai cadangan makanan, pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein karena bila karbohidrat makanan terpenuhi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun. Karbohidrat juga berfungsi sebagai pengatur metabolisme lemak karena karbohidrat mampu mencegah oksidasi lemak yang tidak sempurna. Buah durian memiliki kandungan karbohidrat paling tinggi sebesar 28 gr, diikuti oleh buah salak sebesar 20,9 gr, manggis sebesar 15,6 gr, kedondong sebesar 10,3 gr, dan jambu air sebesar 3 gr.

Vitamin C diproduksi oleh tumbuhan dalam jumlah yang besar. Fungsi vitamin C bagi tumbuhan adalah sebagai agen antioksidan yang dapat menetralkan singlet oksigen yang sangat reaktif, berperan dalam pertumbuhan sel, berfungsi seperti hormon, dan ikut berperan dalam proses fotosintesis. Hasil analisis kandungan vitamin C pada buah kedondong sangattinggi yaitu sebesar 30 mg/100 gr, diikuti oleh buah jambu air sebesar 16,7 mg/100 gr, manggis sebesar 2 mg/100 gr, salak sebesar 0,73-1,28 mg/100 gr, dan durian sebesar 0,53 mg/100 gr.

Kalsium merupakan mineral yang amat penting bagi manusia, terutama untuk meningkatkan metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot. Keberadaan kalsium sangat diperlukan tanaman terutama dalam pembentukan protein. Hasil analisis kandungan kalsium pada buah

(13)

kedondong sangat tinggi yaitu sebesar 15 mg/100 gr, diikuti oleh buah durian sebesar 7,4 mg/100 gr, jambu air sebesar 2 mg/100 gr, manggis sebesar 0,8 mg/100 gr, dan salak sebesar 0,4 mg/100 gr.

3.2 Pembahasan

Mengelompokkan ensiklopedia berdasarkan warna buah untuk memudahkan pengguna mengetahui warna buah lokal jemberyang merupakan potensi alam,yang harus dipahami dan disosialisasikan, karena warna buah tidak membedakan satu jenis saja. buah dan lainnya. Selain itu, warna buah merupakansumber informasi tentang nilai gizinya (Ida A K, 2010). Dari data penelitian ditemukan buah-buahan lokal Kabupaten Lampung Tengah dengan warna berbeda-beda yang disebut dengan spektrum warna buah.

Buah berwarna mengandung ratusan fitokimia berbeda yang berbeda satu sama lain. Senyawa fitokimia (phyto = tumbuhan) adalah senyawa kimia yang terdapat padatumbuhan yang memberikan ciri khas rasa, aroma atau warna pada tumbuhan tersebut. Warna merah membantu mengurangi risiko beberapa jenis kanker, melindungi otak, jantung, hati dan sistem kekebalan tubuh (The Institute for Functional Medicine, 2014).

Warna kulit buah dikelompokkan menjadi enam warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, ungu dan putih/coklat. Warna buah dan sayur disebabkan oleh pigmen yang dikandungnya. Pigmen biasanya dibagi menjadi empat kelompok, yaitu klorofil, antosianin, flavonoid, dan karotenoid. Berdasarkan warna kulit buah ini, Makanan berwarna hijau sehat karena mengandung senyawa anti kanker, anti inflamasi, dapat melindungi otak, jantung, pembuluh darah, hati, dan kulit.

Keunikan dari makanan berwarna hijau adalah membantu hati untuk berkja dan membantu menjaga keseimbangan hormon. Buah berwarna hijau mengandung banyak klorofil, karotenoid, kalsium, zat besi dan belerang. Warna hijau paling mendominasi pada buah-buahan lokal dan import di Kabupaten Lampung Tengah.

Warna hijau disebabkan oleh kandungan klorofil pada kulitnya, namun tidak semua kulit berwarna hijau bisa dimakan. Buah berkulit hijau yang dapat dimakan adalah buah anggur calmeria, anggur Thomson, anggur red globe, apel fuji rosy blash, jambu biji merah, jambu kristal, dan melon.

(14)

Warna dominan kedua warna kuning kaya akan kalium, unsur nutrisi yang sangat bermanfaat untuk mencegah stroke dan jantung koroner. Buah-buahan yang dapat dimakan beserta kulitnya adalah pisang, belimbing, pear century, pear golden, pear singo, pear Ya Lie. Bahan pangan berwarna kuning mengandung pigmen beta-cryptoxanthin, lutein, dan zeaxanthin. Beta-cryptoxanthin terbukti berperan sebagai pencegah osteoporosis terutama pada wanita pasca menopause.

Konsumsi pisang dapat membantu tubuh menjadi lebih segar dan menurunkan resiko terjadinya stroke (Setioko, 2010).

Warna ketiga merah, buah berkulit merah adalah anggur merah yang dapat dimakan anggur red globe, apel anna, apel Fuji, apel rome beauty, apel red dell, apel royal gall. Buah berwarna merah menunjukkan kandungan antosianin dan likopen. Antosianin bermanfaat untuk mencegah infeksi dan kanker kandung kemih, sedangkan likopen mencegah degenerasi fisik dan mental sehingga tidak mudah pikun. Likopen juga mencegah berbagai penyakit kanker. Buah berwarna merah adalah semangka, stroberi, tomat, dan jambu biji merah, sedangkan sayur berwarna merah adalah kol merah dan bayam merah (Setioko, 2010). Buah berwarna Oranye terkandung zat warna yang disebut beta karoten. Beta karoten memiliki banyak manfaat bagi tubuh, salah satunya yang paling di kenal adalah sebagai antioksidan yang merawat saraf penglihatan, selain itu beta karoten juga mampu mencegah terjadinya plak dan timbunan kolesterol di dalam pembuluh darah sehingga menurunkan resiko penyakit jantung (Setioko, 2010).

Buah yang dapat dimakan berkulit ungu adalah anggur hitam, plum, anggur, blackberry, raspberry dan cranberry. Warna putih pada buah dapat membantu mencegah penyakit sistemik (jantung, hipertensi, diabetes, antibiotik, sumber vitamin C, sumber kalsium danmelawan sel kanker). Salah satu contoh buah berwarna putih adalah bengkuang. Bengkuangmengandung fitoestrogen yang dapat digunakan tubuh sebagai cadangan estrogen. Cadangan fitoestrogen dapat digunakan setelah menopause untuk menjaga kesehatan tulang dan struktur tubuh wanita di usia tua (Setioko, 2010). Beberapa jenis apel memiliki kulit beraneka warna, seperti apel Anna berwarna dan apel Rome Beauty. Kedua buah apel ini mempunyai dua buah warna yang berbeda yaitu hijau dan merah. Kedua warna

(15)

tersebut nampaknya berasal dari pigmen yang berbeda, yaitu warna hijau berasal dari klorofil, sedangkan warna merah berasal dari betasianin.

Kadar air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dan pereaksi dari beberapa komponen. Kadar air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dan pereaksi dari beberapa komponen. Adanya kandungan air dalam jumlah besar akan memberikan peluang hidup dan berkembang biak segala jenis mikroba, termasuk mikroba penyebab kebusukan. Kadar air dalam bahan makanan berhubungan dengan daya simpan bahan makan.

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Tumbuhan menyerap unsur-unsur hara dalam tanah melalui akar dan disalurkan keseluruh bagian tanaman sampai ke daun sehingga tumbuhan membentuk protein. Protein yang terdapat pada buah atau tumbuhan pada umumnya biasa disebut protein nabati. Protein pada bagian tumbuhan terdapat hampir dalam seluruh bagian tubuh tumbuhan.

Pada perkembangan buah, perubahan karbohidrat terjadi selama pemasakan buah. Pada buah muda, karbohidrat masih banyak dalam bentuk pati sehingga rasa buah tidak manis. Selama proses pematangan buah, melalui reaksi enzimatis, pati akan dipecah menjadi gula sederhana seperti glukosa, fruktosa dan sukrosa sehingga buah menjadi manis. Buah akan menjadi lebih manis setelah asam organik atau molekul pati diubah menjadi gula yang biasa mencapai konsentrasi 20% pada buah matang. Perubahan kandungan karbohidrat pada berbagai tingkat kematangan buah yaitu ada kecenderungan semakin matang buah semakin meningkat kandungan karbohidrat totalnya, namun pada kandungan serat kasarnya semakin menurun.

Vitamin C berperan untuk melindungi tumbuhan dari kerusakan oksidatif yang dihasilkan dalam proses metabolisme aerobik, fotosintesis, dan polutan.

Vitamin C hanya dapat dibentuk oleh tumbuhan dan terdapat pada sayuran serta buah-buahan dalam jumlah yang besar. Hal ini disebabkan karena tumbuhan memiliki enzim mikrosomal L-gulonolakton oksidasi, sebagai komponen dalam pembentukan asam askorbat.

(16)

Kalsium merupakan bagian esensial dari struktur dinding sel tanaman, menyediakan pengangkutan dan retensi unsur-unsur lain di dalam tanaman.

Kalsium juga diketahui sebagai unsur yang dapat melawan garam alkali dan asam organik pada tanaman. Kalsium dimanfaaatkan oleh tanaman untuk mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Membantu keberhasilan penyerbukan. Membantu pemecahan sel. Membantu aktivitas beberapa enzim pertumbuhan, serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan. Kalsium (ca) merupakan salah satu unsur hara makro sekunder yang memiliki peran cukup penting dalam siklus hidup tanaman. Unsur hara ini menjadi komponen utama penyusun struktur dinding sel dan membran tanaman.

Kalsium (ca) dibutuhkan dalam jangka pendek untuk meminimalisir terjadinya infeksi dari organisme penyebab penyakit yang bersinggungan dengan bagian luar tanaman.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan hasil penelitian ini, maka kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut:

1. Kandungan nutrisi yang terdapat pada tumbuhan berupa buah jambu air memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan buah lokal lainnya yang diuji sebesar 87 gr/100 gr. Buah durian memiliki kandungan protein sebesar 2,4 gr/100 gr. Buah durian memiliki kandungan karbohidrat paling tinggi sebesar 28 gr/100 gr. Kandungan vitamin C pada buah kedondong sangattinggi yaitu sebesar 30 mg/100 gr. Hasil analisis kandungan kalsium pada buah kedondong sangat tinggi yaitu sebesar 15 mg/100 gr.

2. Peredaran buah-buahan import kian banyak di pasar dalam negeri karena para distributor dan pedagang eceren lebih tertarik menjualnya

(17)

dikarenakan harganya yang relatif lebih murah dan suplai buah import sangat berlimpah sehingga tidak sulit untuk memasarkannya. Sedangkan buah lokal saat ini, selain suplai yang tak menentu, juga tampilan yang tak menarik. Suplai yang tak menentu ini membuat harga buah lokal sering fluktuatif bahkan cenderung harganya tinggi.

3. Buah-buahan import yang lumayan jauh pendistribusiannya beresiko terdapat formalin yang bisa membahayakan kesehatan bagi konsumen dan masih terbatasnya Pustaka mengenai isi formalin pada buah import.

Dibandingkan buah-buahan lokal yang masa penyimpanannya tidak terlalu lama dikarenakan tidak memakai formalin.

4.2 Saran

Setelah mengetahui analisis kandungan nutrisi dalam berbagai jenis buah- buahan lokal, penulis menyarakan beberapa hal yaitu:

1. Kepada Masyarakat perlu penyuluhan tentang bahaya formalin dan menganjurkan memilih buah lokal untuk di konsumsi agar memastikan aman dan kurang jejak ekologisnya.

2. Disarankan untuk mencuci atau merendam buah sebelum dikonsumsi untuk mengurangi jumlah formalin di dalamannya, selain itu, memasak makanan dengan suhu tinggi dapat juga menurunkan tingkat formalin.

3. Kepada Pemerintah semakinmemperketat untuk pengawasan

masuknyabuah import ke dalam Negeri untukmengantisipasi masuknya buah buahanyang mengandung zat berbahaya seperti formalin.

(18)

Referensi:

Amalia, R. F. (2019). Pengembangan Pop-Up Book sebagai Upaya Mengenalkan Pentingnya Konsumsi Sayur dan Buah Pada Anak Usia Sekolah di SD Negeri 2 Berkoh. Repository Universitas Muhammadiyah Purwokerto, vol.

65, no. 21, pp. 205-214. http://repository.ump.ac.id/9506/.

Angio, M. H., & Irawanto, R. (2019). Pendataan Jenis Buah Lokal Indonesia Koleksi Kebun Raya Purwodadi. Jambura Edu Biosfer Journal, vol. 1, no. 2, pp. 41–46. https://doi.org/10.34312/jebj.v1i2.2476.

Ida Ayu Eka. (2010). Manfaat Buah-Buahan Dan Sayur=Sayuran.

https://cyrcleorganic.files.wordpress.com/2010/04/materi-manfaat-sayur-dan buah-boa.pdf. 21 Januari 2024 (14.30).

Juariah, S., & Wati, D. (2020). Meditory Efektifitas Ekstrak Bonggol Nanas (Ananas comosus L . Merr) Terhadap Escherichia coli. vol. 8, no. 5, pp. 95–

100.

(19)

Kayadoe, M., Koibur, J. F., & Warmetan, H. (2017). Komposisi Kimia dan Komponen Serat Berbagai Jenis Pakan Lokal yang Berasal dari Habitat Asal Kuskus dan Penangkaran. Sains Peternakan, vol. 12, no. 1, pp. 15.

https://doi.org/10.20961/sainspet.v12i1.4766.

Komarayanti, S. (2017). Encyclopedia of Lokal Fruits Based On Natural. Journal of Biology and Biology Learning, vol. 2, no. 1, pp. 61–75.

Kusmiyati, Rasmi, D. A. C., Sedijani, P., & Khairrudin. (2022). Penyuluhan Tentang Pentingnya Konsumsi Buah untuk Menjaga Imunitas Tubuh. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, vol. 5, no. 4, pp. 6–11.

https://doi.org/10.29303/jpmpi.v5i4.2222.

Laksemi, I. G. A. A., Rai, I. N., & Mayadewi, N. N. A. (2023). Identifikasi Karakter Morfologi dan Analisis Kandungan Nutrisi Buah Pisang Mas, Buluh, dan Lumut Lokal Bali. Agrotrop : Journal on Agriculture Science, vol. 13, no. 1, pp. 27-33. https://doi.org/10.24843/ajoas.2023.v13.i01.p03.

Martiningsih E. N., Suryana. M., Sutiadipraja, N. (2015). Identifikasi Kualitas Dan Bobot Masa Simpan Beberapa Jenis Buah Salak Bali (Salacca Zalacca Var. Amboinensis). Agrimeta, vol. 5, no. 9, pp. 1–9.

http://jurnal.unmas.ac.id/index.php/agrimeta/article/download/90/67.

Muchtadi, D. T. R. (2012). Jenis, Varietas, dan Sumber Bahan Pangan Nabati Sayuran dan Buah- buahan. Pengetahuan Bahan Pangan Nabati, vol. 1, no.

1, pp. 1–29.

Niagara, N., Daningsih, E., & Titin, T. (2018). Sifat Fisik Dan Kandungan Gizi Buah Peluntan, Senare, Dan Ara’ Di Kalimantan Barat. Edukasi: Jurnal

Pendidikan, vol. 16, no. 1, pp. 68-24.

https://doi.org/10.31571/edukasi.v16i1.837.

Nurchayati, & Hikmah. (2014). Pola Distribusi Buah Lokal Dan Buah Importt : Studi Kasus. Seminar Nasional Dan Call for Paper (Sancall 2014):

Research Methods And Organizational Studies, Sancall, vol. 32, no.1, pp.

40–50.

Produksi Buah–Buahan dan Sayuran Tahunan Menurut Jenis Tanaman, 2022 - Tabel Statistik - Badan Pusat Statistik Indonesia (bps.go.id).

(20)

Produksi Tanaman Buah-buahan - Tabel Statistik - Badan Pusat Statistik Indonesia (bps.go.id).

Rahayu, E. S., & Pribadi, P. (2012). Kadar Vitamin Dan Mineral Dalam Buah Segar Dan Manisan Basah Karika Dieng (Carica Pubescens Lenne&K.Koch). Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, vol.

4, no. 2, pp. 89–97.

Rahmadini, F., Julianti, E., & Lubis, Z. (2020). Warna Kulit Dan Komposisi Kimia Buah Asam Gelugur (Garcinia Atroviridis Griffith Et Anders.) Pada Tingkat Kematangan Yang Berbeda. Agrointek, vol. 14, no. 2, pp. 270–277.

https://doi.org/10.21107/agrointek.v14i2.6159.

Rohanah, R., Puspita, R. R., Wijaya, R. D., Pratiwi, R. D., & Hareva, J. A. (2023).

Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus) Dan Buah Bit (Beta Vulgaris) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin. Holistik Jurnal Kesehatan, vol. 17, no. 6, pp. 465–472. https://doi.org/10.33024/hjk.v17i6.11800.

Rusmiati, R., Sari, S. G., & Amalia, K. R. (2021). Analisis Kandungan Proksimat Daging Buah dan Biji Tiga Varietas Durian (Durio Zibethinus Murr.) yang Berasal dari Tempat Tumbuh yang Berdekatan. Bioscientiae, vol. 18, no. 1, pp. 1. https://doi.org/10.20527/b.v18i1.4063.

Salusu, D. (2020). Kandungan Vitamin C pada Tiga Jenis Buah-Buahan Genus Baccaurea. Buletin Loupe, vol. 16, no. 02, pp. 12–16.

https://doi.org/10.51967/buletinloupe.v16i02.237.

Salusu, H. D., Nurmarini, E., Beze, H., Hamka, & Yulianto. (2021). Potensi Kandungan Metabolit Primer Pada 10 Jenis Buah-Buahan Hutan. Buletin

Poltanesa, vol. 22, no. 2, pp. 204–208.

https://doi.org/10.51967/tanesa.v22i2.908.

Setiyani, R., Dewi Lestari, R., & Dwi Saputri, A. (2023). Perilaku Konsumen Dalam Mengonsumsi Buah Dan Produk Olahannya Dimasa Pandemi Covid- 19. Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian, vol. 25, no. 1, pp. 9–18.

https://doi.org/10.33061/innofarm.v25i1.8484.

Setioko. (2010). Faktor-Faktor Yang Terkait Dengan Konsumsi Buah dan Sayur Pada Remaja Di 4 SMA Jakarta Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 4, no. 2, pp. 63-71.

(21)

Susi. (2014). Potensi Pemanfaatan Nilai Gizi Buah Eksotik Khas Kalimantan Selatan. Ziraa’ah Majalah Ilmiah Pertanian, vol. 39, no. 3, pp. 144–150.

Sutrisno, A. D. (2019). Identifikasi Kandungan (Antioksidan, Vitamin C Dan Serat Kasar) Pada Buah Lokal Dan Import (Jeruk, Apel Dan Mangga).

Pasundan Food Technology Journal, vol. 6, no. 1, pp. 1-9.

https://doi.org/10.23969/pftj.v6i1.1502.

Uji, T. (2007). Review : Species Diversity Of Indigenous Fruits In Indonesia And Its Potential. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, vol. 8, no. 2, pp.

157–167. https://doi.org/10.13057/biodiv/d080217.

Vikaliana, R., Arifin, A. L., Mariam, S., Irwansyah, I., & Hidayat, Y. R. (2021).

Faktor-Faktor Keputusan Pembelian Buah Lokal Pada Masa Pandemi Covid- 19. Jurnal Ekonomi : Journal of Economic, vol. 12, no. 2, pp. 41-50.

https://doi.org/10.47007/jeko.v12i02.4309.

Zaenab, Z., Rasjid, A., & Saputri, V. S. (2021). Analisis Formalin Pada Buah Importt (Study Literatur). Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika Dan Masyarakat, vol. 21, no. 1, pp. 127.

https://doi.org/10.32382/sulolipu.v21i1.2094.

Referensi

Dokumen terkait

Didalam kedudukannya sebagai Bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) Lambang Kebanggaan Kebangsaan, (2) Lambang Identitas Nasional (3) Alat pemersatu berbagai

Volume 4, Nomor 2, September 2020 semua peserta MGMP maupun dosen yang merupakan guru bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dari berbagai sekolah menengah pertama di Lubuk Linggau, 3