PENDAHULUAN
Latar Belakang Msalah
Fokus Penelitian
Keyakinan terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu Self-Esteem, Self-Efficacy dan Self-Confidence. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi yang diberikan oleh Ny. Titis Ratriandari S.Pd selaku guru IPS kelas IX C diajar pada saat peneliti melakukan penelitian yaitu BAB III ketergantungan antar ruang dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat.
Rumusan Masalah
Karena berdasarkan hasil observasi pertama di lapangan diketahui bahwa aktivitas kelas IX C sangat rendah dibandingkan dengan kelas lainnya, ungkap guru IPS SMPN 1 Mlarak.
Tujuan Penelitian
Ingin mendeskripsikan aktivitas siswa ditinjau dari efikasi diri dalam proses pembelajaran IPS di SMPN 1 Mlarak. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam hal kepercayaan diri pada proses pembelajaran IPS di SMPN 1 Mlarak.
Manfaat Penelitian
Sistematika Pembahasan
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
- Keaktifan
- Pembelajaran IPS
- Rasa Percaya Diri
Dengan kurangnya rasa percaya diri, maka akan membuat seseorang menjadi cuek terhadap kehidupannya. Rasa percaya diri terbagi menjadi beberapa bentuk yaitu, harga diri, kemanjuran diri dan kepercayaan diri.11 Harga diri adalah harga diri atas prestasi yang telah dicapai.
Kajian Penelitian Terdahulu
Bedanya penelitian ini lebih menitik beratkan pada aktivitas siswa yang dilihat dari kepercayaan diri siswa, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ginanjar lebih menitik beratkan pada model pembelajaran yang dilakukan oleh guru IPS. Terdapat kesamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Joulanda Mustika Dewi yaitu penelitian ini membahas tentang kurangnya keaktifan siswa yang dapat dilihat dari kepercayaan diri siswa, sehingga perlu adanya penelitian yang lebih mendalam. pada . 16 Joulanda Mustika Dewi, “Hubungan antara kepercayaan diri siswa dengan hasil belajar IPS kelas V MIN 4 Bandar Lampung,” (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2021), 59.
Bedanya penelitian ini lebih fokus pada penyebab ketidakaktifan siswa ditinjau dari kepercayaan diri, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Joulanda Mustika Dewi memfokuskan penelitiannya pada perbandingan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar IPS siswa kelas V. Penelitian yang dilakukan oleh Monica Prima Pramesty dan Ignatius Bondan Suratno berjudul “Hubungan antara kepercayaan diri, perhatian guru dan. Hasil kuantitatif menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar IPS pada kelas V yaitu kelas.
Penelitian yang dilakukan oleh Marmi Kamit lebih memfokuskan pada pengaruh . pembelajaran berbasis masalah dengan peningkatan aktivitas siswa, sedangkan pada penelitian ini lebih menitik beratkan pada aktivitas siswa berupa kepercayaan diri Monica.
Kerangka Pikir
Kedua, wawancara dengan guru IPS SMPN 1 Mlarak dan siswa kelas IX C yang berjumlah 32 siswa. Dan terakhir, peneliti menganalisis data keaktifan dalam proses pembelajaran IPS ditinjau dari harga diri siswa.
METODE PENELITIAN
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
- Lokasi dan Waktu penelitian
- Data dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Pengecekan Keabsahan Penelitian
- Tahap Penelitian
Penelitian ini mendeskripsikan aktivitas dalam proses pembelajaran IPS ditinjau dari kepercayaan diri siswa di SMPN 1 Mlarak. Mengidentifikasi permasalahan yang ada pada siswa mengenai aktivasi dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPS ditinjau dari kepercayaan diri siswa. Melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi terkait aktivitas dalam proses pembelajaran IPS ditinjau dari kepercayaan diri siswa.
Aktivitas Siswa Dalam Rangka Penilaian Diri Dalam Proses Pembelajaran IPS Di SMPN 1 Mlarak IPS Di SMPN 1 Mlarak. Aktivitas Siswa Ditinjau Dari Self Efficacy Dalam Proses Pembelajaran IPS Di SMPN 1 Mlarak IPS Di SMPN 1 Mlarak. Aktivitas siswa dalam fungsi kepercayaan diri dalam proses pembelajaran IPS di SMPN 1 Mlarak IPS di SMPN 1 Mlarak.
Aktivitas siswa ditinjau dari efikasi diri dalam proses pembelajaran IPS di SMPN 1 Mlarak dapat dikategorikan tinggi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Latar Penelitian
- Sejarah SMPN 1 Mlarak
- Profil dan Sejarah Sekolah
- Visi, Misi dan Tujuan Lembaga
- Prestasi Siswa
Dan sekolah ini memiliki beberapa kelompok guru baru yang berjuang untuk memenuhi tugas yang diberikan pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan menengah. Para guru yang menyaksikan berdirinya SMPN 1 Mlarak adalah Bapak Koeswandi (KS), Ibu Yuli (Guru) dan Ibu Purwati (Guru). Seiring berjalannya waktu, sejak Juli 1982, bergabunglah beberapa guru honorer yang mengaplikasikan ilmunya di SMPN 1 Mlarak, di antaranya adalah Bpk. Darul Khoiri, Ibu Nanik Dyah Irianingsih, Bpk. Pamudji, Bpk. Sidik, Pak. Sunarno (TU) dan Bpk. Primerdiningsih Rusia (TU).
Sedangkan pada bulan Agustus, SMPN 1 Mlarak mendapat tambahan guru antara lain Ibu Kartatik Wahyuni, Ibu Sudarwati, Bapak Supriyona, Bapak Jaidi, Bapak Purwadi dan Bapak Sahuri. Perjuangan para guru ini tentunya sangat berat, karena selain jauh dari jalan raya, bisa dibilang bangunan sekolah ini juga tidak layak huni. Hingga saat ini SMPN 1 Mlarak telah berkembang dan memberi warna baru bagi dunia pendidikan di pemukiman Mlarak.
Kepala sekolah yang memimpin SMPN 1 Mlarak dari awal hingga sekarang adalah Koeswandi Dr. Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Mlarak Alamat.
Paparan Data
- Keaktifan Siswa Ditinjau dari Self-esteem dalam Proses
- Keaktifan Siswa Ditinjau dari Sefl-efficacy dalam Proses
- Keaktifan Siswa Ditinjau dari Self-confidenc dalam Proses
Selama kegiatan observasi di kelas IX C, peneliti melihat bahwa Ny. Titis S.Pd mempelajari materi BAB III yaitu saling ketergantungan antar ruang dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Selama proses pembelajaran, siswa cenderung kurang aktif sehingga pembelajaran terkesan membosankan.8 Dari hal tersebut peneliti ingin mengetahui aktivitas siswa ditinjau dari self-esteem, self-efficacy dan self-confident. Hasil wawancara menyatakan bahwa Amelia Amanda Hertina kurang menguasai materi yang dijelaskan oleh guru sebelumnya, sehingga ketika ditugasi oleh guru untuk menjelaskan kembali materi perdagangan internasional, dia tidak yakin penjelasannya dapat dipahami oleh siswa lain dan juga tidak memiliki harga diri yang disebabkan oleh rasa malu.
Selama observasi, peneliti juga menemukan bahwa ketika siswa memulai proses pembelajaran IPS, mereka hanya memperhatikan awal pembelajaran. Dari hasil wawancara diketahui bahwa Sendy Hardianto adalah salah satu siswa yang malas mendengarkan ketika guru menjelaskan, dan akhirnya ketika peneliti menanyakan dampak sentra unggulan ekonomi tidak bisa menjawab dan akhirnya peneliti memiliki untuk menjelaskan, lagi materi . Padahal ketika peneliti mengamati secara langsung, guru IPS SMPN 1 Mlarak tidak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi juga menggunakan LCD untuk memutar video terkait materi yang dijelaskan.29 Dan berikut hasil dokumentasi yang peneliti lakukan diperoleh selama observasi.30.
Menurut Harini S.Pd cara untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPS adalah dengan menyepakati di awal pembelajaran.
Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti mengenai keaktifan siswa ditinjau dari harga diri (self-esteem) dalam proses pembelajaran IPS, peneliti dapat menggambarkannya masih rendah. Peneliti dapat menyimpulkan pada kategori rendah karena respon siswa lebih mengarah pada indikasi aktivitas siswa yang rendah. Aktivitas siswa ditinjau dari self-efficacy adalah aktivitas yang dapat dilihat ketika siswa mampu atau tidak mampu memecahkan masalah.
Salah satu contoh pemecahan masalah dalam proses pembelajaran IPS adalah ketika guru memberikan tugas yang berkaitan dengan materi yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi yang diberikan peneliti mengenai aktivitas siswa ditinjau dari self efficacy, peneliti dapat menyimpulkan berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil observasi peneliti dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam hal kepercayaan diri pada proses pembelajaran IPS dapat dikategorikan rendah.
Memang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPS cukup rendah dan segala upaya dan cara telah dilakukan guna meningkatkan keaktifan siswa.
PENUTUP
Simpulan
Aktivitas siswa mengenai citra diri dalam proses pembelajaran IPS di SMPN 1 Mlarak dapat dikategorikan rendah yaitu karena jawaban siswa lebih berorientasi pada indikator aktivitas kategori rendah dan indikator citra diri kategori rendah yaitu, begitu banyak siswa yang tidak bisa memberikan pendapat tentang pembelajaran, banyak siswa yang masih malu untuk bertanya jika tidak memahami materi yang dipelajari, banyak siswa yang kurang aktif dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru, dan siswa tidak optimis, minder , dan mudah putus asa dengan usahanya, siswa tidak berani mencari tantangan baru dan biasanya tidak menginginkan prestasi yang tinggi, siswa kurang memiliki aspirasi dan sedikit usaha untuk mencapai keinginannya, mereka menganggap kejadian atau orang lain yang harus disalahkan. kegagalan mereka, siswa memiliki perasaan tidak berguna, tidak berharga, ketidakpuasan terhadap diri sendiri, dan siswa membatasi diri dalam berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi perdagangan internasional, sehingga siswa cenderung meremehkan diri sendiri karena malu dan frustasi. Peneliti mengkategorikan rendah karena jawaban siswa lebih berorientasi pada indikator keaktifan rendah dan kepercayaan diri rendah, artinya banyak siswa yang tidak tahu bagaimana memberikan pendapat tentang pembelajaran, banyak siswa yang masih malu untuk bertanya jika ada. materi yang dipelajari tidak dipahami, banyak siswa yang kurang aktif dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru, dan siswa ragu-ragu, berpikir pesimis, siswa memandang masalah menurut penilaian individu, siswa tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan tidak rasional.
Hal ini juga dibuktikan dengan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembangunan pusat keunggulan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat yang menyebabkan siswa kehilangan kepercayaan diri, misalnya seperti kepercayaan diri untuk menjawab pertanyaan, berpendapat, atau mengajukan pertanyaan.
Saran
Meningkatkan Rasa Percaya Diri Menggunakan Layanan Konseling Kelompok (Role Play) Pada Siswa Kelompok VIII SMP Negeri 6 Metro Tahun Pelajaran 2015/2016. Meningkatkan keaktifan bahan belajar IPS siswa kelas VIII-I SMP N 1 Karangtengah melalui model pembelajaran gambar dan gambar pada tahun pelajaran. Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal HOTS Model TIMSS dan Kepercayaan Diri Siswa SMA.” Pythagoras: Journal of Mathematics Education.
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Menggunakan Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas VIII-2 SMPN 1 Sei Bingai Tahun Ajaran n.d. Teknik Validasi Data dalam Penelitian Kualitatif Kesehatan Masyarakat.” Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat: Media. Hubungan Antara Harga Diri, Perhatian Guru, dan Dukungan Teman Sebaya Dengan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran.” Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi 5 no.
Analisis aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran flipped classroom melalui aplikasi zoom pada materi suhu dan kalori di SMP Negeri 2 Bontang.”.