• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA (PENAL POLICY) TERHADAP PERBUATAN JUAL BELI DATA PRIBADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "KEBIJAKAN HUKUM PIDANA (PENAL POLICY) TERHADAP PERBUATAN JUAL BELI DATA PRIBADI"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Secara Teoritis
  • Secara Praktis

Kajian Pustaka

  • Tindak Pidana
  • Jual Beli
  • Data Pribadi
  • Urgensi Perlindunga Data Pribadi
  • Penelitian Terdahulu

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Tipe Penelitian
  • Pendekatan Masalah
  • Sumber Bahan Hukum dan/atau Data
  • Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum/Data
  • Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
  • Jadwal dan Lokasi Penelitian

Sistematika Penulisan

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA (PENAL POLICY) TERHADAP

Kebijakan Hukum Pidana (Penal Policy)

Penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan hukum pidana yang berkaitan dengan jual beli data pribadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas dan menganalisis kebijakan hukum pidana mengenai jual beli data pribadi serta membahas dan menganalisis upaya pencegahan terjadinya perbuatan jual beli data pribadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perlindungan data pribadi diatur dalam hukum positif di Indonesia dan peran penegak hukum dalam mencegah tindak pidana yang menggunakan data pribadi di kemudian hari dalam perspektif reformasi peradilan pidana.

Penerapan hukum pidana merupakan upaya untuk mengatasi permasalahan sosial, termasuk dalam bidang kebijakan penegakan hukum yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Secara lebih sempit, kebijakan hukum pidana adalah seperangkat asas dan metode yang menjadi dasar tanggapan terhadap pelanggaran hukum pidana. 33 Firzhal Arzhi Jiwantara dan Ikang Satrya Medyantara, Kebijakan Hukum Pidana Terkait Kejahatan Pornografi yang Melibatkan Korban Anak, (Guepedia, 2020), halaman 28.

Kebijakan peradilan pidana adalah kebijakan atau politik peradilan pidana yang dapat dilihat dari politik hukum dan politik kriminal. Kebijakan peradilan pidana tidak dapat dilepaskan dari tujuan pencegahan kejahatan sehingga kebijakan peradilan pidana merupakan bagian dari politik kriminal. 35 Roni Efendi, Kebijakan Hukum Pidana dalam Pemberantasan Korupsi Tradisi Omerta di Indonesia, (Sleman: Deepublish, 2021), Hal 9.

Dalam kaitan ini penggunaan hukum pidana bertujuan untuk menanggulangi kejahatan demi kesejahteraan dan perlindungan masyarakat. 37 Henny Nuraeny, Kejahatan Perdagangan Manusia: Kebijakan dan Pencegahan Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafa, 2016), Hal 48. Kebijakan hukum pidana dapat diartikan sebagai cara bertindak atau kebijakan negara (pemerintah) untuk memanfaatkan hukum pidana untuk mencapai tujuan tertentu khususnya dalam menanggulangi kejahatan, perlu diakui banyak cara dan upaya yang dapat dilakukan oleh setiap negara (pemerintah) dalam menanggulangi kejahatan.

Kebijakan pencegahan kejahatan yang menggunakan hukum pidana untuk mengatur masyarakat pada dasarnya adalah suatu langkah politik. Kebijakan peradilan pidana yang dilakukan pada tahap perumusan adalah kebijakan merumuskan sesuatu yang berupa peraturan perundang-undangan. Perencanaan atau kebijakan mengenai prosedur atau mekanisme dalam sistem peradilan pidana sehubungan dengan penegakan hukum pidana.

Hukum pidana bertujuan untuk menciptakan larangan atau peraturan yang tidak dapat dilaksanakan atau ditegakkan.

Kebijakan Hukum Pidana (Penal Policy) terhadap Perbuatan Jual Beli

Definisi serupa juga terdapat dalam RUU Perlindungan Data Pribadi, namun RUU Perlindungan Data Pribadi selanjutnya membagi data pribadi menjadi dua jenis. Namun undang-undang tersebut belum mengatur penggunaan dan perlindungan data pribadi sebagai faktor penting di era digital. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Tahun 2015 tentang perlindungan data pribadi dalam sistem elektronik menunjukkan.

Data pribadi mempunyai implikasi sebagai hak asasi manusia yang melekat pada individu sehingga tidak dapat dialihkan atau dialihkan kepada pihak lain. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengindikasikan bahwa jual beli data pribadi merupakan aktivitas ilegal. Tanpa peduli, mereka bisa dengan mudah memasukkan data pribadi seperti nama, nomor ponsel, dan alamat rumah.

Perlindungan data pribadi menyangkut data pribadi seseorang yang dapat diketahui atau diidentifikasi secara langsung atau tidak langsung melalui sistem elektronik. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) sebagai salah satu peraturan hukum internet juga tidak memberikan perlindungan terhadap data pribadi. Di sisi lain, ada individu yang menjual informasi pribadi melalui cara postingan pekerjaan disajikan kepada pengguna.

Pemerintah harus mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi, dimana pengesahan RUU PPD memuat tanggung jawab yang dapat dipikul oleh pemerintah karena RUU PPD akan menjamin perlindungan terhadap pemilik data pribadi. Pemerintah juga dapat menindak pelaku kebocoran data dengan memberikan sanksi pidana sesuai Bab XIII Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi terkait Ketentuan Pidana, khususnya:. Pemerintah juga dapat menindak pelaku kebocoran data dengan memberikan sanksi pidana sesuai Bab XIII RUU Perlindungan Data Pribadi terkait Ketentuan Pidana.

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Tahun 2015 tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik. Urgensi UU Perlindungan Data Pribadi dalam Menjamin Keamanan Data Pribadi Sebagai Pemenuhan Hak Privasi Masyarakat Indonesia.

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PERBUATAN JUAL BELI

Jual Beli Data Pribadi

Jual beli konvensional yang terjadi dalam lalu lintas kehidupan masyarakat sehari-hari adalah jual beli tangan kosong, yaitu jual beli yang berlangsung tanpa adanya campur tangan resmi antara penjual dan pembeli serta tidak perlu dilakukan di muka umum. Bentuk jual beli, apalagi jika bendanya berupa barang bergerak, dapat dilakukan dengan lisan, kecuali terhadap benda-benda tertentu, khususnya terhadap benda-benda tidak bergerak pada umumnya selalu memerlukan bentuk akta jual beli.52 . Pasal 1457 KUH Perdata menunjukkan bahwa jual beli adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak menyanggupi untuk menyerahkan suatu benda dan pihak yang lain membayar harga yang disepakati.

Jual beli adalah pertukaran barang dengan barang atau pertukaran barang dengan uang, melepaskan hak milik satu sama lain berdasarkan kesepakatan bersama. Jual beli adalah suatu kegiatan pertukaran yang mempunyai nilai atau manfaat berdasarkan rasa saling menerima atau keterbukaan.53. Data pribadi juga dianggap sebagai milik hak privasi, yang dimaksudkan sebagai perlindungan alami terhadap data pribadi, serta hak kebendaan yang dapat dialihkan dari pemegang hak kepada pihak lain.

Secara umum, data pribadi dianggap sebagai bagian dari hak asasi manusia dan data pribadi melekat pada setiap individu.54. Aturan tersebut juga tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik (PDSE) yang disahkan pada 7 November 2016. 55 Kominfo, “Jual Beli Personal Data, BRTI : Melanggar Hukum”, diakses melalui https://aptika.kominfo.go.id/2019/05/jual-beli-data-personal-brti-itu-melanggar-Hukum/ pada 1 Maret 2023.

Pada praktiknya terdapat beberapa website yang menjual informasi pribadi khususnya informasi milik nasabah kartu kredit, dimana website tersebut menjual 945.800 informasi pribadi dan website tersebut menghargai satu informasi pribadi sebesar Rp 5.000. Informasi pribadi pada website antara lain nama, nomor ponsel, alamat rumah, jenis perusahaan, nomor kartu kredit, nomor KTP, limit kartu kredit dan jumlah deposit.57. 56 Soraya Novika, “Perlombaan dalam Kasus Jual Beli Data Pribadi, Dijual Dimana?”, tersedia di https://finance.detik.com/berita-Ekonomi-bisnis/d-5263253/marak-case-jual- beli-data-dijual-pribadi-di mana 1 Maret 2023.

Berdasarkan gambar di atas terlihat harga yang ditawarkan untuk jual beli data pribadi cukup berbeda, yaitu Rp 2000 per data berupa nama dan nomor ponsel. 58 Rifa Yusfa Adilah, “Mafia Jual Beli Data Pribadi”, diakses melalui https://www.merdeka.com/khas/mafia-jual-beli-data-personal.html 1 Maret 2023.

Upaya Pencegahan terhadap Perbuatan Jual Beli Data Pribadi

Konsep perlindungan data pribadi merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap hak privasi, dimana pemilik data mempunyai kuasa atau kendali untuk membagikan atau tidak informasi yang dimilikinya. Namun kenyataannya, perlindungan data sebagai hak asasi manusia terhambat oleh modal karena, secara ekonomi, data pribadi memiliki nilai jual yang tinggi yang mampu menggerakkan roda perekonomian global. Kondisi ini berarti bahwa data pribadi harus dilindungi terhadap perolehan, penggunaan, pemrosesan, distribusi, dan pemusnahan data pribadi.

Hal ini mencakup pengumpulan data pribadi secara massal baik online maupun offline melalui media sosial, pencatatan kependudukan, kesehatan, keuangan, dan penegakan hukum. Negara juga harus memiliki prosedur operasi standar untuk setiap lembaga pengumpulan data yang mencakup mekanisme pemulihan setelah terjadi pelanggaran keamanan data pribadi. Akibatnya, mekanisme pendataan dan pengelolaan yang dilakukan oleh swasta dan negara kurang memiliki kepastian hukum dan berpotensi membuka ruang bagi kesewenang-wenangan, sehingga kembali merugikan warga negara karena data pribadinya tidak dapat dilindungi, padahal perlindungan data telah dilakukan. data pribadi berdampak baik bagi perekonomian negara.

Indonesia belum memiliki kebijakan atau pengaturan data pribadi yang komprehensif dalam satu peraturan tertentu, karena konstitusi Indonesia tidak secara tegas mengatur perlindungan data dalam UUD 1945. Penggunaan password yang sedikit rumit untuk akun yang meminta data pribadi seperti akun media sosial, e - akun email dll. -Aplikasi di smartphone dapat melakukan apa saja seperti mengumpulkan informasi pribadi tentang penggunanya jika diizinkan oleh pengguna tersebut.

Kondisi ini membuat oknum yang tidak bertanggung jawab dapat memanfaatkan celah tersebut untuk mencuri informasi pribadi dan kemudian menjual informasi pribadi tersebut. Selain menggunakan Internet, pencuri identitas dapat menggunakan metode SMS untuk menawarkan banyak informasi berguna, seperti penawaran pinjaman online yang mudah. Selain itu, penerapan kebijakan hukum perlindungan data saat ini dinilai belum berjalan dengan baik.69 Sejalan dengan itu, penelitian Kusnadi dan Wijaya juga menunjukkan bahwa Indonesia belum memiliki peraturan perundang-undangan yang dapat menjadi landasan hukum perlindungan data pribadi. 0,70.

Rancangan undang-undang tentang perlindungan data pribadi juga menjelaskan prinsip tanggung jawab, yang harus memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam pemrosesan dan pemantauan data pribadi bertindak secara bertanggung jawab guna menjamin keseimbangan antara hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat, termasuk pemilik. data pribadi. Upaya pencegahan jual beli data pribadi dilakukan dengan membatasi kehadiran online, selektif dalam mempublikasikan data pribadi secara online, memahami peraturan perlindungan data pribadi dan menggunakan sistem aplikasi perlindungan data.

PENUTUP

Kesimpulan

Data pribadi merupakan hak dasar dalam kerangka hak asasi manusia, menjadi dasar hukum pertimbangan RUU PDP dan dituangkan dalam naskah akademik yang mengacu pada pasal hak asasi manusia khususnya pasal 28G ayat (1) UUD 1945. Negara Republik Indonesia sebagai bentuk perlindungan diri. data pribadi dan ada penegasan dalam RUU mengenai larangan jual beli data pribadi. Selain itu, pemerintah juga harus mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi, yang mana dalam pengesahan RUU PDP tersebut di dalamnya terdapat tanggung jawab yang dapat dilakukan.

Saran

Justice Collaborator Perlindungan hukum dalam sistem peradilan pidana di Indonesia: Pemeriksaan kasus kejahatan narkoba. Rumusan ketentuan pidana dalam hukum pidana administrasi: Kajian secara kritis terhadap akibat rumusan ketentuan pidana dalam hukum administrasi bidang lingkungan hidup terhadap pertanggungjawaban pidana perusahaan. Noering Ratu Fathela Fauziah Sejati dan Sabrina Indrawati Putri, Juris Muda: Antologi Ilmu Hukum Jilid III Hukum dan Teknologi.

Kebijakan Perumusan Sistem Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Hukum Non Pidana Khusus di Indonesia. Pertanggungjawaban pidana atas pemindahan paksa jenazah Covid-19 berdasarkan aturan pidana umum dan pidana khusus.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah Implementasi Kebijakan Pajak Reklame di Kota Lubuklinggau belum dapat dikatakan berjalan dengan baik, karena masih terdapat kekurangan pada

Maka jika disandingkan/bandingkan dengan hasil penelitian penulis Implementasi kebijakan program perlindungan di DP3A Kabupaten Malang masih belum terlaksananya

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak selain mengatur hak-hak anak, dalam Pasal 59 mengatur pula tentang anak yang mendapat

Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian jual beli rumah susun komersial yang belum dibangun, bahwa konsumen yang membeli rumah susun komersial

Kebijakan legislative, yang dalam hal ini adalah UU Perbankan Syariah, dalam rangka memberikan perlindungan kepada konsumen (yaitu nasabah bank) dan juga memberikan

Kebijakan Hukum Pidana dalam Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana ( Juvenile Delinquency ) Pada Masa yang..

Secara umum implementasi kebijakan otonomi desa di Desa Pilanjau Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku namun belum berjalan

pembaharuan hukum pidana, disamping memperbaharui perundang undangan, dan juga mencangkup pembaharuan ide dasar dan ilmu hukum pidana.9 Pada hakekatnya, kebijakan hukum pidana penal